Bab 13

Satu bulan sudah radit mengumpulkan kayu dari hutan yang akan ia gunakan sebagai bahan gubuk. Akhir nya dengan bantuan teman satu pekerjaan di ladang tempatnya bekerja kini radit dapat membuat gubuk tempat ia dan ibunya nanti bernaung.

"ma..besok kita bersihkan rumah arkan ini, lalu kita pindah di gubuk kita sendiri ya" ujar radit kepada mamanya disatu malam.

"tapi nak apa nggak terlalu cepat, rasanya mama belum bisa tinggal digubuk itu" jawab nyonya drajat dengan mata berkaca-kaca.

Radit menghela nafasnya "ya kan siapa tau arkan dan istrinya tiba-tiba kembali bukankah seharusnya melia sudah melahirkan?" radit terdiam ada rasa yang masih belum bisa ia terima, saat harus melihat melia bersama dengan arkan.

"oh iya harusnya melia sudah melahirkan kok mama nggak dikasih kabar ya?" nyonya drajat terlihat sedih ia merasa seolah sudah tak di anggap oleh anak dan menantunya karna kesalahan dimasa lalu.

"ya sudah mama istirahat saja dulu, besok radit bantu mama bersihkan rumah ini" ujar radit yang kemudian berjalan tertatih-tatih menggunakan tongkatnya.

Nyonya drajat tak dapat tidur meskipun dia memaksa memejamkan matanya bayangan bahagia menimang cucu terus bermain didalam otaknya.

"hmm...kapan mereka kembali, apakah saat kembali nanti melia akan mengijinkan aku untuk menyentuh baby nya mengingat begitu kejam aku dimasa lalu terhadapnya" lirih nyonya drajat dengan air mata yang membasahi pipi yang mulai keriput.

Radit terbangun pukul 04:15. Ia akan segera memulai membersihkan rumah arkan sebelum berangkat kerja.

"mama..." panggil radit ia melihat dikamar tempat mamanya tidur, disana terlihat mamanya meringkuk dengan mata yang sembab dan air mata yang mengering.

"kasihan sekali mama...semoga saja mama benar-benar menyesali apa yang pernah ia perbuat" lirih radit, ia segera membersihkan sedikit demi sedikit sesuai kemampuannya karna keterbatasan gerakannya.

"loh radit..kamu sudah bangun dan bersih-bersih...maaf ya mama ketiduran mama lelah..." "lelah menangis?" potong radit sambil tersenyum.

"nggak papa kok ma...radit juga cuma bisa bantu sedikit dan radit tadi sempat masak tapi seadanya, sebentar lagi radit berangkat kerja jadi mama nggak perlu repot-repot masak cukup bersihin yang belum sempat radit bersihkan"

"makasih ya nak" radit mengangguk.

Tin tin...bunyi klakson motor di depan rumah menghentikan percakapan ibu dan anak itu "ah itu temanku sudah datang ma, radit berangkat dulu".

"loh emang kamu sudah sarapan?"

"belum nanti saja di ladang ma, ini radit bawa rantang makanan" ujar radit sembari menenteng rantang yang akan ia bawa ke ladang.

"baik lah hati-hati" nyonya drajat memandang kepergian putra malangnya didepan pintu ia merasa sedih dengan nasib putranya itu.

"maafkan mama radit tanpa sadar mama sudah menghancurkan masa depanmu"

Siang hari nyonya drajat menjemur semua pakaian yang telah ia cuci rasa lelah dan panas terik matahari membuat matanya berkunang-kunang.

"eh ibu...itu si melia kapan pulang kok udah berbulan-bulan nggak pulang-pulang, apa rumahnya dijual sama ibu?"

Sapa tetangga yang kebetulan lewat. "bu...memangnya ibu nggak tau siapa saya?" tanya nyonya drajat.

Tetangga melia menggeleng "ya mana saya tau kan saya juga baru melihat ibu bebetapa bulan dirumah melia" ujarnya cuek.

"saya itu mertuanya melia mamanya arkan, jadi kenapa rumah melia harus dijual ke saya, suka-suka saya mau tinggal disini atau enggak, ngapain saya harus beli" ujar nyonya drajat mulai meninggikan suaranya.

"eh bu saya kan cuma tanya kenapa ibu nyolot gitu ya" tetangga melia mulai geram dengan jawaban mamanya arkan.

"siapa suruh nanya-nanya yang nggak masuk akal"

"lah jawaban ibu yang nggak masuk akal, pantas melia pindah mungkin nggak betah tinggal sama mertua yang kurang w*ras" ujar tetangga melia sambil melenggang pergi.

"kamu yang nggak w*ras kenal enggak ngata-ngatain orang" teriak nyonya drajat yang tak terima dikatakan kurang w*ras.

Usai lelah menjemur pakaian dan harus berdebat dengan tetangga melia nyonya drajat merasa haus. Diambilnya segelas air putih diminumnya hingga tandas.

"aaah...lega rasanya tenggorokanku terasa basah, tu orang memang harus dikasih pelajaran mulutnya". Tiba-tiba.

Tok tok tok. "Assalamu'alaikum.."

"huh siapa lagi sih bikin orang capek aja" ujar nya nyonya drajat yang masih merasa kesal.

"wa'alaikum salam" setelah pintu dibuka ia terkejut sekaligus bahagia.

"arkan..." nyonya drajat menghambur kepelukan putranya. Lalu ia celingukan.

"mencari siapa ma?" tanya arkan

"dimana melia ar...bukankah seharusnya dia sudah melahirkan?" ujar nyonya drajat yang mencari keberadaan menantunya.

"melia masih dirumah ibunya, baby nya baru berusia 2 bulan kasihan kalo dibawa kemari, arkan kemari mau tau keadaan mama dan ka radit" ujar arkan yang membuat mamanya bahagia merasa masih diperhatikan oleh putranya.

"oh iya ma itu disebelah ada gubuk milik siapa?" tanya arkan.

"oh itu..itu...milik radit, nggak papa kan kalo kakakmu numpang tanah sementara?"dengan sedikit gugup mamanya menjawab takut kalo arkan akan marah.

"kak radit bikin gubuk?" tanya arkan lagi merasa tak percaya dengan tanggung jawab kakaknya dalam kondisinya sendiri yang kesusahan berjalan.

"iya nak. Kamu nggak marah kan? Kalo kakakmu pinjam tanah sementara" dengan ragu nyonya drajat bertanya.

"tentu saja nggak marah arkan malah seneng, karna setidaknya mama dan kak radit punya tempat bernaung. Walau hanya gubuk" ucap arkan dengan senyum mengembang.

Arkan istirahat dikamarnya yang sudah dibersihkan oleh radit. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang mengenakan tongkat. Arkan segera keluar kamar.

"arkan apa kabar. apa kamu sudah akan tinggal disini" tanya radit.

"belum kak aku cuma mau tengok keadaan mama dan terima kasih banyak kak radit sudah menjaga rumah kami dengan baik begitu juga dengan mama"

radit menunduk ia bingung bagaimana nanti jika adiknya bertanya perihal gubuk disebelah rumahnya, namun tiba-tiba terdengar suara gaduh diluar rumah arkan dan radit keluar rumah untuk melihat ada apa.

Betapa terkejutnya mereka saat melihat siapa yang sedang ribut diluar. Ternyata nyonya drajat dan tetangga melia yang sempat ribut dengannya tadi pagi kembali mencari ribut.

"aduh lepasin..lepasin.." ujar tetangga melia yang merasa kesakitan karna rambutnya yang dijambak oleh nyonya drajat.

"kali ini nggak akan aku lepaskan kamu, akan aku lepas rambutmu dari batok kepalamu" ujar nyonya drajat dengan begitu erat ia mencengkeram rambut lawannya.

"mama hentikan, ada apa ini" arkan menarik tangan mamanya berusaha melepaskan cengkeraman dirambut lawannya.

"lepasin mama arkan..dia memang pantas dijambak" cengkeraman tangannya semakin kuat bahkan arkan kewalahan.

"aaaaa....sakit lepas..lepasin...aku laporin ke pak RT kamu biar diusir dari kampung sini" ancam tetangga melia.

Tak lama banyak warga berdatangan begitu juga RT setempat yang mendapat laporan dari salah satu warga.

"ibu ibu...ada apa ini, hentikan saya ketua RT disini" ucap pak RT dengan sedikit berteriak agar keduanya mendengarnya.

Perlahan nyonya drajat melepaskan cengkeramannya.

Tetangga melia yang dikenal suka cari masalah itu meringis kesakitan kulit kepalanya terasa perih seolah rambutnya akan jebol.

"sebenarnya ada apa ini, kalian ini kan sudah berumur apa nggak malu melakukan hal seperti tadi, harusnya kalian menjadi contoh yang baik bagi yang lebih muda" kata pak RT mencoba menasehati.

Saat tersadar pak RT mengamati nyonya drajat. "ibu baru tinggal disini? Kok saya nggak pernah lihat" kata pak RT lagi.

"i ini mama saya pak. Jadi beliau sekarang tinggal disini" kata arkan. "dan yang itu kakak saya" sambung arkan. Radit yang ditunjuk pun mengangguk.

"harusnya kamu lapor 1x24 jam jadi kita bisa saling kenal" arkan mengangguk "iya pak RT saya minta maaf karna saya lupa" jawab arkan.

"dan buat bu rika ayo saling minta maaf dan berjanji untuk tidak mengulangi lagi"

Dengan wajah cemberut bu rika meminta maaf.

"saya minta maaf bu karna sudah ngatain ibu kurang w*ras" ujar bu rika dengan mengulurkan tangannya.

Nyonya drajat membuang mukanya.

"jadi...dimaafkan nggak nih bu." ujar pak RT yang membuat nyonya drajat cengengesan.

"iya saya maafkan".

"alhamdulillah.." ucap yang ada ditempat serempak.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!