Bab 8. Sensual

"Itu ... Sudah di atas meja semua pak." Ryuka menunjuk makanan yang sudah siap untuk di santap.

Rifky tidak berkata apapun, lalu kembali fokus dengan beberapa dokumennya lagi.

"Yuk." Ajak Ryuka pada Fadli dengan wajah ceria, wanita itu sudah bisa menunjukan sisi dirinya yang ceria pada orang sekitarnya, dan tidak lagi formal seperti saat pertama bertemu, terkecuali pada mertua dan adik iparnya, Ryuka masih belum akur karena selalu berbeda pendapat saat di rumah.

.

.

Selesai membeli kopi, Ryuka tidak ingin menganggu waktu kerja Fadli terlalu lama, dia langsung masuk ke ruangan Rifky setelah di persilahkan.

Terlihat Rifky sedang mengobrol dengan seorang pria, Rifky mengobrol dengan mulut penuh makanan, karena dia tidak mau melewatkan jam makan siangnya.

Hm dasar tidak berperasaan, temanmu itu loh, air liurnya sudah menetes.

Ryuka tidak mau menganggu, dia berdiri di dekat pintu, untuk memantau perbekalan sudah di habiskan atau belum, karena dia harus membawa kembali kotaknya pulang ke rumah.

"Hey, siapa kamu?" Sapa Galang teman Rifky saat menoleh ke belakang dan melihat Ryuka.

"Ng ... Ryuka, panggil saja Yuka."

Galang beranjak dari duduknya, dan mengajak Ryuka untuk bersalaman. "Saya Galang Wijaya, panggil Galang ... Beb juga boleh."

Ryuka tersenyum dengan candaan yang di lontarkan oleh Galang tanpa merespon apapun lagi.

"Saudaranya Rifky?"

"Ng ... " Ryuka kebingungan harus menjawab apa, matanya langsung melihat ke arah Rifky untuk meminta bantuan.

"Iya." Jawab Rifky.

"Ya, saudaranya .... Aku saudaranya." Kata Ryuka mengkonfirmasi.

"Senang berkenalan dengan kamu Yuka." Ucap Galang dengan sumringah.

Ryuka langsung meninggalkan Galang yang adaa di hadapannya, saat melihat Rifky sudah selesai dengan makan siangnya, yang artinya Ryuka tidak boleh bergerak lamban untuk membereskan semuanya, karena imbasnya Rifky akan mengoceh padanya, sekalipun itu di hadapan temannya.

Galang perlahan terus mendekat pada Ryuka, dan sedikit membantu merapikan kotak makan ke dalam tas.

"Tidak usah Galang, biar aku saja."

"Kamu sedang magang jadi asisten pribadinya Rifky kah?"

"Ya bisa di bilang begitu." Jawab Ryuka seperlunya.

"Permisi Galang , saya pamit." Kata Ryuka yang hendak meninggalkan ruangan kerja Rifky, karena sudah terlihat Rifky yang mulai kesal dengan interaksi Ryuka dan Galang.

Galang tetap mengantar Ryuka sampai depan pintu ruangan, walaupun Ryuka sama sekali tidak menghiraukannya.

"Aku tertarik dengan saudaramu." Ucap Galang tanpa berbasa-basi pada Rifky yang sudah mulai bekerja kembali.

"Oh ya." Jawab Rifky.

"Buat aku lebih dekat dengannya, kau mengharap imbalan apa dariku? Akan ku usahakan." Kata Galang dengan mata berbinar.

Rifky tidak merespon, dia hanya menghembuskan nafas beratnya.

"Kau setuju kan Rif?" Tanya Galang kembali.

"Seperti tidak ada wanita lain saja!" Kata Rifky yang akhirnya merespon karena Galang terus menuntut jawaban.

"Ayolah Rif .... "

"Aku sibuk, jika tidak ada kepentingan lebih baik kau pergi."

"Padahal aku kesini ingin mengobrol, karena kita sudah lama tidak bertemu, Baiklah ... Aku pamit Rif, sampaikan salamku pada Yuka."

"Hm." Rifky sama sekali tidak melihat ke arah Galang, sampai temannya itu akhirnya keluar dari ruangannya.

***

Sore harinya.

Ryuka menyambut kedatangan Rifky dengan penampilan yang sudah sesuai dengan arahan yang Rifky inginkan, rambut panjang terurai, menggunakan dress di atas lutut, tak lupa juga dia menggunakan parfum aroma sama dengan yang Rifky pakai.

"Sore pak." Ryuka mengambil alih tas kerja Rifky.

Rifky melihat ke arah Ryuka lebih lama dari biasanya, tapi setelah itu dia langsung menggelengkan wajahnya lagi setelah sadar bahwa kelakuannya salah.

Apa-apaan aku ini.Batin Rifky.

*Di kamar.

"Saya mau mandi."

"Sudah di siapkan pak." Jawab Ryuka yang sedang sibuk merapihkan sepatu Rifky ke tempatnya.

"Buka." Rifky merentangkan kedua tangannya.

Ryuka seketika tersentak saat mendengar serta melihat apa yang sedang Rifky lakukan sekarang.

"Bb-buka? Maksudnya?"

"Kemejaku, Saya sedang malas."

Hah?? kerasukan apa dia?!

"Kau menolak?"

"Tt-tidak, baik ... saya kerjakan." Ryuka langsung menghampiri, lalu membantu membuka satu persatu kancing kemeja Rifky.

Setelah selesai, Ryuka tetap melihat ke arah lain, dia tidak mau fokus dengan pemandangan yang ada di depannya saat ini.

"Sudah pak."

Rifky mengarahkan matanya pada bawah tubuhnya, "Satu lagi."

"Hah? Bapak tidak salah? ini melanggar pak, bukannya kita tidak boleh melakukan apa yang biasanya suami istri lakukan?" Kata Ryuka panik.

"Memang saya mau melakukan apa? Saya hanya minta untuk kau melayaniku. Dan yang saya minta saat ini adalah termasuk pelayanan, jangan terlalu berharap, kau berfikir terlalu jauh." Ucap Rifky dengan senyumnya yang meremehkan.

"Maafkan fikiran saya pak."

"Ambilkan handuk." Titah Rifky tanpa menanggapi permintaan maaf Ryuka.

Setelah Rifky masuk ke dalam kamar mandi, barulah Ryuka bisa bernafas lega, sore ini dia sedikit terheran dengan kelakuan bosnya yang berkedok suami itu.

***

Setelah kejadian Galang yang memaksa untuk di kenalkan lebih dekat dengan Ryuka, sejak saat ini Rifky sudah tidak pernah lagi menyuruh Ryuka untuk datang ke kantor.

Ryuka kembali terisolasi di dalam rumah mewah itu dengan mertua dan juga adik iparnya, seringkali Alea berada di rumah itu untuk menarik perhatian Rifky, tapi sayangnya pria itu tidak pernah tertarik dengan apa yang Alea lakukan untuknya, padahal Ryuka selalu memberikan tempat untuk mereka berdua, dengan tujuan agar Ryuka cepat di ceraikan dan bisa terbebas dari semua ini.

.

.

Malam hari, pesta perayaan kesuksesan teman bisnis Rifky di sebuah bar dan di hadiri oleh Ryuka juga.

Momen ini di manfaatkan Alea untuk menjerat Rifky, karena Alea sudah tidak memilih cara apapun lagi agar mereka kembali bersama.

Saat Rifky sedang mabuk, Alea menyuruh salah seorang waiters mencampurkan obat tidur dengan dosis tinggi.

Tak menunggu waktu lama, akhirnya Rifky ambruk ... Alea meminta bantuan pada teman-temannya yang sudah bersekongkol sebelumnya, untuk membawa Rifky ke sebuah hotel.

Sampai di hotel.

Semua baju Rifky di lucuti tanpa sisa, begitu juga Alea yang malam ini tidak memakai sehelai benangpun masuk kedalam selimut yang sama untuk menutup tubuh Rifky.

Salah seorang temannya di tugaskan untuk memotret, dengan gaya sensual Alea berpose sambil memeluk Rifky dan juga pose lainnya yang menggambarkan bahwa mereka sudah melakukan hal intim.

"Good, ini pasti berhasil." Ucap teman Alea.

"Pergilah, bayarannya aku aku transfer." Ucap Alea.

"Baiklah, selamat menikmati malam indah ini Alea."

Kini hanya tersisa Alea dan juga Rifky, Alea pun akhirnya tertidur di pelukan Rifky tanpa melakukan apapun, Alea tidak ingin membuat Rifky sadar dalam waktu cepat, karena bisa saja rencananya gagal.

.

.

Pagi hari.

Rifky memfokuskan pandangannya yang sangat buram, setelah sedikit jelas dia meringis karena kepalanya terasa sedikit pusing.

Pria itu langsung terkejut saat mendapati Alea tengah tertidur di pelukannya dengan keadaan tubuh yang sama-sama polos.

"Arghhh shittttt!!!!! Aleaaaa!!!!!" Teriak Rifky sambil menghempaskan tubuh Alea dengan kasar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!