Hampir sebulan, Rifky belum juga mengambil langkah apapun untuk pernikahannya dengan Alea, sehingga Alea di buat geram di setiap harinya, karena ketidak pastian dari Rifky.
"Sayang, kapan kita menikah? Nanti perutku semakin besar." Kata Alea di waktu senggang Rifky yang sedang menikmati teh hangatnya di depan taman.
"Bisakah kau bersabar? Aku benci situasi ini, di paksa menikah dengan orang yang tidak aku cintai."
*Deghhh
A-apa katanya? Tidak aku cintai?
Hati Alea sedikit sesak, teringat dulu saat mereka masih menjalin hubungan, betapa bucinnya Rifky pada Alea, sehingga apapun yang Alea minta pasti Rifky kabulkan.
*Brugh
Alea jatuh pingsan tepat di depan Rifky.
Situasi rumah saat itu sedang sepi, karena Hana dan Anggita pergi ke acaranya masing-masing, para pelayan di sekitar Rifky pun tidak nampak, tidak ada pilihan lain Rifky yang harus mengangkat tubuh Alea dan membawanya ke dalam mobil umtuk pergi ke rumah sakit.
"CK ... Merepotkan." Rifky langsung mengemudikan mobilnya, karena kebetulan jarak rumah sakit dengan perumahan tempat Rifky tinggal jaraknya cukup dekat.
Sampai di rumah sakit, Rifky langsung menyerahkan Alea pada tim kesehatan yang berjaga tanpa memberikan bantuan apapun, dia hanya memantau berjalan dari belakang dengan santai.
Setelah serangkaian pemeriksaan selesai, Rifky masuk ke dalam IGD tempat Alea berbaring.
"Sayang." Ucap Alea lirih.
"Apa diagnosanya?" Tanya Rifky pada dokter tanpa memperdulikan panggilan dari Alea.
"Hasil lab menunjukan kadar hemoglobin pasien rendah." Ucap dokter, sambil mengalungkan stetoskop ke lehernya.
"Kehamilannya? Apakah itu berpengaruh?"
Jantung Alea berdegup sangat cepat, tidak terfikir sama sekali bahwa Rifky akan menanyakan hal ini pada dokter.
Hancur aku, hancurrr!!!!!!!
"Kehamilan?" Ucap dokter sambil membaca ulang hasil lab.
Rifky langsung menatap tajam Alea,
"Sayang aku bisa jelasin semuanya." Alea langsung mempunyai kekuatan mendadak untuk bangun dan mendekat pada Rifky, tapi dengan cepat sebelah tangannya terulur ke samping, menyuruh Alea agar tidak mendekat.
"Bagaimana dok?"
"Tidak ada tanda kehamilan disini pak, mohon maaf."
"Baik kalau begitu dok, terimakasih."
"Sama-sama pak, oh ya ... pasien sudah di perbolehkan pulang, obatnya sudah saya resepkan, silahkan ke bagian apoteker." Dokter menyerahkan resep pada Rifky lalu meninggalkan bilik pemeriksaan.
"Pembohong kau Alea! kau gunakan cara licik ini agar bisa kembali bersamaku, jikalau pun kau benar hamil, aku tidak akan pernah mencintaimu lagi." Ucap Rifky dengan tawa meremehkan.
"Sayang, dengerin aku sebentar, aku sayang dan cinta banget sama kamu, apa aku salah berjuang sejauh ini agar kita bisa kembali bersama?"
"Masih berani bertanya hm?"
"Rifky ... Maafin aku, aku sayang kamu Rif." Lirih Alea, air matanya mulai berjatuhan.
"Tarik kembali air mata busukmu itu, aku muak melihatnya, setelah ini ... silahkan bereskan semua barangmu di rumahku, dan jangan menampakan wajahmu lagi di hadapanku!"
"Sayang ... aku mohon!!!!!"
Rifky mengeluarkan dompet dan melemparkan beberapa lembar uang ke arah Alea, "Pulang naik taxi!" Tanpa memperdulikan Alea lagi, Rifky langsung pergi dari rumah sakit dengan emosi yang sudah memuncak.
Gara-gara terkena jebakan Alea, dia harus menceraikan Ryuka.
Di mobil, Rifky bergegas menghubungi Fadli di ponselnya.
||Fadli, antar aku ke rumah Pak Tengku.||
||Baik pak.||
Fadli hanya bisa menurut tanpa bertanya maksud dan tujuan Rifky, seringkali dia penasaran lalu berujung terkena amukan Rifky karena terlalu mau tahu, terkecuali Rifky yang memberitahu lebih dulu masalahnya.
***
Sampai di rumah Pak Tengku ( orang tua Ryuka).
"Bagaimana anda ini pak Rifky, anak saya kan di nikahi oleh anda, masa bertanya keberadaan Ryuka pada saya?" Ucap Tengku dengan nada yang cukup berani, karena dia merasa bukan lagi sebagai bawahan Rifky.
"Baiklah jika seperti itu, saya permisi, biar saya yang mencari tahu keberadaan Ryuka."
"Jangan sampai anakku mengalami sesuatu yang ya pak Rifky, kami masih butuh uang, hanya dia satu-satunya harapan kami."
Hah ... Tidak akan aku lepaskan Ryuka pada kalian, orang tua mata duitan dan tidak berperasaan.
"Jangan mengaturku, hutangmu belum sepenuhnya lunas." Ucap Rifky mengancam.
Seketika Tengku dan istrinya langsung diam seribu bahasa, karena mereka menyangka Rifky akan bersikap sopan selayaknya menantu pada mertua, namun perkiraan mereka salah besar, Rifky tetaplah orang angkuh dan keras."
Fadli hanya menemani dan mengekor kemana Rifky pergi, dia belum berani bertanya tentang apa yang sebenarnya sudah terjadi.
"Kemana wanita itu." Gumam Rifky sambil memijat kening dan tubuh yang bersandar pada kursi mobilnya.
"Pak Rifky, lalu kita kemana?"
"Aku tidak tahu, aku ingin mencari dimana keberadaan Ryuka, tapi aku tidak tau harus memulai dari mana, apa aku tahu?"
Saya bukan indigo pak.
"Maaf pak, saya juga tidak tahu." Jawab Fadli.
Akhirnya Rifky dan juga Fadli kembali ke rumah utama, untuk memikirkan tindakan selanjutnya.
Di rumah.
Lagi dan lagi, Alea sedang memeluk Hana ... Dengan wajah yang sudah basah dan suara isakan.
"Kau! Tidak mengerti apa yang sudah ku katakan tadi di rumah sakit? Berani-beraninya kau masih berdiam di rumah ini!" Sentak Rifky.
Hana langsung pasang badan, wanita paruh baya itu berdiri dan mendekati Rifky.
"Rifky! Seharusnya ... Hamil atau tidak hamilnya Alea, kamu harus tetap menikahinya! Karena kalian sudah pernah berhubungan intim!" Ucap Hana.
"Aku tidak merasa pernah melakukannya! Dan untuk foto itu akan aku teliti lebih lanjut, jika memang ada rekayasa di dalamnya,bukan hanya Alea ... Tapi mama, akan aku laporkan pada pihak berwajib." Tantang Rifky yang membuat Hana gemetar.
"Kk-kamu ... Berani-beraninya sama mama seperti itu Rif." Ucap Hana dengan suara bergetar.
Anggita yang mendengar ancaman dari Rifky langsung masuk ke dalam kamarnya, remaja itu tidak mau sampai terseret masalah hukum jika terus berasa di situ.
"Masih ingin membela nya? Atau tinggalkan wanita ini sendirian disini? "
Hana membalikan wajahnya, memandang Alea yang juga sedang melihat ke arahnya dengan wajah sendu.
Sejenak Hana berfikir, karena Rifky tidak pernah main-main dengan apa yang sudah dia katakan, akhirnya Hana memutuskan untung pergi meninggalkan Alea seorang diri.
Rifky tersenyum miring sambil melihat ke arah Alea.
"Tunggu apa lagi? Pergi dari rumahku!"
Alea menghentakkan kakinya kesal, lalu menggeret koper yang sudah dia persiapkan sebelumnya. "Ini belum selesai Rifky!" Ucapnya sambil melenggangkan kaki keluar rumah.
Rifky menghembuskan nafasnya berat, kali ini dia harus memikirkan bagaimana caranya menemukan Ryuka.
.
.
Fadli dan Rifky mengobrol secara tertutup di dalam ruangan kerja di rumah itu.
"Sepertinya nomorku di blokir oleh Ryuka." Kata Rifky yang akhirnya memberitahu masalahnya pada Fadli.
"Mba Ryuka kabur?"
"Tidak, aku menceraikannya."
Fadli berfikir sejenak, tangannya mengusap dagunya karena sedikit heran dengan keputusan Rifky yang sudah menceraikan tapi tetap mencari keberadaan Ryuka.
"Lalu, untuk apa anda mencarinya pak?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Fareed Feeza
okeeey, .maaf ya readers, hp ku baru bisa buka akun
2025-03-30
0
charis@ŕŕa
lnjut lg dong
2025-03-25
1