Bab 2 (Nasib buruk 2)

Hari ini, Teresa mengunjungi ibunya yang berada di rumah sakit jiwa. Setiap ia libur, ia selalu menyempatkan waktu untuk menjenguk ibunya. Karena sekarang, ibunya adalah satu-satunya keluarga yang ia miliki.

Semenjak ia menikah dengan Kristan, suaminya itu hanya pernah sekali menjenguk ibunya di rumah sakit jiwa. Dia berkata bahwa dia malu mempunyai seorang ibu mertua yang sakit jiwa.

Teresa terkadang hanya bisa pasrah menghadapi itu semua. Lagian, semua nasib buruk ini dia tidak menginginkannya juga. Ia juga merasa sesak dengan semua masalah di hidupnya.

Teresa mengelus tangan ibunya dengan lembut. Sembari mengupaskan buah untuknya. Tak lupa Teresa juga mengajak ibunya untuk berbincang banyak hal. Walaupun ia tau, jika ibunya hanya bisa diam dan tidak bisa menjawabnya.

“Ibu, hidupku tidak mudah ibu. Seandainya ibu tau, betapa beratnya hidupku saat ini” ucap Teresa sembari tersenyum kecut.

Langit mendadak mendung, Teresa melihat memandang langit yang semakin gelap. Ia segera mendorong kursi roda ibunya untuk kembali masuk kedalam.

“Ibu, Teresa pamit pulang ya. Ibu jaga diri baik-baik, Tere akan sering mengunjungi ibu” ucap Teresa dan memeluk ibunya.

Ia melihat lagi ibunya sekilas sebelum ia keluar dari ruangan itu. Senyum Tere memudar begitu ia keluar dari ruangan ibunya. Ia menaiki lift untuk turun ke lantai satu.

Ia sudah berada di pintu keluar gedung ini, tapi langkahnya terhenti saat ia melihat seorang wanita yang Teresa yakin adalah pasien sedang terduduk ketakutan. Tere segera menghampirinya dan melihat apa yang sebenarnya terjadi.

“Petir! Mona takut petir!” Ucapnya.

Teresa menatap wanita yang sepertinya berusia seperti ibunya. Ia bisa melihat ekspresi ketakutan dari wajahnya. Teresa segera membantunya untuk berdiri.

“Tante bisa tenang. Disini ada Teresa yang akan membantu tante” ucap Tere.

“Teresa? Bantu Mona! Bantu!” Ucapnya sangat ketakutan dengan suara petir yang menggelegar.

“Tentu, Tere akan membantu” ucap Teresa sembari melihat tanda identitas yang berada di lenganya.

Teresa segera membantu seorang ibu yang bernama Mona itu untuk menuju ke ruang perawatanya. Dan ternyata ibu Mona itu berada di ruangan VVIP, sebuah kelas perawatan dengan harga paling mahal disini.

Teresa segera melihat rupa ibu Mona ini. Dan ternyata benar, wajahnya terlihat seperti bukan orang sembarangan. Teresa melihat takjub dekorasi ruangan perawatan yang terlihat sangat mewah ini.

“Terimakasih Teresa, kau sangat cantik” ucapnya sembari memeluk Teresa.

“Ibu!!” Ucap sebuah suara yang berasal dari arah belakang.

Teresa bisa mendengar bahwa itu adalah suara seorang laki-laki. Dan ibu Mona langsung melepaskan pelukannya, dan matanya terlihat sangat senang saat melihat seseorang yang memanggilnya ibu.

“Wiliam!” Ucap ibu Mona.

Teresa menoleh ke belakang. Dan mulutnya sedikit menganga saat ia melihat pria bernama Wiliam itu. Ia melihat penampilannya dari atas sampai bawah.

“Pria yang tampan” ucapnya dalam hati.

“Ibu, Teresa pamit” ucap Teresa berpamitan.

“Teresa cantik! Thanks you!” Ucap ibu Mona

Teresa tersenyum dan segera melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan ini. Tapi langkahnya terhenti saat sebuah tangan memegang lengannya. Mata mereka bertatapan, dan jantung Teresa berdegup dengan kencang saat ia melihat wajah pria bernama Wiliam itu.

“Terimakasih” ucapnya singkat.

Dan genggaman tangannya langsung terlepas, tatapan itu dan ucapan terimakasih itu membuat Teresa membeku untuk beberapa saat. Namun, ia segera tersadar dan keluar dari ruangan itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pukul 17.30

Teresa baru saja melangkahkan kakinya keluar dari restoran ayam langganan suaminya. Selain menjadi istri, dia juga menjadi jasa antar ayam crispy yang tidak digaji. Ia melangkahkan kakinya dengan satu kantong plastik ditangannya.

Ia duduk di halte, ia akan menunggu bus yang akan datang sesuai jadwal yaitu 15 menit lagi. Ia memainkan ponselnya sebentar, tapi sebuah pesan menghancurkan moodnya.

Sebuah pesan dari penagih hutang milik suaminya. Ia selalu di teror dengan banyak pesan seperti itu, ia tidak habis pikir kepada suaminya itu. Kenapa dia bisa berubah menjadi seseorang yang tidak berguna sama sekali seperti sekarang.

Padahal saat masih berpacaran, dia terlihat seperti sangat mencintai dan menyayangi Teresa. Tapi begitu menikah, ia terlihat sangat berbeda dan hidupnya selalu di setir oleh ibunya.

Teresa terkadang merasa beruntung karena ia masih belum diberikan seorang anak. Jika sudah, anaknya itu hanya akan merasa menderita karena nasib buruk yang menimpa orang tuanya.

Bukan belum, mungkin tidak akan pernah dikaruniai anak. Karena Kristan tidak bisa mempunyai seorang anak, Teresa sudah mengetahui hal ini sejak mereka masih berkuliah bersama.

Teresa sudah menerima kekurangan Kristan saat itu. Dan dia nekat menikah hanya dengan kalimat cinta dan janji-janji palsu yang pria itu katakan padanya. Tapi ternyata, semua itu adalah awal neraka baginya.

Bus yang ditunggu-tunggu akhirnya datang, dan menyadarkanya dari lamunan. Teresa segera menaiki bus itu. Tanganya selalu menggengam kantong plastik berisikan ayam crispy. Ia menggenggamnya seperti sebuah barang yang sangat berharga.

Ia turun dari bus setelah bus yang ia naiki sampai di tempat pemberhentian. Ia bernafas lega saat akhirnya ia bisa sampai ke kontrakannya. Hari libur yang ia dapat sudah ia gunakan untuk mengunjungi ibunya. Dan besok, ia sudah akan bekerja seperti biasa.

Ia menaiki tangga satu persatu, sembari tanganya memegang ponsel. Ia melihat ibu mertuanya mengirimkan banyak pesan kepadanya. Tapi Teresa malas untuk membukanya sekarang, sehingga ia memasukan kembali ponselnya ke saku.

Langkahnya terhenti saat ia melihat pintu kontrakannya sedikit terbuka tak terkunci. Teresa berpikir sejenak, apakah ia lupa menguncinya? Ataukah Kristan lupa tidak menutupnya.

Teresa masuk kedalam dengan perlahan, ia sedikit takut memikirkan kejadian-kejadian buruk yang mungkin saja akan menimpanya. Apalagi, banyak berita akhir-akhir ini tentang perampokan disertai pembunuhan.

“Tuhan lindungilah aku” ucap Teresa lirih.

Tapi langkahnya terhenti saat ia mendengar sebuah suara laki-laki dan juga perempuan. Seperti suara desahan, Teresa mencoba untuk mendekatkan telinganya kearah pintu kamarnya untuk mendengar lebih jelas suara itu.

“Ahh”

“Kristan!!”

Wajah Teresa mendadak terlihat pucat saat ia mendengar suara desahan wanita yang berasal dari dalam kamarnya. Ia mencoba membuka pintu itu perlahan, dan matanya terbelalak melihat pemandangan di depannya.

Bak tersambar petir, Teresa melihat kejadian yang sangat menyakiti hatinya saat ini. Ia melihat suaminya sedang melakukan hubungan intim dengan seorang wanita. Mereka melakukan hal itu di atas tempat tidur Teresa, dan juga memakai selimut Teresa sebagai penutup tubuh mereka.

“Tere!!” Ucap Kristan.

Teresa hanya diam membeku, melihat sesuatu yang menyakitkan di depan matanya. Ia tidak menyangka, bahwa cobaannya akan terus bertambah. Kebaikannya selama ini ternyata belum cukup untuk membuat pria bernama Kristan itu setia kepadanya.

Mata Teresa beralih kepada seorang wanita yang sedang menatapnya tanpa rasa takut. Ia mengenali wanita itu. Dia adalah Sonia, anak dari pemilik kontrakan ini.

“Menjijikkan sekali kalian” ucap Teresa menatap kedua orang itu tajam.

Kristan segera memakai handuk untuk menutupi bagian bawah tubuhnya. Lalu ia membawa Teresa untuk keluar dari kamar, ia membiarkan Sonia untuk berpakaian terlebih dahulu.

“Lepaskan tangan kotormu itu!” Ucap Teresa, menepis tangan suaminya.

“Jangan katakan kepada siapapun tentang ini. Dia bisa terkena sanksi sosial, lupakanlah kejadian ini” ucap Kristan.

“Lupakan? Kau bahkan tidak ingin meminta maaf padaku? Justru kau memintaku melupakan ini semua?” Ucap Teresa menatapnya tak percaya.

“Cukup, jangan terlalu dramatis! Ini bukan yang pertama kalinya, kau akan segera melupakan semua ini seiring berjalanya waktu” ucap Kristan.

“Dan, ayo kita bercerai! Aku lelah hidup miskin denganmu” ucap Kristan, dan membuat Teresa menatapnya tajam.

“Lelah? Kau lelah hidup miskin denganku? Astaga! Bukankah seharusnya aku yang mengucapkan kalimat itu padamu Kristan?” Ucap Teresa.

“Kau tidak mempunyai apapun Tere, orang tuamu hanya bisa terdiam di rumah sakit jiwa. Tidak ada yang membantu kita saat kita kesulitan” ucapnya tanpa rasa bersalah.

“Lalu? Kau pikir aku membelikan ibumu sepeda motor dan banyak hal lainnya? Itu masih kurang? Dan hutangmu itu?” Ucap Teresa.

“Ah iya, kau harus segera melunasinya. Proses cerai cukup panjang, kau bisa sedikit santai untuk melunasinya” ucap Kristan.

“Sakit jiwa!!” Teriak Teresa dan pergi sembari membanting pintu dengan keras.

Teresa berlari sekuat tenaga. Air matanya sudah tidak dapat ia tahan lagi. Ia menangis dan terisak, menghadapi nasib buruk yang ia alami. Ia benar-benar lelah menghadapi kehidupan yang menyedihkan ini.

Episodes
1 Bab 1 (Nasib Buruk)
2 Bab 2 (Nasib buruk 2)
3 Bab 3 (Tersadar)
4 Bab 4 (Pria Kaya)
5 Bab 5 (Kebahagiaan & Kesedihan)
6 Bab 6 (Bertemu denganya)
7 Bab 7 (Masih Berusaha)
8 Bab 8 (Sebuah Tawaran)
9 Bab 9 (Kesepakatan)
10 Bab 10 (Keuntungan)
11 Bab 11 (Hubungan Rahasia)
12 Bab 12 (Menjelang Perceraian)
13 Bab 13 (Kemarahan Wiliam)
14 Bab 14 (Menjelang perceraian 2)
15 Bab 15 (Hari Perceraian)
16 Bab 16 (Balas Dendam)
17 Bab 17 ( Perjanjian Pernikahan)
18 Bab 18 ( Kabar Pernikahan)
19 Bab 19 ( Kediaman Antonio)
20 Bab 20 ( Misteri Masa lalu)
21 Bab 21 ( Sebuah Peringatan)
22 Bab 22 ( Perubahan Sifat)
23 Bab 23 ( Dilarang Jatuh Cinta)
24 Bab 24 ( H-1 Pernikahan)
25 Bab 25 (Hari Pernikahan)
26 Bab 26 (Hari Pernikahan 2)
27 Bab 27 ( Akibat Lingerie)
28 Bab 28 ( Hubungan Rumit)
29 Bab 29 ( Kemarahan Teresa)
30 Bab 30 ( Perubahan Teresa)
31 Bab 31 ( Sebuah Permintaan)
32 Bab 32 ( Perasaan Teresa)
33 Bab 33 ( Hadiah)
34 Bab 34 ( Kecemburuan Wiliam)
35 Bab 35 ( Kesadaran Wiliam)
36 Bab 36 ( Semuanya Berubah)
37 Bab 37 ( Apa Keputusannya?)
38 Bab 38 ( Hari yang buruk)
39 Bab 39 (Sinyal bahaya)
40 Bab 40 ( Cinta masa lalu)
41 Bab 41 ( Dibalik sikap manisnya)
42 Bab 42 ( Rahasia Wiliam)
43 43 ( Kepalsuan)
44 Bab 44 ( Hak milik Teresa)
45 Bab 45 ( Sedikit peduli)
46 Bab 46 ( Hati yang terkunci)
47 Bab 47 ( Dibalik Topengnya)
48 Bab 48 ( Tidak sadar, Tapi merasakan)
49 Bab 49 ( Menjadi Presdir )
50 Bab 50 ( Dilema hati)
51 Bab 51 ( Sikap manis)
52 Bab 52 ( Kecewa)
53 Bab 53 ( Labirin hati)
54 Bab 54 ( Teresa menangis)
55 Bab 55 ( ilusi kebenaran)
56 Bab 56 (Percaya?)
57 Bab 57 ( Pengakuan cinta)
58 Bab 58 (Badai yang tidak ada habisnya)
59 Bab 59 (Dia hanya milikku!)
60 Bab 60 ( Rencana Wiliam)
61 Bab 61 ( Rahasia yang manis)
62 Bab 62 ( Kesetiaan)
63 Bab 63 ( Muncul ancaman)
64 Bab 64 ( Takdir hidup pewaris)
65 Bab 65 ( Memulai Persiapan)
66 Bab 66 ( Penantian )
67 Bab 67 ( Teresa Terlibat)
68 Bab 68 ( Perjuangan Wiliam)
69 Bab 69 ( Pengorbanan Wiliam)
70 Bab 70 ( Penemuan korban)
71 Bab 71 ( Sebuah harapan)
72 Bab 72 ( Tangisan Teresa)
73 Bab 73 ( Waktu terus berjalan)
74 Bab 74 (Masih hidup?)
75 Bab 75 ( Teresa Terpuruk)
76 Bab 76 ( Tidak tahan lagi)
77 Bab 77 ( Rahasia Teresa)
78 Bab 78 ( Pembalasan Dendam)
79 Bab 79 ( Merelakannya?)
80 Bab 80 ( Aku nyata)
81 Bab 81 ( Kerinduan)
82 Bab 82 ( Kehilangan kendali)
83 Bab 83 ( Wanita gila)
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1 (Nasib Buruk)
2
Bab 2 (Nasib buruk 2)
3
Bab 3 (Tersadar)
4
Bab 4 (Pria Kaya)
5
Bab 5 (Kebahagiaan & Kesedihan)
6
Bab 6 (Bertemu denganya)
7
Bab 7 (Masih Berusaha)
8
Bab 8 (Sebuah Tawaran)
9
Bab 9 (Kesepakatan)
10
Bab 10 (Keuntungan)
11
Bab 11 (Hubungan Rahasia)
12
Bab 12 (Menjelang Perceraian)
13
Bab 13 (Kemarahan Wiliam)
14
Bab 14 (Menjelang perceraian 2)
15
Bab 15 (Hari Perceraian)
16
Bab 16 (Balas Dendam)
17
Bab 17 ( Perjanjian Pernikahan)
18
Bab 18 ( Kabar Pernikahan)
19
Bab 19 ( Kediaman Antonio)
20
Bab 20 ( Misteri Masa lalu)
21
Bab 21 ( Sebuah Peringatan)
22
Bab 22 ( Perubahan Sifat)
23
Bab 23 ( Dilarang Jatuh Cinta)
24
Bab 24 ( H-1 Pernikahan)
25
Bab 25 (Hari Pernikahan)
26
Bab 26 (Hari Pernikahan 2)
27
Bab 27 ( Akibat Lingerie)
28
Bab 28 ( Hubungan Rumit)
29
Bab 29 ( Kemarahan Teresa)
30
Bab 30 ( Perubahan Teresa)
31
Bab 31 ( Sebuah Permintaan)
32
Bab 32 ( Perasaan Teresa)
33
Bab 33 ( Hadiah)
34
Bab 34 ( Kecemburuan Wiliam)
35
Bab 35 ( Kesadaran Wiliam)
36
Bab 36 ( Semuanya Berubah)
37
Bab 37 ( Apa Keputusannya?)
38
Bab 38 ( Hari yang buruk)
39
Bab 39 (Sinyal bahaya)
40
Bab 40 ( Cinta masa lalu)
41
Bab 41 ( Dibalik sikap manisnya)
42
Bab 42 ( Rahasia Wiliam)
43
43 ( Kepalsuan)
44
Bab 44 ( Hak milik Teresa)
45
Bab 45 ( Sedikit peduli)
46
Bab 46 ( Hati yang terkunci)
47
Bab 47 ( Dibalik Topengnya)
48
Bab 48 ( Tidak sadar, Tapi merasakan)
49
Bab 49 ( Menjadi Presdir )
50
Bab 50 ( Dilema hati)
51
Bab 51 ( Sikap manis)
52
Bab 52 ( Kecewa)
53
Bab 53 ( Labirin hati)
54
Bab 54 ( Teresa menangis)
55
Bab 55 ( ilusi kebenaran)
56
Bab 56 (Percaya?)
57
Bab 57 ( Pengakuan cinta)
58
Bab 58 (Badai yang tidak ada habisnya)
59
Bab 59 (Dia hanya milikku!)
60
Bab 60 ( Rencana Wiliam)
61
Bab 61 ( Rahasia yang manis)
62
Bab 62 ( Kesetiaan)
63
Bab 63 ( Muncul ancaman)
64
Bab 64 ( Takdir hidup pewaris)
65
Bab 65 ( Memulai Persiapan)
66
Bab 66 ( Penantian )
67
Bab 67 ( Teresa Terlibat)
68
Bab 68 ( Perjuangan Wiliam)
69
Bab 69 ( Pengorbanan Wiliam)
70
Bab 70 ( Penemuan korban)
71
Bab 71 ( Sebuah harapan)
72
Bab 72 ( Tangisan Teresa)
73
Bab 73 ( Waktu terus berjalan)
74
Bab 74 (Masih hidup?)
75
Bab 75 ( Teresa Terpuruk)
76
Bab 76 ( Tidak tahan lagi)
77
Bab 77 ( Rahasia Teresa)
78
Bab 78 ( Pembalasan Dendam)
79
Bab 79 ( Merelakannya?)
80
Bab 80 ( Aku nyata)
81
Bab 81 ( Kerinduan)
82
Bab 82 ( Kehilangan kendali)
83
Bab 83 ( Wanita gila)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!