Bab 20: Ujian di Kuil Assassin

Seraphina berdiri di depan gerbang besar Kuil Assassin, merasakan atmosfer yang benar-benar berbeda dari Kuil Sihir.

Jika Kuil Sihir dipenuhi dengan buku-buku kuno, simbol-simbol magis, dan atmosfer penuh mana, maka Kuil Assassin adalah kebalikannya—sunyi, gelap, dan dipenuhi aura pembunuh.

Dia melangkah masuk, disambut oleh beberapa sosok berjubah hitam.

Tatapan mereka tajam dan penuh penilaian, seolah ingin menilai apakah dia pantas berada di tempat ini atau tidak.

Seorang lelaki tua berjalan mendekatinya.

"Selamat datang di Kuil Assassin, pendatang baru," katanya dengan suara dalam.

Seraphina mengangguk hormat.

Lelaki tua itu menatapnya tajam, lalu berbicara lagi.

"Di sini, tidak ada tempat untuk orang yang lemah. Kau mungkin kuat dalam sihir, tetapi sihir bukan segalanya di dunia ini. Jika kau ingin bertahan, kau harus bisa bergerak tanpa suara, menyusup tanpa terlihat, dan membunuh tanpa jejak."

Seraphina tersenyum tipis.

"Itulah alasan aku datang ke sini."

Lelaki tua itu mengangguk, lalu berbalik.

"Kalau begitu, ayo kita lihat seberapa tangguh dirimu."

 

Hari-hari berikutnya berjalan dengan keras.

Latihan pertama—menyeimbangkan tubuh di atas tali tipis sambil menghindari serangan mendadak dari pelatih.

Seraphina berulang kali jatuh ke dalam air dingin di bawahnya, tetapi dia tidak menyerah.

Latihan kedua—berlari di antara ruangan gelap, menghindari perangkap dan jebakan mematikan.

Seraphina harus mengandalkan insting dan kecepatan untuk bertahan hidup.

Latihan ketiga—pertempuran jarak dekat.

Di sini, tidak ada sihir, hanya senjata dan teknik bela diri.

Seraphina dipasangkan dengan seorang pria besar, seorang petarung berpengalaman di Kuil Assassin.

"Ayo, tunjukkan apa yang bisa kau lakukan," pria itu mengejek sambil mengayunkan belatinya.

Seraphina tidak gentar.

Dia menunduk, menghindari serangan pertama, lalu menyerang balik dengan cepat.

Namun, pria itu dengan mudah menangkisnya, lalu melayangkan tendangan keras yang membuatnya terpental ke belakang.

"Kau lambat," pria itu mencibir.

Seraphina menggertakkan giginya.

Dia bukan seseorang yang bisa menerima kekalahan dengan mudah.

Dengan kecepatan yang lebih baik, dia menyerang lagi, kali ini menggunakan teknik yang dia pelajari dari Kuil Sihir—membaca gerakan lawan dengan presisi tinggi.

Ketika pria itu kembali menyerang, Seraphina sudah memprediksi serangannya.

Dia berputar ke samping, lalu melayangkan tendangan ke rusuk pria itu.

Bugh!

Pria itu mundur selangkah, matanya melebar karena terkejut.

Seraphina tidak memberi kesempatan—dia langsung melancarkan serangan bertubi-tubi, memanfaatkan celah yang ia lihat.

Dalam beberapa detik, pria itu sudah terjatuh ke tanah, terengah-engah.

"Sial, kau benar-benar gila."

Seraphina tersenyum tipis, membantu pria itu berdiri.

"Aku hanya belajar cepat," katanya tenang.

 

Setelah berminggu-minggu latihan keras, Seraphina akhirnya diakui sebagai bagian dari Kuil Assassin.

Namun, pelatihannya belum selesai.

Salah satu mentor menatapnya dengan tajam dan berkata,

"Kau memiliki potensi, tetapi potensi saja tidak cukup. Kami ingin melihat seberapa jauh kau bisa berkembang."

Seraphina mengangguk mantap.

"Aku siap untuk tantangan berikutnya."

Dengan itu, babak baru dalam perjalanan Seraphina pun dimulai.

.

.

.

Seraphina berjalan melewati lorong panjang Kuil Assassin, menghirup udara yang dingin dan menekan.

Sejak kedatangannya, banyak bisikan dan tatapan tidak senang yang ia rasakan dari murid-murid lainnya.

"Perempuan sihir macam apa yang ingin menjadi pembunuh?"

"Dia hanya akan mempermalukan Kuil kita."

"Dia punya latar belakang misterius, bagaimana kalau dia mata-mata?"

Seraphina tidak peduli.

Baginya, pendapat orang lain bukanlah sesuatu yang perlu dipikirkan.

Yang lebih penting adalah membuktikan dirinya pantas berada di sini.

---

Dalam beberapa minggu, perkembangan Seraphina jauh melampaui harapan siapa pun.

Kecepatannya meningkat drastis.

Ketahanannya melampaui rata-rata.

Dan kemampuannya dalam menyusup tanpa suara bahkan membuat beberapa instruktur tercengang.

Namun, keberhasilannya memancing lebih banyak kebencian daripada kekaguman.

"Dia pasti curang."

"Tidak mungkin seseorang berkembang secepat itu."

"Aku tidak akan mengakuinya sebagai bagian dari Kuil ini!"

Beberapa murid mulai mengolok-oloknya secara terang-terangan.

Ketika dia berjalan di lorong, seseorang sengaja menyikutnya.

Ketika dia berlatih, ada yang membisiki ejekan di telinganya.

Ketika dia makan di ruang makan, suasana mendadak hening, seolah mereka ingin dia tahu bahwa dia tidak diterima di sana.

Seraphina tidak bereaksi.

Namun, dalam hati, dia sudah menyiapkan pembalasan.

---

Pada suatu malam, sekelompok murid dengan pakaian serba hitam menghadangnya di halaman belakang Kuil Assassin.

Salah satu dari mereka, seorang pria tinggi bernama Darius, melangkah maju dengan seringai.

"Kau merasa hebat, ya?" katanya sinis.

Seraphina menatapnya tanpa emosi.

"Jika aku tidak lebih hebat dari kalian, aku tidak akan ada di sini."

Murid-murid lainnya mendesis marah.

Darius tertawa keras.

"Baiklah, kalau begitu, bagaimana kalau kita lihat siapa yang lebih hebat? Kau lawan kami semua. Kalau kau menang, kami akan mengakui keberadaanmu di sini. Tapi kalau kau kalah, kau harus angkat kaki dari Kuil ini!"

Seraphina tersenyum dingin.

"Menarik."

Dia melemparkan jubahnya ke tanah, lalu mengambil posisi bertarung.

"Ayo, serang aku sekaligus."

Murid-murid lain terkejut dengan keberaniannya.

Namun, Darius hanya menyeringai lebih lebar.

"Hancurkan dia!"

---

Begitu perintah diberikan, 10 murid langsung menyerang Seraphina.

Namun, kecepatan dan ketajaman instingnya jauh di atas mereka.

Serangan pertama—dia menghindar ke samping, menangkis pukulan, lalu membanting lawan ke tanah.

Serangan kedua—dia menendang lutut lawannya, membuatnya kehilangan keseimbangan.

Serangan ketiga—dia berputar, menghindari serangan belati, lalu melumpuhkan penyerang dengan satu pukulan ke lehernya.

Murid-murid lain tercengang.

Seraphina bergerak seperti bayangan, mengalahkan satu demi satu lawannya dengan efisiensi mengerikan.

Dalam waktu kurang dari lima menit, kesepuluh murid itu sudah terkapar di tanah, terengah-engah dan tidak mampu bangkit.

Darius memandang mereka dengan ekspresi tidak percaya.

Seraphina melangkah mendekatinya.

"Kau masih ingin bertarung?" tanyanya dingin.

Darius menggertakkan giginya, lalu tanpa peringatan menarik belati dan menyerang dengan kecepatan penuh.

Namun—

Seraphina sudah mengantisipasi serangan itu.

Dia miringkan tubuhnya sedikit, menghindari serangan, lalu menangkap pergelangan tangan Darius dan memutar balik.

CRACK!

Darius berteriak kesakitan saat belatinya terlepas dan jatuh ke tanah.

Seraphina menekannya ke tanah, menatapnya tanpa ekspresi.

"Lain kali, kalau kau ingin menang, berlatihlah lebih keras."

Kemudian dia melepaskannya dan berjalan pergi, meninggalkan mereka semua dengan rasa malu dan kekalahan.

---

Sejak malam itu, tidak ada lagi yang berani meremehkan Seraphina.

Meskipun mereka tidak menyukainya, mereka terpaksa mengakui bahwa dia lebih kuat dari mereka.

Bisikan dan ejekan perlahan menghilang, digantikan oleh rasa waspada dan penghormatan.

Namun bagi Seraphina, ini baru permulaan.

Masih banyak yang harus ia capai.

Dan ia tidak akan membiarkan siapa pun menghalangi jalannya.

Assalamualaikum

Nuah mau buat pengumuman bila kedepannya mungkin novel ini berjalan sesuai gaya tulis Nuah, karena yang menulis novel ini sebelumnya "Alik" tak dapat menulis lagi bareng kita.

Pada tanggal 24 Februari 2025, Alika menghempaskan nafas terakhirnya di RS Permata Medika Kuningan. Dia meninggalkan banyak jejak dalam hidup kami, dia juga sosok yang baik dan penyayang.

Nuah berharap teman teman semua yang dulu pernah membaca karya alik dapat mendoakan dia, dan memaafkan bila dia melakukan kesalahan dalam berbagai aspek.

Bahkan Tulisannya saja masih berjalan sampai detik ini, dan pergi dengan jejak paling menyakitkan bagi kami. Dia adalah sahabat, keluarga sekaligus orang paling berharga dalam hidup Nuah.

Sekian pengumumannya,

Wassalamu'alaikum

Terpopuler

Comments

мιѕѕнαℓυ🐌

мιѕѕнαℓυ🐌

waalaikumsalam..
Al-fatihah buat neng Alika beliau orang baik dan Allah menyayangi orang baik, beliau meninggal di hari Jumat bertepatan setelah malam nisfu syabaan setelah tutup buku amalan.. semoga beliau di terima iman Islamnya di ampuni segala dosanya dan di tempatkan di tempat terindah aamiin ya rabbal alamiin 🤲

2025-02-16

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Hidup Kembali
2 Bab 2. Menggali Identitas yang Hilang
3 Bab 3: Mengasah Kekuatan yang Baru
4 Bab 4: Tiga Hari yang Mengubah Segalanya
5 Bab 5: Mencari Jejak Seraphina Duskbane
6 Bab 6: Jejak yang Menghilang
7 Bab 7: Perpisahan di Reruntuhan Kuil
8 Bab 8: Awal Perjalanan Baru dan Kebutuhan Akan Uang
9 Bab 9: Perjalanan Penuh Rintangan dan Reruntuhan yang Terkunci
10 Bab 10: Warisan dari Masa Lalu
11 Bab 11: Kuil Sihir dan Ujian Sang Protagonis
12 Bab 12: Babak Final yang Mendebarkan
13 Bab 13: Panggung Pertarungan Terakhir
14 Bab 14: Pertemuan dengan Calon Antagonis
15 Bab 15: Dua Rahasia
16 Bab 16. Tertarik
17 Bab 17. Berlatih
18 Bab 18: Pertarungan Antar Tim
19 Bab 19: Undangan Dari Kuil Assassin
20 Bab 20: Ujian di Kuil Assassin
21 Bab 21. Misi Berbahaya
22 Bab 22: Bayangan Yang Mengintai
23 Bab 23: Jejak Kegelapan Dibalik Bayangan
24 Bab 24: Bahaya Yang Mengintai
25 Bab 25: Jejak Kegelapan yang Tersisa
26 Bab 26: Pertempuran Di Reruntuhan Kuno
27 Bab 27: Jejak Kegelapan yang Tertinggal
28 Bab 28: Kebenaran yang Terkubur
29 Bab 29: Tawaran Berbahaya
30 Bab 30: Bayangan di Balik Tawaran
31 Bab 31: Bayangan di Pelabuhan
32 Bab 32 – Jejak yang Tertinggal
33 Bab 33 – Menyusup ke Lelang Gelap
34 Bab 34 – Jejak yang Tertinggal
35 Bab 35 – Kebenaran yang Tersembunyi
36 Bab 36 – Bayangan di Balik Kegelapan
37 Bab 37 – Pertempuran di Reruntuhan
38 Bab 38 – Kegelapan yang Terbangun
39 Bab 39 – Bayangan yang Tertinggal
40 Bab 40 – Kebenaran yang Tersembunyi
Episodes

Updated 40 Episodes

1
Bab 1. Hidup Kembali
2
Bab 2. Menggali Identitas yang Hilang
3
Bab 3: Mengasah Kekuatan yang Baru
4
Bab 4: Tiga Hari yang Mengubah Segalanya
5
Bab 5: Mencari Jejak Seraphina Duskbane
6
Bab 6: Jejak yang Menghilang
7
Bab 7: Perpisahan di Reruntuhan Kuil
8
Bab 8: Awal Perjalanan Baru dan Kebutuhan Akan Uang
9
Bab 9: Perjalanan Penuh Rintangan dan Reruntuhan yang Terkunci
10
Bab 10: Warisan dari Masa Lalu
11
Bab 11: Kuil Sihir dan Ujian Sang Protagonis
12
Bab 12: Babak Final yang Mendebarkan
13
Bab 13: Panggung Pertarungan Terakhir
14
Bab 14: Pertemuan dengan Calon Antagonis
15
Bab 15: Dua Rahasia
16
Bab 16. Tertarik
17
Bab 17. Berlatih
18
Bab 18: Pertarungan Antar Tim
19
Bab 19: Undangan Dari Kuil Assassin
20
Bab 20: Ujian di Kuil Assassin
21
Bab 21. Misi Berbahaya
22
Bab 22: Bayangan Yang Mengintai
23
Bab 23: Jejak Kegelapan Dibalik Bayangan
24
Bab 24: Bahaya Yang Mengintai
25
Bab 25: Jejak Kegelapan yang Tersisa
26
Bab 26: Pertempuran Di Reruntuhan Kuno
27
Bab 27: Jejak Kegelapan yang Tertinggal
28
Bab 28: Kebenaran yang Terkubur
29
Bab 29: Tawaran Berbahaya
30
Bab 30: Bayangan di Balik Tawaran
31
Bab 31: Bayangan di Pelabuhan
32
Bab 32 – Jejak yang Tertinggal
33
Bab 33 – Menyusup ke Lelang Gelap
34
Bab 34 – Jejak yang Tertinggal
35
Bab 35 – Kebenaran yang Tersembunyi
36
Bab 36 – Bayangan di Balik Kegelapan
37
Bab 37 – Pertempuran di Reruntuhan
38
Bab 38 – Kegelapan yang Terbangun
39
Bab 39 – Bayangan yang Tertinggal
40
Bab 40 – Kebenaran yang Tersembunyi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!