Irama SMA
"hey hey" dua polisi turun dari mobil patroli dan berlari menuju segerombolan siswa berseragam putih abu-abu yang sedang adu pukul.
"Polisi woy polisi" seru satu orang laki-laki dengan celana yang sedikit basah di area pangkal pahanya.
Semua siswa-siswa itu berlari berhamburan menuju gang-gang disekitar tempat kejadian. Satu orang dengan wajah babak belur berlari ke arah jalan utama yang jelas sangat ramai dengan mobil di pagi hari seperti itu.
Suara klakson terdengar dari semua pengendara motor dan mobil ada yang berteriak "woy Lo cari mati?" Ada yang berteriak "woy Lo udah bosen hidup?". "Lo anak sekolah atau bukan?" Tapi siswa itu tidak menghiraukannya dia terus saja berlari karna satu polisi juga terus ikut berlari dibelakang siswa itu.
"Ini ada apa si Pak?" Tanya Seorang wanita berseragam putih abu-abu yang sedang duduk di dalam taxi.
"Ada kejar-kejaran polisi sama siswa Mbak. emang yah, itu siswa gak tau waktu tawuran sepagi ini. gak bisa apa agak siangan dikit" omel supir taxi itu, membuat wanita itu diam kemudian menyunggingkan senyum tipisnya.
Sementara itu laki-laki yang terus berlari kini mulai berjalan jongkok di sekitar trotoar kemudian membuka pintu taxi yang sedang berhenti karna macet dan masuk.
"Heh kamu siapa?" Tanya penumpang taxi itu dan itu wanita yang tadi sempat menanyakan mengapa macet.
"Aduh udah geser dulu geser" lanjutnya dan dengan sedikit kebingungan wanita itu menggeser duduknya. Laki-laki itu berseragam putih abu-abu dengan kerah baju yang tak dilipat, ujung lengan bajunya dilipat, rambut acak-acakan dan beberapa luka memar di wajahnya.
"Ah sial. kenapa keras banget mukulnya" gerutunya sambil memegang ujung bibirnya yang sedikit berdarah "Pak ada tisu gak?" Tanyanya ke supir taxi.
"Gak ada Mas" jawab supir taxi itu. Wanita yang ada disampingnya tersadar dan mengambil sapu tangan yang ada di tasnya dan menyodorkannya ke laki-laki itu. Bukan mengambil saputangannya laki-laki itu malah mengambil tangan wanita itu untuk menempelkan saputangan itu langsung. kedua tangannya sendiri malah dijadikan bantalan kepalanya untuk bersandar. Wanita itu hanya diam sedikit kebingungan tapi tetap menempelkan saputangan dengan tangannya sendiri di ujung bibir laki-laki itu.
"Makanya gak usah tawuran segala Mas" omel supir taxi.
"Kata siapa saya tawuran?" Tanyanya dengan mata yang masih terpejam.
"Kata saya."
"Kenapa emang gak boleh tawuran?"
"Bikin macet jalan. Mana mas nya gak tau waktu lagi tawurannya. Padahal siang aja kalau mau tawuran, jangan pagi-pagi begini" lanjut si supir taxi.
"Harusnya bapak jangan berangkat pagi. siang aja, kalau pagi kan saya tawuran"
"Mana bisa kan saya lagi kerja. Harusnya Mas yang tawurannya siang"
"Ih bapak ngalah aja kenapa si" gerutu laki-laki itu dengan serius dan membuka matanya lalu duduk dengan tegap dan supir taxi itu diam dengan kesal.
Wanita yang sejak tadi duduk disampingnya hanya diam dan sempat tersenyum saat mendengar perdebatan supir taxi dan laki-laki yang ada disebelahnya, sekarang wanita itu tersadar tangannya masih memegangi sapu tangan itu
"Eh" ucapnya kikuk lalu melepaskan tangannya sampai saputangan nya terjatuh
"Ko dilepasin si? nolong orang dapet pahala tau" omel laki-laki itu. Wanita itu diam memalingkan wajahnya.
"Eh, kamu anak SMA juga? Anak mana?" Tanyanya. Tapi wanita itu tetap diam.
"Tenang aja saya gak bakalan nyerang sekolah kamu ko" terangnya. Dan wanita itu tetap diam seakan tak peduli.
"Jangan buang muka sembarangan, buang muka tuh pada tempatnya. Kalau mau buang muka nanti aja diluar disini gak ada tempatnya" lanjutnya dan wanita itu masih diam tapi tersenyum tipis mendengar apa yang dikatakan laki-laki yang sedang duduk disebelahnya.
"Liat sini dong gak sopan tau di ajak ngomong buang muka." Lanjutnya dan wanita itu dengan sedikit jengkel menarik nafasnya lalu menghembuskan nya dengan gusar dan mengalihkan pandangannya ke arah laki-laki yang berada di sebelahnya sebentar dan pandangannya lurus ke depan.
"Kamu cantik yah, kalau besok saya ketemu lagi sama kamu, pasti saya bakalan jatuh cinta" terangnya dan wanita itu hanya diam sedikit bingung. "Pak di depan belok kiri" lanjutnya.
Taxi terus melaju sampai akhirnya berhenti disebuah gerbang sekolah.
"Saya duluan yah. sorry ongkosnya gak patungan, Saya lupa bawa uang. ketemu lunas pokonya yah. Kamu cantik serius deh saya" ucapnya sembari mengacungkan kedua jarinya lalu turun.
"Euuh dasar berandalan" omel si supir taxi dan wanita itu hanya tersenyum saja.
"ini Pak" katanya menyerahkan uang 30 ribu sebagai ongkosnya setelah melihat argonya. lalu keluar dari taxi.
Taxi berlalu, laki-laki itu membalikan tubuhnya dan melihat wanita yang ada di sampingnya tadi berdiri di belakangnya.
"Lah ko kamu turun? Kamu ngikutin saya? Atau mau saya jatuh cinta? Aduh, saya bilang saya bakalan jatuh cinta kalau kita ketemu lagi besok, bukan dihari yang sama. Atau mau nagih uang patungan ongkos?" Tanya nya banyak.
"Emangnya cuma kamu yang sekolah disini. Aku juga disini." Jawab wanita itu.
"Hah? Kamu sekolah disini? Anak baru yah? Waw bagus lah. Saya di kelas XI MIA 1 kalau satu kelas sama saya, saya jagain sampai lulus di jamin aman." Lanjutnya dan wanita itu hanya diam lalu pergi dengan sedikit bingung tapi merespon laki-laki itu dengan senyuman manis.
"Gue bilang juga apa dia emang cantik" laki-laki itu berbicara sendiri dengan menatap punggung wanita berambut sebahu yang berjalan meninggalkannya.
Anak IPA se bandel itu? Anak IPS nya kaya gimana? Ah, Bunda gak salah apa masukin aku kesekolah ini. Batin Wanita itu.
Laki-laki itu berjalan masuk kedalam sekolah.
"Woy" dua laki-laki yang berseragam sama melambaikan tangannya lalu berjalan cepat menghampirinya.
"Gue kira Lo berdua mati"
"Sialan Lo, kita gini juga gara-gara bantuin Lo"
"Altar ya ampun kamu kemana aja si? Lah ini kenapa? Kamu berantem lagi? Sama siapa lagi sekarang? Tapi kamu gakpp kan?" Tanya seorang wanita dengan rambut ombrenya. Ya, laki-laki itu bernama Altar Nikolas.
"Apaan si Net, Gue baik-baik aja" jawab Altar. Wanita itu bernama Neta. "Kelvin, Mario ayo cabut" lanjut Altar mengajak kedua sahabatnya yang bernama Kelvin Alvar dan Mario Renaldi untuk segera pergi.
"Si Altar emang baik-baik aja ko" Kelvin menepuk bahu Neta dan mengedipkan matanya lalu pergi menyusul Mario dan Altar yang sudah berjalan menuju kelas.
Ketiganya memasuki ruangan kelas XI MIA 1 dan duduk namun lain halnya dengan Mario yang membuka celananya dan menggantungkannya di sebuah paku dipinggir jendela dikelasnya. Lalu berjalan duduk dengan hanya mengenakan Kolor bermotif bunga-bunga membuat isi kelas ricuh dengan gelak tawa.
"Celana Lo ko basah di bagian situ? Lo kencing di celana?" Tanya seorang wanita bernama Zidny Yuanita.
"Ketumpahan jus jeruk" jawab Mario.
"Masa?" Sambung Altar "Paling Lo Abis ngasih jatah Adek Lo." Lanjutnya dan Semuanya tertawa dan sebagian anak perempuan tersenyum jijik.
"Mandi wajib sana" kata Kelvin tapi Mario hanya acuh.
"Berisik. Mario mending Lo ambil tu celana, bau pesing tau. Lo pasti ngompol. gue yakin kata Zidny
"Lo gak percaya banget si Zidny. Emang gue bayi, ngompol. Gue bilang itu ketumpahan jus jeruk." elak Mario lagi
"Selamat pagi" sapa seorang laki-laki paruh baya. Itu Pak Rohman guru sekaligus kesiswaan dan TTM Altar yang sering Altar beliin rokok. TTM (teman tapi musuh)
"Pagiiiiii" jawab semuanya
"Berhubung wali kelas kalian hari ini tidak hadir maka saya kesini untuk menggantikan tugas wali kelas kalian." Lanjut pak Rohman "itu celana siapa?" Tanyanya tiba-tiba
🍃🍃🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
ferisa baroatin
awalnya aj udh bikin ngakak trs😂😂
2021-05-07
0
who.am.i???
baca2 ginian jadi kangen masa sma👍
2020-11-18
0