Bab 10 (Keuntungan)

Hari ini, Wiliam hanya diam sembari menatap dirinya sendiri di cermin. Ia bisa melihat bekas merah yang ada di lehernya. Ia terus menyentuhnya sejak sejam yang lalu.

Rencananya sudah berjalan dengan lancar semalam. Dan awak media sudah memberitakan tentang dirinya dan juga Teresa. Mereka berhasil menangkap sebuah gambar Teresa dengan jelas tanpa memperlihatkan wajahnya. Dan itu sesuai dengan harapannya.

Acara pertemuan bisnis itu sudah diselesaikan oleh Dion. Dia bisa menggantikan Wiliam dengan baik. Sementara ia sibuk mengatur rencananya. Ia akhirnya bisa bernafas lega karena pertunangan itu sudah batal.

Keluarga dari Sans group lebih mengutamakan nama baik. Dan sekarang, nama baik Wiliam Sudah rusak. Mereka tidak akan pernah mau menikahkan anak perempuan mereka kepada pria seperti Wiliam.

“Apa kau yakin akan menikah dengan nona rubah itu?” Ucap Dion yang baru saja datang.

“Aku sudah membuat kesepakatan denganya” ucap Wiliam.

“Apa kau percaya padannya?” Ucap Dion lagi.

“Entahlah. Dia hanya wanita yang menyukai uang, kurasa akan kubiarkan dia menguras hartaku sedikit” ucap Wiliam.

“Wanita itu masih bersuami bukan? Apa kau tidak mempermasalahkannya?” Ucap Dion.

“Kau pikir aku menikahinya karena cinta? Aku sama sekali tidak mencintainya dan tidak akan pernah mencintai wanita rubah itu” ucap Wiliam.

“Jadi aku tidak peduli dengan semuanya. Selama dia masih menuruti apa yang aku katakan” ucapnya lagi.

“Baiklah. Aku hanya sedikit mengkhawatirkanmu, karena kau temanku” ucap Dion.

“Kau bisa tenang. Kau hanya perlu mencari tau tentangnya, bantu aku menyelidiki semua tentangnya” ucap Wiliam.

“Baiklah, aku akan berusaha menyelesaikan tugas ini secepat mungkin” ucap Dion dan pergi dari ruangan Wiliam.

Wiliam membuka ponselnya. Dia menatap sebuah foto disana. Ia menatapnya dan mengusap wajahnya dengan jarinya. Sebuah foto wanita berambut sebahu yang sedang tersenyum seperti menatap kearahnya.

“Aku akan segera menikah. Pada akhirnya kita tidak akan pernah bisa bersama” ucap Wiliam menatapnya sedih.

Sebuah ketukan pintu menyadarkan lamunannya. Ia segera membukanya. Dan ia tersenyum saat melihat Kaka iparnya membawakan makan malam untuknya.

“Kau ini! Apa aku harus selalu membawakan makanan ke kamarmu hah? Kenapa kau tidak pernah mau ikut makan bersama dengan keluarga besarmu itu?” Ucapnya kesal.

“Kak Ruby, kau tau sendiri, aku sangat malas bertemu dengan ibuku” ucap Wiliam.

“Kakakmu si Julian juga mengkhawatirkanmu. Dia kawatir dengan masalah yang terjadi saat ini, pertunanganmu sudah batal kau harus ingat itu!” Ucapnya.

“Aku tau, tolong beritau Julian untuk jangan terlalu kawatir denganku. Aku akan mengurus semuanya” ucap Wiliam.

“Baiklah, aku pergi sekarang! Jangan sampai kau tidak menghabiskan makanannya Wiliam!” Ucapnya dan pergi begitu saja.

Wiliam segera menutup pintu kamarnya. Ia tidak pernah mau mengikuti makan malam keluarga. Apalagi sekarang, setelah masalah yang menimpanya. Pasti Sean akan lebih mudah membuat masalah dengannya.

Wiliam hanya menghindari keributan saja. Ia ingin menyelesaikan masalahnya seorang diri. Ia tidak butuh bantuan dari ayahnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hari ini adalah hari dimana Teresa kembali pulang ke kontrakannya. Ia membawa dua paperbag ditanganya. Setelah acara luar kota itu, ia menginap semalam di rumah Stefi. Dan baru hari ini ia pulang.

Langkahnya berhenti di depan restoran ayam langganan Kristan. Ia tersenyum tipis saat mengingat momen menyedihkan itu. Bagaimana ia mengantri dan membeli ayam untuk suami yang tidak tau diri itu.

Teresa melanjutkan langkahnya, ia berhenti di halte bus. Ia memperkirakan bus akan datang lima belas menit lagi. Ia bisa duduk sedikit lebih lama disini.

Mata Teresa melihat kearah gedung hotel tempatnya bekerja. Ia bisa melihat betapa besar dan tingginya hotel itu. Di puncaknya terdapat nama Nio one, dan itu pertanda bahwa hotel itu memang milik keluarga Antonio.

“Wiliam Antonio” ucap Tere lirih sembari melihat kearah gedung di depannya.

Ia tersenyum saat mengingat kembali, bahwa ia sebentar lagi akan menjadi bagian dari keluarga Antonio. Ia tidak menyangka bahwa kesempatan ini akhirnya datang menghampirinya.

Tapi terkadang Tere merasa cemas. Dia takut dengan masa depan yang mungkin tidak sesuai dengan harapannya. Ia juga tidak tau bagaimana keluarga Nio itu. Entah apa rahasia dibaliknya, semuanya terasa aneh saat Teresa mengingat ibu Mona.

Bus yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Teresa segera naik dan duduk di kursi paling ujung. Ia membuka kaca busnya dan menghirup udara segar hari ini. Ia berharap, semoga di masa depan semua akan baik-baik saja.

Bus akhirnya tiba, Tere segera turun dari bus itu. Ia berhenti untuk beberapa saat. Ia sedang mengumpulkan tenaganya untuk kembali menghadapi suami dan ibu mertuanya.

Lalu, dengan langkah yang mantap, Tere melangkahkan kakinya kembali. Ia berdoa semoga semuanya aman terkendali. Mengingat sudah cukup lama ia tidak pulang ke tempat ini.

Tere membuka pintunya dan masuk kedalam kontrakannya. Ia melepas heelsnya dan menaruhnya diatas rak sepatu. Ia bisa melihat keberadaan Kristan yang sedang berada di depan televisi bersama dengan ibunya.

“Kau masih ingat pulang Tere? Darimana saja kau?” Ucap Kristan.

“Aku ada pekerjaan di luar kota” jawab tere singkat.

“Pekerjaan apa? Menjual tubuhmu maksudnya?” Ucap Ibu mertuanya.

“Terserah apa kata kalian” ucap Tere yang tidak memperdulikan ucapan ibu mertuanya.

Kristan yang mendengar itu langsung datang menghampiri Teresa. Ia melihat penampilan Teresa dari segala sisi. Lalu matanya menangkap bekas kissmark yang terlihat jelas di leher.

“Kau sudah mempunyai pria lain?” Ucapnya sembari terkekeh.

“Apa!!” Ucap ibu Kristan sembari melihat juga kondisi Teresa.

“Astaga! Sudah kubilang, dia menjual dirinya” ucapnya lagi.

“Astaga Teresa. Aku sungguh penasaran bagaimana rupa teman priamu itu. Aku bisa membayangkan seorang lelaki tua dengan perut buncitnya” ucap Kristan sembari terkekeh.

“Pria tua dan buncit?” Ucap Tere sembari mengingat bagaimana penampilan Wiliam.

“Teresa Teresa. Setelah kau menikahi anakku ini, kurasa kau tidak akan pernah bertemu dengan lelaki sepertinya lagi” ucap ibu mertuanya.

Teresa hanya diam sembari memasukan pakaian kotornya ke mesin cuci. Ia tidak memperdulikan ocehan ibu mertuanya itu. Ia merasa semuanya tidaklah penting, ia lebih suka membayangkan tentang ia yang akan menikah dengan Wiliam sebentar lagi.

Teresa memang tidak mencintai Wiliam. Tapi ia mencintai uang dan status miliknya. Jika ia ditanya apakah ia menyukai Wiliam atau tidak? Maka Teresa akan menjawab dengan jujur, bahwa ia menyukai Wiliam.

Tapi menyukai berbeda dengan mencintai. Tere hanya mengagumi paras Wiliam yang tampan, tinggi, dan juga kaya raya. Selebihnya Tere tidak mencintai lelaki itu.

Dan ia selalu mengingat perkataan Wiliam kepadanya. Bahwa seorang Teresa, tidak boleh jatuh cinta kepada Wiliam seumur hidupnya. Ia bahkan mengingat bahwa Wiliam menyebutnya sebagai istri bayangan.

‘AAKH!’

Teresa menjerit saat merasakan sakit di kepalanya, sebuah benda lagi-lagi mengenai kepalanya. Kali ini sebuah gelas terlempar kearahnya, suara pecahan kaca dan rasa sakit itu telah membuyarkan lamunannya.

“Kau harus mendengarkan dan menjawab perkataan orang tua! Kenapa kau tidak sopan sekali Teresa?” Ucap ibu mertuanya.

“Iya ibu, ada apa?” Ucap Teresa dengan sangat terpaksa.

“Berikan uang padaku” ucapnya.

“Berapa?” Ucap Teresa singkat.

“5 juta” ucapnya.

“Aku tidak mempunyai uang sebanyak itu” ucap Teresa.

“Jangan berbohong Tere” ucap Kristan.

“Aku tidak berbohong, aku memang tidak mempunyai uang sebanyak itu!” Ucap Teresa berbicara jujur.

“Coba perlihatkan isi saldo di ponselmu” ucap Kristan.

Teresa yang mendengar itu langsung segera membuka ponselnya. Ia ingin memperlihatkan ke dua orang gila itu bahwa ia memang tidak memiliki uang sebanyak itu. Tapi Teresa mengernyit saat ia melihat saldo 20 juta di rekeningnya.

Teresa terkejut bukan main, lalu Ia mengecek siapa orang yang telah memberikan uang sebanyak itu. Ia membuka notifikasi transfer masuk, dan disana ada nama Wiliam Antonio.

“Bagaimana dia tau rekening milikku?”

Episodes
1 Bab 1 (Nasib Buruk)
2 Bab 2 (Nasib buruk 2)
3 Bab 3 (Tersadar)
4 Bab 4 (Pria Kaya)
5 Bab 5 (Kebahagiaan & Kesedihan)
6 Bab 6 (Bertemu denganya)
7 Bab 7 (Masih Berusaha)
8 Bab 8 (Sebuah Tawaran)
9 Bab 9 (Kesepakatan)
10 Bab 10 (Keuntungan)
11 Bab 11 (Hubungan Rahasia)
12 Bab 12 (Menjelang Perceraian)
13 Bab 13 (Kemarahan Wiliam)
14 Bab 14 (Menjelang perceraian 2)
15 Bab 15 (Hari Perceraian)
16 Bab 16 (Balas Dendam)
17 Bab 17 ( Perjanjian Pernikahan)
18 Bab 18 ( Kabar Pernikahan)
19 Bab 19 ( Kediaman Antonio)
20 Bab 20 ( Misteri Masa lalu)
21 Bab 21 ( Sebuah Peringatan)
22 Bab 22 ( Perubahan Sifat)
23 Bab 23 ( Dilarang Jatuh Cinta)
24 Bab 24 ( H-1 Pernikahan)
25 Bab 25 (Hari Pernikahan)
26 Bab 26 (Hari Pernikahan 2)
27 Bab 27 ( Akibat Lingerie)
28 Bab 28 ( Hubungan Rumit)
29 Bab 29 ( Kemarahan Teresa)
30 Bab 30 ( Perubahan Teresa)
31 Bab 31 ( Sebuah Permintaan)
32 Bab 32 ( Perasaan Teresa)
33 Bab 33 ( Hadiah)
34 Bab 34 ( Kecemburuan Wiliam)
35 Bab 35 ( Kesadaran Wiliam)
36 Bab 36 ( Semuanya Berubah)
37 Bab 37 ( Apa Keputusannya?)
38 Bab 38 ( Hari yang buruk)
39 Bab 39 (Sinyal bahaya)
40 Bab 40 ( Cinta masa lalu)
41 Bab 41 ( Dibalik sikap manisnya)
42 Bab 42 ( Rahasia Wiliam)
43 43 ( Kepalsuan)
44 Bab 44 ( Hak milik Teresa)
45 Bab 45 ( Sedikit peduli)
46 Bab 46 ( Hati yang terkunci)
47 Bab 47 ( Dibalik Topengnya)
48 Bab 48 ( Tidak sadar, Tapi merasakan)
49 Bab 49 ( Menjadi Presdir )
50 Bab 50 ( Dilema hati)
51 Bab 51 ( Sikap manis)
52 Bab 52 ( Kecewa)
53 Bab 53 ( Labirin hati)
54 Bab 54 ( Teresa menangis)
55 Bab 55 ( ilusi kebenaran)
56 Bab 56 (Percaya?)
57 Bab 57 ( Pengakuan cinta)
58 Bab 58 (Badai yang tidak ada habisnya)
59 Bab 59 (Dia hanya milikku!)
60 Bab 60 ( Rencana Wiliam)
61 Bab 61 ( Rahasia yang manis)
62 Bab 62 ( Kesetiaan)
63 Bab 63 ( Muncul ancaman)
64 Bab 64 ( Takdir hidup pewaris)
65 Bab 65 ( Memulai Persiapan)
66 Bab 66 ( Penantian )
67 Bab 67 ( Teresa Terlibat)
68 Bab 68 ( Perjuangan Wiliam)
69 Bab 69 ( Pengorbanan Wiliam)
70 Bab 70 ( Penemuan korban)
71 Bab 71 ( Sebuah harapan)
72 Bab 72 ( Tangisan Teresa)
73 Bab 73 ( Waktu terus berjalan)
74 Bab 74 (Masih hidup?)
75 Bab 75 ( Teresa Terpuruk)
76 Bab 76 ( Tidak tahan lagi)
77 Bab 77 ( Rahasia Teresa)
78 Bab 78 ( Pembalasan Dendam)
79 Bab 79 ( Merelakannya?)
80 Bab 80 ( Aku nyata)
81 Bab 81 ( Kerinduan)
82 Bab 82 ( Kehilangan kendali)
83 Bab 83 ( Wanita gila)
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1 (Nasib Buruk)
2
Bab 2 (Nasib buruk 2)
3
Bab 3 (Tersadar)
4
Bab 4 (Pria Kaya)
5
Bab 5 (Kebahagiaan & Kesedihan)
6
Bab 6 (Bertemu denganya)
7
Bab 7 (Masih Berusaha)
8
Bab 8 (Sebuah Tawaran)
9
Bab 9 (Kesepakatan)
10
Bab 10 (Keuntungan)
11
Bab 11 (Hubungan Rahasia)
12
Bab 12 (Menjelang Perceraian)
13
Bab 13 (Kemarahan Wiliam)
14
Bab 14 (Menjelang perceraian 2)
15
Bab 15 (Hari Perceraian)
16
Bab 16 (Balas Dendam)
17
Bab 17 ( Perjanjian Pernikahan)
18
Bab 18 ( Kabar Pernikahan)
19
Bab 19 ( Kediaman Antonio)
20
Bab 20 ( Misteri Masa lalu)
21
Bab 21 ( Sebuah Peringatan)
22
Bab 22 ( Perubahan Sifat)
23
Bab 23 ( Dilarang Jatuh Cinta)
24
Bab 24 ( H-1 Pernikahan)
25
Bab 25 (Hari Pernikahan)
26
Bab 26 (Hari Pernikahan 2)
27
Bab 27 ( Akibat Lingerie)
28
Bab 28 ( Hubungan Rumit)
29
Bab 29 ( Kemarahan Teresa)
30
Bab 30 ( Perubahan Teresa)
31
Bab 31 ( Sebuah Permintaan)
32
Bab 32 ( Perasaan Teresa)
33
Bab 33 ( Hadiah)
34
Bab 34 ( Kecemburuan Wiliam)
35
Bab 35 ( Kesadaran Wiliam)
36
Bab 36 ( Semuanya Berubah)
37
Bab 37 ( Apa Keputusannya?)
38
Bab 38 ( Hari yang buruk)
39
Bab 39 (Sinyal bahaya)
40
Bab 40 ( Cinta masa lalu)
41
Bab 41 ( Dibalik sikap manisnya)
42
Bab 42 ( Rahasia Wiliam)
43
43 ( Kepalsuan)
44
Bab 44 ( Hak milik Teresa)
45
Bab 45 ( Sedikit peduli)
46
Bab 46 ( Hati yang terkunci)
47
Bab 47 ( Dibalik Topengnya)
48
Bab 48 ( Tidak sadar, Tapi merasakan)
49
Bab 49 ( Menjadi Presdir )
50
Bab 50 ( Dilema hati)
51
Bab 51 ( Sikap manis)
52
Bab 52 ( Kecewa)
53
Bab 53 ( Labirin hati)
54
Bab 54 ( Teresa menangis)
55
Bab 55 ( ilusi kebenaran)
56
Bab 56 (Percaya?)
57
Bab 57 ( Pengakuan cinta)
58
Bab 58 (Badai yang tidak ada habisnya)
59
Bab 59 (Dia hanya milikku!)
60
Bab 60 ( Rencana Wiliam)
61
Bab 61 ( Rahasia yang manis)
62
Bab 62 ( Kesetiaan)
63
Bab 63 ( Muncul ancaman)
64
Bab 64 ( Takdir hidup pewaris)
65
Bab 65 ( Memulai Persiapan)
66
Bab 66 ( Penantian )
67
Bab 67 ( Teresa Terlibat)
68
Bab 68 ( Perjuangan Wiliam)
69
Bab 69 ( Pengorbanan Wiliam)
70
Bab 70 ( Penemuan korban)
71
Bab 71 ( Sebuah harapan)
72
Bab 72 ( Tangisan Teresa)
73
Bab 73 ( Waktu terus berjalan)
74
Bab 74 (Masih hidup?)
75
Bab 75 ( Teresa Terpuruk)
76
Bab 76 ( Tidak tahan lagi)
77
Bab 77 ( Rahasia Teresa)
78
Bab 78 ( Pembalasan Dendam)
79
Bab 79 ( Merelakannya?)
80
Bab 80 ( Aku nyata)
81
Bab 81 ( Kerinduan)
82
Bab 82 ( Kehilangan kendali)
83
Bab 83 ( Wanita gila)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!