Penggoda

Marni sampai dirumah petakan yang ia kontrak lima ratus ribu sebulan. Rumah yang berukuran kecil atau lebih tepatnya hanya ada kamar mandi di dalam dan sedikit tempat untuk tidur berbagi dengan dapur yang menyatu dengan lainnya. Namun Marni merasa nyaman. Selama ia bisa istirahat dan membuat jamu dagangannya serta ada kamar mandi di dalam itu sudah cukup.

Marni sudah lama mengontrak di rumah petakan itu sejak Si Mbak masih ada. Beruntung harga sewa yang stabil tak ikut-ikutan naik seperti kontrakan pada umumnya membuat Marni betah.

Soal listrik semula meteran berbayar bulanan kemudian diganti dengan token oleh sang Pemilik kontrakan.

Tak banyak eletronik di rumah Marni, hany ada kipas angin, kompor gas dan TV tabung yang kini sudah tak ada saluran karena sudah ketinggalan zaman.

Beruntung meski ponsel jadul Marni memilikinya, lumayan bisa untuk menelpon dan mengirim pesan.

Rencananya Marni, mau ganti ponsel, ya beli second saja, dikonter depan gang banyak yang jual murah-murah. Tapi ya bagi Marni tetap masih harus nabung dulu.

Setelah menjalankan kebajiwan sebagai hamba Tuhan agar senantiasa diparingi selamet, sehat dan rezeki yang lancar, Marni memulai meramu Jamu untuk jualannya besok.

Jangan tanya Marni punya kulkas apa ngak. Jawabannya ya enggak punya. Lah listriknya bisa emos menurut Marni.

Marni menjatah pembelian tokennya sebulan hanya dua puluh ribu saja. Murah toh! Ya harus cukup. Setrika baju saja Marni batasi sebulan hanya 4 kali. Seprihatin dan hemat sekali Marni.

Soal makan Marni sudah biasa sekali sehari atau paling banyak dua kali saja. Jadi kalo orang Kota ada yang diet OMED, lah Marni bukan diet tapi memang sehari-hari begitu.

Sambil menunggu godokan Jamu matang, Marni melipat pakaian yang sudah kering. Sambil pakaian kotornya sedang ia rendam lalu ia akan cuci dengan tangan. Jemurnya pun simpel paling di jemur di kamar mandi. Kecuali kalau nyuci siang hari baru Marni akan gantung di depan kontrakannya saja. Marni mana berani jemur jeroan pribadinya di luar.

Trauma. Jadi dulu ada kejadian, BH Marni dijemuran berkurang satu. Besoknya CD hilang satu. Lah lama-lama bisa jadi tarzan Marni ga pake daleman kalo dicolong terus-terusan.

Ternyata oknumnya adalah orang yang Ngelmu. Dan akhirnya tertangkap saat sedang mencuri dalaman cewek di kampung itu. Saat itu juga oknum tersebut diusir dari kampung. Alhamdulillah sampai sekarang udah ga ada lagi kejadian begitu. Meski begitu Marni Trauma ga mau lagi jemur jeroannya di luar rumah.

Dalam renungannya Marni kembali teringat Si Mbah.

"Seandainya si Mbah masih ada, mungkin ga sepi begini."

Dulu Si Mbah dan Marni ada saja yang diobrolin. Marni senang, setiap pulang keliling jual Jamu Si Mbah bawa berita apa saja. Dan Marni saat itu masih sekolah begitu antusias mendengarkan cerita si Mbah.

Tanpa terasa airmata Marni mengalir. "Semoga si Mbah Gusti Allah tempatkan di sisiNya. Ampuni segala khilaf si Mbah dan jadukan amal ibadah si Mbah sebagai jalan menuju surga."

*

Sebelum ayam berkokok bahkan suara mengaji waktu adzan subuh berkumandang kesegala penjuru alam, Marni sudah terjaga.

Setelah Shalat malam, Marni lanjut memasak Jamu yang akan ia dagangkan hari ini. Marni mengelap satu per satu botol jamu yang sudah bersih ia cuci agar siap dimasukan lagi Jamu-jamu yang sedang didinginkan agar bisa masuk botol.

"Semoga hari ini rezeki Marni tambah banyak Gusti Allah. Aamiin." Dengan penuh keyakinan dan semangat Marni membereskan segala keperluan perdagangannya.

Marni mengusap peluh di dahinya saat ia mengangkat panci berisi jamu yang masih mengepul dari kompor.

Disudut yang dijadikan dapur, remang-remang hanya diterangi lampu temaram, Marni menatap cairan kekuningan yang perlahan menguap. Ia menuangkan jamu ke dalam wadah besar untuk didinginkan.

Sambil menunggu, ia mengambil lap bersih dan mulai mengelap botol-botol kaca yang telah ia cuci semalam.

Marni tak pernah lalai dalam menjaga kebersihan dan kualitas jamu buatannya. Setiap botol Marni lap hingga mengkilap, memastikan tidak ada setitik debu pun yang menempel.

Ia bergerak cepat dan cekatan, memanfaatkan waktu sebelum fajar menyingsing dan orang-orang mulai beraktivitas.

Selesai mengelap, Marni kembali ke wadah jamu, mengaduknya pelan sambil sesekali mencicipi, memastikan rasa yang pas sebelum ia tuangkan ke dalam botol-botol kaca yang telah siap.

Senyum Marni mengembang saat semua botol telah terisi Jamu buatannya bertepatan adzan subuh dan kokok ayam jago bersahutan.

Marni menunaikan dua rakaat dan setelahnya berdoa mengirimkan al fatihah untuk si Mbah dan meminta diampuni dosanya.

Dengan menu sederhana, Nasi goreng terasi dan lalap ketimun, ceplok telor menjadi menu sarapan Marni pagi ini.

Bagi Marni ini sudah mewah. Tak luput rasa syukur selalu terucap dari bibir Marni dan berdoa sebelum menikmati sarapan paginya kali ini.

"Alhamdulillah. Perut kenyang tinggal mandi dan siap-siap keliling."

Saat Marni akan mengunci pintu kontrakannya sambil menggendong bakul jamu dagangannya Marni dikejutkan dengan suara keras memanggil namanya.

"Marni!"

"Nah ini dia perempuannya!"

Marni yang tak tahu apa-apa kini terkejut melihat dua orang perempuan mendatangi dirinya sambil marah-marah.

"Mbaknya siapa ya? Pagi-pagi sudah kemari? Mau beli Jamu?" Marni dengan wajah penasaran namun masih berpikir baik akan kedatangan kedua wanita yang tampang dan suaranya tak baik-baik saja.

"Dasar tukang Jamu L***e! Lu jangan coba-coba ya jadi penggoda laki Gw! Pantes aja laki Gw setiap pulang nguli ga bawa duit! Jangan-jangan dikasih ke Lu ya! Sini Lu!"

Marni tak siap dengan serangan kedua wanita yang tampak murka dan menyerang Marni.

Baku hantam dan jenggutan pun tak terelakkan. Marni yang tadinya bisa mempertahankan diri dan bakul Jamu miliknya akhirnya kalah juga.

Terlebih bakul Jamu yang seharusnya menjadi ladang rezekinya hari ini, sudah tumpah ruah, pecah dan ambyar.

"Loh! Loh! Ini ada apa! Pak pisahin! Itu Marni kenapa dikeroyok begitu! Kalian jangan main hakim sendiri!" Beberapa Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu yang kebetulan lewat dan mendengar keributan melerai Marni dengan kedua wanita yang menyerangnya.

"Ga usah dipisahin! Gua ga rela! Kalo nih L***e masih baek-baek aja! Pokoknya Lu harus balikin duit Laki Gw! Mana sini! Jangan-jangan Lu umpetin di balik BH! Wanita yang usianya lebih tua dari Marni kembali mengeroyok hingga akan merobek pakaian Marni namun segera terhalang oleh warga yang memisahkan.

"Tenang! Semua bisa dibicarakan baik-baik!" Kini datang Pak RT setelah salah seorang warga melaporkan kejadian yang menggemparkan di pagi yang damai menjadi kisruh akan persoalan yang masih belum jelas.

"Gak bisa Pak! Bapak siapa? Suaminya? Bilangin nih L****e kalo mau morotin jangan Laki Gw!"

"Saya bukan L****e! Dan Saya gak pernah morotin siapapun!" Teriak Marni yang sejak tadi belum memiliki kesempatan karena terus diserang oleh kedua wanita yang sudah kesetanan mengamuk.

Episodes
1 Penjual Jamu
2 Pelecehan Verbal
3 Penggoda
4 Main Hakim Sendiri
5 Noto Ati
6 Pamit
7 Lembaran Baru
8 Sengketa Tanah
9 Rewang
10 Dadakan
11 Dua Istri
12 Mandor Basir
13 Bubur Sumsum
14 Desas Desus
15 Jadi yang Keempat
16 Kedatangan Babeh Ali
17 Harga Barang Naik Menjelang Bulan Puasa
18 Bicara Empat Mata
19 Sabotase
20 Penggusuran
21 Luluh Lantah
22 Ga Ada Bibit Pelakor
23 Keliling Lagi
24 Pesan yang Membuat Jengkel
25 Bersitegang
26 Dua Penguasa
27 Bukan Maksud Menutupi
28 Gaya Sosialita Budget Pas-Pasan
29 Kesepakatan
30 Mengantar Pulang
31 Nyekar
32 Hasutan Mandor Salim
33 Munggahan
34 Gusti Allah Mboten Sare
35 Ramadhan Telah Tiba
36 Taraweh Pertama
37 Menangislah
38 Cobaan Rumah Tangga
39 Ribut
40 Kembali Pulang
41 Julid
42 Wonder Women
43 Diusir
44 Ojo Dumeh
45 THR
46 Banjir
47 Di Semprot Bude Sri
48 Kayak Macan
49 Bentrok
50 Sawang Sinawang
51 Baku Hantam
52 Cinta Lama Belum Kelar
53 Juminten Gak Ada Lawan
54 Menolong
55 Buka Bersama
56 Pilihan
57 Hiburan
58 Lintah Darat
59 Menjenguk
60 Pulang
61 Salah Paham
62 Menghindari
63 Apes
64 Belanja
65 Tanah Abang
66 Balas Dendam
67 Bulldozer
68 Terpaksa
69 Duo Couple
70 Kabar Berita
71 Takut Suntikan
72 Sudah Sembuh
73 Kapan Mudik?
74 Disini Saja
75 Bayar Zakat
76 Bergosip
77 Ada Yang Salting
78 Ribut Lagi
79 Cuti Lebaran
80 Akal Bulus
81 Takbiran
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Penjual Jamu
2
Pelecehan Verbal
3
Penggoda
4
Main Hakim Sendiri
5
Noto Ati
6
Pamit
7
Lembaran Baru
8
Sengketa Tanah
9
Rewang
10
Dadakan
11
Dua Istri
12
Mandor Basir
13
Bubur Sumsum
14
Desas Desus
15
Jadi yang Keempat
16
Kedatangan Babeh Ali
17
Harga Barang Naik Menjelang Bulan Puasa
18
Bicara Empat Mata
19
Sabotase
20
Penggusuran
21
Luluh Lantah
22
Ga Ada Bibit Pelakor
23
Keliling Lagi
24
Pesan yang Membuat Jengkel
25
Bersitegang
26
Dua Penguasa
27
Bukan Maksud Menutupi
28
Gaya Sosialita Budget Pas-Pasan
29
Kesepakatan
30
Mengantar Pulang
31
Nyekar
32
Hasutan Mandor Salim
33
Munggahan
34
Gusti Allah Mboten Sare
35
Ramadhan Telah Tiba
36
Taraweh Pertama
37
Menangislah
38
Cobaan Rumah Tangga
39
Ribut
40
Kembali Pulang
41
Julid
42
Wonder Women
43
Diusir
44
Ojo Dumeh
45
THR
46
Banjir
47
Di Semprot Bude Sri
48
Kayak Macan
49
Bentrok
50
Sawang Sinawang
51
Baku Hantam
52
Cinta Lama Belum Kelar
53
Juminten Gak Ada Lawan
54
Menolong
55
Buka Bersama
56
Pilihan
57
Hiburan
58
Lintah Darat
59
Menjenguk
60
Pulang
61
Salah Paham
62
Menghindari
63
Apes
64
Belanja
65
Tanah Abang
66
Balas Dendam
67
Bulldozer
68
Terpaksa
69
Duo Couple
70
Kabar Berita
71
Takut Suntikan
72
Sudah Sembuh
73
Kapan Mudik?
74
Disini Saja
75
Bayar Zakat
76
Bergosip
77
Ada Yang Salting
78
Ribut Lagi
79
Cuti Lebaran
80
Akal Bulus
81
Takbiran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!