Bab 19 ( Kediaman Antonio)

Hotel Nio one.

Teresa menggandeng lengan Wiliam sejak pertama kali masuk ke hotel tempatnya bekerja dulu. Banyak rekan kerja yang Tere kenal menatapnya, mereka seolah terkejut karena ia datang bersama dengan CEO mereka.

Banyak pasang mata yang tidak menyukainya. Tere tau, bahwa sebenarnya semua ini terasa tidak masuk akal bagi mereka. Tere hanya bisa menerima tatapan tidak suka itu. Ia harus tetap berada di dekat Wiliam, sampai pria itu memberikan izin untuk sedikit menjauh darinya.

Tere melihat Stefi dari kejauhan. Hanya dia lah yang tersenyum dengan hangat kepada Teresa. Ia mendadak sedih karena harus meninggalkan Stefi seorang diri bekerja disini.

“Kau bisa pergi. Tapi kita harus pulang bersama, karena aku akan mengajakmu ke kediaman Antonio” bisik Wiliam.

Tere yang mendengar kediaman Antonio seketika merasa sedikit takut. Sekarang ia sudah ditahap akan menikah, dan tentu saja hal itu tidak jauh dari perkenalan ke keluarga besar. Dan Teresa akan berusaha sebaik mungkin nanti.

“Baiklah, selamat bekerja!” Ucap Tere dan pergi menjauh dari Wiliam.

Teresa langsung menghampiri Stefi. Ia membawa paperbag kecil untuknya. Ia akan memberikan kado perpisahan untuk sahabat terbaiknya. Tere langsung memberikannya kepada Stefi.

“Untukmu! Bukalah!” Ucap Tere sembari tersenyum.

“Apa ini nyonya Wiliam?” Ucap Stefi sembari terkekeh.

“Astaga, berhenti memanggilku dengan sebutan itu!” Ucap Tere.

“Apa kau bisa pergi sebentar? Aku akan mengajakmu minum kopi di sebrang jalan” ucap Tere.

“Tidak bisa Tere, tidak ada yang menggantikanku lihat” ucap Stefi.

“Baiklah, kita bisa pergi lain kali. Tapi aku akan memberitahumu sesuatu” ucap Tere berbisik.

“Apa itu?” Ucap Stefi penasaran.

“Aku akan menikah seminggu lagi” bisik Tere.

“Astaga! Secepat itu? Bahkan kau belum lama bercerai” ucap Stefi.

“Aku tau, ini kemauan Wiliam sendiri” ucap Tere.

Stefi mengangguk mengerti. Ia meminta Teresa untuk masuk kedalam meja tertutup milik resepsionis. Ia meminta Teresa untuk duduk dan menemaninya. Tere pun menyetujuinya, dan mereka banyak membicarakan banyak hal.

Sampai akhirnya waktunya tiba. Wiliam melangkahkan kakinya, ia mulai mengedarkan pandanganya mencari dimana Teresa. Dan matanya tertuju pada meja resepsionis itu. Ia tau bahwa pegawai wanita itu adalah teman Teresa yang ia temui saat di rumah sakit.

“Dimana Teresa?” Ucap Wiliam.

“Dia ada disini Pa, sebentar saya panggilkan” ucap Stefi.

Stefi segera menepuk pipi Teresa. Sahabatnya itu sudah tertidur sejak setengah jam yang lalu. Setelah berusaha membangunkan Tere dengan bersusah payah, akhirnya Stefi berhasil membangunkannya.

“Wiliam datang Tere! Cepat bangun!” Ucap Stefi panik.

Tere yang mendengar nama Wiliam pun segera membuka matanya dengan lebar. Ia langsung merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Ia langsung meraih tas nya dan keluar menemui Wiliam.

“Astaga, lihat penampilanmu” ucap Wiliam.

“Maafkan aku” ucap Tere.

“Tidak apa, kau bisa merapikannya di dalam mobil nanti” ucap Wiliam sembari mengelus rambut Teresa.

Teresa yang di perlakukan seperti itu seketika menatap Wiliam tak percaya. Tidak biasanya ia diperlakukan seperti ini. Lalu Tere melihat kesekelilingnya, ternyata banyak orang yang sedang melihat kearahnya. Dan Tere langsung mengerti, bahwa Wiliam sedang bersandiwara.

“Baiklah, ayo kita pergi” ucap Wiliam dan menarik tangan Teresa untuk keluar dari hotel.

Setelah masuk ke mobil, Wiliam langsung melepaskan genggaman tangannya. Ia langsung menjauhkan posisi duduknya. Tere yang melihat itu hanya menatapnya sebal.

“Apa kau sudah makan siang?” Ucap Wiliam tanpa menoleh.

“Belum” ujar Tere singkat.

“Kita akan makan siang di mansion” ucap Wiliam.

“Kita benar-benar akan ke rumah keluargamu?” Ujar Tere.

“Iya, aku akan memperkenalkanmu kepada mereka sekarang” ucap Wiliam.

Tere seketika meraih cermin dan memperbaiki riasannya. Ia juga merapikan rambutnya dan menyemprotkan sedikit parfume. Wiliam meliriknya sebentar dan tanpa sadar ia tersenyum tipis.

“Apakah tidak apa jika aku menggunakan rok pendek ke rumahmu?” Ucap Teresa.

“Lihat! Bahkan jika aku duduk, pahaku akan terlihat” ucap Tere sembari menarik sedikit roknya.

Wiliam yang melihat itu reflek menurunkan kembali rok yang dipakai Teresa. Ia memberikan kode kepada Teresa bahwa penampilannya aman. Dan tidak ada yang perlu di khawatirkan.

...****************...

Kediaman Antonio.

Dan tidak berselang lama, mereka sampai di depan mansion mewah milik keluarga Antonio. Teresa menatap takjub bangunan mewah itu. Ia tersenyum saat melihat kemewahan di depan matanya.

“Keluarga konglomerat memang luar biasa” batin Tere.

“Setelah kita menikah, kita akan tinggal disini. Itu salah satu aturan keluargaku” ucap Wiliam.

“Tidak masalah” ucap Tere.

“Aku pasti akan sering ke luar kota dan ke luar negeri untuk urusan pekerjaan. Maka kau tinggal disini tanpa aku” ucap Wiliam.

Dan hal itu membuat Teresa menatapnya tak percaya. Jadi artinya, ia akan tinggal disini sendirian? Karena secara tidak langsung, Wiliam mengatakan bahwa ia tidak akan sering pulang ke tempat ini.

“Dan aku ingatkan padamu, jangan pernah membahas soal anak saat kau bertemu dengan Julian dan juga istrinya” ucap Wiliam.

“Kenapa?” Ucap Tere penasaran.

“Karena mereka sulit memiliki keturunan” ucap Wiliam.

“Astaga benarkah! Dari pihak pria atau wanita yang bermasalah?” Ucap Tere terkejut.

“Wanita” ucap Wiliam singkat.

Tere mengangguk tanda mengerti. Ternyata ujian orang kaya juga benar adanya. Mereka tidak hidup sesempurna itu, dan Tuhan pasti akan memberikan mereka suatu kelemahan dan kekurangan. Karena pada dasarnya, manusia tidak ada yang sempurna.

“Jadi itu artinya, keluarga Antonio belum memiliki penerus selanjutnya. Benar begitu?” Ucap Tere, dan Wiliam mengangguk.

“Aku akan melahirkan satu orang putra untukmu” ucap Teresa. Membuat Wiliam menatap tajam kearahnya.

“Jika kau hamil dan melahirkan seorang anak. Itu hanya akan menyakiti hati istrinya Julian” Ucapnya tajam.

Teresa memutar bola matanya kesal. Ia mendadak lupa bahwa lelaki di sampingnya ini adalah gay. Sangat mustahil jika Tere ingin memiliki seorang putra darinya. Tidak peduli di masa lalu atau sekarang, Teresa seperti tidak pernah diizinkan untuk mendapatkan seorang anak.

Mereka akhirnya sampai di depan pintu masuk utama. Teresa menggandeng lengan Wiliam, ia mengikuti langkahnya. Dan sampai dimana ia memasuki sebuah tempat tinggal keluarga konglomerat, tempat tinggal yang terlihat seperti sebuah istana.

“Kontrakanku bukan apa-apanya” batin Teresa.

Lalu matanya melihat kearah sofa, terdapat banyak orang disana. Dan Teresa menebak, bahwa mereka semua adalah keluarga Wiliam. Dan untuk wanita bermuka masam itu, Teresa menebak bahwa dia adalah ibu tiri Wiliam.

“Ayah. Wiliam datang bersama Teresa” ucap Wiliam.

Teresa tersenyum untuk menyapa semua orang disana. Dan membungkukkan badannya untuk memberikan rasa hormat. Lalu matanya menatap seorang wanita cantik yang sedang tersenyum ramah kearahnya. Tere membalas senyuman itu juga dengan ramah.

“Duduklah!” Ucap Antonio.

Wiliam dan Teresa duduk di sofa. Tangan Teresa terus menggengam lengan Wiliam. Ia tidak berniat untuk melepaskannya, karena ia sedikit takut dengan situasi saat ini.

“Selamat datang Teresa, di keluarga Antonio” ucap Sean.

Teresa tersenyum kearahnya. Ia tau bahwa ucapan penyambutan itu hanyalah sandiwara. Bahkan senyuman diwajahnya adalah palsu. Teresa bisa menebak kepalsuan yang ada disini.

“Aku hanya bisa menyetujui keinginan Wiliam untuk menikahimu. Aku sebagai ayah hanya ingin anakku bahagia” ucap Antonio.

“Kuharap kalian bisa hidup bersama seumur hidup kalian. Aku merestui kalian berdua” ucap Antonio.

Teresa memandang takjub kepada pria paruh baya di depannya. Awalnya ia berpikir bahwa seorang Antonio adalah seseorang yang menyeramkan. Tetapi sekarang, Tere melihat bahwa Pa Antonio itu sangatlah baik.

“Dan perkenalkan dia adalah kakak Wiliam, dia Julian. Dan disampingnya adalah Ruby, istrinya” ucap Antonio memperkenalkan.

“Salam kenal, saya Teresa” ucap Tere.

“Aku sudah pernah mendengar tentangmu Teresa, kurasa ucapan Wiliam memang benar!” Ucap Julian.

“Benar?” Ucap Teresa tak mengerti.

“Benar bahwa kau sangat mirip dengan istriku, Ruby” ucap Julian sembari menatap kearah Ruby.

Tere yang mendengar itu langsung melihat kearah Ruby. Ia baru sadar bahwa ia memang sangat mirip dengan wanita yang berada di depannya ini. Namun bedanya, wajah Ruby terlihat sangat sopan dan ia juga memiliki ketenangan di wajahnya. Sedangkan Teresa? Setiap orang yang melihat wajahnya pasti akan merasa bahwa Tere adalah seorang rubah yang licik. Rasa sakit di masa lalunya, membuat wajah seorang Teresa di penuhi kebencian.

Episodes
1 Bab 1 (Nasib Buruk)
2 Bab 2 (Nasib buruk 2)
3 Bab 3 (Tersadar)
4 Bab 4 (Pria Kaya)
5 Bab 5 (Kebahagiaan & Kesedihan)
6 Bab 6 (Bertemu denganya)
7 Bab 7 (Masih Berusaha)
8 Bab 8 (Sebuah Tawaran)
9 Bab 9 (Kesepakatan)
10 Bab 10 (Keuntungan)
11 Bab 11 (Hubungan Rahasia)
12 Bab 12 (Menjelang Perceraian)
13 Bab 13 (Kemarahan Wiliam)
14 Bab 14 (Menjelang perceraian 2)
15 Bab 15 (Hari Perceraian)
16 Bab 16 (Balas Dendam)
17 Bab 17 ( Perjanjian Pernikahan)
18 Bab 18 ( Kabar Pernikahan)
19 Bab 19 ( Kediaman Antonio)
20 Bab 20 ( Misteri Masa lalu)
21 Bab 21 ( Sebuah Peringatan)
22 Bab 22 ( Perubahan Sifat)
23 Bab 23 ( Dilarang Jatuh Cinta)
24 Bab 24 ( H-1 Pernikahan)
25 Bab 25 (Hari Pernikahan)
26 Bab 26 (Hari Pernikahan 2)
27 Bab 27 ( Akibat Lingerie)
28 Bab 28 ( Hubungan Rumit)
29 Bab 29 ( Kemarahan Teresa)
30 Bab 30 ( Perubahan Teresa)
31 Bab 31 ( Sebuah Permintaan)
32 Bab 32 ( Perasaan Teresa)
33 Bab 33 ( Hadiah)
34 Bab 34 ( Kecemburuan Wiliam)
35 Bab 35 ( Kesadaran Wiliam)
36 Bab 36 ( Semuanya Berubah)
37 Bab 37 ( Apa Keputusannya?)
38 Bab 38 ( Hari yang buruk)
39 Bab 39 (Sinyal bahaya)
40 Bab 40 ( Cinta masa lalu)
41 Bab 41 ( Dibalik sikap manisnya)
42 Bab 42 ( Rahasia Wiliam)
43 43 ( Kepalsuan)
44 Bab 44 ( Hak milik Teresa)
45 Bab 45 ( Sedikit peduli)
46 Bab 46 ( Hati yang terkunci)
47 Bab 47 ( Dibalik Topengnya)
48 Bab 48 ( Tidak sadar, Tapi merasakan)
49 Bab 49 ( Menjadi Presdir )
50 Bab 50 ( Dilema hati)
51 Bab 51 ( Sikap manis)
52 Bab 52 ( Kecewa)
53 Bab 53 ( Labirin hati)
54 Bab 54 ( Teresa menangis)
55 Bab 55 ( ilusi kebenaran)
56 Bab 56 (Percaya?)
57 Bab 57 ( Pengakuan cinta)
58 Bab 58 (Badai yang tidak ada habisnya)
59 Bab 59 (Dia hanya milikku!)
60 Bab 60 ( Rencana Wiliam)
61 Bab 61 ( Rahasia yang manis)
62 Bab 62 ( Kesetiaan)
63 Bab 63 ( Muncul ancaman)
64 Bab 64 ( Takdir hidup pewaris)
65 Bab 65 ( Memulai Persiapan)
66 Bab 66 ( Penantian )
67 Bab 67 ( Teresa Terlibat)
68 Bab 68 ( Perjuangan Wiliam)
69 Bab 69 ( Pengorbanan Wiliam)
70 Bab 70 ( Penemuan korban)
71 Bab 71 ( Sebuah harapan)
72 Bab 72 ( Tangisan Teresa)
73 Bab 73 ( Waktu terus berjalan)
74 Bab 74 (Masih hidup?)
75 Bab 75 ( Teresa Terpuruk)
76 Bab 76 ( Tidak tahan lagi)
77 Bab 77 ( Rahasia Teresa)
78 Bab 78 ( Pembalasan Dendam)
79 Bab 79 ( Merelakannya?)
80 Bab 80 ( Aku nyata)
81 Bab 81 ( Kerinduan)
82 Bab 82 ( Kehilangan kendali)
83 Bab 83 ( Wanita gila)
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1 (Nasib Buruk)
2
Bab 2 (Nasib buruk 2)
3
Bab 3 (Tersadar)
4
Bab 4 (Pria Kaya)
5
Bab 5 (Kebahagiaan & Kesedihan)
6
Bab 6 (Bertemu denganya)
7
Bab 7 (Masih Berusaha)
8
Bab 8 (Sebuah Tawaran)
9
Bab 9 (Kesepakatan)
10
Bab 10 (Keuntungan)
11
Bab 11 (Hubungan Rahasia)
12
Bab 12 (Menjelang Perceraian)
13
Bab 13 (Kemarahan Wiliam)
14
Bab 14 (Menjelang perceraian 2)
15
Bab 15 (Hari Perceraian)
16
Bab 16 (Balas Dendam)
17
Bab 17 ( Perjanjian Pernikahan)
18
Bab 18 ( Kabar Pernikahan)
19
Bab 19 ( Kediaman Antonio)
20
Bab 20 ( Misteri Masa lalu)
21
Bab 21 ( Sebuah Peringatan)
22
Bab 22 ( Perubahan Sifat)
23
Bab 23 ( Dilarang Jatuh Cinta)
24
Bab 24 ( H-1 Pernikahan)
25
Bab 25 (Hari Pernikahan)
26
Bab 26 (Hari Pernikahan 2)
27
Bab 27 ( Akibat Lingerie)
28
Bab 28 ( Hubungan Rumit)
29
Bab 29 ( Kemarahan Teresa)
30
Bab 30 ( Perubahan Teresa)
31
Bab 31 ( Sebuah Permintaan)
32
Bab 32 ( Perasaan Teresa)
33
Bab 33 ( Hadiah)
34
Bab 34 ( Kecemburuan Wiliam)
35
Bab 35 ( Kesadaran Wiliam)
36
Bab 36 ( Semuanya Berubah)
37
Bab 37 ( Apa Keputusannya?)
38
Bab 38 ( Hari yang buruk)
39
Bab 39 (Sinyal bahaya)
40
Bab 40 ( Cinta masa lalu)
41
Bab 41 ( Dibalik sikap manisnya)
42
Bab 42 ( Rahasia Wiliam)
43
43 ( Kepalsuan)
44
Bab 44 ( Hak milik Teresa)
45
Bab 45 ( Sedikit peduli)
46
Bab 46 ( Hati yang terkunci)
47
Bab 47 ( Dibalik Topengnya)
48
Bab 48 ( Tidak sadar, Tapi merasakan)
49
Bab 49 ( Menjadi Presdir )
50
Bab 50 ( Dilema hati)
51
Bab 51 ( Sikap manis)
52
Bab 52 ( Kecewa)
53
Bab 53 ( Labirin hati)
54
Bab 54 ( Teresa menangis)
55
Bab 55 ( ilusi kebenaran)
56
Bab 56 (Percaya?)
57
Bab 57 ( Pengakuan cinta)
58
Bab 58 (Badai yang tidak ada habisnya)
59
Bab 59 (Dia hanya milikku!)
60
Bab 60 ( Rencana Wiliam)
61
Bab 61 ( Rahasia yang manis)
62
Bab 62 ( Kesetiaan)
63
Bab 63 ( Muncul ancaman)
64
Bab 64 ( Takdir hidup pewaris)
65
Bab 65 ( Memulai Persiapan)
66
Bab 66 ( Penantian )
67
Bab 67 ( Teresa Terlibat)
68
Bab 68 ( Perjuangan Wiliam)
69
Bab 69 ( Pengorbanan Wiliam)
70
Bab 70 ( Penemuan korban)
71
Bab 71 ( Sebuah harapan)
72
Bab 72 ( Tangisan Teresa)
73
Bab 73 ( Waktu terus berjalan)
74
Bab 74 (Masih hidup?)
75
Bab 75 ( Teresa Terpuruk)
76
Bab 76 ( Tidak tahan lagi)
77
Bab 77 ( Rahasia Teresa)
78
Bab 78 ( Pembalasan Dendam)
79
Bab 79 ( Merelakannya?)
80
Bab 80 ( Aku nyata)
81
Bab 81 ( Kerinduan)
82
Bab 82 ( Kehilangan kendali)
83
Bab 83 ( Wanita gila)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!