"Siapa kalian?" tanya Zyan.
Amma tidak langsung menjawab pertanyaan pria itu. Dia membantu Zyan bangun lalu menaruh bantal ke belakang punggungnya agar bisa menyender. Ibnu memberikan segelas air putih agar Zyan bisa membasahi kerongkongannya. Usai menghabiskan minumannya, pandangan Zyan kembali tertuju pada tiga orang yang bersamanya.
"Saya Anshori, anak-anak biasa memanggil saya dengan sebutan Amma. Lalu ini anak saya, Husein. Dan ini Ibnu, dia yang selama ini merawat kamu."
"Saya ada di mana?"
"Kamu berada di Pondok Pesantren Ulul Ilmi."
"Apa ini masih di Jakarta?"
"Tidak. Ini Desa Pagar Anam yang ada di Pulau Tanjung Harapan."
"Tanjung Harapan yang ada di Kepulauan Riau?"
Amma menganggukkan kepala seraya melemparkan senyuman. Pria itu menarik sebuah kursi lalu duduk di atasnya. Pria itu mulai menceritakan apa yang terjadi pada Zyan dan siapa yang sudah memerintahkannya membawa pria itu ke pulau ini. Amma juga memberikan tas kecil yang diberikan oleh Gantika. Zyan membuka tas tersebut. Di dalamnya terdapat kartu identitas baru milik Zayn. Ada juga alat komunikasi yang khusus digunakan untuknya menghubungi Gantika. Sebuah alat elektronik berbentuk kotak kecil, Zyan tahu apa kegunaan alat tersebut. Lalu ada kartu identitasnya sebagai anggota Bais.
"Amma harap kamu bisa menjalani kehidupan barumu di sini. Amma memang tidak tahu apa yang sudah menimpamu, tapi untuk sementara lupakan semua yang sudah berlalu. Berhenti bukan berarti menyerah, kamu hanya perlu menepi sejenak untuk menyusun rencana selanjutnya. Percayalah kebenaran akan menemukan jalannya cepat atau lambat."
Amma menepuk pundak Zyan kemudian mengajak semua yang ada di sana meninggalkan Zyan. Pria itu perlu merenung dan menenangkan diri sejenak. Apa yang dialaminya sekarang pasti membuatnya bingung. Sepeninggal Amma dan yang lain, Zyan memandangi tas pemberian Gantika. Dia tahu kalau atasannya itu masih menginginkan dirinya. Zyan segera menghubungi Gantika mengunakan ponsel satelit yang diberikan pria itu.
***
Beberapa hari sudah Zyan tinggal di Pondok Pesantren Ulul Ilmi. Pria itu sudah menghubungi Gantika dan setuju menjalankan apa yang direncanakan atasannya itu. Perlahan dia mulai membaur dengan kehidupan barunya. Di sini dia memiliki nama baru, yakni Reza. Husien banyak membantunya berkenalan dengan seluruh keluarga Amma termasuk anak didiknya di pondok. Amma memilki dua orang anak, satu laki-laki bernama Husien dan anak bungsunya bernama Nisa. Seluruh keluarga Amma menyambut baik kehadiran Zyan. Mereka juga sudah tahu siapa pria itu sebenarnya dan berjanji menjaga rahasia pria itu.
Saat ini Amma sedang mengajak Zyan berjalan mengelilingi pondok. Ternyata tanah peninggalan Ayah Amma cukup luas. Sepertiga lahan digunakan untuk pondok dan tempat tinggal dirinya beserta staf pengajar. Sisanya dijadikan lahan untuk berkebun. Amma membawa menuju lahan yang terdapat beberapa rumah kaca. Di sana ada empat buah rumah kaca yang ditanami tanaman berbeda. Ada untuk sayuran dan rempah.
Amma mengajak Zyan memasuki rumah kaca yang didalamnya terdapat aneka tanaman rempah. Rumah kaca ini yang paling besar dan satu-satunya yang digunakan untuk menanam rempah. Sementara tiga lainnya digunakan untuk menanam sayuran. Pria itu mengajak Zyan menuju bagian belakang rumah kaca. Terdapat sebuah pintu di sana. Dan ketika pintu terbuka, nampak sebuah anak tangga menuju ke bawah. Amma mengajak Zyan menuruni anak tangga. Akhirnya mereka tiba di basement yang berukuran luas, lebih luas dari rumah kaca di atasnya karena terhubung pada rumah kaca di sebelahnya.
"Ini ruangan apa, Amma?"
"Basement ini dulu sengaja dibangun oleh Almarhum Ayah Amma. Dulu waktu awal Pulau ini berdiri, banyak kejahatan terjadi, karena banyak penjahat kambuhan dan residivis yang datang ke sini. Tak jarang mereka merampas barang milik warga setempat. Ayah Amma membangun ini untuk tempat persembunyian. Tapi setelah keadaan menjadi aman, tempat ini tidak pernah digunakan lagi. Kamu bisa menggunakan tempat ini sebagai ruang kerjamu."
"Terima kasih, Amma. Terima kasih."
Zyan memandangi keseluruhan ruangan. Sudah tergambar di otaknya apa yang akan dilakukannya pada ruangan ini.
***
Dua tahun kemudian
Matahari sudah menampakkan diri sejak setengah jam yang lalu. Aktivitas warga di desa Pagar Anam sudah dimulai sejak tiga jam lalu. Zyan mematut dirinya di depan cermin. Tubuh pria itu terbalut kemeja lengan pendek berwarna krem dan celana bahan warna hitam. Rambut kelimisnya dibelah pinggir, kacamata bertengger di hidungnya dan sebuah tompel menghiasi pipi sebelah kirinya. Penampilan Zyan sekarang menutupi wajah tampan pria blasteran tersebut.
Zyan memiliki darah campuran Italia, Turki dan Indonesia. Ayahnya adalah seorang warga negara Italia yang memiliki darah campuran Turki. Pria itu bekerja di perusahaan yang ada di Indonesia . Dia bertemu dengan mojang Priangan dan jatuh cinta. Karena sulitnya pernikahan beda negara, akhirnya mereka memutuskan menikah secara agama setelah sang ayah menjadi mualaf. Namun untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Ketika Zyan baru saja lahir, mereka bermaksud pergi ke Jakarta. Di perjalanan mereka mengalami kecelakaan. Kedua orang tua Zyan meninggal di tempat, hanya pria itu saja yang selamat.
Pasca kecelakaan, Zyan dibawa ke panti asuhan dan diurus di sana sampai dewasa. Berkat otak encernya, Zyan mendapat beasiswa. Pria itu menempuh pendidikan dari jenjang SD sampai perguruan tinggi tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Lulus SMA, dia mendaftar kuliah di STIN BIN. Lulus kuliah dia bergabung dengan TNI Angkatan Darat. Dia ditempa lagi menjadi prajurit sekaligus agen intelijen andal sambil meneruskan pendidikan ke jenjang S2. Sampai akhirnya dia berhasil bekerja di Bais dan kariernya berakhir dua tahun lalu. Sekarang dia memiliki karir baru sebagai guru di Sekolah Menengah Atas Pagar Anam. Sebuah sekolah swasta di desa ini. Zyan juga mencari tempat tinggal di luar pondok agar lebih leluasa bergaul dengan warga sekitar.
Dengan menggunakan sepeda, Zyan berangkat ke sekolah tempatnya mengajar. Jarak rumahnya ke sekolah hanya memakan waktu sepuluh menit saja dengan bersepeda. Sesampainya di sekolah, Zyan segera memarkirkan sepedanya. Selesai memarkirkan sepedanya, matanya menangkap seorang murid yang tidak berpakaian rapih dan berambut gondrong.
"Tunggu! Siapa nama kamu?"
Murid yang dipanggil Zyan menghentikan langkahnya. Dia mendekati Zyan seraya melemparkan cengirannya.
"Pagi, Pak," ujar pemuda itu sambil menyibak rambut yang menutupi sebagian wajahnya.
"Agam."
"Iya, Pak. Masa Bapak lupa sama saya yang ganteng ini?"
"Ganteng dari mana? Saat pergi ke sekolah apa kamu tidak ngaca?"
"Kenapa, Pak?" tanya Agam polos.
"Rambut kamu sudah di bawah telinga. Sudah waktunya kamu potong rambut."
"Jangan, Pak. Ini bukan rambut sembarang rambut, tapi jimat keberuntungan saya."
Dengan tangannya, Agam merapihkan bagian depan rambutnya. Jika dilihat sekilas potongan rambut pemuda itu mirip seperti Andika Kangen band ketika awal menjadi vocalis. Bagian depan rambutnya tidak terlalu panjang tapi selalu menjuntai menutupi matanya.
Tanpa mempedulikan protesan Agam, Zyan menarik lengan muridnya itu. Dia terus membawa Agam menuju halaman belakang sekolah. Mereka berhenti di dekat pohon. Zyan menarik sebuah bangku yang ada di sana lalu meminta Agam duduk di atasnya. Dengan pasrah, Agam menuruti saja apa kata wali kelasnya itu.
Dari dalam tasnya, Zyan mengeluarkan sebuah clipper. Dia memang sengaja membawa alat cukur rambut itu untuk mencukur rambut muridnya yang sudah gondrong. Dan korban pertamanya kali ini adalah Agam. Pria itu mencolokkan alat cukur eletrik itu lalu mendekati Agam dengan clipper di tangannya.
Terdengar suara alat pencukur rambut ketika dengan bebasnya memangkas rambut Agam. Pemuda itu hanya bisa melihat helaian rambutnya berjatuhan ke tanah. Tak sampai sepuluh menit acara cukur mencukur selesai. Kini Agam memiliki penampilan baru. Rambutnya sudah habis dicukur dan hanya menyisakan tiga Senti saja, persis seperti tentara.
Pemuda itu bangun dari duduknya lalu berjalan menuju jendela yang ada di sana. Lewat pantulan dirinya di kaca, dia mencoba melihat penampilan barunya. Dia berteriak kencang saat melihat penampilan barunya. Dengan cepat dia menoleh pada Zyan yang sedang merapihkan clipper.
"Bapak! Tega benar. Harusnya rambut aku dimodel kaya member BTS!"
"Cepat masuk kelas!"
"Ngga mau!"
"Masuk atau saya bikin kepala kamu licin!"
Mendengar ancaman Zyan, mau tidak mau Agam beranjak dari tempatnya. Pemuda itu segera menuju kelasnya yang berada di bagian paling ujung. Di belakangnya Zyan mengikuti. Belum sempat masuk kelas, Agam sudah bertemu dengan beberapa teman sekelasnya. Alhasil dia menerima ledekan dari teman-temannya.
"Widih dari Kangen band berubah jadi pentol korek."
"Hahaha.. sokoor.. dibotakain juga."
"Jimatnya hilang."
"Hahaha.."
Agam hanya mendengus kesal mendengar ledekan teman-temannya. Mereka senang sekali mengganggu murid yang rajin membolos tersebut.
"Pak.. sekarang Agam udah agak cerah penampilannya."
"Iya, Pak. Gordennya udah dicopot."
"Kalau tampilannya gini, namanya bukan Agam lagi, Pak. Tapi jadi Bobi."
"Apaan Bobi?" sewot Agam.
"BOtak BIadab."
"Hahaha..."
Lagi-lagi Agam hanya bisa mendengus kesal. Zyan pun tak ayal tak bisa menahan tawanya. Tingkah para muridnya ini memang sering di luar nalar. Ada saja celotehan mereka yang mengocok perut. Dan ini menjadi hiburan tersendiri bagi Zyan. Profesi yang dijalaninya sekarang sangat jauh berbeda dari pekerjaannya dulu.
Di tengah keriuhan para murid yang masih senang mengganggu Agam, tiba-tiba saja melintas seorang murid perempuan. Alih-alih mengenakan rok, murid perempuan itu malah mengenakan celana panjang abu sebagian bawahannya dan seragam atasnya tidak dimasukkan ke dalam celana. Gadis itu berjalan santai sambil membawa tas ranselnya di sebelah bahunya.
"Tina!" panggil Zyan.
Murid yang dipanggil Tina itu sama sekali tidak menggubris panggilan Zyan katanya. Maklum saja, telinga gadis itu tengah dicocok oleh earphone. Rupanya dia tengah mendengarkan musik menggunakan music player.
"Jangan panggil Tina, Pak. Ngga akan nengok dia," seru Agam.
"Terus panggil apa?"
"AGUUSS!!!"
***
Hidup baru Zyan udah dimulai. Jadi guru si BoBi🤣
Ini penampakan Zyan versiku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
☘️ gιмϐυℓ ☘️
🤣🤣🤣 beneran beda jauh ya profesi Zyan sekarang. Dari Intel jadi guru SMP 🤣🤣🤣 mana muridnya istimewa bgt kelakuannya 😂😂😂 dinikmati dulu saja Zyan apa yg ada di hadapanmu sekarang. kelak jika sudah tiba waktumu menjalankan tugas sebagai agen lagi, pasti bakal merindukan masa2 indah sebagai guru 😁😁😁
2025-03-04
4
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
bener2 berubah 180° ya penampilan Zyan ,Jadu ngebayangin siapa ya wajah ganteng TPI pake tompel rambut klimis 🤣
bener2 muridnya pada diluar Nurul penampilan pas di sekolah ya ,kudu banyak stok sabar Zyan menghadapi para muridmu itu 🤣
2025-03-05
2
𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 🐊GHISNA🐊🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
PokokNya klo ngajar ank SMA,SMK. atau SMP ya kadang kocak kadang bikin Gedeg. Tapi klo ngajar ank SD ketawa trz. Klo mau marah ga bisa karena lucu dan gemes
2025-03-04
4