Target Destroyed

Indramayu, Jawa Barat. Pukul 21.00

Sudah bukan rahasia lagi jika Indramayu merupakan daerah penghasil beras terbanyak di Jawa Barat. Setiap tahunnya daerah ini menghasilkan satu juta ton lebih gabah kering panen dan gabah kering giling. Indramayu menjadi salah satu lumbung padi terbesar di Jawa Barat. Salah satu Desa penghasil beras di Indramayu adalah Desa Mundakjaya. Desa ini adalah tempat tinggal orang tua Yunan.

Setelah seharian sibuk memanen di sawah, kedua orang tua Yunan nampak sedang beristirahat di bale depan rumah. Setelah di non-aktifkan, Yunan kembali ke desanya dan membantu kedua orang tuanya mengurus sawah. Kebetulan sekali ketika dia kembali, masa panen sudah tiba. Kedatangan Yunan tentu saja disambut gembira oleh kedua orang tuanya. Sejak anaknya bekerja, Yunan jarang pulang ke rumah.

Dari dalam rumah, Yunan keluar dengan membawa dua gelas minuman hangat. Dia menaruh gelas di atas bale. Lalu pria itu mendudukkan diri di samping Ibunya. Tangannya Langung memijat betis wanita yang sudah melahirkannya.

"Nan.. kamu kapan mau menikah? Umurmu sudah berapa sekarang?"

"Gampang itu, Bu."

"Jangan gampang-gampang, buktinya sampai sekarang kamu belum bawa satu calon pun ke depan Ibu dan Bapak."

"Nanti kalau sudah waktunya, aku pasti datang membawa calon untuk Ibu dan Bapak."

"Kamu cuti sampai kapan, Nan?" kali ini Bapaknya yang bertanya.

"Belum tahu, Pak. Masih nunggu keputusan."

"Memangnya kamu ada masalah di tempat kerja?"

"Ngga Bu. Lagi menunggu surat tugas berikutnya. Tugas yang kemarin sudah selesai. Aku cuti dulu sambil menunggu penugasan baru. Lagian aku ngga pernah cuti sebelumnya."

Yunan terpaksa berbohong pada kedua orang tuanya. Tidak mungkin kalau dirinya mengatakan perihal yang sebenarnya. Apalagi kedua orang tuanya tidak tahu pekerjaan apa yang dijalani anaknya. Sejak diangkat menjadi agen intelijen, dia sudah bersumpah untuk tidak membuka identitasnya di depan siapa pun, termasuk kedua orang tuanya sendiri.

"Sebenarnya pekerjaanmu itu apa?"

"Staf khusus, Pak. Diperbantukan di atase kedutaan."

"Berarti kamu kerjanya di luar negeri ya?"

"Iya, Pak. Oh ya, aku ke lumbung dulu, Pak. Mau ngecek hasil panen kita hari ini. Tadi Pak Karta pulang duluan."

"Besok saja, sekarang sudah malam."

"Sekarang saja, Bu. Besok pasti ngga sempat."

Yunan segera berdiri kemudian berjalan menuju lumbung padi yang jaraknya hanya dua ratus meter saja dari rumahnya. Pria itu masuk ke dalam lumbung kemudian menutup pintunya. Sambil memegang buku catatan, dia memeriksa hasil panen hari ini. Tanpa Yunan sadari, tiga orang bergerak mengendap di depan lumbung. Mereka menaruh dua bilah kayu untuk menahan pintu agar tidak terbuka dari dalam. Salah satu dari mereka kemudian menyulut api dan membakar tempat tersebut.

Api disulut di empat sisi bangunan. Bangunan yang terbuat dari kayu itu dengan cepat terbakar. Ketiga orang tersebut segera menjauh dari sana. Kobaran api semakin besar dan mulai melahap bangunan. Yunan yang berada di dalam lumbung, mulai menyadari bahaya yang mengancamnya. Asap mulai masuk ke dalam dan menghalangi pandangannya. Pria itu berusaha menuju pintu keluar, namun karena sudah terganjal, dia tidak bisa membukanya. Beberapa kali Yunan mencoba mendobrak, namun semuanya sia-sia. Pria itu segera menghindar ketika atap di atasnya yang sudah terbakar jatuh ke arahnya.

Melihat kepulan asap, Bapak Yunan bergegas menuju arah datangnya asap. Pria itu terhenyak ketika melihat lumbungnya terbakar. Dengan cepat dia memukul kentongan untuk memanggil warga lain. Kepanikan segera terjadi, beberapa tetangga yang menyadari kebakaran itu segera mengambil air dengan ember atau alat apapun yang bisa menampung air untuk memadamkan api. Ketua RT segera menghubungi pemadam kebakaran.

"YUNAN!!" teriak Ibu Yunan yang menyadari kalau anaknya masih berada di dalam lumbung.

Bapak Yunan mencoba menyelamatkan anaknya, namun segera ditahan oleh beberapa warga. Api sudah berkobar hebat dan hampir menghanguskan seluruh bangunan. Air yang digunakan untuk memadamkan api tidak bisa melawan si jago merah tersebut. Kedua orang tua Yunan jatuh terduduk di tanah memandangi lumbung mereka habis terbakar dengan sang anak berada di dalamnya.

Salah satu pria yang membakar lumbung berada di tengah kerumunan warga. Dia berpura-pura membantu untuk memadamkan api. Senyum tipisnya terlihat ketika api mulai melalap habis bangunan. Pria itu segera meninggalkan lokasi kejadian.

"Target clear!"

***

Jakarta, pukul 21.00

Tepat pukul sembilan malam, Ahsan sudah sampai di tempatnya bertemu dengan Zyan. Pria itu melihat jam di pergelangan tangannya. Tidak biasanya atasannya itu terlambat datang. Dia bermaksud menghubungi atasannya untuk menanyakan keberadaannya. Tanpa sengaja matanya menangkap seseorang berjalan mendekatinya. Tiba-tiba saja Ahsan teringat akan pesan Zyan. Bukan tidak mungkin orang itu mencoba menghabisinya. Tadi saat menghubungi Yanto, dia mendengar suara hantaman keras setelah itu panggilannya terputus begitu saja. Sementara Deri dan Yunan yang tidak menjawab panggilannya.

Ahsan segera menjauh dari lokasi yang didatanginya tadi. Pria itu berlari sambil menghubungi Zyan, namun sang atasan tidak menjawab panggilannya. Pria yang tadi dilihatnya segera mengejar Ahsan. Pria itu berlari menyusuri lorong jalan yang kanan kirinya hanya terdapat bangunan kosong saja. Pria itu terjatuh ketika mendapat tendangan dari pengejarnya. Dengan cepat Ahsan segera bangun. Sang pengejar mulai menyerangnya dan perkelahian di antara keduanya tak dapat terelakkan.

Sementara itu, Zyan masih memacu kendaraan roda duanya dengan kecepatan tinggi. Pria itu datang terlambat karena terhalang penutupan ruas jalan di beberapa tempat. Sesampainya di lokasi tujuan, dia segera mencari keberadaan Ahsan. Pria itu mencoba menghubungi anak buahnya itu, namun Ahsan tak menjawab panggilannya. Perasaan was-was langsung menyelimuti perasaan Zyan. Pria itu segera mencari anak buahnya.

Perkelahian Ahsan dengan lawannya terus berlangsung. Ternyata lawan yang dihadapi Ahsan bukan lawan yang mudah. Pria itu memiliki kemampuan beladiri yang cukup tinggi. Adu pukulan dan tendangan terjadi beberapa kali. Sang lawan menarik tangan Ahsan lalu memukul dan menendang perut pria itu. Beberapa kali Ahsan berusaha menghindar, sampai akhirnya dia berhasil melepaskan diri. Saat itu matanya melihat ke jari manis sang lawan. Pria itu mengenakan cincin dengan bentuk yang unik. Sadar kalau lawannya sulit ditaklukkan, Ahsan memilih untuk menghindar. Tapi sebelumnya dengan gerakan cepat dia mengambil cincin yang dikenakan penyerangnya.

Baru beberapa langkah Ahsan berlari, tubuhnya kembali tertarik ke belakang ketika lawannya berhasil menangkapnya. Pria itu jatuh ke aspal sambil mengerang menahan sakit ketika punggungnya menghantam aspal dengan kencang. Belum sempat berdiri, beberapa tendangan mengenai tubuhnya. Sang penyerang mengeluarkan pisau untuk menghabisinya. Beruntung Ahsan dengan cepat berdiri dan menghindari tikaman pisau. Tak mau menyerah, sang lawan terus menyerangnya. Sebuah sabetan pisau berhasil mengenai lengan kanannya.

Zyan yang tengah mencari Ahsan, melihat perkelahian dua orang di depannya. Dengan cepat pria itu mendekat. Ahsan kembali jatuh tersungkur saat mendapat tendangan keras. Tak ingin membuang waktu, sang penyerang langsung mengarahkan pisau di tangannya. Namun sebelum pisau mengenai tubuh Ahsan, Zyan datang dan menendang pria tersebut.

Perkelahian kembali terjadi, tapi kini antara Zyan dengan lawan Ahsan tadi. Zyan bukanlah Ahsan yang bisa ditaklukkan. Pria itu bahkan beberapa kali berhasil memberikan balasan yang membuat sang lawan keteteran. Tubuh lawan terhempas jatuh menimpa beberapa barang setelah Zyan menendangnya sangat kencang.

"Aku akan ambil alih, pergi dari sana!"

Mendengar instruksi rekannya, pria yang menjadi lawan Ahsan dan Zyan segera berlari menjauh. Zyan tak berusaha mengejar. Pria itu lebih dulu menghampiri Ahsan. Dengan susah payah Ahsan mencoba bangun, sekujur tubuhnya terasa sakit, belum lagi luka di bagian perutnya yang terus mengeluarkan darah. Dilihatnya Zyan tengah berjalan ke arahnya. Tubuh Ahsan menegang ketika melihat titik merah di dada kiri atasannya. Dengan cepat Ahsan berlari menuju Zyan. Pria itu menghalangi tubuh Zyan yang sudah terkena kuncian sniper.

Tepat ketika Ahsan sampai ke depan Zyan, punggungnya tertembus timah panas. Zyan segera menarik Ahsan ke dekat bak sampah yang ada di sana, membuat sang sniper tidak bisa membidiknya. Zyan menekan luka tembak Ahsan yang mengenai daerah vital.

"Ahsan! Sadar! Kamu harus tetap sadar!"

"Kap.."

Ahsan tidak bisa meneruskan ucapannya. Pria itu hanya memberikan cincin yang berhasil diambilnya tadi.

"Bertahanlah!"

Kepala Ahsan hanya menggeleng. Dia tahu kalau hidupnya tidak lama lagi. Pria itu berusaha bangun lalu membawa atasannya keluar dari persembunyian. Dengan tubuhnya dia melindungi Zyan. Sang sniper yang sejak tadi kehilangan jejak Zyan, kembali bisa membidiknya. Namun pandangannya terhalang oleh Ahsan yang menutupi pandangannya.

"Ahsan, jangan bodoh! Ayo kita pergi bersama."

"Pergilah!"

Ahsan mendorong tubuh Zyan sementara dirinya tetap menghalangi pandangan sang sniper. Zyan melihat sejenak pada Ahsan sebelum akhirnya pergi dari sana. Pergerakan Zyan berhasil dilihat sniper. Pria dengan senapan runduk itu segera menembakan pelurunya. Ahsan berusaha menghalangi, namun peluru sempat menyerempet perut Zyan. Di tembakan kedua, peluru mengenai kepala Ahsan. Tubuh pria itu langsung ambruk.

Melihat Ahsan yang sudah tak bernyawa, Zyan meneruskan larinya. Karena tidak menemukan tempat untuk bersembunyi, Zyan terus berlari. Pria itu berlari secara zig-zag untuk menyulitkan sniper menguncinya. Kesal karena Zyan bergerak zig-zag, sang penembak berusaha tetap fokus. Sedetik kemudian dia berhasil menembakkan pelurunya. Peluru berhasil mengenai punggung Zyan. Pria itu terjatuh, namun segera bangkit dan terus berlari. Di ujung jalan dia berbelok ke kanan dan tidak bisa terlihat lagi oleh penembaknya.

Zyan terus berlari tanpa melihat sekeliling. Ketika pria itu berhasil mencapai jalan raya, tiba-tiba sebuah mobil muncul. Zyan yang terkejut, terpaku beberapa detik. Sementara sang pengemudi berusaha mengerem. Namun karena jaraknya terlalu dekat, tak ayal mobil yang dikemudikannya menghantam tubuh Zyan.

***

Hai gimana cerita barunya? Mudah²an kalian bisa menikmati alurnya ya🤗

Terpopuler

Comments

☘️ gιмϐυℓ ☘️

☘️ gιмϐυℓ ☘️

Nggak bisa membayangkan gimana shocknya Ayah kalo tau teman2nya sudah meninggal, bahkan dia pun nyaris dihabisi 🥺🥺🥺

2025-03-02

4

tehNci

tehNci

Tinggal Zyan kah yg masih hidup, atau masih ada anak buah Zyan yg lain? Nyawa seakan gak ada harganya bagi orang berkuasa yg punya rahasia besar. Zyan dan anggota timnya harus kehilangan nyawa demi segelintir penguasa yg merasa terancam kalo Zyan dan timnya dibiarkan hidup. Sadis...

2025-03-02

2

Rahma Inayah

Rahma Inayah

duh...tinggl Zayn seorang yg mkn Mash hdp semoga orng yg nabrak Zayn orngbaik dan menolong nya ..semoga suatu saat Zayn BS mengungkap kan dan mendorkn serta dalng dr pembunuhan rekan nya yg 4 orng tewas .semoga Zayn BS memberi kan keadilan utk rekan2nya

2025-03-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!