Bab 15: Dua Rahasia

BOOM!

Ledakan besar mengguncang gua, menciptakan gelombang kejut yang menghancurkan segala sesuatu di sekitarnya.

Seraphina merasa tubuhnya terhempas ke belakang dengan kecepatan tinggi, bersama dengan anggota tim lainnya.

Mereka terpental keluar dari gua, terdorong oleh kekuatan magis yang luar biasa.

Namun, satu orang tetap tinggal di dalam…

Lucian.

Dan dia tidak sendiri.

Seraphina juga masih ada di dalam.

 

Terjebak Bersama Lucian

Seraphina terbatuk dan mencoba bangkit dari lantai batu yang dingin.

Matanya menyapu sekeliling…

Semua pintu keluar telah tertutup.

Goa ini sekarang lebih mirip sebuah ruang segel yang tertutup rapat.

Lucian berdiri di tengah altar, tubuhnya dikelilingi oleh cahaya hitam berkilauan.

Matanya yang biasanya berwarna biru keperakan kini tampak bersinar dengan cahaya ungu gelap.

"Lucian!" seru Seraphina.

Namun, Lucian tidak merespons.

Dia hanya diam…

Menyerap energi dari segel yang telah hancur.

"Ini buruk."

"Jika aku membiarkan ini terus berlanjut, maka dia akan berubah…"

"Menjadi sosok mengerikan seperti dalam novel aslinya."

Seraphina mencoba mendekat, tetapi tiba-tiba…

Sebuah suara aneh bergema di udara.

"…Akhirnya… Aku telah menunggu… Pewaris Kegelapan…"

Suara itu terdengar seperti bisikan seribu roh yang berbicara bersamaan.

Dari dalam altar yang hancur, sesosok bayangan muncul—bayangan seorang wanita dengan gaun hitam panjang dan mata berwarna merah darah.

Dewi Malam.

 

Pertemuan dengan Dewi Malam

Seraphina menelan ludahnya.

"Dia… benar-benar ada."

Dewi Malam memandang Lucian dengan penuh kelembutan.

"Anakku, kau telah datang untuk mengambil warisanmu," bisiknya.

Lucian, yang awalnya tampak kaku, akhirnya mengangkat wajahnya dan menatap sosok itu.

"Siapa… kau?"

Dewi Malam tersenyum. "Aku adalah ibumu… penciptamu… Aku adalah kegelapan itu sendiri."

Seraphina mengepalkan tangannya.

"Kalau dia menyelesaikan ritual ini, maka Lucian akan benar-benar jatuh ke sisi kegelapan!"

"Aku harus menghentikannya."

Namun, sebelum dia sempat bertindak…

Dewi Malam menatapnya.

"Ah…"

Tatapan sang dewi tajam, seakan menembus langsung ke dalam jiwa Seraphina.

"Kau… bukan bagian dari takdir ini."

"Siapa kau sebenarnya?"

Dan saat itulah Seraphina sadar…

Ilusi sihirnya telah hancur.

 

Identitas Terungkap

Rambut panjang keperakannya terurai bebas.

Telinga runcingnya—ciri khas elf—terlihat jelas.

Mata emasnya bertemu dengan mata ungu Lucian.

Untuk pertama kalinya, Lucian melihat Seraphina dalam wujud aslinya.

Seraphina langsung mundur selangkah, menyadari bahwa rahasianya telah terungkap.

Lucian menatapnya dengan ekspresi yang sulit dibaca.

"Kau… seorang elf?"

Seraphina tidak bisa menjawab.

Sementara itu, Dewi Malam tertawa pelan.

"Menarik… Menarik sekali…"

Dia melayang mendekati Seraphina, lalu menyentuh dagunya dengan jari pucatnya.

"Aku bisa merasakan… kau bukan bagian dari dunia ini."

"Seharusnya kau tidak ada di sini."

Seraphina merasakan hawa dingin menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Dia… mengetahui sesuatu."

Namun, sebelum Dewi Malam bisa mengatakan lebih banyak, Lucian melangkah ke depan dan berdiri di antara mereka.

Tatapan matanya tajam.

"Jangan sentuh dia."

Dewi Malam mengangkat alisnya, lalu tersenyum kecil.

"Apakah kau ingin melindunginya?"

Lucian tidak menjawab, tetapi ekspresinya sudah cukup menjelaskan segalanya.

Dewi Malam tertawa kecil.

"Baiklah… Kalau begitu, aku akan memberikanmu pilihan…"

 

Pilihan Lucian

Dewi Malam melayang kembali ke atas altar dan berkata,

"Lucian Morgenstern, kau adalah pewaris warisanku. Jika kau menerimanya… kau akan menjadi penguasa kegelapan sejati."

"Namun, jika kau menolaknya… kau akan tetap menjadi manusia biasa yang lemah."

"Kau bisa memilih…"

Lucian diam.

Matanya menatap altar yang berkilauan dengan cahaya hitam.

Dia tahu…

Pilihan ini akan menentukan nasibnya.

Seraphina menahan napas.

"Jika dia menerima kekuatan itu… maka jalan menuju kehancurannya akan dimulai."

"Tapi… jika dia menolaknya, apakah dia akan selamat?"

Waktu seakan berhenti saat Lucian akhirnya membuka mulutnya.

"Aku… memilih…"

.

.

.

Lucian berdiri di tengah altar dengan mata yang bersinar ungu gelap, menatap Dewi Malam yang melayang di atasnya.

"Aku… memilih untuk mewarisi kekuatan itu," katanya dengan suara mantap.

Seraphina mengepalkan tangannya. "Sial!"

"Aku tahu ini akan terjadi… tapi tetap saja."

Dewi Malam tersenyum puas.

"Bagus, anakku… Kau akan menjadi pewaris kegelapan yang sejati…"

Dengan satu gerakan tangannya, cahaya hitam pekat mengelilingi Lucian, menyelimuti tubuhnya dalam pusaran energi yang ganas.

Seraphina merinding melihatnya.

"Ini… lebih mengerikan daripada yang aku bayangkan."

"Jika dia tidak bisa mengendalikan kekuatan ini, maka dia akan menjadi ancaman yang lebih besar."

Namun, ada sesuatu yang aneh.

Tiba-tiba, Dewi Malam mengernyit.

"…Ada yang salah."

Energi hitam itu tiba-tiba berhenti berputar dan mulai menyusut.

Lucian, yang sebelumnya tampak terhanyut dalam kekuatan barunya, kini jatuh berlutut, memegangi dadanya dengan wajah menegang.

Dewi Malam menatapnya dengan bingung.

"Kekuatan itu… belum sepenuhnya terbuka?"

 

Kekuatan yang Masih Tersegel

Lucian menggertakkan giginya.

"Aku bisa merasakan kekuatan luar biasa ini… tapi mengapa aku tidak bisa menggunakannya sepenuhnya?"

Dewi Malam tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya berbicara,

"Sepertinya… ada segel alami dalam dirimu."

"Seseorang telah menyegel bagian terdalam dari kekuatanmu sebelum kau lahir."

Seraphina menatapnya tajam.

"Apa? Jadi ini bukan hanya dari segel Dewi Malam? Tapi ada orang lain yang telah membatasi kekuatan Lucian sebelum dia lahir?"

Dewi Malam menghela napas dan berkata,

"Aku tidak bisa membantumu membukanya sekarang."

"Kau harus menemukan caranya sendiri, anakku."

Lucian menundukkan kepalanya, tangannya mengepal dengan frustrasi.

"Aku sudah begitu dekat… Tapi ternyata ini masih belum cukup?"

Seraphina mengambil kesempatan ini untuk masuk ke dalam percakapan.

"Apa yang terjadi jika kekuatan itu tetap tersegel?"

Dewi Malam meliriknya dan menjawab,

"Dia masih bisa menggunakannya dalam jumlah kecil… Tapi jika dia memaksakan diri untuk membukanya, itu bisa menghancurkannya."

Seraphina menghela napas pelan.

"Ini berarti Lucian masih dalam batas aman."

"Setidaknya, dia belum menjadi monster seperti dalam novel."

 

Menyembunyikan Identitas Lucian

Seraphina tahu jika Lucian pulang dengan aura kegelapan yang baru ini, maka pasti akan menimbulkan kecurigaan.

"Aku harus melakukan sesuatu."

Dia mendekati Lucian yang masih berlutut dan meletakkan tangannya di atas punggung pria itu.

"Kita harus menyembunyikan ini."

Lucian mendongak, matanya yang bersinar bertemu dengan tatapan emas Seraphina.

"Apa maksudmu?"

Seraphina menarik napas dalam dan mengeluarkan sebuah pisau kecil yang terukir dengan rune sihir.

"Aku akan membuat ukiran segel untuk menyembunyikan auramu."

Lucian tampak terkejut. "Kau bisa melakukan itu?"

Seraphina tersenyum kecil.

"Tentu saja. Aku seorang penyihir, bukan?"

Dia tidak bisa memberitahu Lucian bahwa dia telah memahami banyak hal dari kehidupan sebelumnya.

Lucian tidak banyak bertanya lagi.

Dia membuka kemejanya, memperlihatkan kulitnya yang pucat di bawah cahaya redup gua.

Seraphina menggoreskan ujung pisaunya ke kulit Lucian dengan hati-hati, menciptakan pola rumit yang bersinar biru samar.

Lucian mengerang pelan, merasakan sedikit rasa perih.

Rune-rune itu mulai menyatu dengan tubuhnya, menyerap auranya yang gelap dan menguncinya.

Setelah beberapa saat, cahaya hitam yang menyelimuti Lucian mulai meredup.

Dari luar, dia tampak seperti Lucian yang dulu—seorang pemuda tampan dengan aura dingin, tanpa tanda-tanda energi kegelapan.

Lucian menatap tangannya, lalu melihat ke cermin batu di dekat altar.

"Ini…"

Seraphina menyeringai.

"Tak ada yang akan curiga sekarang."

Lucian menatapnya lekat-lekat, lalu berkata dengan suara pelan,

"Kau baru saja menyelamatkan nyawaku."

Seraphina tertawa kecil.

"Anggap saja aku membalas budi karena kau menyelamatkanku juga."

Namun, dalam hati, Seraphina tahu ini bukan hanya tentang membalas budi.

Dia sedang mengendalikan jalannya cerita…

Lucian tidak boleh menjadi monster yang mengerikan seperti dalam novel aslinya.

 

Dua Rahasia Besar

Lucian akhirnya bangkit dari posisinya dan mengenakan kembali kemejanya.

Namun, saat dia berbalik untuk melihat Seraphina…

Dia terdiam sejenak.

Baru sekarang dia menyadari sesuatu.

Wajah ini…

Rambut perak, mata emas, telinga runcing…

Seraphina bukan manusia.

Dia seorang elf.

Dan lebih dari itu…

Dia adalah penyihir yang luar biasa.

Lucian mengingat kembali semua yang terjadi di dalam gua ini—cara Seraphina bertarung, caranya menciptakan segel dengan mudah, caranya membaca situasi dengan cepat.

Dia bukan orang biasa.

Lucian menyipitkan matanya.

"Seraphina…"

Seraphina mengangkat alisnya, mencoba terlihat santai.

"Apa?"

Lucian berjalan mendekat, suaranya rendah.

"Aku sekarang memegang dua rahasia besarmu."

"Pertama, wujud aslimu."

"Dan kedua… kemampuan aslimu yang luar biasa."

Seraphina menahan napasnya sejenak.

"Sial, dia sadar."

Lucian menatapnya lebih dalam.

"Apa kau benar-benar seorang mahasiswi biasa dari Kuil Sihir?"

Seraphina tersenyum tipis.

"Menurutmu?"

Lucian tertawa pelan.

"Ternyata kau lebih menarik daripada yang kuduga."

Seraphina menghela napas pelan.

"Bagus. Setidaknya dia tidak menanyai lebih lanjut."

Namun, mereka berdua kini telah berbagi rahasia satu sama lain.

Dan itu berarti…

Mereka terikat satu sama lain lebih dalam daripada sebelumnya.

Episodes
1 Bab 1. Hidup Kembali
2 Bab 2. Menggali Identitas yang Hilang
3 Bab 3: Mengasah Kekuatan yang Baru
4 Bab 4: Tiga Hari yang Mengubah Segalanya
5 Bab 5: Mencari Jejak Seraphina Duskbane
6 Bab 6: Jejak yang Menghilang
7 Bab 7: Perpisahan di Reruntuhan Kuil
8 Bab 8: Awal Perjalanan Baru dan Kebutuhan Akan Uang
9 Bab 9: Perjalanan Penuh Rintangan dan Reruntuhan yang Terkunci
10 Bab 10: Warisan dari Masa Lalu
11 Bab 11: Kuil Sihir dan Ujian Sang Protagonis
12 Bab 12: Babak Final yang Mendebarkan
13 Bab 13: Panggung Pertarungan Terakhir
14 Bab 14: Pertemuan dengan Calon Antagonis
15 Bab 15: Dua Rahasia
16 Bab 16. Tertarik
17 Bab 17. Berlatih
18 Bab 18: Pertarungan Antar Tim
19 Bab 19: Undangan Dari Kuil Assassin
20 Bab 20: Ujian di Kuil Assassin
21 Bab 21. Misi Berbahaya
22 Bab 22: Bayangan Yang Mengintai
23 Bab 23: Jejak Kegelapan Dibalik Bayangan
24 Bab 24: Bahaya Yang Mengintai
25 Bab 25: Jejak Kegelapan yang Tersisa
26 Bab 26: Pertempuran Di Reruntuhan Kuno
27 Bab 27: Jejak Kegelapan yang Tertinggal
28 Bab 28: Kebenaran yang Terkubur
29 Bab 29: Tawaran Berbahaya
30 Bab 30: Bayangan di Balik Tawaran
31 Bab 31: Bayangan di Pelabuhan
32 Bab 32 – Jejak yang Tertinggal
33 Bab 33 – Menyusup ke Lelang Gelap
34 Bab 34 – Jejak yang Tertinggal
35 Bab 35 – Kebenaran yang Tersembunyi
36 Bab 36 – Bayangan di Balik Kegelapan
37 Bab 37 – Pertempuran di Reruntuhan
38 Bab 38 – Kegelapan yang Terbangun
39 Bab 39 – Bayangan yang Tertinggal
40 Bab 40 – Kebenaran yang Tersembunyi
Episodes

Updated 40 Episodes

1
Bab 1. Hidup Kembali
2
Bab 2. Menggali Identitas yang Hilang
3
Bab 3: Mengasah Kekuatan yang Baru
4
Bab 4: Tiga Hari yang Mengubah Segalanya
5
Bab 5: Mencari Jejak Seraphina Duskbane
6
Bab 6: Jejak yang Menghilang
7
Bab 7: Perpisahan di Reruntuhan Kuil
8
Bab 8: Awal Perjalanan Baru dan Kebutuhan Akan Uang
9
Bab 9: Perjalanan Penuh Rintangan dan Reruntuhan yang Terkunci
10
Bab 10: Warisan dari Masa Lalu
11
Bab 11: Kuil Sihir dan Ujian Sang Protagonis
12
Bab 12: Babak Final yang Mendebarkan
13
Bab 13: Panggung Pertarungan Terakhir
14
Bab 14: Pertemuan dengan Calon Antagonis
15
Bab 15: Dua Rahasia
16
Bab 16. Tertarik
17
Bab 17. Berlatih
18
Bab 18: Pertarungan Antar Tim
19
Bab 19: Undangan Dari Kuil Assassin
20
Bab 20: Ujian di Kuil Assassin
21
Bab 21. Misi Berbahaya
22
Bab 22: Bayangan Yang Mengintai
23
Bab 23: Jejak Kegelapan Dibalik Bayangan
24
Bab 24: Bahaya Yang Mengintai
25
Bab 25: Jejak Kegelapan yang Tersisa
26
Bab 26: Pertempuran Di Reruntuhan Kuno
27
Bab 27: Jejak Kegelapan yang Tertinggal
28
Bab 28: Kebenaran yang Terkubur
29
Bab 29: Tawaran Berbahaya
30
Bab 30: Bayangan di Balik Tawaran
31
Bab 31: Bayangan di Pelabuhan
32
Bab 32 – Jejak yang Tertinggal
33
Bab 33 – Menyusup ke Lelang Gelap
34
Bab 34 – Jejak yang Tertinggal
35
Bab 35 – Kebenaran yang Tersembunyi
36
Bab 36 – Bayangan di Balik Kegelapan
37
Bab 37 – Pertempuran di Reruntuhan
38
Bab 38 – Kegelapan yang Terbangun
39
Bab 39 – Bayangan yang Tertinggal
40
Bab 40 – Kebenaran yang Tersembunyi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!