Bidadari Biru - Season 1 & 2
Wajah-wajah frustasi dan penuh aura ketakutan serta gelisah terpampang bagai sajian utama dihadapan seorang pria yang duduk diam sambil tak lepas mengawasi mereka. Nafasnya begitu lembut dan teratur, tidak senada dengan tatapannya yang dingin menusuk. Seandainya ia melembutkan sedikit saja caranya memindai dengan sepasang bola mata kelam itu...... aahh... sudahlah, hal itu sangat tidak mungkin bagi seorang Mandala Runako Arsenio. Seorang pria muda yang sudah mampu membawa perusahaan-perusahaan yang dimilikinya bertengger dipuncak kejayaan.
Pria dewasa muda yang baru saja mencapai usia dua puluh sembilan tahun, seolah dilahirkan sempurna tanpa cacat. Satu-satunya putra di keluarga Anies Arsenio, pemilik jaringan rumah sakit serta pabrik farmasi dan kosmetik terbesar di negeri ini. Belum lagi dengan deretan hotel bintang empat dan bintang lima yang semakin menambah jumlah kekayaan keluarga itu. Lalu dengan tangan dingin dan otak cemerlangnya, si bungsu dari tiga bersaudara itupun mampu mensukseskan agrobisnis dan perusahaan ekspedisi yang dirintisnya sendiri.
Tapi raut wajahnya begitu dingin, seperti kaisar dari negeri salju. Lihatlah tikaman - tikaman pisau es yang menembus ulu hati sasaran tatapan dinginnya itu. Seolah membuat ruangan meeting ini semakin mendekat suhu nol derajat Celcius. Dan sudah lebih dari tiga puluh menit ia mempertahankan auranya yang mematikan menyelubungi hingga membumbung mencakup seluruh atmosfer di ruangan ini.
" Ars Group tidak pernah mencurangi negara' dengan urusan pajak. Dan kalian semua yang ada di sini .... pastinya sangat memahami prinsip dasar dari perusahaan dalam naungan Ars Group ... Kejujuran, Loyalitas & Kerja Keras ", dan iapun mulai bersuara.
Sesaat jeda dalam kalimatnya bagai suntikan kompresor untuk bernafas. Namun orang-orang di dalam ruangan ini pun melakukanya dengan sangat hati-hati. Mereka begitu gentar, bahkan untuk sekedar menghirup dan menghembuskan nafaspun harus dilakukan dengan berhati-hati agar tidak mengganggu sang kaisar.
" Besok pagi..... saya tunggu itikad baik dari anda semua. Sekertaris Juna dan asisten Tedy yang akan menyampaikan instruksi. Ingat !!!!! saya tidak pernah main-main "
Bibir indah dengan garis rahang yang keras dan tegas itupun bertutur. Suaranya yang berat dan bergitu berwibawa entah kenapa terdengar menakutkan, mungkin karena amarahnya yang ditahan. Mandala..... bagai sang kaisar yang sedang memberikan titahnya.
Ruangan itu tiba-tiba saja menjadi begitu hening, bahkan sampai sang kaisar itu berdiri lalu beranjak meninggalkan ruangan. Aura dingin mencekamnya masih sangat terasa.
Di sepanjang koridor menuju lift, orang-orang yang berpapasan pun segera menunduk hormat. Sementara Mandala tanpa merespon sikap orang-orang itu, tetap melangkah dengan diikuti satu orang supir pribadinya dan salah satu asisten pribadinya. Kedua pria tersebut melangkah di belakang sang kaisar dengan waspada. Mereka adalah Danu sang sopir pribadi dengan kemampuan beladiri mumpuni, serta Bramasta atau Brams sang ahli IT yang juga pemegang sabuk hitam taekwondo. Benar-benar sang kaisar rupawan dengan para pengawal setianya yang tampan.
Mandala memutuskan membentuk tim investigasi independent untuk menyelidiki tetang dugaan kebocoran dana dan penggelapan pajak yang dilakukan sekelompok orang atau oknum yang saling bekerjasama. Sebenarnya, ia sudah mendapatkan hasil dan bukti-bukti yang valid. Bahkan untuk tindakan antisipasi, iapun sudah melakukan upaya pencekalan agar oknum-oknum itu tidak kabur ke luar negeri.
Tindakan yang rapi dan efektif, membuat para oknum tidak menyadari jika mereka sudah diawasi. Hingga pada akhirnya, Mandala mengumpulkan seluruhnya dan membuat pengumuman mengejutkan. Bahwa sudah terjadi pencurangan pajak dan tindakan kebocoran dana. Mereka semua diminta untuk jujur dan mau mengakui kesalahannya, tanpa menunggu dibeberkan nama-nama tersangkanya. Dan batas akhirnya adalah esok hari.
Mandala, dengan gerakan anggun seperti merak jantan yang mengibarkan ekornya, berlenggok sempurna saat memasuki kendaraan baja mewahnya. Dengan sigap dan senysp, Brams menutup pintu dan segera menyusul memasuki kendaraan itu duduk disamping Danu yang sudah siap dengan kemudiannya. Sesaat kemudian kendaraan itu melaju meninggalkan gedung bertingkat, markas besar Ars Group.
" Aktifkan kamera pengawas, sambungkan dengan laptopku ".
Mendengar instruksi tersebut, Brams segera mengeluarkan gadgetnya. Keseriusan nampak berlipat tersirat di matanya, saat pemuda tampan dengan sedikit bekas luka di atas alis sebelah kirinya itu mulai menari dengan jemarinya. Sesaat kemudian nampaklah ia tersenyum sambil menoleh sang bos besar.
" Terima kasih .... Brams "
" Kapan pun kau membutuhkan aku man ", balas Brams Sumringah.
Mandala, Arjuna , Theodore atau yang lebih dikenal dengan panggilan Teddy, Bramasta dan Ardanu adalah empat serangkai sahabat bagai saudara. Mereka terikat dengan rasa saling membutuhkan yang lama kelamaan menjadi ketergantungan dan kesetiaan mendalam. Mereka saling memahami, saling mengisi dan tak perlu berikrar untuk sebuah kesetian. Walau datang dari latarbelakang keluarga yang begitu berbeda. Mereka tak pernah kesulitan untuk memahami perbedaan itu. Saling mendukung saat salah satu terpuruk, saling menopang saat ada yang limbung, saling menjaga dan menghargai.
Mandala, walau bagai sang kaisar di kerajaan bisnisnya. Namun dimata keempat sahabatnya ini, dia hanyalah seorang pria kesepian yang menyedihkan. Dan keempat sahabat itu selalu ada untuk sang kaisar kesepian.
Kendaraan itu melaju dengan anggun namun gesit, menembus rimba belantara ibu kota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Agna
br selesai baca Reyhan Nilam lgsg kesini
2024-11-05
0
Erna Yunita
ok... lanjut
2024-11-14
0
Yanti Budisaputri
baca lagi...kangen dgn mandala-orlin
2024-06-15
0