"Pak Choi, bisakah mengantar saya ke rumah sakit Columbia?" Tanya Yuna pada supir pribadi Benzie saat baru selesai menelpon adiknya.
"Baiklah nona." Jawab pak Choi yang kemudian memutar arah tujuan.
Rumah sakit Columbia
Yuna keluar dari mobil dan berjalan masuk ke rumah sakit dengan tergesa-gesa, Yuna terus berjalan menuju bagian administrasi.
"Permisi, saya ingin membayar DP biaya perawatan dari Pasien yang bernama Emilia Samantha." Ucap Yuna.
Emilia Samantha adalah nama lengkap dari ibu Yuna yang saat ini sedang menjalani perawatan.
"Baiklah tolong menunggu sebentar nona, saya akan cek terlebih dulu."
"Disini nyonya Emilia Samantha tercatat akan melakukan tindakan operasi besok, dengan biaya 200 juta untuk sekali operasi, ditambah 10 juta biaya perawatan dan kamar inap selama 2 hari dirawat disini." Jelas Teller administrasi secara detail.
"10 Juta hanya untuk dua hari ?" Tanya Yuna terkejut.
"Benar nona, mengingat ibu Emilia membutuhkan beberapa peralatan khusus untuk menangani penyakitnya." Jelas Teller itu lagi.
Yuna pun akhirnya paham dengan semua penjelasan yang dituturkan oleh resepsionis yang masih sangat masuk akal baginya. Yuna hanya mengangguk lesu, dan mulai berputar otak kembali memikirkan biaya rawat untuk ibu nya.
"Baiklah, apakah saya bisa membayar 100 juta dulu sebagai DP nya ?" Tanya Yuna lesu.
"Bisa nona, tapi dalam waktu seminggu ini nona harus kembali membayar sisanya." Jawab Teller dengan ramah.
"Baiklah, apa bisa bayar menggunakan debit ?" Tanya Yuna lagi sambil menunjukkan kartu ATM nya.
"Bisa nona." Jawab Teller yang kemudian meraih kartunya.
Setelah menyelesaikan pembayaran, Yuna kembali memasukkan kartu ATM dan kwitansi pembayaran ke dalam tasnya. Yuna akhirnya bisa sedikit bernafas lega karena ibunya bisa segera di operasi. Dengan langkah cepat Yuna kembali melangkah menuju kamar ibunya.
"Kakak" Sapa Tere langsung memeluk Yuna saat melihat Yuna masuk kedalam kamar.
"Tenanglah, sekarang kakak disini." Ucap Yuna menahan Isak tangisnya sembari mengusap lembut rambut Tere.
"Kakak sudah membayar DP untuk biaya operasi ibu." Bisik Yuna pada Tere, berharap adiknya bisa lebih tenang.
"Benarkah kak ?" tanya Tere melepaskan pelukan mereka sembari menyeka air matanya.
"Benar, bukankah kakak sudah berjanji padamu akan mengupayakan nya ?" Jawab Yuna tersenyum sembari mengusap air mata Tere.
"Syukurlah kak, akhirnya ibu bisa segera di operasi." Ucap Tere kembali memeluk Yuna.
Yuna hanya tersenyum lirih sambil terus mengusap kepala Tere, Yuna melirik ke arah ibunya yang sedang terbaring tak sadarkan diri itu. Tampak selang kecil memasuki rongga hidung ibunya, belum lagi selang infus yang menusuk nadi, membuat hati Yuna kembali teriris.
Ruang make up BlueLight Club'
Yuna lagi-lagi hanya termenung di depan cermin, berbeda dengan para ladies lainnya yang menghabis waktu di ruang make up dengan bergosip, sebagian ada yang memilih memesan makanan lalu makan di dalam ruang make up. Ruang make up ini memang bisa di katakan basecamp nya para ladies. tempat dimana mereka menghabiskan waktu sebelum memulai pekerjaan untuk menemani tamu.
"Ayo keluar, kalian akan kontes. Ada tamu yang datang." Ucap Nensy yang baru masuk ke ruang make up dengan semangat.
Sontak para ladies menghentikan segala aktivitasnya di dalam ruangan itu, dan memilih merapikan diri mereka. Kali ini Nensy membawa para ladies itu memasuki Hall. Hall adalah ruangan yang sangat luas dengan panggung mewah yang terdapat di lantai Utama gedung BlueLight Club', Hall ini tempat dimana biasanya ada DJ, band, dan sexy dancer yang menghibur para pengunjung.
Tamu-tamu yang tidak terlalu memikirkan privasi biasanya lebih senang di hall ketimbang di ruang karaoke. Di hall terdapat banyak meja-meja bundar yang tersebar di tengah ruangan besar itu, sementara di sisi-sisi dinding ada sofa-sofa yang bersekat. Ada juga lantai yang sengaja dibiarkan kosong untuk para tamu yang ingin berjoget.
Hall Blue Light
Hall bisa di bilang sebagai pusat dari club' tersebut.
karena di Blue Light Club sendiri terdapat 3 jenis hiburan.
Lantai 1 khusus untuk Hall , lantai 2 di khususkan untuk ruang make up para ladies dan ruang ganti untuk para Sexy Dancer, lantai 3 sampai 6 untuk ruangan karaoke, lantai 7 dan roof top adalah Beer House dimana para tamu bisa lebih santai menikmati band akustik yang disediakan dengan berbagai macam Beer yang bisa dipesan.
Hall sudah sangat ramai di padati pengunjung, para ladies pun kontes di depan tamu muda yang juga kaya raya.
"Kau" Kata Martin menunjuk Yuna.
"Yuna kau terpilih, duduk lah disamping tuan muda Martin, bersikap baiklah karena dia tak kalah kaya dari tuan muda Benzie." Bisik Nensy.
Kemudian kedua teman Martin yang tak kalah tampan memilih Katy dan Cindy.
Katy merasa sangat kesal saat Martin tak lagi memilihnya, dia mengenal Martin karena beberapa kali dia pernah menemani Martin selama berkunjung ke Blue Light Club'
Martin juga seorang pengusaha muda yang tak kalah kaya dengan Benzie, hanya saja mereka berbeda bidang dalam berbisnis. Martin adalah pemilik rumah sakit terbesar di kota M, dan rumah sakitnya juga sudah tersebar di berbagai kota. Dia juga memiliki usaha Travel dengan pelayanan terbaik di kota M.
Martin Chou
Yuna sudah 3 malam bekerja di club' malam, dan sedikit-sedikit dia mulai paham bagaimana cara melayani tamu. Yuna berinisiatif menuangkan minuman alkohol ke gelas Martin dan miliknya, kemudian memberikan gelas itu pada Martin dan mengajak nya bersulang
"Apa kau baru? Aku belum pernah melihatmu disini" Tanya Martin saat menerima gelas dari Yuna.
"Iya tuan, saya baru 3 malam disini." Jawab Yuna sembari tersenyum.
"Oh pantas saja, Minggu lalu aku kesini tapi tak melihatmu." Ucap Martin yang kemudian meminum minumannya.
"Apakah tuan muda sering kesini ?" tanya Yuna lagi mencoba mencairkan suasana.
"Lumayan, tempat ini akan selalu jadi tujuan ku saat merasa penat dengan pekerjaan." Jawab Martin ramah.
"Tuan muda yang ini juga kaya, namun sangat lah ramah dan murah senyum, berbeda sekali dengan tuan muda Benzie yang sangat sombong dan mengerikan itu." Celetuk Yuna dalam hati sembari memasang wajah masam ketika membayangkan wajah Benzie.
"Apa setiap kesini selalu ada ladies yang menemani tuan muda?" Tanya Yuna polos.
"Hahaha ya ya ya, dia lah yang sudah beberapa kali menemaniku saat berkunjung kesini." Jawab Martin sembari menunjuk ke arah Katy.
"Katy ?" Tanya Yuna memastikan.
Martin hanya tersenyum dan mengangguk sembari meminum kembali minuman nya.
"Lalu apa yang membuat tuan muda tak memilihnya lagi? bukankah dia sangat cantik? bahkan dia menjadi primadona disini." Tanya Yuna yang semakin penasaran.
"Aku tak memilihnya lagi ya karena aku melihat mu, dan sepertinya dia akan sangat kesal kepadamu." Jawab Martin tertawa renyah.
Yuna sebenarnya tidak terlalu mengerti maksud dari ucapan Martin, tapi Yuna paham satu hal, jika memang benar jika Katy tampak sangat kesal kepadanya. Namun Yuna tak memperdulikan itu, dia tak perduli jika nanti Katy kembali mem bully dia lagi, Karena Yuna hanya punya satu tujuan yaitu mendapatkan uang yang banyak untuk biaya pengobatan ibunya dan biaya kuliah adik perempuannya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
Sri Suwarni
lanjut lagi
2022-07-04
0
Ririn Setyowati
uang membuat orang melakukan segalanya ,,,keadaan yg sulit dan menyudutkan 😔😔😔😔😔
2021-11-27
1
Sri W Lemah Teles
lesung pipittnyaaa
2021-06-17
1