Penggusuran

Marni dan Bude Sri yang baru saja keluar ruang rawat Babeh Ali seketika dibuat terkejut dengan apa yang ia lihat.

"Loh, itu bukannya Juragan Basir Din?" Bude Sri menatap brangkar yang didorong oleh perawat menuju IGD.

Dari arah berlawanan tampak orang yang di kenal Marni berjalan tergesa namun akhirnya tatapan Mereka bertemu.

"Abang!"

Santi Istri kedua Juragan Basir terlihat buru-buru bersama Umi Halimah Istri pertama Juragan Basir yang sedang bergandengan dengan seorang wanita hamil menuju IGD dimana Juragan Basir berada.

"Bang! Ngapain Lu ngeliatin si Rina segitunya! Masih ada rasa Lu! Perempuan yang cuma bisa numpang hidup makanya mau jadi Istri ketiga dan sekarang lagi hamil anak Juragan Basir masih selera Lu sama modelan begitu! Hum?" Mpok Leha dengan tatapan nyalang menatap Udin sang Suami yang terlihat gelagapan.

"Enggak Ayang. Abang kan cintanya sama Lu doang! Kagak percayaan amat dah."

"Pret! Kagak usah belaga pilon Lu Bang! Bilang aja barusan lihat si Rina Lu masih inget kan sama mantan Lu itu!"

"Enggak Ayang. Udah yuk Kita mending balik bawain Babeh baju ganti sama makanan kesukaan Babeh. Kite bedua duluan ye Bude, Marni." Mencari aman, Udin memilih membawa Leha sang Istri yang sudah mode senggol bacok segera meninggalkan Rumah Sakit.

"Ayo Ndok. Kita muleh. Bude mau istirahat. Berasa lagi ini kaki di bawa jalan."

"Sekalian aja yuk Bude periksa. Mumpung lagi ada di Rumah Sakit."

"Ga usah Ndok. Yuk muleh ae. Bude pusing kelamaan di Rumah Sakit. Bau Obat bikin eneg!"

*

Pagi hari Marni sudah membuka warung Jamunya lengkap dengan makanan tambahan sesuai yang sudah ia rencanakan.

Marni juga rencananya saat memasuki bulan suci ramadhan akan menjual kue lebaran.

Entah apa yang akan di jual minimal Marni sudah terpikir akan memulai dari yang minim modal dan peralatan.

Semakin siang semakin ramai saja warung Marni.

"Udah tabu belom Lu semua kalo Juragan Basir kemaren masuk Rumah Sakit?"

"Serius? Kenapa?"

"Jadi kalo kata temen Gua yang kerja di proyek, Juragan Basir ketimpa alat berat. Padahal sebelumnya orang-orang pada lewat gapapa. Masa tahu-tahu tuh alat nibanin Juragan Basir. Ngeri dah dengernye!"

"Kok bisa sih? Bukannnya kalo begitu ada perlindungannya? Kayak helm dan apa deh Gua gak tahu namanya. Tapi ya kayak alat keselamatan pas kontrol bangunan begitu."

"Iye makanya aneh. Jadi banyak yang bilang ada yang sengaja ngelakuin begitu agar Juragan Basir celaka."

"Eh Babeh Ali juga lagi dirawat di Rumah Sakit, rem mobilnya tiba-tiba blong terus tabrakan. Untung Babeh Ali gapapa walau mobilnya ancur sih."

"Iye. Bisa kebetulan begitu ye."

Marni mendengarkan obrolan pembelinya yang mayoritas Bapak-Bapak sambil terus mengerjakan pekerjaannya menyiapkan Jamu untuk pembeli dan menggoreng mendoan.

"Mar, Lu ga nengokin Juragan Basir? Secara Lu kan pernah dilamar tuh jadi Bininye yang keempat?"

"Kalo mau bahas begitu gak usah kesini lagi Pak!"

"Duh ileh, begitu aje galak amat Lu!"

Seorang pedangan di pasar yang juga langganan Jamu Marni datang tergesa ke warung.

"Ngape Lu dateng-dateng ribet amat! Mana nyelak lagi!"

"Mar, Jamu Satu!" sambil mengambil tahu isi kemudian memakannya si Pembuat rusuh mulai buka suara.

"Gawat! Ruko depan mau di gusur!"

"Ah serius? Lu beneran gak nih ngomong!"

"Kalo gak percaya lihat aja ke depan! Buldoser sudah siap! Ada petugas juga yang mendampingi! Warung Koh Alung aja kena nih!"

Tanpa banyak babibubebo segera Mereka keluar meninggalkan warung Marni.

"Bayar dulu!"

"Hampir lupa Mar!"

Marni menerima uang dan segera memperhatikan kemana arah Mereka berjalan. Benar saja semua bergegas melihat kabar yang baru disampaikan.

"Udah Mar, Lu gak usah ikut lihat! Ngeri! Tadi aja Gua cuma nengok-nengok malah diusir sama petugasnya."

Marni sejenak berpikir. Disaat kedua orang yang punya kuasa atas wilayah pasar dan sekitarnya sedang berada di Rumah Sakit, kini ada penggusuran dan tanpa aba-aba langsung dieksekusi.

Sungguh rasa penasaran Marni begitu besar. Mau meninggalkan warung, masih ada beberapa yang minum Jamu dan makan.

"Nduk," Kedatangan Bude Sri di warung mengalihkan lamunan Marni.

"Bude, ada penggusuran di depan sana."

"Bude Sri di depan warung Koh Alung udah kena." kembali si Pembawa berita menceritakan.

"Terus Kita apa ya kena juga?" Raut kehawatiran jelas muncul dalam wajah tua Bude Sri.

"Kayaknya sih kagak. Tapi tahu dah. Mau nanya bingung, lah dua jagoan yang megang pasar lagi pada tumbang."

Bude Sri sejenak berpikir. Kok yo bisa kebetulan begini ya. Tapi Bude Sri menepis perasaan yang terlintas.

Kini fokusnya adalah mencari tahu apakah penggusuran itu akan berlanjut dan berdampak juga kepada Mereka yang berdagang di dalam.

"Buruan! Cepet! Katanya besok lapak-lapak deretan ini juga bakal di gusur! Mereka bawa surat resmi yang mengatakan bahwa berhak atas lahan Kita!"

Drngan wajah dan raut yang panik seorang pedagang masuk ke warung Marni sambil membawa kabar yang mengejutkan.

"Tapi kan Kita sudah lama dagang disini. Sudah ada bukti surat juga kalau lahan ini milik Kita." Bude Sri menambahkan.

"Koh Alung juga tadi begotu, tapi tetep dibuldoser warungnya. Tuh bukannya ditolongin barang-barang warungnya, semua isinya dibuangin petugas. Eh sama orang-orang pada dijarahin. Wah pokoknya rame banget deh di depan!"

Marni bisa melihat ada kepanikan di wajah Bude Sri.

Bagaimanapun selama ini beliau bergantung hidup dari berjualan di lapak sekarang.

Marni pun ikut gelisah. Bagaimana lagi nasibnya kalau benar lahan yang ia dan penjual lain digusur.

"Apa ga bisa dibicarakan baik-baik?" Marni angkat suara.

"Susah Mar. Koh Alung berontak ancamannya dikandangin. Duh kenapa sih disaat begini Babeh Ali sama Juragan Basir malah masuk Rumah Sakit!"

"Kayaknya ini ga bisa dibiarin! Mar, Bude mau lihat ke depan."

"Mau apa Bude? Disana situasi pasti panas dan emosi! Jangan Bude. Malah bahaya."

"Tapi Mar, gimana kalau lapak Kita kena gusur juga! Mau dagang dimana?"

"Bude, jangan gegabah ya. Kita tunggu pedagang lain. Kita bergerak sama-sama. Jadi Kita punya kekuatan. Kalau sendiri yang ada posisi Kita lemah Bude. Bude Marni mohon. Marni gak mau Bude kenapa-napa."

Bude Sri menurut, "Terus besok Kita harus hadapi sama-sama ya. Kita harus kompak mempertahankan milik Kita!"

"Setuju Bude! Besok Kita ga usah dagang dulu! Kita demo sama pihak penggusur! Enak aja mau main gusur-gusur lapak Kita!" Beberapa pedagang berkumpul di warung Marni dan Mereka merencanakan mengenai aksi demo yang akan besok Mereka lakukan.

"Kosongkan Tempat ini!"

Episodes
1 Penjual Jamu
2 Pelecehan Verbal
3 Penggoda
4 Main Hakim Sendiri
5 Noto Ati
6 Pamit
7 Lembaran Baru
8 Sengketa Tanah
9 Rewang
10 Dadakan
11 Dua Istri
12 Mandor Basir
13 Bubur Sumsum
14 Desas Desus
15 Jadi yang Keempat
16 Kedatangan Babeh Ali
17 Harga Barang Naik Menjelang Bulan Puasa
18 Bicara Empat Mata
19 Sabotase
20 Penggusuran
21 Luluh Lantah
22 Ga Ada Bibit Pelakor
23 Keliling Lagi
24 Pesan yang Membuat Jengkel
25 Bersitegang
26 Dua Penguasa
27 Bukan Maksud Menutupi
28 Gaya Sosialita Budget Pas-Pasan
29 Kesepakatan
30 Mengantar Pulang
31 Nyekar
32 Hasutan Mandor Salim
33 Munggahan
34 Gusti Allah Mboten Sare
35 Ramadhan Telah Tiba
36 Taraweh Pertama
37 Menangislah
38 Cobaan Rumah Tangga
39 Ribut
40 Kembali Pulang
41 Julid
42 Wonder Women
43 Diusir
44 Ojo Dumeh
45 THR
46 Banjir
47 Di Semprot Bude Sri
48 Kayak Macan
49 Bentrok
50 Sawang Sinawang
51 Baku Hantam
52 Cinta Lama Belum Kelar
53 Juminten Gak Ada Lawan
54 Menolong
55 Buka Bersama
56 Pilihan
57 Hiburan
58 Lintah Darat
59 Menjenguk
60 Pulang
61 Salah Paham
62 Menghindari
63 Apes
64 Belanja
65 Tanah Abang
66 Balas Dendam
67 Bulldozer
68 Terpaksa
69 Duo Couple
70 Kabar Berita
71 Takut Suntikan
72 Sudah Sembuh
73 Kapan Mudik?
74 Disini Saja
75 Bayar Zakat
76 Bergosip
77 Ada Yang Salting
78 Ribut Lagi
79 Cuti Lebaran
80 Akal Bulus
81 Takbiran
82 Lebaran
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Penjual Jamu
2
Pelecehan Verbal
3
Penggoda
4
Main Hakim Sendiri
5
Noto Ati
6
Pamit
7
Lembaran Baru
8
Sengketa Tanah
9
Rewang
10
Dadakan
11
Dua Istri
12
Mandor Basir
13
Bubur Sumsum
14
Desas Desus
15
Jadi yang Keempat
16
Kedatangan Babeh Ali
17
Harga Barang Naik Menjelang Bulan Puasa
18
Bicara Empat Mata
19
Sabotase
20
Penggusuran
21
Luluh Lantah
22
Ga Ada Bibit Pelakor
23
Keliling Lagi
24
Pesan yang Membuat Jengkel
25
Bersitegang
26
Dua Penguasa
27
Bukan Maksud Menutupi
28
Gaya Sosialita Budget Pas-Pasan
29
Kesepakatan
30
Mengantar Pulang
31
Nyekar
32
Hasutan Mandor Salim
33
Munggahan
34
Gusti Allah Mboten Sare
35
Ramadhan Telah Tiba
36
Taraweh Pertama
37
Menangislah
38
Cobaan Rumah Tangga
39
Ribut
40
Kembali Pulang
41
Julid
42
Wonder Women
43
Diusir
44
Ojo Dumeh
45
THR
46
Banjir
47
Di Semprot Bude Sri
48
Kayak Macan
49
Bentrok
50
Sawang Sinawang
51
Baku Hantam
52
Cinta Lama Belum Kelar
53
Juminten Gak Ada Lawan
54
Menolong
55
Buka Bersama
56
Pilihan
57
Hiburan
58
Lintah Darat
59
Menjenguk
60
Pulang
61
Salah Paham
62
Menghindari
63
Apes
64
Belanja
65
Tanah Abang
66
Balas Dendam
67
Bulldozer
68
Terpaksa
69
Duo Couple
70
Kabar Berita
71
Takut Suntikan
72
Sudah Sembuh
73
Kapan Mudik?
74
Disini Saja
75
Bayar Zakat
76
Bergosip
77
Ada Yang Salting
78
Ribut Lagi
79
Cuti Lebaran
80
Akal Bulus
81
Takbiran
82
Lebaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!