Hana dan juga Anggita langsung menatap sinis Ryuka, mertua dan adik iparnya itu sangat tidak menyukai kedatangan Ryuka secara tiba-tiba di rumah ini, terlebih lagi Ryuka bukan seorang yang kaya raya seperti Alea.
"Tidak! Aku tahu ... Kamu pasti cuma gertak aku kan? Rifky! Asal kamu tahu ... Aku sudah meninggalkan tunanganku, dan aku harap kita bisa kembali lagi seperti dulu Rifky." Ucap Alea dengan nada memohon.
"Terlambat! Saat itu kau meninggalkanku dengan mudahnya karena laki-laki yang katanya lebih kaya raya di bandingkan dengan aku, lalu sekarang kamu dengan mudahnya lagi meminta aku untuk kembali lagi padamu, maaf Alea ...aku tidak bisa."
Apa sebenarnya yang ada di dalam fikiran pria arogan ini, dia menolak mantan pacar yang ingin kembali padanya, sangat jelas sekali aku dan Alea bagaikan langit dan bumi, tapi dia lebih memilih menikahiku daripada menikahi wanita cantik ini secara sah, sepertinya pria ini kelainan. Ryuka.
Alea langsung beralih ke pelukan Hana, "Mama ... tolong bujuk Rifky, tolong aku ma ... Aku sangat mencintai Rifky."
Hana membalas pelukan itu, lalu bibirnya mendekat pada telinga Alea, "Mama akan berusaha mengembalikan apa yang harusnya menjadi milik kamu." Bisik Hana yang membuat Alea berhenti menangis.
Tak ingin melihat drama Alea terlalu lama lagi, Rifky lalu menarik lengan Ryuka, dan membawanya kembali ke lantai atas tanpa berkata apapun lagi pada siapapun yang ada di ruangan itu.
Saat sampai di depan pintu kamar, dengan kasarnya Rifky menghempaskan tangan Ryuka yang sedari tadi di genggamnya, pria itu langsung kembali pada mode awalnya, seorang pria yang acuh.
"Pak, kalau boleh tau ... kenapa bapa tidak menikahi Alea? Dia cantik dan —." Belum selesai Ryuka berbicara, tapi Rifky dengan cepat memotongnya dengan nada membentak.
"Tutup mulutmu atau ayahmu akan masuk penjara saat ini juga! Aku sedang malas berbicara, apalagi denganmu."
Ryuka menelan ludahnya kasar, sejauh ini apa yang di lontarkan dari mulut Ryuka tidak ada benarnya sama sekali di mata Rifky.
Ryuka, diam kau! Kata Ryuka membatin.
"Matikan lampu kamar, aku ingin istirahat!"
"Bbb-baik pak."
Sebelum merebahkan dirinya di kasur, Rifky membuka lemarinya lalu melempar bantal dan juga selimut kecil ke arah sofa di kamarnya, untuk siapa lagi kalau bukan untuk Ryuka.
Baiklah, di sofa lebih nyaman di banding harus tidur berdampingan denganmu! Ryuka.
***
Pagi hari.
Semua anggota keluarga Rifky sudah siap dengan baju mewahnya dan masing-masing terduduk di kursi meja makan.
Ryuka berjalan tergopoh-gopoh, menyamakan langkah kaki Rifky, tangannya sibuk dengan jas dan juga tas kerja yang sebelumnya sudah Rifky perintahkan untuk di bawa ke meja makan.
Buset, jalannya cepet banget.
Sampai di meja makan, Rifky hanya menarik kursi untuk ya dan sama sekali tidak memperdulikan Ryuka, sedangkan Ryuka kebingungan harus bagaimana selanjutnya, apakah dia harus ikut bergabung, atau diam mematung menjadi gantungan jas dan tas kerja suaminya.
"Rifky, sedang apa dia di belakang kamu?" Tanya Hana yang melihat Ryuka terdiam di belakang Rifky yang sedang duduk.
"Biar saja, mungkin perutnya tidak lapar." Ucap Rifky dengan acuh.
Hana terkekeh, begitupula Anggita, lalu mereka bertiga melanjutkan sarapan tanpa memperdulikan keberadaan Ryuka disitu.
Keluarga tidak berperasaan. Ryuka.
Ryuka membuang pandangannya ke arah ruangan lain, mencoba menahan rasa lapar dengan pemandangan makanan di hadapannya, dia masih diam menunggu Rifky selesai dengan sarapannya.
Rifky berpamitan kepada mama nya untuk berangkat bekerja, lalu melirik sedikit ke arah Ryuka yang ada di belakangnya.
"Ikut aku keluar." Kata Rifky lalu kembali berjalan lebih dulu meninggalkan Ryuka.
.
.
"Aku tidak mau kau mati lemas karena menahan rasa lapar, karena itu pasti merepotkan. Suara perutmu sangat terdengar jelas tadi, pergilah makan setelah aku berangkat bekerja." Ucap Rifky ... Tangannya mengambil jas dan juga tas kerja yang sedari tadi di pegang oleh Ryuka.
"Iya pak."
"Biasakan mandi sebelum aku bangun dan pakai baju yang sudah tersedia di lemari, mataku sakit melihat kau berpakaian lusuh seperti ini." Ucap Rifky, tangannya menyentuh ujung kain dress yang Ryuka pakai, Dress yang Ryuka beli dengan uang hasil arisan di pekerjaannya dulu.
"Baik." Kata Ryuka dengan hati yang dongkol.
"Oh ya satu lagi, kau harus dalam keadaan siap saat aku pulang dari kantor, jangan sampai aku melihat kau dekil dan kampungan seperti saat pertama kali kau datang ke kantorku."
Hei, itu tidak dekil! Saat itu aku di dandani ibuku!!!!!
"Baik pak."
Rifky masuk ke dalam mobil, lalu menjalankan mobilnya ke luar rumah, dan itu membuat Ryuka sedikit senang karena sudah berjauhan dengan manusia seperti Rifky.
.
.
Ryuka melihat meja makan yang sudah bersih, dan hanya menyisakan buah di atasnya.
Sudah di bereskan si mbak rupanya.
Ryuka berinisiatif untuk pergi ke dapur, karena sejujurnya perutnya sangat lapar.
"Nah, itu masih ada." Gumamnya saat melihat sisa lauk makanan yang tersimpan rapi di meja dapur.
Ryuka mengambil piring lalu makan dengan lahapnya, hampir beberapa suap lagi habis, dia di kejutkan dengan suara seorang wanita, "Nona?"
Dengan tergesa Ryuka langsung meletakan sendok yang sedang dia genggam ke atas piring makannya. "I-iya ... " Ucapnya sambil menoleh ke belakang.
"Maaf Nona, saya kira semuanya sudah selesai sarapan, rupanya nona belum ya? Mari saya bantu untuk pindah ke meja makan, nanti Tuan Rifky marah kalau tau istrinya makan di dapur." Ucap Mba Eva, Art yang bekerja di rumah Rifky.
"Gak masalah mba, aku makan dimanapun gak apa, Pak Rifky juga gak akan marah kok."
"Duh, jangan gitu non, nona ini kan juga sekarang sudah jadi majikan saya."
"Siapa yang kamu maksud majikan mba Eva?" Ucap Hana dengan lantangnya saat berjalan mendekati dapur.
"No- Nona Ryuka." Ucap Mba Eva sedikit takut.
"Majikan di rumah ini hanya ada tiga, Saya, Rifky dan juga Anggita ... Selain itu, hanya sebatas pelayan."
Ryuka hanya menundukkan pandangannya, untung saja kali ini perutnya sudah terisi, setidaknya tubuhnya tidak lemas menghadapi serangan mendadak dari mertuanya ini.
"Iya Tante, Maafkan mba ini sudah salah bicara." Kata Ryuka membela Mba Eva.
Hana hanya memandang sinis Ryuka, tak berkata apapun lalu dia pergi dari dapur dengan angkuhnya.
"Nona, yang sabar ya ... Pak Rifky baik, dia tidak seperti ibunya." Bisik Mba Eva.
"Sshutttt jangan ngomongin majikan, nanti makin ruwet kalau dia dengar." Ryuka meletakan jari di mulutnya, dengan wajah panik, khawatir mertuanya mendengar apa yang di ucapkan Mba Eva.
Mba Eva terkekeh, "I-iya ... Nona, perkenalkan nama saya Eva, hampir lupa memperkenalkan diri."
"Ya mba Eva, kalau begitu saya pamit masuk kamar dulu ya."
***
"Aku harus bertanya pada siapa tentang jam pulang kantor Pak Rifky ya? Mba Eva kah? Hanya dia yang menganggap aku di rumah ini." Ucap Ryuka saat dirinya telah selesai berdandan sore hari.
Sore ini Ryuka menggunakan dress hitam elegan yang tersedia di lemari kamarnya dengan Rifky, rambutnya sudah di style sedemikian rupa, agar terlihat segar saat Rifky pulang kantor nanti.
"Ah baiklah, aku tanya mba Eva saja."
*Pintu kamar di buka.
"Ppp-pak Rifky." Ucap Ryuka yang terkejut, karena ternyata Rifky sudah berada di hadapannya saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments