08. Kasih Orangtua

..."Satu dunia membenci kamu, Mama sama Papa yang akan ada di sisi kamu, Sayang." — Renata Lunette...

Ting!

Lea menatap sebuah pesan dari nomor asing.

^^^"Bisa saya telfon? \~Luca"^^^

Lea bergegas mengunci pintu kamarnya, kemudian ia kembali duduk dengan gugup, di atas kasur empuknya yang bernuansa pink.

"Iya."

Balasannya singkat, padat dan jelas.

Sesaat kemudian, Luca menghubungi Lea. Gadis itu langsung mengangkatnya, tapi tak berbicara sepatah katapun.

^^^"Maaf."^^^

"Untuk?"

^^^"Saya udah mengambil keputusan sendiri tanpa menanyakan pendapat kamu."^^^

Lea tak merespon ucapan Luca. Padahal, ia penasaran setengah mati, kenapa pria itu berubah pikiran?

^^^"Malam ini, saya ke rumah kamu—"^^^

"Jangan buru-buru. Kan ... kemaren Kakak nolak."

^^^"Iya, saya salah."^^^

^^^"Mau maafin saya?"^^^

"Hm."

^^^"Hm?"^^^

"Iya. Mau. Tapi ...."

"Apa yang bikin Kakak berubah pikiran?"

"Lagian, 'kan yang diperut aku bukan anak Kakak?"

^^^"Mau itu anak aku atau bukan, kedepannya saya yang bertanggungjawab."^^^

"Tapi ... orang yang saya cintai 'kan bukan Kak Luca?"

Cukup lama Luca terdiam. Seperti sedang memikirkan sesuatu di balik sana.

^^^"Kan ... pernikahan ini sebatas kontrak? Kamu sendiri yang tentukan usia pernikahannya."^^^

Lea mengangguk pelan. "Okay."

^^^"Yasudah, sekarang istirahat. Jangan lupa makan dan jangan sedih-sedih lagi. Kasian janinnya."^^^

"Baiklah."

Panggilan pun terputus. Lea merebahkan tubuhnya, kemudian matanya menatap ke langit-langit kamar. Tanpa sadar tangannya mengelus-elus perutnya. Kini ia mulai menerima kehadiran janin itu.

"Masa depan kandas, tapi dapat suami sekaligus anak," kekeh Lea mengejek diri sendiri.

Sementara itu, di balik pintu kamar Lea, Johan dan Renata yang tadinya ingin mengetok pintu kamar, mereka mendadak mengurungkan niatnya. Bahkan, mereka sempat menguping percakapan Lea dan Luca. Namun, ia hanya dapat mendengarkan suara Lea.

"Lagian, 'kan yang diperut aku bukan anak Kakak?"

Saat kalimat tersebut keluar dari mulut sang putri, sekujur tubuh Renata mendadak lemas. Kakinya kehilangan kekuatan untuk berdiri.

"Kita kembali ke kamar," bisik Johan sembari memapah tubuh istrinya ke kamar.

Pria paruh baya, dengan keriput di wajah yang mulai terlihat itu, nampak sekali kekecewaannya yang ia rasakan. Putri semata wayang yang selama ini ia jaga seperti kaca yang tipis, kini sudah pecah. Walaupun kaca itu disatukan lagi, keretakannya masih tertinggal dan membekas.

"Aku gagal sebagai seorang ibu," isak Renata di dalam pelukan suaminya.

Johan tak bisa berkata-kata lagi. Ia hanya menghela nafas berat. Mengingat anaknya yang sudah hamil dengan pria yang tak diketahui, lalu ... ada atasan di kantornya yang mau menikahi Lea? Memangnya, sejak kapan mereka kenal?

"Pa ... tapi, kenapa Luca mau nikah sama Lea?" tanya Renata yang juga memikirkan hal yang sama.

"Memangnya, Papa pernah ngenalin Lea ke dia?"

"Papa pun bingung, Ma. Kayak ... ada sesuatu yang aneh."

"Apa jangan-jangan, Luca mau manfaatin Lea?"

"Sepengetahuan Papa, Luca bukan orang yang seperti itu," sangkal Johan yang percaya pada Luca. "Kalau mau manfaatin, kenapa dia nggak nyari wanita yang lebih pantas untuk dia di luar sana?"

"Menurut Papa, Lea nggak pantas?" bantah Renata tak setuju.

"Maksud Papa, Lea 'kan usianya masih muda banget. Baru juga lulus SMA. Terus sekarang lagi hamil. Kenapa dia nggak nyari yang masih muda tapi udah punya karier dan usianya ga terpaut jauh?"

Renata mengangguk setuju. Ada benarnya omongan suaminya itu. Lalu, apa alasan Luca menikahi anaknya?

...🌸...

Tok! Tok! Tok!

Renata membuka pintu kamar Lea. Ia membawa nampan yang berisikan susu dan roti bakar coklat kesukaan anaknya.

"Lea," sapa Renata dengan wajah sendunya. Tapi ia tetap tersenyum manis ke anaknya itu.

"Sarapan dulu ya," Renata duduk di sisi ranjang Lea. Kemudian ia meletakkan nampan tersebut di atas meja tidur yang ada di samping ranjang.

Lea yang sudah bangun sejak tadi, ia duduk menghadap ibunya. Cukup lama ia terdiam dan membisu, seperti ... ada yang ingin dikatakan. Tapi rasanya berat sekali.

"Ma ... Lea mau cerita."

Renata tersenyum sambil matanya menatap fokus ke arah Lea.

"Tapi ... Mama jangan marah."

Renata yang sudah tak tahan lagi, ia tanpa sadar menebak apa yang ingin dibicarakan Lea. "Luca bukan ayah dari janin kamu?"

Lea terbelalak kaget. Bukan itu yang ingin ia katakan. Tapi ia ingin mengatakan kejadian sebenarnya pada malam saat ia mabuk.

"Mama, tau darimana?"

"Maaf, kamaren Mama dan Papa nguping obrolan kalian. Tapi cuma suara kamu yang kami dengar."

Lea menghela nafas lega. Sepertinya, kedua orangtuanya tak mengetahui tentang pernikahan kontrak. Karena, kalau sampai orangtuanya tau, pasti mereka tidak akan setuju.

"Permisi, Bu." Yati mengetok pintu kamar Lea.

"Pak Luca sudah di ruang tamu dengan Bapak," sambungnya dari balik pintu.

"Oke, Bi. Nanti saya ke bawah," sahut Renata.

"Yaudah, sekarang kamu mandi dulu, terus kita sambut Luca dengan niat baiknya," titah Renata pada anaknya.

"Ma," Lea menahan tangan Renata yang ingin beranjak dari kasurnya. "Aku nggak bakalan dibuang dari keluarga ini, 'kan?"

Lea tertunduk. Perlahan ada tangis yang mulai pecah. Tangis yang tersedu-sedu dengan sangat pilu. "Lea salah, Ma."

"Lea nggak tau semuanya bakalan kayak gini."

"Bahkan Lea nggak tau siapa ayah dari janin Lea."

"Malam itu Lea mabuk."

"Lea ...." Gadis itu tak sanggup lagi melanjutkan ucapannya. Hatinya sangat pilu dengan apa yang menimpanya saat ini.

Melihat anak semata wayangnya sehancur ini, hati ibu mana yang tak akan luluh? Renata kembali duduk di depan Lea, lalu ia memeluk tubuh anaknya yang malang itu.

"Kata siapa kamu bakalan dibuang keluarga?"

"Satu dunia membenci kamu, Mama sama Papa yang akan ada di sisi kamu, Sayang."

Renata ikut terisak. Hancur lebur hatinya. Ia menyesali dirinya yang telah gagal menjadi ibu yang baik, karena terlalu fokus dengan kariernya, sampai-sampai anaknya seperti ini.

...🌸...

...🌸...

...🌸...

...Bersambung .......

Terpopuler

Comments

Susi Akbarini

Susi Akbarini

baik banget luca..

udah terlanjur kena gampar lagi..

❤❤❤❤❤

2025-03-22

2

lihat semua
Episodes
1 01. Masuk Kandang Buaya
2 02. Hamil?
3 03. Dapet Istri + Anak
4 04. Ayah Darurat
5 05. Berusaha Menjadi Istri?
6 06. Izinkan Saya
7 07. Calm Down
8 08. Kasih Orangtua
9 09. Pandangan Pertama
10 10. Poli Obgyn
11 11. Kontrak Perjanjian Pernikahan
12 12. Terbiasalah Menjadi Istri
13 13. Bathtub
14 14. Pamer Kemesraan
15 15. Nikah Beneran?
16 16. Batal!
17 17. Ada Apa Dengan Black Moon?
18 18. Istri, Bukan Pembantu
19 19. Keraguan Hati
20 20. Rasa Penasaran
21 21. Kejadian Malam Itu - Part 1
22 22. Kejadian Malam Itu - Part 2
23 23. Menutupi Rasa Bersalah?
24 24. Pria Itu Saya
25 25. Kenapa Tak Jujur?
26 26. Saya Bersyukur
27 27. Perhatikan Istri Saya
28 28. Bapak Suka?
29 29. Mencoba Suami Orang?
30 30. Ada Sesuatu Yang Disembunyikan
31 31. Menahan Diri
32 32. Hotel Oleander
33 33. Kamu Sudah Berusaha
34 34. Wanita Bekas
35 35. Tak Pernah Mengatakan Cinta
36 36. Ayah Darurat ... Mungkinkah?
37 37. Cepatlah Sembuh
38 38. Kamu Kuat
39 39. Penguntit
40 40. I Love You, Eleanor Lunette
41 41. Tak Bisa Diselamatkan
42 42. Semua Karena Lo Berdua
43 43. Dalang Dari Semua Ini
44 44. Andai Gerak Lebih Cepat
45 45. Prediksi Kinan
46 46. Kerjasama
47 47. Gerry Mulai Beraksi
48 48. Mencuri Hati
49 49. Istri Sahabat Sendiri
50 50. Bertepuk Sebelah Tangan
51 51. Izinkan Aku
52 52. Dasar Gila!
53 53. Sering-Sering
54 54. Sepenuh Hati
55 55. Terima Kasih
56 56. Maaf Aku Terlambat
57 57. Terima Kasih, Lea
58 58. Semua Sudah Selesai
Episodes

Updated 58 Episodes

1
01. Masuk Kandang Buaya
2
02. Hamil?
3
03. Dapet Istri + Anak
4
04. Ayah Darurat
5
05. Berusaha Menjadi Istri?
6
06. Izinkan Saya
7
07. Calm Down
8
08. Kasih Orangtua
9
09. Pandangan Pertama
10
10. Poli Obgyn
11
11. Kontrak Perjanjian Pernikahan
12
12. Terbiasalah Menjadi Istri
13
13. Bathtub
14
14. Pamer Kemesraan
15
15. Nikah Beneran?
16
16. Batal!
17
17. Ada Apa Dengan Black Moon?
18
18. Istri, Bukan Pembantu
19
19. Keraguan Hati
20
20. Rasa Penasaran
21
21. Kejadian Malam Itu - Part 1
22
22. Kejadian Malam Itu - Part 2
23
23. Menutupi Rasa Bersalah?
24
24. Pria Itu Saya
25
25. Kenapa Tak Jujur?
26
26. Saya Bersyukur
27
27. Perhatikan Istri Saya
28
28. Bapak Suka?
29
29. Mencoba Suami Orang?
30
30. Ada Sesuatu Yang Disembunyikan
31
31. Menahan Diri
32
32. Hotel Oleander
33
33. Kamu Sudah Berusaha
34
34. Wanita Bekas
35
35. Tak Pernah Mengatakan Cinta
36
36. Ayah Darurat ... Mungkinkah?
37
37. Cepatlah Sembuh
38
38. Kamu Kuat
39
39. Penguntit
40
40. I Love You, Eleanor Lunette
41
41. Tak Bisa Diselamatkan
42
42. Semua Karena Lo Berdua
43
43. Dalang Dari Semua Ini
44
44. Andai Gerak Lebih Cepat
45
45. Prediksi Kinan
46
46. Kerjasama
47
47. Gerry Mulai Beraksi
48
48. Mencuri Hati
49
49. Istri Sahabat Sendiri
50
50. Bertepuk Sebelah Tangan
51
51. Izinkan Aku
52
52. Dasar Gila!
53
53. Sering-Sering
54
54. Sepenuh Hati
55
55. Terima Kasih
56
56. Maaf Aku Terlambat
57
57. Terima Kasih, Lea
58
58. Semua Sudah Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!