"Saaaaayaaang, kenapa??" Kata Alea terkejut saat tubuhnya di hempas oleh Rifky ketika sedang pulas tertidur.
"Apa yang sudah terjadi? Kamu sengaja melakukan ini Alea?!"
"Sengaja gimana sih sayang? Semalam kita kan sudah mencetak Rifky junior, disini ... " Alea menunjuk arah perutnya.
"Fuck!" Rifky bergegas memunguti baju yang berserakan di lantai, lalu terburu memakainya dan langsung meninggalkan kamar itu.
Sedangkan Alea, dia membiarkan Rifky pergi begitu saja, yang terpenting rencananya sudah berhasil saat ini, wanita itu masih berbaring dengan tubuh polosnya, dengan senyum yang mengembang.
Kamu gak akan bisa ngelak lagi buat balik sama aku Rif, i love you.
***
Semalaman Ryuka tidak bisa memejamkan mata, karena tidak ada kabar apapun dari Rifky, dia takut ketika pulas tertidur ... Rifky pulang dan dia dalam keadaan tidak siap,sudah pasti itu akan memantik kemarahan Rifky, tapi sampai pagi menjelang pun suaminya itu masih belum menampakan batang hidungnya.
"Kantung matakuuuu." Gumam Ryuka sambil bercermin.
*Brakkkkkkk
Pintu kamar di buka dengan paksa, Rifky masuk ke kamar dengan wajah geramnya.
"Hah? Pak ... apa yang sudah terjadi? bapak baik-baik saja kan?" Kata Ryuka panik saat melihat Rifky dalam keadaan kacau.
Pagi ini untuk pertama kalinya, Rifky tidak melupakan emosinya pada Ryuka, dia hanya menyentuh sebelah wajah Ryuka dengan tangan kanannya tanpa berkata apapun, matanya berkaca dengan wajah yang memerah.
Saat posisi Rifky sangat dekat, Ryuka bisa mencium bau alkohol pada aroma mulut Rifky.
Ah pantas saja bersikap aneh, rupanya mabuk.
"Pak? Semalam anda mabuk? sebaiknya berbaring dulu, saya buatkan air jahe."
Saat Ryuka hendak pergi menjauh, tangan Rifky dengan cepat menahannya.
"Jangan kemana-mana."
"Saya cuma mau ke dapur buatkan teh jahe, biar badan pak Rifky sedikit segar."
"Duduk di sana." Titah Rifky menunjuk ke arah sofa.
Apa sebenarnya yang si arogan ini inginkan.
Ryuka pun menurut, dengan percaya diri Rifky langsung merebahkan kepalanya di atas paha Ryuka, "Biarkan seperti ini, jangan bangunkan sebelum aku puas tertidur."
"I-iya pak."
.
.
Sudah 2 jam lamanya, Ryuka pun ikut terlelap sambil bersandar karena semalam tidak tertidur sama sekali.
Rifky sudah terjaga dari tidurnya, dia memandang wajah Ryuka dari bawah, tatapannya begitu lekat, sampai akhirnya Ryuka terbangun dengan sendirinya.
"Aduh, kakiku ... Kebas." Lirih Ryuka.
"Maksudmu? Karena aku tertidur disini?" Kata Rifky tapi belum juga beranjak dari kedua paha Ryuka.
"Sejujurnya, iya pak." Kata Ryuka sedikit takut.
Rifky lalu bangun dari posisi berbaringnya, mereka kali ini duduk bersampingan, dengan kedua tangannya yang sama-sama menempel. "Kau berantakan sekali, wajahmu pagi ini jauh dari kata segar." Protes Rifky, tangannya memegang dagu Ryuka.
"Maaf pak, semalaman saya tidak bisa tertidur, khawatir bapak pulang dini hari, saya takut jika nanti saya tidur nanti bapak marah, jadi pagi ini saya belum sempat berhias." Jelas Ryuka.
"Mandi, berhias ... Buat dirimu lebih segar untuk aku pandang." Titah Rifky mengibaskan sebelah tangannya ke arah kamar mandi.
"B-baik pak." Ucap Ryuka yang langsung menurut.
.
.
Cukup lama Ryuka berhias, sampai mendapatkan penampilan yang Rifky inginkan, dia baru berani mendekat ke arah sofa, dimana Rifky masih bersandar sambil memejamkan mata, sedangkan sebelah tangannya memijat kening.
"Bapak sakit?" Tanya Ryuka dengan penampilan yang sudah jauh lebih segar.
Dengan cepat Rifky langsung menarik Ryuka ke dalam pangkuannya, memeluk Ryuka erat sambil menghirup aroma parfum yang Ryuka pakai di lehernya.
"Pak, bukankah ini melanggar." Kata Ryuka, menggeliatkan tubuhnya karena panik.
"Aku suamimu."
Whaaaat?!!!! Iya suami, suami di atas kertas.
"Tt-tapi kan bapak bilang kita tidak boleh melakukan —"
"Diam Ryuka, kamu berisik."
Ryuka sontak terkejut saat Rifky memanggil namanya kali ini.
Ini kenapa dia? kesurupan kah?
*Suara pintu di ketuk.
"Pak, lepas ... saya mau buka pintu." kata Ryuka beralasan.
"Tidak usah."
"Masuk." Kata Rifky dengan suara lantangnya.
Hana terkejut bukan main saat masuk ke kamar Rifky, dan mendapati Rifky sedang dalam posisi memangku Ryuka di atas sofa.
"Kalian ini, apa-apaan?!" Ucapnya panik.
"Ada apa mam?" Tanya Rifky, sedangkan Ryuka menundukkan wajahnya yang merah seperti kepiting rebus.
"Sarapan sudah siap." Ucap Hana ketus.
"Biar mbak Eva yang mengantarkan 2 porsi sarapan ke kamarku, aku sedang ingin makan di kamar."
"Rifky! Sejak kapan kamu —"
"Jika tidak ada lagi yang penting, silahkan keluar dari kamarku."
Hana semakin emosi dengan perlakuan Rifky, terlebih lagi saat melihat Ryuka yang tidak berkata apapun tadi padanya.
*Brukkk
Hana menutup pintu kamar dengan kasar.
Dia fikir sudah menjadi ratu di rumah ini?! Huh ... Tidak semudah itu wanita kampung! Batin Hana geram.
Di dalam kamar, Rifky akhirnya melepaskan lingkaran tangannya di perut Ryuka, pria itu hendak mandi, dan kali ini ... Dia menyiapkan semuanya sendiri, dan ini adalah sebuah keajaiban bagi Ryuka.
"Pak, mau pakai baju kantor atau baju santai?" Tanya Ryuka saat Rifky akan memasuki kamar mandi.
"Tidak pakai baju." Jawabnya lalu masuk ke dalam kamar mandi dan menutupnya rapat.
Ryuka memejamkan matanya rapat-rapat karena jawaban Rifky yang benar-benar tidak bisa di tebak.
Aku harus jaga diri, siapa tau dia mau mengambil kesucianku, ini pasti efek minuman keras yang dia konsumsi semalam, argh sial ... Aku kena imbasnya.
Dengan tangan yang sedikit gemetar, Ryuka tetap menyiapkan dua pilihan baju, untuk pergi ke kantor dan juga baju santai.
Setelah itu, Ryuka bergegas mengambil sweater tebal yang tersedia di dalam lemari, itu di sediakan untuk di gunakan ketika ada keperluan tertentu.
"Yes, aku gak boleh pakai baju terbuka, aku harus tertutup." Kata Ryuka mantap, saat tangannya berhasil menarik resleting ke atas dadanya.
Rifky keluar dari kamar mandi, seperti biasa hanya menutupi bagian bawah tubuhnya dengan handuk.
Matanya langsung tertuju ke atas tempat tidur, 2 pasang baju yang sudah di siapkan dengan tema berbeda.
Rifky menyunggingkan senyumnya, "Mana wanita itu ..." Matanya mengedarkan keseluruh kamar, tapi Ryuka tidak nampak juga.
Rupanya Ryuka sedang berdiri di balkon kamar, tangannya gemetar bukan main, akibat fikirannya yang berlebihan.
"Ryuka!" Panggil Rifky.
"Hah?! ... I-iyaaaa!!!!" Ryuka pasrah, dia memutar tubuhnya dan berjalan menghampiri Rifky.
"Iya Pak, kenapa? Sudah saya siapkan baju di atas tempat tidur." Jelas Ryuka.
Rifky tertawa terbahak melihat penampilan Ryuka saat ini, "Apa di luar sedang turun salju?Hahahahahhaha."
"Ah ... jaket ini, ss-saya memang sedang merasa sedikit dingin pak." Kata Ryuka beralasan.
Mendengar pernyataan itu, Rifky langsung berjalan mendekat pada Ryuka dengan hanya memakai handuk, baju yang Ryuka sudah siapkan belum sempat dia gunakan.
"Kau sakit?" Rifky menyentuh kening , dan merasakan suhu tubuh Ryuka.
Mata Rifky langsung menyipit, kala mengetahui bahwa Ryuka sedang berbohong kali ini.
"Buka jaketnya!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Uthie
Hahahaa..... lucu 😂
2025-04-04
0