Bab 12: Babak Final yang Mendebarkan

Pengumuman Peserta yang Langsung Masuk Final

Setelah berbagai pertandingan yang melelahkan, dari 70 peserta yang lolos dari semua kuil, diumumkan bahwa 14 orang akan langsung masuk ke babak final tanpa perlu melalui babak eliminasi berikutnya.

"Seperti yang sudah kuduga," pikir Seraphina.

Setiap kuil akan memilih dua orang terbaik untuk mendapatkan tempat di final:

Kuil Kesatria: Leonhardt Everhart & ???

Kuil Sihir: Sylvia Vermillion & ???

Kuil Dewa Obat: ??? & ???

Kuil Assassin: ??? & ???

Kuil Roh: ??? & ???

Kuil Necromancer: ??? & ???

Kuil Penjaga: ??? & ???

Namun, dari daftar nama yang diumumkan, hanya beberapa nama yang dikenal, dan sisanya masih menjadi misteri.

Salah satu nama yang langsung menarik perhatian Seraphina adalah Leonhardt Everhart—tokoh protagonis pria dari dunia ini.

"Sepertinya aku akan segera melihatnya dalam aksi," pikirnya.

Pembagian Sisa Peserta ke dalam Babak Eliminasi

Bagi 56 peserta lainnya, mereka harus bertarung dalam serangkaian pertandingan eliminasi untuk merebut 6 tempat tersisa di babak final.

Seraphina termasuk dalam kelompok yang harus bertanding.

"Bagus," pikirnya. "Aku masih punya kesempatan untuk menilai kekuatan lawan-lawanku sebelum babak final."

Wasit mulai membagi 56 peserta ke dalam berbagai kelompok, dan sistem pertarungan akan menggunakan sistem bertahan hidup.

"Babak eliminasi akan berlangsung selama 3 hari di sebuah arena khusus. Kalian akan bertarung untuk bertahan hidup, dan hanya 6 orang terakhir yang bertahan yang akan maju ke final!"

Arena pertarungan akan berada di dalam sebuah reruntuhan kuno yang penuh dengan jebakan dan monster.

"Menarik," pikir Seraphina. "Aku bisa menggunakan ini sebagai latihan dan juga menyelidiki lebih lanjut kekuatan orang-orang di sekitarku."

Hari Pertama: Awal Pertarungan

Saat memasuki arena, semua peserta segera berhamburan ke berbagai arah.

Beberapa mencari sekutu sementara, sementara yang lain langsung bertarung untuk menyingkirkan lawan secepat mungkin.

Seraphina tidak langsung bertindak.

Dia mengamati dari kejauhan, mempelajari strategi orang lain.

"Jika aku bertarung terlalu cepat, aku akan menarik perhatian. Lebih baik aku bermain aman dulu."

Sementara itu, beberapa peserta langsung tumbang karena tidak bisa bertahan menghadapi monster dan jebakan di dalam reruntuhan.

Di kejauhan, Seraphina melihat seseorang yang tampaknya memiliki aura kuat—seorang pria dengan jubah biru yang belum dia kenali.

"Siapa dia? Kenapa aku tidak pernah melihatnya sebelumnya?"

Pria itu mengalahkan lawan-lawannya dengan mudah menggunakan kombinasi sihir dan ilmu pedang.

"Menarik. Aku harus mengawasinya."

Seraphina memutuskan untuk menjauh dulu dan menyusun rencana.

Namun, tiba-tiba, seseorang menyerangnya dari belakang!

Hari Kedua: Strategi Bertahan Hidup

Seraphina berhasil menghindari serangan mendadak itu dengan gerakan cepat.

Penyerangnya adalah seorang peserta dari Kuil Assassin.

"Mereka akhirnya mulai bergerak," pikirnya.

Tanpa menggunakan sihir tingkat tinggi, Seraphina melawan dengan hanya menggunakan teknik bela diri, berhasil membuat lawannya kehilangan keseimbangan.

Braak!

Dengan satu serangan tepat, lawan itu terpental ke belakang dan jatuh ke dalam lubang jebakan!

"Satu lawan lagi tumbang."

Namun, saat Seraphina mulai berjalan lagi, dia mendengar suara langkah kaki mendekat.

Dia segera bersembunyi di balik reruntuhan, mengamati siapa yang datang.

Itu adalah Leonhardt Everhart!

Protagonis pria dunia ini berjalan dengan percaya diri, sementara beberapa peserta lain mengikutinya dari belakang, seolah ingin menyerangnya.

"Ayo kita lihat bagaimana kau bertarung."

Hari Ketiga: Penyaringan Terakhir

Saat pertarungan terus berlangsung, jumlah peserta mulai menyusut drastis.

Dari 56 peserta, kini hanya tersisa 12 orang.

Seraphina masih bersembunyi, memilih waktu yang tepat untuk bertindak.

Namun, tiba-tiba, suara gemuruh terdengar dari dalam reruntuhan!

"Apa yang terjadi!?"

Dari bawah tanah, seekor monster raksasa muncul, membuat semua peserta terpaksa keluar dari tempat persembunyian mereka!

Seraphina berjalan perlahan, mengamati siapa yang akan menyerang monster itu terlebih dahulu.

Dan seperti yang dia duga…

Leonhardt Everhart maju ke depan, bersiap bertarung dengan monster itu!

"Bagus. Aku akan melihat sejauh mana kekuatanmu, pahlawan."

Pertarungan Melawan Monster dan Pengumuman 6 Pemenang

Leonhardt menggunakan ilmu pedangnya dengan luar biasa, menebas monster itu dengan kecepatan tinggi.

Namun, monster itu tidak mudah dikalahkan.

Melihat ini, beberapa peserta lain juga mulai menyerang, mencoba memanfaatkan situasi.

Seraphina tetap berada di belakang, hanya sesekali menyerang dari bayang-bayang.

"Aku harus bertahan, bukan menang secara mencolok."

Setelah pertempuran panjang, akhirnya monster itu dikalahkan, dan para peserta yang tersisa hanya tinggal 6 orang.

Wasit segera mengumumkan mereka yang berhasil lolos ke babak final.

"Selamat kepada 6 peserta berikut yang akan melanjutkan ke final!"

Leonhardt Everhart (Kuil Kesatria)

Sylvia Vermillion (Kuil Sihir)

???

???

Seraphina Duskbane (Kuil Sihir)

???

Seraphina berhasil masuk ke babak final dengan strategi bertahan hidupnya!

"Sekarang, pertarungan yang sesungguhnya akan dimulai."

Babak final sudah di depan mata… dan rahasia dunia ini perlahan mulai terbuka.

.

.

Setelah berhasil lolos ke babak final, Seraphina memutuskan untuk mengambil waktu istirahat sejenak.

Turnamen besar ini memang menarik, tapi ada hal lain yang juga perlu dia lakukan—mengumpulkan informasi tentang dunia ini, orang-orang penting di dalamnya, serta rahasia yang mungkin tersembunyi di balik turnamen ini.

Salah satu cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan berjalan-jalan di kota dan mengamati kehidupan di sana.

Pemandangan Kota yang Sibuk

Seraphina berjalan menyusuri jalan berbatu kota, menikmati suasana yang cukup ramai.

Para pedagang berteriak menjajakan barang dagangan mereka.

Di sudut jalan, beberapa anak kecil berlari-lari dengan riang, bermain sambil tertawa.

Tapi di sisi lain kota, ada juga pengemis dan orang-orang yang tampak menderita, menunjukkan bahwa kehidupan di dunia ini tidaklah sempurna.

"Sama seperti dunia asliku," pikir Seraphina.

Saat dia melewati salah satu gang, matanya tertuju pada seorang pria yang duduk di kursi roda.

Pria itu tampak kesulitan mendorong dirinya sendiri, seolah roda kursinya terjebak di antara batu jalanan yang tidak rata.

Seraphina berhenti sejenak, memperhatikan pria itu.

Bertemu dengan Pria Misterius

Pria di kursi roda itu terlihat kurus, dengan rambut hitam yang agak panjang dan mata tajam yang penuh kehati-hatian.

Dia mengenakan pakaian sederhana, tetapi terlihat cukup bersih dan rapi—bukan seperti pengemis biasa.

Saat dia berusaha mendorong roda kursinya, wajahnya menegang karena usaha yang sia-sia.

Seraphina mendekatinya dan tanpa berpikir panjang, dia berjongkok untuk membantu.

"Aku bisa saja mengabaikannya… tapi sesuatu tentang pria ini menarik perhatianku," pikirnya.

"Apa kau butuh bantuan?" tanya Seraphina sambil mendorong kursi roda itu ke belakang, membebaskan roda yang tersangkut.

Pria itu terkejut dan menatapnya dengan tatapan tajam.

"…" Dia tampaknya ragu-ragu, tapi akhirnya mengangguk.

“Terima kasih,” katanya singkat, suaranya dalam dan datar.

Percakapan dengan Pria Misterius

Setelah Seraphina membantu mendorong kursi rodanya hingga ke tempat yang lebih rata, pria itu menghela napas dan menatapnya dengan mata yang penuh kewaspadaan.

“Jarang ada orang yang menawarkan bantuan di kota ini,” katanya.

Seraphina hanya tersenyum tipis. “Aku hanya kebetulan lewat dan melihatmu kesulitan.”

Pria itu menatapnya lebih dalam, seolah ingin menilai apakah Seraphina memiliki motif tersembunyi.

“Kau bukan orang biasa,” katanya akhirnya.

Seraphina terdiam sejenak.

"Apakah dia bisa merasakan sesuatu tentangku?" pikirnya.

"Kenapa kau berpikir begitu?" tanya Seraphina dengan nada ringan.

Pria itu tersenyum tipis.

“Orang biasa tidak akan mendekati seseorang sepertiku tanpa rasa takut,” katanya.

“Apa kau berbahaya?” tanya Seraphina, masih menjaga ekspresinya tetap tenang.

Pria itu tertawa kecil. “Mungkin dulu. Tapi sekarang? Aku hanya pria lumpuh di kursi roda.”

Seraphina merasa ada sesuatu yang aneh tentang pria ini.

Meskipun dia berbicara dengan tenang, ada kekuatan tersembunyi dalam sorot matanya—seperti seseorang yang pernah memiliki posisi tinggi atau pernah mengalami sesuatu yang besar dalam hidupnya.

"Apa kau seorang bangsawan?" tanya Seraphina akhirnya.

Pria itu hanya tersenyum samar. “Mungkin.”

Rahasia di Balik Pria Ini

Seraphina duduk di bangku kayu yang ada di dekatnya, masih menatap pria itu dengan rasa penasaran.

"Kau belum memberitahuku namamu," kata pria itu akhirnya.

Seraphina ragu sejenak. Dia tidak ingin memberikan nama aslinya, tetapi juga tidak ingin mencurigakan.

"Aku Sera," jawabnya singkat.

Pria itu mengangguk. "Sera, ya? Nama yang bagus."

Lalu, dia menatap langit dan berkata dengan nada lebih santai, “Namaku Lucian.”

Seraphina menyimpan nama itu di dalam pikirannya.

"Lucian… pria misterius ini pasti memiliki masa lalu yang menarik."

Percakapan Tentang Turnamen

Setelah beberapa saat hening, Lucian menatap Seraphina dengan lebih serius.

"Jadi, Sera… apa kau salah satu peserta turnamen?"

Seraphina tidak terkejut dengan pertanyaan itu.

Menggunakan turnamen sebagai pembuka percakapan adalah cara yang cerdas untuk mendapatkan informasi.

"Mungkin," jawabnya, tidak membenarkan atau menyangkal.

Lucian tertawa pelan. "Jangan meremehkan turnamen ini. Banyak orang yang ikut bukan hanya untuk mendapatkan gelar juara, tapi juga untuk… hal lain."

Seraphina menajamkan pendengarannya. "Maksudmu?"

Lucian menatap ke arah arena di kejauhan dan berkata pelan, "Turnamen ini adalah lebih dari sekadar ujian kekuatan. Ada sesuatu yang lebih besar di baliknya—sesuatu yang tidak banyak diketahui orang biasa."

Seraphina merasa tertarik.

"Apa maksudnya? Apakah ada konspirasi di balik turnamen ini?"

Perpisahan Sementara

Sebelum Seraphina bisa bertanya lebih jauh, Lucian tersenyum dan berkata, “Kau cukup menarik, Sera. Mungkin kita akan bertemu lagi.”

Kemudian, dia mulai mendorong kursi rodanya pergi, meninggalkan Seraphina dengan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.

"Lucian... siapa kau sebenarnya?"

Seraphina menatap punggungnya yang menjauh dan tahu bahwa ini bukan pertemuan terakhir mereka.

Ada sesuatu tentang pria itu yang terasa penting, dan Seraphina berniat mencari tahu lebih lanjut.

Tapi untuk saat ini, dia harus kembali fokus pada turnamen.

Babak final akan segera dimulai, dan dia harus siap menghadapi lawan-lawan terkuatnya.

Terpopuler

Comments

мιѕѕнαℓυ🐌

мιѕѕнαℓυ🐌

kembali otak Mak di penuhi dengan pertanyaan yg masih menjadi misteri

2025-02-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Hidup Kembali
2 Bab 2. Menggali Identitas yang Hilang
3 Bab 3: Mengasah Kekuatan yang Baru
4 Bab 4: Tiga Hari yang Mengubah Segalanya
5 Bab 5: Mencari Jejak Seraphina Duskbane
6 Bab 6: Jejak yang Menghilang
7 Bab 7: Perpisahan di Reruntuhan Kuil
8 Bab 8: Awal Perjalanan Baru dan Kebutuhan Akan Uang
9 Bab 9: Perjalanan Penuh Rintangan dan Reruntuhan yang Terkunci
10 Bab 10: Warisan dari Masa Lalu
11 Bab 11: Kuil Sihir dan Ujian Sang Protagonis
12 Bab 12: Babak Final yang Mendebarkan
13 Bab 13: Panggung Pertarungan Terakhir
14 Bab 14: Pertemuan dengan Calon Antagonis
15 Bab 15: Dua Rahasia
16 Bab 16. Tertarik
17 Bab 17. Berlatih
18 Bab 18: Pertarungan Antar Tim
19 Bab 19: Undangan Dari Kuil Assassin
20 Bab 20: Ujian di Kuil Assassin
21 Bab 21. Misi Berbahaya
22 Bab 22: Bayangan Yang Mengintai
23 Bab 23: Jejak Kegelapan Dibalik Bayangan
24 Bab 24: Bahaya Yang Mengintai
25 Bab 25: Jejak Kegelapan yang Tersisa
26 Bab 26: Pertempuran Di Reruntuhan Kuno
27 Bab 27: Jejak Kegelapan yang Tertinggal
28 Bab 28: Kebenaran yang Terkubur
29 Bab 29: Tawaran Berbahaya
30 Bab 30: Bayangan di Balik Tawaran
31 Bab 31: Bayangan di Pelabuhan
32 Bab 32 – Jejak yang Tertinggal
33 Bab 33 – Menyusup ke Lelang Gelap
34 Bab 34 – Jejak yang Tertinggal
35 Bab 35 – Kebenaran yang Tersembunyi
36 Bab 36 – Bayangan di Balik Kegelapan
37 Bab 37 – Pertempuran di Reruntuhan
38 Bab 38 – Kegelapan yang Terbangun
39 Bab 39 – Bayangan yang Tertinggal
40 Bab 40 – Kebenaran yang Tersembunyi
Episodes

Updated 40 Episodes

1
Bab 1. Hidup Kembali
2
Bab 2. Menggali Identitas yang Hilang
3
Bab 3: Mengasah Kekuatan yang Baru
4
Bab 4: Tiga Hari yang Mengubah Segalanya
5
Bab 5: Mencari Jejak Seraphina Duskbane
6
Bab 6: Jejak yang Menghilang
7
Bab 7: Perpisahan di Reruntuhan Kuil
8
Bab 8: Awal Perjalanan Baru dan Kebutuhan Akan Uang
9
Bab 9: Perjalanan Penuh Rintangan dan Reruntuhan yang Terkunci
10
Bab 10: Warisan dari Masa Lalu
11
Bab 11: Kuil Sihir dan Ujian Sang Protagonis
12
Bab 12: Babak Final yang Mendebarkan
13
Bab 13: Panggung Pertarungan Terakhir
14
Bab 14: Pertemuan dengan Calon Antagonis
15
Bab 15: Dua Rahasia
16
Bab 16. Tertarik
17
Bab 17. Berlatih
18
Bab 18: Pertarungan Antar Tim
19
Bab 19: Undangan Dari Kuil Assassin
20
Bab 20: Ujian di Kuil Assassin
21
Bab 21. Misi Berbahaya
22
Bab 22: Bayangan Yang Mengintai
23
Bab 23: Jejak Kegelapan Dibalik Bayangan
24
Bab 24: Bahaya Yang Mengintai
25
Bab 25: Jejak Kegelapan yang Tersisa
26
Bab 26: Pertempuran Di Reruntuhan Kuno
27
Bab 27: Jejak Kegelapan yang Tertinggal
28
Bab 28: Kebenaran yang Terkubur
29
Bab 29: Tawaran Berbahaya
30
Bab 30: Bayangan di Balik Tawaran
31
Bab 31: Bayangan di Pelabuhan
32
Bab 32 – Jejak yang Tertinggal
33
Bab 33 – Menyusup ke Lelang Gelap
34
Bab 34 – Jejak yang Tertinggal
35
Bab 35 – Kebenaran yang Tersembunyi
36
Bab 36 – Bayangan di Balik Kegelapan
37
Bab 37 – Pertempuran di Reruntuhan
38
Bab 38 – Kegelapan yang Terbangun
39
Bab 39 – Bayangan yang Tertinggal
40
Bab 40 – Kebenaran yang Tersembunyi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!