" Mantan Kakak ipar tersayang mu rupanya sudah menyadari.... dia sudah mencoba melarikan diri ", Arjuna yang duduk di samping Danu sang driver memperlihatkan laporan dari anak buahnya.
" Hemmm... mau bagaimana lagi dia? ", Mandala yang mendapatkan laporan itu tersenyum sinis. " Sudah kau urus penangkapannya kan ? ", tanya nya kemudian.
" Tunggu saja kiriman video dari Teddy ", sahut Arjuna optimis.
" Diin... diin ", tiba-tiba saja suara klakson yang ditekan oleh Danu mengalihkan perhatian kedua orang itu.
" Nona itu melamun sepertinya... ", gumam Danu .
Mandala dan Arjuna menatap sekilas pada mobil mungil biru metalik di depan mereka. Namun kembali keduanya serius dengan pembicaraan yang sempat teralihkan. Suasana jalan toll yang mulai diramaikan oleh kendaraan besar dan kecil, tidak membuat Mandala menyurutkan konsentrasinya pada masalah perusahaan yang sedang menyita betul kemampuan analisa dan leadership nya. Masalah yang ternyata dipicu oleh Brian Aditama, mantan suami kakak keduanya yang juga menjabat direktur keuangan di Ars Group.
Sejatinya, sejak ia masih duduk di bangku akhir SMA kala itu atau tepatnya saat sang kakak yang bernama Hayunda memperkenalkan sosok Brian pada keluarga mereka. Hanya Mandala yang merasa tidak suka dengan sosok perlente dengan rasa percaya diri berlebihan itu. Hanya dialah satu-satunya yang selalu bersikap waspada.
Namun cinta Hayu rupanya benar-benar mendalam pada pria yang akhirnya diketahui ternyata merupakan putra pertama dari sang walikota kala itu. Mandala menatap sinis, saat akhirnya ia benar-benar menemukan bukti jika keluarga Aditama mendekati keluarganya demi dukungan finansial untuk pencalonan walikota periode berikutnya. Namun saat itu sudah terlambat, sang kakak telah mengandung janin dari pria itu.
Pada awalnya rumah tangga sang kakak dengan pujaan hatinya terlihat romantis dan membahagiakan. Hingga akhirnya Brian mulai menggunakan Hayu untuk mencari kedudukan di perusahaan ayah Mandala. Puncaknya adalah empat tahun yang lalu, dengan rong-rongan kuat dari Brian dibantu Hayu yang memohon... akhirnya dapat membuat sang ayah menempatkan menantunya itu sebagai direktur keuangan.
Tapi dua tahun setelahnya semua seolah menampakkan yang sesungguhnya. Hayu mulai sering menginap di rumah keluarga besarnya, dengan membawa kedua putra-putrinya. Tak jarang dengan mata sembab dan tubuh terlihat lelah. Saat itu Mandala yang pertama menyadari, karena seluruh keluarga besarnya tengah fokus pada sakit cancer ovarium stadium akhir yang tengah diderita sang bunda.
Tepat empat hari setelah meninggalnya nyonya Nidara Anies Arsenio sang bunda, datanglah seorang perempuan yang tengah hamil enam bulan. Dia adalah mantan sekretaris Brian yang sudah keluar dari perusahaan dan dijanjikan akan dinikahi oleh mantan boss nya yaitu Brian. Hal tersebut juga menjadi lompatan terbesar berakhirnya rumah tangga Hayu dan Brian.
Mandala.... semakin membenci dan waspada pada manusia satu itu. Hingga kini setelah enam tahun perceraian itu, akhirnya Mandala mampu membawa bukti-bukti yang akan menyeret pria itu dalam keterpurukan terdalam. Mandala tersenyum penuh kemenangan saat melihat video yang dikirimkan Teddy. Kepuasan yang tidak bisa diutarakan saat melihat pria itu meronta dan berteriak-teriak protes ketika diringkus, akhirnya tidak berdaya saat dipaksa masuk dengan tangan terborgol kedalam mobil.
" Duaaar.... Ckiiieet.... Gubragh !!!! "
Suara beruntun seiring dengan gerakan-gerakan bermomentum besar dari kendaraan yang ditumpangi Mandala dan kawan-kawanya, membuat tubuh mereka sedikit terlempar ke depan mengikuti momentum.
" Bruak !!! ", dan tumbukan itupun datang dari arah belakang, membuat ketiga orang itu kembali tersentak kedepan.
" Oh sial ... ", Danu mengumpat.
" Ada kecelakaan didepan.... dan sepertinya kita juga tertabrak dari belakang.... ", gumam Arjuna.
" Kaleng kerupuk biru itu .... oh.... dia yang menabrak kita, dia yang remek ", Danu berkomentar demi melihat kondisi mobil penyeruduk dibelakangnya.
" Kau mengerem mendadak.... lihat apa yang terjadi didepan kita ", Mandala berkata sambil tak melepaskan pandangannya dari huru-hara yang terjadi beberapa puluh meter di depannya.
Sementara Arjuna mulai keluar dan berjalan maju untuk mencari tahu. Pria tampan itu terhenyak, darahnya seolah berhenti saat melihat pemandangan didepannya. Satu dari tiga bus sekolah itu terbalik dan membentur pembatas jalan. Diperparah dengan tertabrak oleh satu bus anggota konvoi dibelakangnya ysng sepertinya juga tak mampu menghindar tabrakan itu. Dan di dalam bus itu penuh dengan bocah-bocah kecil siswa taman kanak-kanak yang akan darmawisata.
Dengan respon yang sigap, Arjuna menelpon layanan jalan toll. Menyampaikan leporan kecelakaan yang sepertinya diawali dengan pecah ban. Dengan lengkap ia menyebutkan berada di kilometer mana saat ini ia berada.
Pada saat itulah, Arjuna melihat seorang gadis berlari mendekati kendaraan yang terbalik itu. Tidak ada raut takut sedikitpun di wajah nya. Arjuna terkesima dengan gerakan sang gadis. Ia sesaat tak memahami dengan apa yang dilihatnya.
Namun tidak hanya Arjuna yang merespon sama. Mandala yang berada di dalam mobil pun hanya mampu ternganga dengan langkah cepat seolah tanpa pikir panjang dari gadis itu. Gadis yang tak terlihat jelas wajahnya, kini menghampiri bus terbalik itu. Dengan beraninya menuju bagian dimana si sopir berada. Ia nampak sedikit memanjat dan berusaha menggapai sesuatu melalui kaca samping sopir yang kini posisinya berada diatas.
" Hei.... kau... bantu aku mematikan mesinnya ", sang gadis beseru pada Arjuna yang posisinya paling dekat. Dan Arjunapun segera berlari mengikuti instruksi dan gadis.
Saat itulah Arjuna dengan jelas melihat posisi sopir yang pingsan. Juga terdengar jerit-jeritan kesakitan dan ketakutan anak-anak kecil dari dalam kendaraan naas itu. Arjuna merasakan nafasnya terasa seolah seperti terhenti sesaat.
" Kecelakaan di ruas toll KM.17... kerahkan semua ambulance ", suara gadis itu memberikan instruksi melalui handphonenya.
" Apa?!!!.... Rumah Sakit terdekat rumah sakit kita. Prosedur macam apa yang kalian tunggu hah!!! ", si gadis terdengar menghardik seseorang diseberang sana.
" Aku di TKP .... kau tak paham-paham juga ?". Dan dia terlihat begitu kesal.
" Maaf ... apa yang bisa kita lakukan sekarang? ", tiba-tiba saja seorang pria yang nampak adalah sopir bus yang lainnya diikuti beberapa orang pria dewasa yang mungkin adalah kru dari event darmawisata itu sudah berdiri diantara Arjuna dan si gadis.
" Tuan ini sudah menelepon petugas... ", si gadis menatap Arjuna. " Saya dokter di rumah sakit Ars Internasional dekat sini... ambulance sedang dalam perjalanan ... ".
" Apa yang bisa kita lakukan bu dokter ? ", tanya pria paruh baya yang terlihat berusaha tetap tenang.
" Kita bantu keluar anak-anak itu... ingat, mereka ketakutan dan kesakitan. Mungkin juga ada yang tidak sadar... ", sahut gadis dokter itu
" Sopirnya tidak sadar.... kita keluarkan terlebih dahulu ... nanti bisa keluar masuk lewat pintu sopir ", tiba-tiba saja Arjuna menyela.
Sementara itu dari dalam mobilnya, Mandala mengamati semuanya dengan seksama. Ia melihat bagaimana Arjuna melupakan ketergesaan mereka hari ini. Pemuda itu larut dalam aksi heroik dalam rangka menolong para korban kecelakaan itu. Diawali dengan mengeluarkan tubuh sopir yang pingsan, lalu membawanya ke area aman yang letaknya tak jauh dari mobilnya. Kemudian terlihat bagaimana satu persatu anak-anak kecil yang gemetaran, pucat pasi dan ketakutan serta wajah dan badan mereka ada yang berdarah-darah, keluar dengan bantuan orang-orang yang mulai ramai.
" Bagaimana ini Man? ", tanya Danu. " Apakah aku harus memanggil Juna ? "
" Sudahlah.... biar diurus Teddy dan Brams. Kau bisa ikut turun membantu mereka ".
Danu mengangguk dan segera mengikuti kata-kata Mandala. Saat pria muda sedikit tambun itu baru saja menutup pintu, tampak sang gadis menghampirinya. Lalu mengajak bicara dengan tergesa. Mandala memperhatikan apa yang mereka bicarakan. Ia sedikit memahami, ketika si gadis bertanya tentang apakah Danu memahami CPR.
Wajahnya begitu teduh walaupun ada bias khawatir di paras cantiknya. Cantik??? ... Mandala tersenyum seolah menertawakan dirinya sendiri karena menggumamkan cantik. Apakah dia sudah menurunkan standar cantik yang diterapkannya selama ini ??.
Jika disandingkan dengan deretan model, artis dan sosialita yang sudi merayap naik keperaduannya selama ini, sungguh gadis mungil ini jauh dibawah level mereka. Perhatikan baik-baik ..... dia berkeringat dan wajahnya nampak sangat berpeluh bercampur debu. Celana dan sepatu kasual yang dikenakannya sungguh sudah sangat kotor, blouse birunya telah ternoda oleh noktah-noktah darah. Tapi .... tunggu....
Mandala mengerjapkan sepasang matanya... ia tak memahami yang dilihatnya. Kembali ia menatap lekat pada sosok gadis bernoda darah di blouse birunya, dengan keringat di wajah, serta rambutnya yang mulai nampak kusut. Ia bermandikan cahaya matahari pagi yang mulai meninggi. Dan dalam lapisan-lapisan sutra sinar sang surya, dipunggungnya..... terlihat sepasang sayap mengembang indah.
" Bidadari ............ "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Sandisalbiah
keren² panghilannya MAN.. yg bener aja.. 🤭
2024-12-30
0
RR.Novia
Ya bener sih danu, kaleng kerupuk langsung kebayang deh warna birunya 😁
2024-11-28
0
Erna Yunita
Haluuuuuuu....
2024-11-15
0