"Berhubung wali kelas kalian hari ini tidak hadir maka saya kesini untuk menggantikan tugas wali kelas kalian." Lanjut pak Rohman. Kemudian matanya beralih ke arah jendela "itu celana siapa?" Tanyanya tiba-tiba.
"Saya Pak." Mario mengacungkan tangannya.
"Kenapa digantung disana? Tidak sopan. Ini lagi, kenapa bau pesing?"
"Mario kencing di celana Pak, celananya digantung alhasil jadi gini" jawab Zidny dan semuanya tertawa.
"Bener itu Mario?"
"Ketumpahan jus jeruk doang Pak. Si Zidny Fitnah saya" Jawab Mario sambil berjalan kemudian memakai celananya didepan Pak Rohman lalu melepasnya kembali setelah dia duduk dan celana nya disimpan di sandaran kursi yang didudukinya sendiri.
"Ngakunya Anak MIA perilaku seperti Anak IIS" omel Pak Rohman.
"Pak, saya anak ibu saya bukan anak si Mia" celetuk Altar dimejanya. Yang di maksud pak Rohman anak MIA adalah siswa jurusan IPA sedangkan Altar menanggapinya dengan Anak orang yang bernama Mia.
Kebetulan Mia adalah salah satu nama siswi dikelasnya yang pemalu. Semuanya tertawa mendengar jawaban Altar sedangkan pak Rohman terlihat marah tapi menahannya karna tujuannya bukan untuk marah.
"Altar jam istirahat saya tunggu kamu di ruangan saya" jawab Pak Rohman
"Siap" Altar berdiri dan memberi hormat seperti kepada bendera. Semuanya cekikikan dan menganggap itu hal yang biasa.
"Ajak ngerokok lagi aja Tar" bisik Kelvin.
"Pasti" jawab Altar pelan.
"Baik disini saya akan memperkenalkan siswa baru, Laisa silahkan masuk" lanjut Pak Rohman.
Satu wanita cantik dengan rambut sebahu masuk dengan senyumannya.
"Lumayan bening nih, cuma sedikit rata aja si" komentar Kelvin disamping Altar yang hanya tersenyum mendengar ocehan Kelvin.
"Hai semua, perkenalkan nama saya Laisa Ayuningtyas. saya pindahan dari salah satu SMA di Bandung. Semoga kalian bisa nerima saya dan saya bisa berteman baik dengan kalian" kata wanita yang bernama Laisa itu.
"Hai Laisaaa" sapa semua anak laki-laki yang berjumlah 11 orang yang ada dikelas itu, kecuali Altar dia tidak menyapanya dia fokus pada gambar abstrak yang sedang di gambarnya dengan serius.
"Oke cukup Lais?" Tanya Pak Rohman dan Laisa mengangguk
"Pak boleh nanya?" Tanya Kelvin.
"Silahkan" jawab Pak Rohman
"Laisa status kamu apa?" Tanya Kelvin dengan berani dan mendapat sorakan dari yang lain serta jitakan pelan dari Zidny yang memang duduk didepan mejanya Kelvin dan Altar.
"Status saya pelajar sama kaya kamu" jawab Laisa.
"****** dia cerdas gak **** kayak Lo" ucap Altar disela-sela menggambarnya lalu memutuskan untuk melihat siapa wanita yang sedang di goda Kelvin dan seketika Altar mengerutkan dahinya lalu tersenyum.
"Kata siapa status saya itu? Status saya single tau Lais" lanjut Kelvin dan sorak kembali terdengar ramai.
"Sudah cukup" kata Pak Rohman "Lais silahkan du...."
"Hai Laisaaaa" sapa Altar dengan melambaikan tangannya yang memegang saputangan. Membuat Lais membelakan matanya sadar bahwa itu saputangan miliknya.
"Huuuuhhh telat" sorak Kelvin dan Mario, sedangkan yang lain hanya menggelengkan kepalanya tapi Altar tidak peduli.
"Laisa saya minta maaf yah" ucap Altar tiba-tiba
"Hah?" Laisa tidak mengerti
"Laisa Saya minta maaf gak bisa jatuh cinta sama kamu besok, karna besok saya harus latihan futsal dulu paling lusa, semoga kamu bisa ngerti" Jawab Altar dengan tenang membuat pak Rohman membelakan matanya kesal dan seisi kelas ramai menyoraki Altar beberapa orang ada yang melemparinya dengan kertas yang diremas, balpoin, Tip-x dan Zidny menjitak kepala Altar. Tapi Altar tidak peduli dia hanya tersenyum menatap Laisa yang kebingungan juga pipi yang memerah menatap balik Altar dan tujuh detik kemudian Altar mengedipkan ujung sebelah matanya ke arah Laisa membuat Laisa langsung memalingkan wajahnya.
"Cukup. Laisa silahkan duduk" potong Pak Rohman sudah frustasi. Laisa mengangguk.
"Vin Vin sana pindah duduk sama Mario sana-sana" usir Altar
"Ah gak mau gue"
"Vin buruan Lo gue gampar nih"
"Sialan Lo" omel Kelvin lalu beranjak duduk dengan Mario yang duduk sendiri karna kelasnya berjumlah siswa ganjil.
"Laisa duduk disini" ajak Altar dan dengan terpaksa Laisa duduk di samping Altar sekarang.
"Makasih" jawab Laisa
"Jangan takut saya gak bakalan nerkam kamu ko" jawab Altar.
"Baik terimakasih anak-anak. Altar jangan lupa jam istirahat" lanjut pak Rohman sebelum meninggalkan kelas dan Altar memberi hormat kepada pak Rohman sebagai jawaban iya.
"Hai" sapa Zidny membalikan badannya menghadap Laisa "kenalin nama gue Zidny Yuanita" lanjut Zidny
"Laisa" jawab Laisa
"Gue Sinta" ucap wanita yang duduk di sebelah Zidny.
"Laisa" jawab Laisa.
"Semoga kita bisa berteman baik" lanjut Zidny dan Laisa tersenyum. Altar yang ada di sebelahnya hanya diam dengan pandangan yang tidak lepas dari wajah Laisa.
"Kenapa?" Tanya Laisa. sedikit risih.
"Apa?" Tanya Altar balik.
"Kamu liatin saya terus kenapa?" Tanya Laisa.
"Abisnya kamu cantik" jawab Altar "Oh iya nama saya Altar Nikolas. Walaupun nama saya Altar saya Islam ko, bukan Kristen Budha Hindu atau yang lainnya" lanjut Altar dengan pandangan yang tak lepas dari wajah Laisa.
Kata Altar sendiri adalah tempat untuk menyimpan makanan-makanan atau hal-hal untuk persembahan, pemujaan dalam acara-acara sakral yang ada di tempat-tempat suci umat Hindu Budha dan Kristen itu sebabnya Altar mengatakan walaupun namanya Altar dia beragama Islam.
"Oh iya" jawab Laisa.
"Kamu tipe orang pendiem?" Tanya Altar.
"Menurut kamu?" Tanya Laisa.
"Bukan" jawab Altar dan Laisa hanya tersenyum "kamu cantik, sayang aku baru akan jatuh cinta Lusa." Lanjut Altar.
"Aku wanita" jawab Laisa.
"Masa wanita ganteng. Maksudnya itu?" Tanya Altar dan Laisa mengangguk "beda dong"
"Apa?" Tanya Laisa.
"Cantiknya kamu beda. Kaya Le mineral" kata Altar.
"Ko?"
"Iya cantiknya kamu beda kaya Le mineral. Cantiknya kamu kaya ada manis-manisnya gitu" jawab Altar membuat Ekspresi Laisa berubah seperti ingin tertawa sekaligus bingung.
"Cunguk ya ampun, receh banget Lo" Satu buku mendarat dikepala Altar di tempelkan Zidny dengan sedikit tenaga.
"Apaan si Lo. Dari tadi Lo nguping yah? Dasar cicak"
"Sialan Lo. Tanpa gue nguping gue denger. Gue punya telinga" kata Zidny sambil memegangi telinganya.
"Oh itu telinga? Gue kira kulit yang tiba-tiba tumbuh disitu" kata Altar membuat Zidny kembali menempelkan bukunya dikepala Altar dengan tenaga yang lebih kuat dan membalikan badannya.
"Haha becanda Zid" kata Altar sambil mencabut sehelai rambut Zidny dari belakang.
"Aw" pekik Zidny "sakit Altar" teriaknya dan Altar hanya tertawa sedangkan Laisa hanya tersenyum disamping Altar melihat Zidny yang beberapa kali memukul Altar dan Altar hanya tertawa.
Jam pelajaran pertama tidak ada guru tapi pelajaran kedua ada dan Laisa melihat kejadian-kejadian aneh yang terjadi dikelas barunya. Mulai dari tingkah Altar dan beberapa teman sekelas lainnya yang membuat Laisa sedikit kebingungan, sedikit risih, sedikit lucu, sedikit tidak nyaman, sedikit nyaman dan sedikit seru.
🍃🍃🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
who.am.i???
seru lah ituu.. kelas mia nya bisa rame gg cuma saingan belajar biar dpt nilai baik ajah😄
2020-11-18
1