Seusai makan malam, Maria mengajak Benzie dan Yuna untuk duduk berbincang di ruang keluarga sambil minum teh, dan mau tak mau mereka menuruti permintaan Maria. Bagaimana tidak, Benzie Lim walau saat ini tengah merajai dunia bisnis di beberapa kota, namun saat dirumah tetap sang nenek lah yang berkuasa penuh dan memiliki hak memerintah Benzie kapan saja dia mau bahkan hingga kini Benzie pun tak mampu menolak apapun permintaan nenek kesayangannya itu.
"Bagaimana, apa kalian suka dengan apa yang sudah aku atur untuk kamar pengantin kalian ?" Tanya Marie saat selesai menyeruput teh nya.
Yuna dan Benzie sontak saling memandang satu sama lain, terutama Benzie yang sama sekali tak tau apa yang sudah dipersiapkan neneknya mengingat kamar mereka terpisah.
"Oh itu, iya nek aku sangat suka, apalagi bunga mawar yang di dalam bathub, mereka semua terlihat masih sangat segar seperti baru di petik." Jawab Yuna yang sangat bersemangat.
"Oh haha iya dia sangat suka nek, bahkan dia menghabiskan banyak waktu untuk berendam didalamnya." Tambah Benzie yang semakin meyakinkan sang nenek.
"Syukur lah, lalu bagaimana dengan pakaian barumu Yuna ? apa kau menyukai pilihanku ? aku sengaja membelikan mu dress yang banyak agar kau bisa lebih feminim, mengingat kau sudah menjadi istri Benzie, sudah saatnya kau tampil anggun." Ucap Maria lagi.
"Suka nek, suka sekali. aku bahkan langsung memakainya, lihat lah ini nek. bagus tidak ?" Tanya Yuna polos sembari menunjukkan dress yang sedang dipakainya.
"Ya, kau terlihat anggun dan cantik sekali. Kalian terlihat sangat serasi." Jawab Maria tersenyum bahagia.
"Ben, kau harus belajar bersikap lembut pada istrimu, aku tak mau lagi melihat mu membentak istrimu seperti tadi. kau dengar itu Ben ?" Perintah Maria pada Benzie.
"Emm baiklah nek." Jawab Benzie singkat.
"Wanita ini, belum genap 24 jam tinggal dirumah ini tapi sudah menyita semua perhatian nenek. apa sekarang aku bukan cucu nenek lagi?" Celetuk Benzie dalam hati sembari menyeruput teh nya.
Waktu sudah menunjuk kan pukul setengah 10 malam. Benzie pun meminta nenek nya untuk segera beristirahat.
"Nek, ini sudah malam, nenek beristirahat lah." Ucap Benzie saat sudah menghabiskan secangkir teh miliknya.
"Ah iya nek, sebaiknya nenek beristirahat, akan ku antar nenek ke kamar." Tambah Yuna sembari bangkit dari duduknya dan langsung mendorong kursi roda Maria menuju kamarnya.
"Baiklah, sekarang waktunya nenek beristirahat dengan nyaman." Ucap Yuna tersenyum saat selesai membaringkan Maria.
"Yuna, terima kasih kau sudah bersedia menuruti keinginanku, aku yakin cepat atau lambat hati cucuku akan melunak dan kalian bisa hidup bahagia." Ucap Maria sembari meraih tangan Yuna.
"Tentu saja aku akan menuruti semua keinginan nenek, yang penting bisa membuat nenek bahagia, karena nenek sudah ku anggap seperti nenek ku sendiri." Jawab Yuna sambil menyelimuti Maria.
"Kau anak yang baik Yuna, aku beruntung punya cucu mantu seperti mu." Ucap Maria tersenyum.
"Baiklah, aku mau tidur. Kau kembali lah ke kamarmu, jangan buat suami mu menunggu terlalu lama!" Tambah Maria yang kemudian langsung memejamkan matanya.
Yuna pun mematikan sebagian lampu kamar Maria, lalu kemudian keluar dan menutup pintu kamar dengan sangat pelan. Yuna melihat ruang keluarga tempat mereka duduk tadi sudah kosong, bahkan gelas bekas mereka minum pun sudah dibersihkan, kemudian ia pun memutuskan untuk segera kembali ke kamarnya. Namun seketika langkah Yuna terhenti saat melihat Benzie sudah berdiri di depan pintu kamarnya.
"Tuan muda, ada apa ?" Tanya Yuna.
"Segera lah bersiap-siap, pak Choi akan mengantarmu berangkat kerja, dan begitu pulang kau juga akan dijemput olehnya. Hati-hati lah saat melewati kamar nenek, jangan sampai dia melihatmu pergi apalagi saat pulang nanti. kau mengerti ?" Ucap Benzie yang kembali memberi penjelasan pada Yuna.
Yuna hanya mengangguk tanda mengerti.
"Dan ini, ambil lah! sisanya bisa kau gunakan untuk membeli semua keperluan mu selama 1 bulan." Ucap Benzie sembari memberikan selembar cek dengan nominal 300 juta pada Yuna.
Yuna meraih cek itu dan lagi-lagi membuatnya kembali ternganga saat melihat nominalnya. Sementara Benzie yang melihat ekspresi konyol Yuna hanya bisa memutarkan bola matanya dan langsung berlalu masuk ke kamarnya.
"Terima kasih banyak..." Kata Yuna yang seketika terhenti saat melihat Benzie sudah tak ada di hadapannya.
"Lelaki ini, setelah memberi uang dalam jumlah besar, lalu pergi begitu saja, dasar lelaki aneh." Celetuk Yuna mengerucutkan bibirnya dan kemudian masuk ke kamarnya.
"Baiklah, malam ini aku akan bekerja seperti biasa, besok aku akan langsung mencairkan uang ini lalu memasukkan nya ke rekeningku, ya karena aku tak mungkin membawa uang cash sebanyak itu dalam tasku, aku tak mau mengambil resiko. Kemudian aku akan pergi menjenguk ibuku kerumah sakit dan melunasi semua biaya pengobatannya." Celetuk Yuna seorang diri dengan panjang lebar.
Yuna pun segera bersiap, dia memutuskan untuk mencoba berdandan sendiri tanpa bantuan Nensy lagi, karena dia berfikir sudah terlalu banyak merepotkan Nensy. Yuna kembali membuka lemari, memilih dress yang sedikit lebih terbuka untuk dipakainya bekerja. karena mau tak mau Yuna memang harus menuruti aturan yang sudah dibuat oleh Nensy, yaitu harus berpakaian sexy.
Dari lubuk hati Yuna sebenarnya sangat tidak nyaman saat menggunakan pakaian yang terbuka di depan banyak orang, namun dia tetap melakukannya, mengingat Nensy sudah banyak menolongnya. Walau pun kini Yuna sudah terbebas dari masalah yang melemparnya ke dunia malam, yaitu masalah biaya pengobatan ibunya yang sangat besar. Namun Yuna tak bisa begitu saja keluar dari tempat itu, Yuna merasa masih sangat berhutang budi pada Nensy yang secara tak langsung, Nensy lah yang membantunya keluar dari masalah itu. Jika bukan karena Nensy yang membawanya bekerja di club' dia takkan bertemu dengan Benzie malam itu, dan takkan mendapat uang sebanyak itu dalam waktu kurang dari 1 Minggu.
Kini Yuna sudah selesai berdandan, Yuna keluar perlahan dari kamarnya, dan mengetuk kamar Benzie secara pelan. Walau sedang bersandiwara di depan Maria, namun hati nurani Yuna tetap menyuruhnya untuk pamit pada suaminya itu.
"Ada apa kau berani menggangguku ?" Tanya Benzie saat membuka pintu kamarnya.
"Maaf sudah mengganggu waktu istirahat anda tuan muda, saya hanya ingin pamit untuk pergi bekerja." Ucap Yuna sedikit gugup.
"Apa kau benar-benar sedang berusaha untuk totalitas menjalani peranmu sebagai seorang istri ?" Tanya Benzie sembari melipat kedua tangannya.
"Saya hanya merasa perlu berpamitan kepada pemilik rumah saat hendak bepergian." Jawab Yuna sedikit cengengesan karena ragu dengan jawabannya.
"Baiklah, saya akan pergi sekarang. Selamat beristirahat." Ucap Yuna membungkukkan badannya dan langsung berlalu dari hadapan Benzie.
"Hei ingat, jangan sampai ada satu orang pun yang tau jika kita sudah menikah dan juga jangan sampai ada yang tau kau tinggal disini! kau dengar itu ?" Kata Benzie mengingatkan Yuna.
"Anda tak perlu cemas, saya akan terus merahasiakan ini." Jawab Yuna yang kemudian melanjutkan langkahnya.
Yuna berjalan pelan menuruni anak tangga dan melepas sepatunya agar tak menimbulkan suara bising yang bisa membangunkan Maria. Yuna berjalan setengah berlari saat berada tepat di depan kamar Maria, sementara pak Choi yang sudah mendapat mandat dari Benzie untuk mengantar Yuna sudah menunggu di loby dan sudah membukakan pintu mobil untuk Yuna. Yuna pun bergegas memasuki mobil dan menyuruh agar pak Choi segera menjalankan mobilnya. Akhirnya Yuna pun bisa bernafas lega saat mobil sudah keluar dari gerbang rumah mewah itu. Sementara Benzie hanya berdiri dan mengamati dari jendela kamarnya untuk memastikan jika Yuna sudah berhasil keluar dari rumah tanpa ketauan Maria.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
Halidu Ninro
aku kembali thor, Rindu yuna dan benzie lim 🤗
2024-07-03
1
Dhita Rosmalia
aku takut kelamaan Yuna kerja disitu ,, takut Yuna kecolongan menjaga kesuciannya
2023-02-20
0
humaira
kok masih kerja thor yunanyaa
2022-02-16
0