Chandana

Chandana

Interval 1 - Bagian 1

Seorang lelaki berambut ikal nampak tengah melambai ke arah bangku penonton, memasang seringai sok tampan yang entah kenapa membuat gadis-gadis yang melihatnya menjerit tak karuan. Ditambah lagi dengan gaya narsis laki-laki tersebut saat menyeka keringat, bangku penonton yang mayoritas berisi siswi dari kedua sekolah yang tengah bertanding terasa nyaris roboh karena jeritan dan pekikan yang menggila.

Ialah Roka. Laki-laki paling populer di SMA Tunas Kelapa. Sifatnya yang tengil, jenaka, centil dan manis pada semua wanita benar-benar menjadikannya bintang remaja. Followers instagram yang nyaris menyentuh ratusan ribu, roomchat yang tak pernah sepi, serta sahabat kaya raya yang tak pernah meninggalkannya benar-benar nyaris menyempurnakan hidupnya.

Usai menyalami rekan setimnya dan memeluk pelatihnya, Roka lantas berlari ke arah bangku penonton yang sekaligus membuat kehebohan semakin menjadi-jadi. Kumpulan gadis-gadis halu pun tak henti-hentinya berteriak histeris karena tak kuat menahan histeria yang timbul akibat laki-laki berbadan atletis dengan senyum menawan tersebut.

"Woi woi woi, ah gue kecium bau keteknya!"

"Mukanya mulus banget sih. Pasti skincarenya air wudhu deh."

"Hiiii sumpah-sumpah keringet dia netes di pipi gue coba nih liat, kyaaaa!"

"Eh dodol, itu mah ludah gue tadi nemplok."

Sementara suasana semakin riuh, Roka justru semakin memperlambat langkahnya. Entah kenapa tapi sensasi seperti ini selalu menjadi favoritnya, mendengar dirinya di eluh-eluhkan seperti itu benar-benar membuat dirinya merasa berharga dan dihargai. Roka memejamkan mata seraya melintasi anak tangga yang membelah kursi penonton dengan perlahan. Ia membuka matanya sesaat setelah sorak-sorai untuknya mulai mereda, kesenangan serta kegembiraan yang sebelumnya ia rasakan mendadak kacau sesaat setelah ia melihat seseorang yang tengah duduk sendirian di bangku penonton paling belakang dengan wajah tertutup masker panda.

"Hadeh si anak bujang emang kebiasaan, gak bisa lihat orang bahagia dikit apa ya. Padahal tinggal dikit lagi nih udah beneran mirip adegan di drama korea."

Di sanalah lelaki itu duduk, sahabat Roka sejak kecil yang tak pernah absen menghadiri setiap pertandingan basket laki-laki tengil dan populer tersebut.

Roka menarik masker panda yang dikenakan sahabatnya itu hingga terlepas. Laki-laki yang berada di balik masker tersebut nampak amat terkejut hingga nyaris terjatuh dari kursi penonton tempatnya tertidur sejak setengah jam yang lalu, "Susah emang kalo ama kebo nih, stadion segini berisiknya malah enak-enakan nangkring sambil molor. Ngerusak mood gue aja dah lo sableng!"

Kiran, sahabat Roka yang terkenal karena wajah tampan dan sifatnya yang cuek pada perempuan. Sejujurnya, jika masalah wajah Kiran jauh lebih rupawan dari Roka, namun kemampuan merayu dan sifat tengil yang dimiliki Roka lah yang menjadikannya most wanted meski gosip yang beredar mengatakan bahwa Roka adalah playboy kelas kakap.

Nyaris seluruh orang yang mengenal Roka pasti mengenal Kiran. Hal ini tidak lain karena persahabatan keduanya yang dianggap friendship goals. Meski sifat keduanya bertolak belakang namun pertemanan yang mereka jalin sejak kanak-kanak rupanya banyak memberikan inspirasi pada remaja seusia mereka, khususnya sikap saling dukung dan ada untuk satu sama lain tiap kali salah satu dari mereka mengalami kesulitan.

"Gue cabut," Kiran membenahi pakaiannya kemudian berjalan mendahului Roka untuk meninggalkan stadion.

Roka mendecak kesal karena alih-alih menonton pertandingannya, Kiran justru datang ke stadion untuk tidur siang. Sejujurnya Roka tahu betul alasan Kiran tertidur. Hampir setiap hari, sahabatnya itu selalu menghabiskan waktu berjam-jam untuk membaca buku-buku tebal yang -bagi Roka- tidak menarik sama sekali hingga larut malam. Oleh karenanya Roka tidak bisa marah ataupun kecewa dengan sikap menjengkelkan Kiran barusan.

Setibanya di tempat parkir, Kiran dengan cekatan mengenakan beberapa perlengkapan berkendaranya lantas menunggangi motor Kawasaki hitam miliknya. Ia melirik Roka yang menatapnya seraya berdiri dengan kedua tangan bersedekap di depan dada, "Ngapain lo?" Kiran membuka kaca helmnya seraya menatap Roka penuh rasa heran.

"Kemarin bilangnya lagi diterpa kemiskinan tapi sekarang pakek motor baru. Racun sekali itu mulutmu ya."

Kiran tersenyum tipis lantas memacu motornya meninggalkan Roka yang masih berdiri di parkiran stadion dengan wajah masamnya. Sejujurnya Kiran tidak mengharapkan motor baru ataupun barang-barang berlebihan lainnya. Ia tidak suka terlihat mencolok di mata orang lain. Ia menginginkan kehidupan yang tenang dan jauh dari kebisingan komentar orang. Namun apa mau dikata, ia justru bersahabat dengan siswa trouble maker yang paling di kenal oleh seantero sekolah bahkan juga oleh siswa dari sekolah lain di kota mereka.

Kiran memacu motornya dengan kecepatan sedang, ia terburu-buru meninggalkan Roka bukan tanpa sebab. Ia ingin pergi ke toko buku terlebih dahulu karena stok bacaannya sudah nyaris habis. Setiap bulannnya, Kiran memang secara rutin membeli buku dari toko buku langganan yang terletak tak kurang dua puluh kilometer dari tempat tingggalnya. Bagi Kiran, hal paling tepat untuk menghabiskan waktu luang adalah dengan membaca. Tak ada lagi hal yang bisa ia lakukan selain melakukan olahraga atau membaca buku tiap kali ia memiliki waktu luang.

Kiran menghentikan motornya saat dari kejauhan ia melihat sebuah kertas bertuliskan informasi mengenai tutupnya toko buku selama beberapa hari ke depan yang ditempel di pintu masuk toko buku langganannya itu. Kiran mengerling, hal ini tentu saja membuatnya merasa bingung harus pergi ke toko buku mana lagi sebab toko buku langganannya ini adalah yang paling lengkap di kota, ditambah lagi tak banyak toko yang menjual buku-buku kegemarannya.

Setelah berpikir cukup lama, Kiran memutuskan untuk putar balik dan kembali ke rumah. Saat itu ia berpikir mungkin untuk sementara waktu ia bisa meminjam buku di perpustakaan sekolah atau perpustakaan umum sampai toko tersebut kembali di buka.

---

Setelah memarkirkan motornya di garasi, Kiran bergegas masuk ke dalam rumah. Ia berjalan pelan menyusuri ruang tamau, ruang tengah, hingga akhirnya berhenti di ruang keluarga. Dilihatnya sang adik tengah menyantap sekotak kue beserta sang ibunda yang nampak tengah duduk di samping adiknya sembari menonton televisi.

"Waw, enak nih." Kiran menyambar sepotong roti sembari merebahkan tubuhnya di pangkuan sang ibunda.

"Tadi dikasih sama kak Roka, bang." ujar Arda, adik Kiran satu-satunya.

Kiran mengangguk usai mendengar ucapan Arda, mulutnya masih terus mengunyah roti coklat pemberian Roka. Sang ibunda nampak tersenyum kecil sembari membelai kepala Kiran, sesekali melirik ke arah putra kecilnya yang malang.

"Arda, habis makan Mama anterin cuci tangan ya," suara lembut wanita berusia empat puluh tahun itu terdengar halus di telinga Arda, membuatnya mengangguk kecil seraya menjilati krim yang menempel di jari-jari mungilnya.

Kiran melirik adiknya, tatapannya mendadak sayu dan sendu. Sejak tiga tahun terakhir ia selalu merasa sedih tiap kali melihat si bungsu. Arda yang kini masih berusia 5 tahun harus kehilangan penglihatannya karena ulah salah seorang pekerja mereka. Kedua kornea mata Arda mengalami luka yang cukup parah sehingga tak lagi dapat melihat secara normal.

Hal ini lah yang disesalkan oleh kedua orang tua Kiran sebab di usia yang masih sangat muda mereka harus melihat putra bungsunya mengalami peristiwa semacam itu. Sejujurnya bukan hanya kedua orang tuanya, Kiran pun turut merasa bersalah sebab lalai dalam menjaga adiknya. Jika saja ia bisa memutar waktu, maka ia tidak akan pergi siang itu. Kiran akan berada di rumah dan mencegah semua ini terjadi, mencegah Arda kehilangan pengelihatan, mencegah timbulnya rasa bersalah yang amat mendalam di hatinya.

---

Kiran bergidik saat melihat aksi Roka yang tengah mencoba mencari traktiran dengan mendekati beberapa gadis yang nampak tertarik padanya. Walaupun berasal dari keluarga berada, nyatanya aksi jail Roka pada gadis-gadis yang menyukainya tak pernah jauh-jauh dari meminta traktiran makan atau sekedar dibelikan minuman tiap istirahat ataupun seusai latihan basket.

Sejujurnya niat Roka tidak buruk, ia hanya ingin membuat gadis-gadis itu belajar agar tidak mudah termakan omongan laki-laki seperti dirinya. Meski mendapatkan label playboy dan tukang main perempuan, nyatanya Roka belum pernah sekalipun berpacaran. Ia memang gemar bersikap manis pada perempuan, tapi tidak ada yang benar-benar pernah berpacaran dengannya. Roka juga tidak pernah mengumbar janji-janji dan menyatakan cinta pada perempuan manapun sebab Roka menganggap bahwa mempercayai perempuan adalah hal yang salah.

"Kiran, si Roka mana?" Kiran masih melamun sembari mengunyah makanannya saat seseorang tiba-tiba saja duduk tepat di sebelahnya.

Kiran nyaris tersedak karena terkejut, beruntung sebab ia dengan cekatan meraih segelas air putih yang berada di hadapannya sebelum somay yang ia makan menyangkut di kerongkongan. Dari sudut matanya, Kiran mengetahui bahwa orang yang baru saja mengejutkannya adalah Naya. Teman basket Roka yang juga menjadi satu-satunya perempuan di seantero sekolah yang sama sekali tidak terpengaruh dengan kepopuleran duo tersebut. Naya pula lah satu-satunya perempuan yang bisa berbicara secara normal dengan Kiran -selain ibunya- dalam kurun lima tahun terakhir karena sejak duduk di bangku SMP, Kiran dikenal sangat anti dengan perempuan.

Kiran memang sengaja tidak menghindari Naya karena ia paham bahwa gadis tersebut sama sekali tidak tertarik padanya. Oleh sebab itu Kiran merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Itu di belakang." Kiran menjawab singkat tanpa menghiraukan Naya yang nampak naik pitam setelah menyaksikan aksi bejad Roka. Dilihatnya pria itu tengah merayu beberapa siswi untuk mendapatkan traktiran cuma-cuma.

Dengan langkah pasti, gadis itu melangkah ke arah Roka, mencubit pinggangnya hingga laki-laki bertubuh tinggi tersebut mengernyit kesakitan. Beberapa siswa laki-laki yang melihat adegan mengasyikkan itu pun nampak tersenyum mengejek.

Disukai banyak perempuan tidak lantas membuat Roka dan Kiran disukai pula oleh laki-laki sebayanya. Meskipun pada nyatanya mereka berdua sangat ramah dan baik, rasa enggan dan hanya menilai dari luar saja membuat banyak orang tak menyukai mereka. Kiran si cowok sok dingin yang sombong, serta Roka si playboy yang tak tahu malu. Bagi kebanyakan orang yang tak mengenal mereka, Kiran dan Roka hanyalah dua orang yang kebetulan beruntung terlahir dengan wajah rupawan serta keluarga kaya. Hanya teman sekelas, teman ekskul, dan orang-orang yang benar-benar mengenal mereka lah yang tahu bagaimana kebenarannya.

"Aduuuuhhh. Naya, ngapain sih ah. Ini gue berasa adegan sinetron suami-suami takut istri nih kalo kamu mainnya cubit-cubitan." ujar Roka yang sontak membuat Naya bergidik. Bukan hanya itu, aksi mengerikan dua orang ini pun nampaknya memancing rasa jengkel gadis-gadis yang sejak beberapa waktu lalu dirayu oleh Roka.

Tanpa menghiraukan gumaman gadis-gadis tersebut, Roka mencoba melepaskan tangan Naya dari pinggangnya. Ia berhasil melepas cubitan yang Naya berikan padanya, namun ternyata ia tidak berhenti disitu, alih-alih melepaskan tangan Naya, ia justru menggenggamnya dengan erat, menarik Naya menjauhi meja gadis-gadis yang barusan dijahili olehnya untuk kembali ke meja tempat Kiran berada.

"Heh! Apaan sih pegang-pegang, dasar bajul!" Naya buru-buru menarik tangannya dari genggaman Roka, membuat laki-laki itu meringis minta maaf.

"Lagian lo ngapain sih main cubit-cubit, gue lagi melancarkan aksi tau nggak. Itu tadi udah nyaris dapet traktiran loh." Roka merampas piring berisi somay yang tengah Kiran santap.

"Lagian, elo sih, bayar nih uang iuran basket. Mentang-mentang si Melly yang jadi bendahara, lo rayu mulu tiap nagih. Buruan bayar, lo udah nunggak tiga minggu nih." Naya menyodorkan sebuah buku berisi catatan keuangan.

Roka menghela napas berat kemudian meletakkan kembali piring somay yang ia ambil dari Kiran. Dikeluarkannya sebuah dompet kulit dari saku seragamnya beserta lima lembar uang seratus ribuan.

"Yaudah nih, buat beberapa bulan kedepan." Roka menyodorkan uang tersebut kepada Naya, alih-alih merasa lega Naya justru nampak heran karena biasanya Roka tidak sepasrah ini.

"Tumben nurut?"

Roka hendak menjawab pertanyaan Naya saat tiba-tiba Kiran beranjak dari kursi. "Gue duluan, mau ke perpustakaan. Nungguin lo berdua menyelesaikan kisruh rumah tangga ga cukup satu jam istirahat."

"Cwih, kisruh rumah tangga, anggun sekali bahasamu. Btw somaynya gue abisin ya?" ujar Roka sedikit lantang, sebab jaraknya dengan Kiran yang kian menjauh.

"Oke imut. Bayarin sekalian sama baksonya ya."

"Hah? Heh bangsul, imut-imut pala lo marmut!"

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

Salken,Kak .
Aq mampir nih .
☺️💪

2023-02-06

1

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu, searchnya pakek tanda kurung biar gak melenceng yaa

2023-01-24

0

Juanita Laila Putri

Juanita Laila Putri

sama.2

2020-09-22

1

lihat semua
Episodes
1 Interval 1 - Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 Bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagian 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bagian 14
15 Bagian 15
16 Bagian 16
17 Bagian 17 (Flashback pt.1)
18 Bagian 18 (Flashback pt.2)
19 Bagian 19
20 Bagian 20
21 Bagian 21
22 Bagian 22
23 Bagian 23
24 Bagian 24
25 Bagian 25
26 Bagian 26
27 Bagian 27
28 Bagian 28
29 Bagian 29
30 Bagian 30
31 Bagian 31
32 Bagian 32
33 Bagian 33 (The End Of Interval 1)
34 Sedikit Informasi
35 Interval 2 - Naya (1)
36 Naya (2)
37 Naya (3)
38 Naya (4)
39 Naya (5)
40 Naya (6)
41 Roka (1)
42 Roka (2)
43 Roka (3)
44 Roka (4)
45 Roka (5)
46 Roka (6)
47 Roka (7)
48 Roka (8)
49 Kiran (1)
50 Kiran (2)
51 Kiran (3)
52 Kiran (4)
53 Kiran (5)
54 Kiran (6)
55 Kiran (7)
56 Kiran (8)
57 Kiran (9)
58 Kiran (10)
59 Kiran (11)
60 Kiran (12)
61 Kiran (13)
62 Kiran (14)
63 Kiran (15)
64 Kiran (16)
65 Ratih (1)
66 Ratih (2)
67 Ratih (3)
68 Ratih (4)
69 Ratih (5)
70 Ratih (6)
71 Rendi (1)
72 Rendi (2)
73 Rendi (3)
74 Rendi (4)
75 Rendi (5)
76 Rendi (6)
77 Edy (1)
78 Edy (2)
79 Edy (3)
80 Edy (4)
81 Edy (5)
82 Edy (6)
83 Edy (7)
84 Edy (8)
85 Edy (9) (The End Of Interval 2)
86 Informasi (lagi)
87 Interval 3 - Figure it out
88 Find Her
89 When We First Met (Chandana POV)
90 Kamu Pernah Terasa Begitu Jauh
91 Back to Reality
92 Not Over Yet
93 Two of Us
94 Shelter
95 Home of Light
96 Home of Light (2)
97 Cold
98 Escape
99 Escape (2)
100 Saya Mencintai Kamu
101 Epilog
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Interval 1 - Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
Bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagian 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bagian 14
15
Bagian 15
16
Bagian 16
17
Bagian 17 (Flashback pt.1)
18
Bagian 18 (Flashback pt.2)
19
Bagian 19
20
Bagian 20
21
Bagian 21
22
Bagian 22
23
Bagian 23
24
Bagian 24
25
Bagian 25
26
Bagian 26
27
Bagian 27
28
Bagian 28
29
Bagian 29
30
Bagian 30
31
Bagian 31
32
Bagian 32
33
Bagian 33 (The End Of Interval 1)
34
Sedikit Informasi
35
Interval 2 - Naya (1)
36
Naya (2)
37
Naya (3)
38
Naya (4)
39
Naya (5)
40
Naya (6)
41
Roka (1)
42
Roka (2)
43
Roka (3)
44
Roka (4)
45
Roka (5)
46
Roka (6)
47
Roka (7)
48
Roka (8)
49
Kiran (1)
50
Kiran (2)
51
Kiran (3)
52
Kiran (4)
53
Kiran (5)
54
Kiran (6)
55
Kiran (7)
56
Kiran (8)
57
Kiran (9)
58
Kiran (10)
59
Kiran (11)
60
Kiran (12)
61
Kiran (13)
62
Kiran (14)
63
Kiran (15)
64
Kiran (16)
65
Ratih (1)
66
Ratih (2)
67
Ratih (3)
68
Ratih (4)
69
Ratih (5)
70
Ratih (6)
71
Rendi (1)
72
Rendi (2)
73
Rendi (3)
74
Rendi (4)
75
Rendi (5)
76
Rendi (6)
77
Edy (1)
78
Edy (2)
79
Edy (3)
80
Edy (4)
81
Edy (5)
82
Edy (6)
83
Edy (7)
84
Edy (8)
85
Edy (9) (The End Of Interval 2)
86
Informasi (lagi)
87
Interval 3 - Figure it out
88
Find Her
89
When We First Met (Chandana POV)
90
Kamu Pernah Terasa Begitu Jauh
91
Back to Reality
92
Not Over Yet
93
Two of Us
94
Shelter
95
Home of Light
96
Home of Light (2)
97
Cold
98
Escape
99
Escape (2)
100
Saya Mencintai Kamu
101
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!