Kepingan Puzzle #1

Setelah empat hari ditahan di kantor polisi, akhirnya Zyan dibebaskan. Pembebasannya pun memakan negosiasi yang alot. Marwan, Walikota Bandar Baru memang orang yang berada dibalik penahanan Zyan. Pria itu sengaja menahan Zyan karena tahu pria itu adalah salah satu orang kepercayaan Amma. Melihat reaksinya ketika menangani orang-orang saat pelemparan batu, Marwan meyakini kalau Zyan bukan orang biasa.

Namun lewat orang-orangnya, Gantika berhasil menekan Marwan dan membuat pria itu menurunkan perintahnya untuk membebaskan Zyan. Tetapi pria itu tidak mau menyerah begitu saja. Dia sudah menyuruh orang untuk membuntuti Zyan dan mengikuti pergerakannya.

Petugas polisi yang berjaga di depan sel segera membukakan pintu sel. Pria itu meminta Zyan untuk keluar. Setelah mengambil semua barangnya, Zyan pun meninggalkan kantor polisi. Pria itu tidak langsung kembali ke pondok. Dia memilih bersantai di mini market sambil menikmati kopi instan dan camilan. Zyan menghubungi Agam dan meminta pemuda itu menjemput dirinya. Dia mengirimkan lokasi di mana dirinya berada saat ini.

Ketika tengah menikmati kopinya, seorang pria datang mendekat. Pria itu mengenakan topi dan sweater. Pria itu duduk tepat di samping Zyan. Sama seperti halnya Zyan, dia duduk untuk menikmati kopi dan roti yang dibelinya. Di luar mini market, nampak seorang pria terus mengawasi Zyan.

Pria yang bertopi yang ternyata adalah Putra tidak melakukan hal yang mencurigakan. Dia tetap dengan tenang menyeruput kopinya. Matanya melihat pria yang sedari tadi mengikuti Zyan bersembunyi dibalik pohon sambil terus mengawasi rekannya ini.

"Ada yang mengikutimu," ujar Putra tanpa melihat pada Zyan. Kepalanya menunduk, berpura-pura sibuk dengan ponselnya.

"Aku tahu."

"Pak Marwan yang memerintahkannya untuk mengawasimu. Kamu harus berhati-hati. Kematian Amma tidak sesederhana yang terlihat. Revina memang disusupkan ke pondok untuk melancarkan misi mereka. Sejak awal Amma memang sudah menjadi target mereka."

"Apa ada yang kulewatkan?"

"Sepertinya Amma belum menceritakannya padamu. Atau Amma sengaja menutupinya darimu karena ingin melindungimu."

"Apa yang terjadi?" Zyan semakin dibuat penasaran.

"Soal kasino yang kamu tanyakan tempo hari. Pembukaan kasino mendapat tentangan keras dari beberapa orang dan salah satunya adalah Amma. Total ada lima orang yang menentang secara terang-terangan. Dan kelima orang tersebut sudah diamankan oleh mereka. Amma adalah target terakhir mereka. Aku tidak bisa memberitahumu lebih jelas soal ini. Orang yang mengawasimu membuatku tidak nyaman. Lebih baik kamu bertemu Candy. Dia akan menjelaskan semuanya padamu. Mulai hari ini Mayor memerintahkan kamu berkoordinasi dengan Candy."

"Candy? Siapa?"

"Dia juga agen lapangan kita. Dia sengaja dikirimkan ke sini untuk membantumu. Sudah enam bulan lamanya dia berada di sini. Dan semua info yang kamu butuhkan ada padanya."

"Bagaimana aku bisa menemuinya?"

"Dia yang akan menemuimu."

Usai mengatakan itu, Putra beranjak dari tempatnya lalu segera meninggalkan mini market. Sementara Zyan masih bertahan di tempatnya. Selain untuk menahan orang yang tengah mengawasinya, dia juga sedang menunggu Agam menjemputnya. Sepuluh menit berselang, Agam datang. Tanpa menunggu lama, Zyan segera menaiki kendaraan roda duanya yang dibawa oleh Agam.

"Bagaimana keadaan di pondok?"

"Sejauh ini masih aman, Pak. Tapi setiap harinya ada saja pendemo yang datang. Mereka meminta pondok ditutup."

"Apa mereka orang-orang yang sama saat peristiwa Amma?"

"Iya, Pak. Kita sudah lapor ke polisi tapi ngga ada pergerakan sama sekali. Sepertinya mereka sengaja mengabaikan soal ini. Atau mungkin mereka bersekongkol."

"Ck.. analisamu sudah seperti detektif saja," balas Zyan sambil terkekeh.

"Sikap mereka jelas kok, Pak. Cuma orang bego aja yang ngga tahu kalau mereka berkolusi."

"Ternyata kamu berbakat menjadi detektif. Andai kemampuan akademik mu sebaik kemampuan mu menganalisis situasi, pasti kamu akan mendapatkan nilai baik di sekolah."

"Kalau saya jadi detektif aja, gimana Pak?"

"Mau jadi apapun terserah kamu. Tapi kamu harus belajar lagi."

"Kalau kuliah saya ngga sanggup, Pak. Bapak tahu sendiri keadaan ekonomi keluarga saya seperti apa."

"Kan kamu bisa daftar jadi TNI, Polisi atau BIN. Itu semua sekolah kedinasan dan gratis."

"Gratis di atas kertas aja, Pak. Kadang ada biaya juga. Tetangga saya udah keluar uang sampai sepuluh juta, tetap aja ngga keterima. Satu lagi, keluar uang lima belas juta,baru keterima."

"Itu hanya pekerjaan oknum. Tapi banyak kok yang masuknya gratis. Mereka lagi apes aja kali."

Kepala Agam mengangguk-angguk. Apa yang disarankan oleh Zyan sepertinya menarik juga. Dia jadi tertarik masuk ke sekolah kedinasan. Kalau TNI, mungkin dia akan masuk ke angkatan darat atau mendaftar untuk menjadi anggota BIN. Hanya dua itu saja pilihannya. Karena menjadi polisi sama sekali tidak terlintas di pikirannya. Banyak anggota kepolisian yang memberikan contoh buruk padanya hingga pemuda itu tidak percaya pada institusi tersebut.

Perjalanan mereka berakhir juga. Ketika hendak memasuki gerbang, nampak beberapa orang masih bertahan di sana untuk melakukan demo. Di antara mereka masih ada orang tua Asma. Keduanya menginginkan kalau pondok pesantren Ulul Ilmi ditutup selamanya. Mereka masih belum bisa memaafkan Amma yang sudah dianggap menghancurkan masa depan anak mereka.

Salah seorang santri segera membukakan pintu gerbang ketika melihat motor yang dikendarai Zyan. Setelah motor milik Zyan masuk, pintu gerbang kembali ditutup. Begitu turun dari motor, Agam segera bergabung dengan para santri yang menjaga pintu gerbang. Sementara Zyan mencari keberadaan Husein.

Tahu kalau Zyan sudah bebas, Husein bergegas menemui pria itu. Zyan mengajak Husein berbicara di ruangannya saja agar lebih leluasa. Husein menemui Zyan dengan membawa bukti yang diberikan Agam beberapa hari yang lalu. Zyan segera memeriksa bukti yang diberikan oleh Husein.

"Tidak ada jejak Amma pada Revina. Ini bisa membuktikan kalau Amma tidak bersalah. Selain itu, sp*rma yang tertinggal di pakaian Revina adakah milik Barly. Kita bisa menggunakan ini untuk membersihkan nama Amma kan?"

Zyan tidak langsung menjawab. Dia masih memikirkan perkataan Putra tadi. Jika memang Amma sudah menjadi incaran mereka, maka bukti yang didapat tidak akan berpengaruh apa-apa. Pria itu tengah memikirkan strategi untuk masalah yang dihadapi.

"Zyan," panggil Husein membuyarkan lamunan pria itu.

"Jalan yang akan kita lalui untuk membersihkan nama Amma tidak semudah yang kita kira."

"Apa maksudmu?"

"Kematian Amma tidak sesederhana yang terlihat. Ada konspirasi terselubung di dalamnya. Salah satu orang yang terlibat adalah Barly. Dan sudah pasti dia didukung oleh ayahnya. Apa Abang mau bersabar? Kita harus menyusun rencana matang soal ini. Amma memang sudah menjadi incaran mereka. Apa Amma pernah cerita soal pembangunan kasino pada Abang?"

"Pembangunan kasino? Di mana?"

"Rupanya Amma juga tidak menceritakannya pada Abang. Amma hanya menyimpannya seorang diri. Sebelum meninggal, Amma pernah menghubungi ku. Amma bilang ada yang mau dibicarakan denganku. Apa mungkin masalah ini?"

"Sebentar.. sebentar.. aku ngga mengerti. Apa maksudmu kalau Amma sudah diincar? Apa sejak awal Amma sudah menjadi target? Siapa yang menargetkan Amma dan kenapa?"

Husein pusing sendiri mendengar penjelasan Zyan. Akhirnya Zyan menceritakan apa yang disampaikan Putra padanya. Husein terhenyak, itu diam beberapa saat. Mencoba mencerna apa yang baru saja didengarnya.

"Maksudmu, Amma menjadi target karena menolak pembukaan kasino?"

"Iya. Dan aku harus menyelidikinya. Aku harus masuk ke kasino itu. Supaya aku tahu siapa saja orang yang berada di dalamnya. Tapi sebelumnya aku akan mencari orang-orang yang sudah mencelakai Amma. Sebagian dari mereka masih ada di depan gerbang, memprovokasi warga untuk berdemo. Tujuan mereka agar pondok ini ditutup. Rasanya berlebihan saja kalau alasan mereka melakukan ini karena Amma menolak kasino. Pasti ada hal lain yang menjadi pemicu utama."

"Aku mohon bantuanmu, Zyan. Tolong selidiki kasus Amma dan bersihkan nama baiknya."

"Baiklah. Tapi seperti yang kubilang, Abang harus sabar. Masalahnya tidak akan bisa selesai secepat yang kita bayangkan."

Husein menganggukkan kepalanya. Tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menguak kebenaran, asalkan nama Amma bisa pulih seperti sedia kala dan orang-orang yang sudah berbuat dzolim pada ayahnya itu bisa mendapatkan balasan yang setimpal.

Selesai berbicara dengan Zyan, Husein kembali ke pondok. Walau berbagai masalah menimpa mereka akhir-akhir ini, namun kegiatan di pondok harus berjalan seperti semula. Sekarang Husien adalah penanggung jawab atas operasional pondok. Tentu saja dia ingin melakukan yang terbaik demi memenuhi amanat sang ayah.

Sepeninggal Husein, Zyan segera menyalakan komputer. Dia langsung memeriksa akun e-mailnya. Armin sudah mengirimkan hal yang diminta olehnya. Semua data tentang orang yang sudah membunuh Amma sudah didapat oleh sahabatnya itu. Zyan mengambil ponselnya lalu menghubungi Armin.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam. Armin, aku mau kamu menyelidiki lagi."

"Bagaimana keadaan Abang? Aku dengar Abang ditahan."

"Iya. Tapi aku sudah bebas sekarang. Masalah di sini cukup rumit. Orang-orang yang kuminta untuk diselidiki hanyalah orang bayaran saja. Ada konspirasi terselubung di baliknya dan sudah pasti orang penting."

"Apa Abang mau aku datang?"

"Apa kamu bisa datang?"

"Tentu saja. Aku sudah lama ingin bekerja sama lagi seperti dulu."

Zyan hanya tertawa saja mendengar pria yang sudah dianggapnya seperti adik sendiri. Dulu Armin memang kerap membantunya ketika melakukan misi. Armin bukanlah agen rahasia seperti Zyan. Namun dia sudah menjadi bayang-bayang pria itu. Lewat kemampuannya di bidang informatika, Armin banyak membantu Zyan. Pria itu juga yang mendapatkan informasi penting saat di Malta. Ketika Zyan dibebaskan tugaskan, dia memang meminta Armin untuk bersembunyi jika sesuatu terjadi padanya.

"Baiklah, kamu bisa datang ke sini. Bantu aku menangkap orang yang sudah membunuh Amma."

"Oke!"

Suara Armin terdengar begitu bersemangat. Akhirnya pria itu bisa berkumpul kembali dengan Zyan dan melakukan aksi bersama. Zyan hanya tersenyum, dia juga merindukan Armin. Untuk memecahkan kasus saat ini, dia memang membutuhkan bantuan Armin. Zyan kemudian melihat kembali file yang dikirimkan oleh Armin. Dia mencetak semua foto orang yang menjadi provokator. Tidak hanya itu, Zyan juga mencetak foto Barly, Marwan, Revina dan empat santriwati lain yang mengaku sebagai korban Amma. Terakhir dia mencetak foto Anaya.

Pria itu menempelkan semua foto tersebut pada glass board. Zyan menghubungkan Revina, Barly, Asma dan tiga santri lainnya pada foto Amma. Di atas foto Barly dan Anaya, dia menaruh foto Marwan. Sementara foto provokator ditaruh di bagian bawah. Dia akan mengincar mereka satu per satu. Target pertamanya adalah pria bernama Budi.

Zyan membuka lemari kemudian mengambil jaket kulit warna hitam dari dalamnya. Pria itu mengenakan jaket tersebut lalu memakai sebuah helm full face berwarna hitam. Di helm tersebut sudah tertempel sebuah kamera kecil yang langsung terhubung dengan komputernya. Sambil memakai helmnya, Zyan mendekati sepeda motornya yang tertutup cover. Sebuah sepeda motor touring pabrikan Jerman langsung terpampang di depannya.

Lebih dulu pria itu memanaskan motor yang cukup lama tidak digunakan olehnya. Setelah dirasa cukup, Zyan menaiki kuda besi tersebut. Dia menekan tombol yang ada di pilar yang dekat dengannya. Secara otomatis rolling door terbuka. Beberapa saat kemudian, kendaraan roda dua tersebut segera keluar dari ruangan tersebut. Pintu keluar terhubung langsung pada jalan di belakang pondok.

***

Kasus Amma benang kusut kayanya🤔

Terpopuler

Comments

𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 🐊GHISNA🐊🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 🐊GHISNA🐊🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

Sy kira Kasino itu hanya ada di Negara jepang Cina Amerika ky di Film Film. Kok bisa ada di indo

2025-03-22

5

☘️ gιмϐυℓ ☘️

☘️ gιмϐυℓ ☘️

Sekilas emang keliatannya rumit bin ruwet kasusnya Amma ini, karena melibatkan org2 Adi kuat. Semoga saja Zyan sabar & telaten mengawal kasus ini. mencari bukti valid yg memang tidak mudah ditemukan, sampai akhirnya semua bakal terbuka & siap utk diadili demi membersihkan nama baik Amma

2025-03-22

2

tehNci

tehNci

Tambah ruwet kl orang² yg berkuasa ada dibalik tindakan pencemaran nama baik Amma yang menyebabkan meninggal. Saatnya kemampuan Zyan sebagai Intel digunakan semaksimal mungkin dengan berbagai sumberdaya yg kini terhubung kembali. Bismillaah...usut tuntas kasus Amma u bang Zyan...

2025-03-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!