Alex memilih Ladies yang berada tepat di samping Yuna. Gadis itu bernama Cindy, Cindy adalah ladies yang sejak awal Yuna datang bersikap paling ramah padanya. Sejak menunggu di ruang Make up, Cindy lah orang yang terus mengajak Yuna berbincang agar Yuna tidak terlalu gugup.
Bahkan ternyata Cindy lah orang yang menolong Yuna pada saat pingsan di pinggir jalan dan membawanya ke apartment Nensy.
Cindy baru satu tahun bergabung sebagai ladies mami Nensy, Cindy juga tak kalah cantiknya, walau pun kecantikan masih di bawah Yuna dan Katy, tapi pesona Cindy juga tak bisa di ragukan. Hal itu terbukti dari dia yang juga selalu mendapatkan tamu kelas kakap setiap malam.
Cindy pun berjalan menghampiri Alex dan duduk di sampingnya. Tak lama kemudian Mr. Tiong yang juga rekan bisnis Benzie dari Hongkong memilih Diana.
Diana adalah teman akrab Katy selama di Blue Light club.
"Sekarang giliran mu tuan muda" Ucap Nensy menawarkan Benzie.
Benzie hanya mengangkat tangannya sebagai kode "cukup" karena dia tidak ingin di temani. Benzie hanya ingin berniat untuk men service rekan bisnisnya yang baru datang dari Hongkong itu dengan baik selama berada di club' malam miliknya, namun dia pribadi merasa hanya ingin minum sendiri.
"Baiklah Tuan muda. selamat menikmati." Ucap Nensy yang kemudian berlalu meninggalkan ruangan yang mewah itu.
Yuna pun keluar lebih awal karena selain dia yang paling dekat dengan pintu, dia juga takut Benzie dan Alex melihatnya, dia lebih baik menemani tamu yang lain asalkan pekerjaannya tidak terancam.
Disisi lain ruangan VVIP, Alex pun mematikan seluruh lampu di dalam ruangan itu, ia hanya menyisakan cahaya pada layar besar yang terpampang di hadapan mereka yaitu layar yang di gunakan untuk para tamu berkaraoke. Alex sudah sangat paham Jika hampir semua tamu yang datang ke club' malam pasti lebih suka dengan cahaya yang redup bahkan gelap. Karena mereka akan leluasa dengan para wanitanya.
Katy pun sudah memulai untuk memilih beberapa lagu yang ingin dia nyanyikan, di susul dengan Diana sahabat Katy yang juga ikut memilih lagu.
Kini ruangan itu sudah di bisingkan dengan suara lagu karaoke yang keras. Membuat mereka yang ada di dalamnya harus berbicara berbisik di telinga lawan bicara mereka agar bisa terdengar.
"Hei Mr. Benzie what's wrong? Kenapa kamu tidak memilih satu wanita pun?" Teriak Mr. Wong yang duduk di dekat Benzie sembari sedikit mengeras kan suaranya.
Katy yang tengah menuangkan minuman alkohol ke dalam beberapa gelas pun mendengar hal itu, dia jadi agak lega karena Benzie tak memilih siapa pun. Katy merasa dengan begitu dia akan memiliki masih banyak kesempatan untuk menggoda Benzie lagi. Dia yakin Benzie takkan mampu lama-lama menolaknya.
"Tak apa Mr. Wong, aku tak biasa ditemani, jangan sungkan, nikmati lah malam ini bersama wanita yang sudah anda pilih." Ucap Benzie tersenyum lalu mulai meneguk minumannya.
"No no no, aku mau semua yang ada di ruangan ini menikmatinya, lagi pula aku akan sangat tak nyaman jika salah satu rekanku tak memiliki teman minum. Ayolah Mr. Benzie." Pujuk Mr. Wong sembari tangannya merangkul mesra pundak Katy.
"Turuti saja kemauannya agar dia nyaman di tempat ini dan bisa beli lebih banyak minuman lagi. Ini tentu akan sangat bagus untuk income club' ini." Bisik Alex pada Benzie yang sedari tadi mendengar perkataan Mr. Wong.
"Baiklah, suruh pelayan panggil Nensy kemari." Perintah Benzie yang akhirnya mengikuti kemauan Mr. Wong.
Tak lama Alex pun memencet tombol yang berada tak jauh dari tempat nya duduk yang berfungsi untuk memanggil pelayan, tak lama pelayan pun langsung masuk menghampirinya.
"Tolong panggilkan mami Nensy kemari!" Perintah Alex pada pelayan itu.
Nensy yang belum lama keluar dari ruangan VVIP itu kembali mencari mangsa baru untuk mempromosikan para ladies nya yang belum terpilih. Tapi pelayan tiba-tiba menyuruh Nensy kembali ke ruang VVIP.
Nensy yang belum tau maksudnya, sedikit cemas, dia takut jika salah satu ladies nya membuat kesalahan pada para bos besar itu. dia pun dengan sigap langsung kembali ke ruang VVIP.
"Apa tuan muda memanggilku?" Tanya Nensy menghampiri tempat dimana Alex dan Benzie duduk.
"Tunjukkan aku photo para ladies mu yang belum terpilih." Ucap Benzie sambil menenggak kembali minuman nya.
Nensy memang selalu menyimpan seluruh photo para ladies nya, karena itu memudahkannya dalam mempromosikan para ladies nya ke tamu-tamu yang datang tanpa harus memanggil para ladies nya terlebih dulu. Sesegera mungkin Nensy memberikan ponsel yang sudah menampilkan photo para ladies nya pada Benzie.
Benzie terus menggeser photo itu satu persatu dengan gerakan cepat seperti tak berminat, hingga akhirnya sampai pada photo terakhir yaitu photo Yuna yang memang baru saja di photo oleh Nensy saat diruang make up tadi. Sejenak Benzie memberhentikan gerakan jarinya, dia menatap photo Yuna agak lama, dia merasa wajah Yuna sangat familiar.
"Wajah wanita ini sangat familiar, aku seperti pernah melihatnya, tapi dimana ya?" Tanya Benzie dalam hati.
"Panggil gadis ini!" Benzie pun akhirnya menyuruh Nensy untuk memanggil Yuna sembari mengembalikan ponsel Nensy.
Nensy yang melihat photo Yuna pun langsung tersenyum.
"Baik tuan muda, kebetulan sekali dia memang baru malam ini mulai bekerja disini." Ucap Nensy sumringah sambil bergegas pergi.
Tak lama Nensy pun kembali dengan sudah membawa Yuna di belakangnya. Yuna yang ketakutan pun kembali gemetaran dan membuatnya tanpa sadar meremas-remas bajunya sendiri. Yuna terus menunduk saat sudah berada di hadapan Benzie. Yuna berfikir jika Benzie memanggilnya untuk kembali memarahinya.
"Oh ya tuhan, tolong jangan terlalu kejam seperti ini." Pinta Yuna lirih dalam hati.
Yuna mengira jika dia sudah ketauan, dan akan segera dipecat malam itu juga.
"Yuna? Untuk apa mami membawanya kembali kesini? Bukankah tadi dia tidak terpilih?" Ketus Katy dalam hati dan mulai merasa kesal.
"Hei kau, duduk lah disini!" Ucap Alex pada Yuna sambil menepuk sofa yang kosong di samping Benzie.
"Ini kesempatanmu Yuna, jangan membuatnya kecewa." Bisik Nensy saat Yuna mulai melangkah.
"Aku di suruh duduk? Apa aku tidak jadi di marahi? Oh terima kasih Tuhan." Celetuk Yuna dalam hati.
Yuna yang masih gugup pun akhirnya melangkah perlahan sambil masih menunduk kan kepalanya, ia pun duduk di samping Benzie. Cindy yang sedari tadi duduk di samping Alex memutuskan untuk membantu menuangkan minuman untuk Yuna.
"Kamu perlu minum ini Yuna, agar gugup mu hilang." Ucap Cindy tersenyum sembari meletakkan gelas yang berisi alkohol ke telapak tangan Yuna.
"Oh tidak, Yuna duduk di samping Benzie Lim? Sial, beraninya dia mengusik lelaki incaran ku." Katy kembali mendengus kesal dalam hati.
Sementara Benzie masih saja diam, hal itu membuat Yuna semakin gugup, dengan tangan yang sedikit bergetar dia pun mulai mengangkat gelas yang ada di tangannya dan meminum minuman yang di berikan oleh Cindy.
Yuna sontak mengernyitkan dahi dan memejamkan matanya karena merasa aneh dengan rasa minuman yang baru pertama kali di minum olehnya itu.
Benzie yang melihat ekspresi itu pun langsung bertanya-tanya.
"Apa kau tidak bisa minum?" Tanya Benzie datar.
Yuna yang mendengar pertanyaan Benzie itu pun terkejut dan membuatnya tersedak saat tengah minum.
"Ma, maaf tuan sa, saya saya". Kata Yuna terbata bata.
"Bagaimana bisa orang yang tidak bisa minum sepertimu bisa di pekerjakan di club' ku? Bukankah ini akan membuat reputasi club' ku jadi rusak?" Tanya Benzie menatap tajam ke arah Yuna.
Mendengar ucapan Benzie membuat tubuh Yuna kembali gemetaran, dia terus saja menunduk, dan tanpa ia sadari tangannya kembali meremas-remas rok mininya.
"Maafkan saya tuan muda, saya berjanji akan belajar minum alkohol, tolong jangan pecat saya tuan." Jawab Yuna lirih dengan gemetaran.
"Apa kau pernah bertemu denganku sebelumnya ?" Tanya Benzie yang kemudian merubah posisi duduknya, tangannya kini menyangga pada dengkulnya, yang membuat dia bisa melihat wajah Yuna lebih dekat.
Yuna yang mendengar itu sontak saja membulatkan matanya, Yuna makin ketakutan, kini pikiran Yuna sudah sangat jauh berkelana, bayang-bayang dirinya akan kembali dipecat kini terus menghantui pikirannya. Dengan tangan gemetaran Yuna kembali meraih gelas minumannya yang tadi sudah ia kembalikan ke atas meja lalu kembali meneguk minuman nya sampai habis.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
Yuna yg minum alkohol kenapa kita yg deg degan yah🤭, semoga tak kan terjadi apa² dgn Yuna
2023-09-17
0
Widya Tamrin Widya
mabok pas ketemu orang yg salah bisa diperkosa yuna
2021-10-16
1
Di Ujung Senja
santai dlu Yuna
2021-08-05
1