Warna kemerahan dari panah api menghujani hutan, asap hitam membumbung tinggi diterpa angin, suara lolongan serigala dari kejauhan memecah sunyi malam.
Seorang lelaki tergeletak dengan luka di seluruh tubuhnya, nampak raut kesedihan di wajah yang tidak begitu jelas tersebut.
Tangan penuh darah itu terulur lemah.
"Tolong aku!"
Suara itu menggema di rungu, berulangkali, menyayat hati. Semakin melemah bersamaan dengan mata laksana emas cair itu tertutup tak berdaya.
"Tidakkkkk....!!!"
Teriakan sang putri memecah sunyi malam, membuatnya terbangun dari mimpinya.
????
Kau tidak apa-apa Eliza? (Menghampiri)
Elizabeth
(Nafas tak beraturan)
Elizabeth
(Mengusap wajah lelah)
Elizabeth
Aku lelah dengan mimpi-mimpi ku Ro.
Rosetta
Kau memimpikannya lagi?
Elizabeth
Hmm.
Rosetta
Sebaiknya kau ceritakan hal ini kepada yang mulia raja dan ratu, El! Ini sudah terlalu sering. Aku khawatir padamu. (Mengusap bahu Eliza)
Elizabeth
Aku akan membicarakan hal ini besok.
Rosetta
(Mengangguk)
Rosetta
Tidurlah kembali, ini masih larut. (Membenahi selimut Eliza)
Elizabeth
Terimakasih Ro, kau selalu ada untukku.
Rosetta
(Tersenyum) sama-sama tuan putri.
Yah, Princess Elizabeth of Tenria. putri bungsu kerajaan Tenria yang termasyhur.
Kecantikan dan kebaikan hatinya sudah tersebar di seluruh TENRIA, bahkan sampai ke kerajaan tetangga di seluruh Elyndor.
Tenria Kingdom, kerajaan di bagian barat Elyndor, memiliki tiga orang putri yang teramat elok parasnya, terutama si bungsu yang semakin hari tumbuh menjadi wanita yang teramat memikat setiap mata yang memandang.
Tidak heran begitu banyak lamaran yang datang dari berbagai kalangan entah itu dari para pangeran, pejabat ataupun para bangsawan yang terpikat oleh keelokan paras putri Elizabeth, sayangnya sejauh ini belum ada yang bisa menarik perhatian sang putri untuk mengakhiri masa lajangnya yang sudah menginjak usia 19 tahun.
Sementara pelayan setia yang sudah ia anggap sebagai saudara, Rosetta atau biasa ia panggil dengan sebutan Ro saja, juga masih memilih melajang. Rosetta sudah bersumpah tidak akan menikah sebelum menyaksikan sang putri yang sudah menjadi majikannya selama hidupnya itu menikah terlebih dahulu.
Akhir-akhir ini mimpi buruk selalu mendatangi malam Eliza, membuat gadis itu selalu terbangun dari tidurnya, mimpi yang selalu sama, peperangan, kebakaran, dan kematian seorang pria yang meminta tolong padanya, dan anehnya saat pria dalam mimpinya itu terluka, Eliza juga merasakan rasa sakitnya. Hal tersebut membuat perasaan Elizabeth tidak menentu.
Awalnya ia berusaha mengabaikannya dan menganggapnya sebagai bunga tidur semata, tapi mimpi itu menjadi semakin sering dan semakin jelas. Kini ia yakin jika itu bukanlah mimpi biasa, pasti ada arti dari mimpi tersebut.
Keesokan harinya
Sesuai rencana, Elizabeth menceritakannya mimpinya kepada sang ibunda, setelahnya ia menemui seorang peramal sesuai saran dari sang ibu ratu.
Ruangan peramal.
Elizabeth
Jadi menurutmu pria dalam mimpi ku adalah jodoh yang di takdirkan untukku?
????
Iya, tuan putri.
Rosetta
Siapa pria itu?
????
Saya juga tidak mengetahuinya, hanya saja jika anda mendengar suara serigala, mungkin takdir anda ada hubungannya dengan Kerajaan Moonstone, wilayah para werewolf, tuan putri.
Mungkin saja jodoh anda menjadi tawanan di kastil para werewolf.
Rosetta
Astaga...!!( Terkesiap)
Elizabeth
Moonstone Kingdom? Werewolf? (Bergumam lirih)
Elizabeth
Jadi aku harus kesana?
Rosetta
Tidak!!! Apa kau sudah hilang akal? Itu sangat berbahaya.
????
Itu memang sangat berbahaya, tapi jika anda tetap mengabaikannya sesuatu yang buruk mungkin akan terjadi, aku bisa melihat awan hitam dan kegelapan akan menyelimuti seluruh Elyndor. Sepertinya peperangan akan segera terjadi.
Elizabeth
Rahasiakan ini dari siapapun! Kau mengerti! (Menatap tajam sang peramal)
Rosetta
Kenapa? Bukankah seharusnya kita memberitahu Yang mulia Raja dan juga Putri mahkota. (Protes)
Elizabeth
Kita tidak bisa gegabah. Aku akan mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu.
Rosetta
Jadi kau akan pergi dari Tenria? Kau ingin pergi ke Moonstone?
Comments