Queen Of Rulers From Another World
.... ...
...'Kau tidak perlu takut, tidak akan ada lagi yang akan menyakitimu atau meninggalkanmu. Ada aku yang akan menjagamu karena kau milikku, sayang!'...
.... ...
...--🌷--...
'Lezzy.....'
' Ikut dan Tetaplah di sisiku, lupakan semua hal yang membuat mu terluka. Tinggalkan dunia yang menolak kehadiran mu. Izinkan diriku menjaga dan melindungi mu, hanya aku seorang----Ratu ku.'
Suara bariton yang terdengar candu terus menarik dan menuntun langkah ku untuk menyusuri alam sadar ku. Sebuah mimpi yang terasa aneh sekaligus membingungkan----tapi terasa sangat merindukan.
Melangkah di permukaan air tanpa harus merasa takut bahwa diriku akan jatuh tenggelam ke dasar nya. Melihat semua aktivitas ibu kota yang berada tepat di dasar air nya. Terpantul dengan sangat indah layaknya permata malam. Apakah semua ini pertanda bahwa akan ada bencana tsunami? Tidak, mungkin!
Aku menepis jauh jauh pikiran bodoh tersebut. Hingga sesuatu hal yang tidak biasa menjadi hal yang menakjubkan untuk di pandang. Perhatian ku beralih pada ikan dan seluruh hewan penghuni lautan----justru berenang leluasa di angkasa tanpa air yang menjadi perantara mereka. Apa lagi terhadap aurora yang melayang indah menghiasi langit malam penuh dengan kilauan bintang rasi.
"Lezzy----"
...--,o🌷o,--...
Krink! Krink! Krink!!
Aku terbangun dengan sangat kasar karena terkejut dengan panggilan alarm yang memekik telingaku. Dengan keadaan sangat kacau. Aku mencoba menyadarkan diriku seutuhnya. Lalu melihat Hp yang masih berbunyi----yang selalu membantu membawa jiwa ku kembali dari alam mimpi yang menurutku----em, itu sangat aneh!
Apalagi mimpi itu berakhir saat suara pria yang menjadi kerinduan aneh yang begitu memabukkan pikiran. Ok! Biar ku beri tahu sesuatu hal. Suara itu terus memanggil namaku tanpa ku ketahui siapa pemilik nya apalagi tujuan dari mimpi itu sendiri.
Dan parah nya mimpi ini juga menjadi teman malam saat aku tertidur----terus berulang selama 10 tahun. Sehari setelah kepergian orangtuaku karena kecelakaan lalu lintas. Saat itu juga pertama kalinya aku mengalaminya. Dan aku sudah sangat terbiasa dengan mimpi tersebut.
Trink!
Pesan masuk dari sahabat kecil ku. Mengingatkan aku dengan pertemuan kelas di jam kuliah yang sangat padat. Belum lagi dengan alarm pemberitahuan pada kalender hari ini, bahwa setiap Kamis aku harus masuk kerja part time lebih awal dari jam hari lain nya. Huft! Hidup yang selalu berulang tanpa ada kegiatan menyenangkan lainnya, sungguh sagat melelahkan.
Aku menatap baik-baik sosok ku yang terparas sangat berbeda dan asing untuk manusia pada umumnya. Melihat pantulan diriku sendiri di cermin dengan tidak begitu berharap banyak memiliki kegiatan sosial seperti gadis-gadis di luar sana, karena aku aneh(?)
Baik, biar ku perkenalkan diriku. Nama ku Prycilia Lezzy Crownsiamoer.
Wanita berusia 23 tahun dan tanpa kekasih (seumur hidup!) jangankan pacaran dekat dan berbicara dengan pria saja tidak pernah. Orang selalu menatapku aneh. Apalagi aku memiliki fisik yang tidak biasa. Sorry maksudku, aku memiliki mata biru sebiru samudera. Rambut abu-abu keperakan dan kulit putih yang agak pucat. Meski begitu hal yang masih aku syukuri dari fisik aneh ini, aku di anugrah kan wajah cantik bak seorang dewi.
Bukan karena aku berlebihan dalam menilai diri, tapi sungguh aku memang terlihat berbeda, lalu apakah aku mendapat banyak pujian? Tidak, justru hal konyol dan perkataan tidak senonoh yang aku terima.
Dengan sosok ini. Ada banyak julukan yang aku terima sebagai penghargaan dari para gadis-gadis yang menatap benci serta pria yang menatap rendah diriku. Ada yang bilang aku albino atau makhluk aneh seperti alien, hantu? Bahkan lebih parah nya di sebut monster operasi wajah. Entahlah itu pandangan mereka mengenai ku.
Tapi aku harus tetap bersyukur dan harus selalu optimis agar tetap hidup. Tidak akan aku sia-siakan kehidupan yang kedua orangtuaku berikan kepadaku, dan itu sudah jadi hal lumrah bagiku.
Tidak perlu banyak tanggapan cukup diam dan urusi saja diriku sendiri, toh mereka juga belum bisa menilai hidup mereka.
"Hari ini, harus tetap semangat!" Ujar ku mencoba menyemangati diriku sendiri.
...---,o🌷o,---...
*Kampus
- Perpustakaan.
"Ini membosankan." Mia menjadikan buku referensi skripsi nya sebagai alas batal---penopang kemalasan dari beban pikiran nya. sembari memandang lesu Lezzy di sebelahnya.
"Jika kau terus bermalas-malasan. Aku tidak bisa menjamin, kau akan lulus di tahun yang sama seperti ku." Lezzy beranjak pergi.
"Aa! Kau mau kemana?"
"Aku harus menyerahkan laporan akhir bulan kepada Profesor. Kau tahu kan aku sedang mengajukan proposal magang di Rumah Sakit besar sebelum sidang skripsi ku?"
"Tunggu dulu, aku tahu kau murid kesayangan Profesor. Tapi tuangkan lah kejeniusan mu kepada mahluk remah ini."
Lezzy menatap curiga. "Kali ini kau mau aku bantu mengerjakan tugas yang mana?"
"Hehe, tolong carikan delapan buku mengenai bidang zat dan saraf jantung."
"Apa?! Tidak mau ah, kau dan aku di fakultas dokter dengan jurusan bidang yang berbeda."
Mia menarik sweater Lezzy sembari merengek. "Aku janji ini yang terakhir, Lezzy."
"Enggak! ah, lepas Mia. Jika Ayah mu tahu sikap mu seperti ini dia akan menyita ATM bulanan mu."
"Itu sebabnya, sebelum Ayah ku membunuh ku dan menyita segalanya---tolong aku Lezzy, kita kan sudah lama bersahabat."
Lezzy melirik bosan, "Baiklah, hanya sekali ini saja. Kau tahu kan, Aku tidak bisa membohongi Paman dan Bibi."
"Kyaa!! Lezzy memang yang terbaik. sini cium dulu my bestie!" Mia memeluk Lezzy dengan girang tapi di tahan oleh Lezzy sebelum sahabatnya ini mulai kehilangan akal.
"Oya, mengenai proposal mu. Apa tidak mau kau pikirkan? biaya magang di rumah sakit ternama juga mahal loh, apalagi jika staf ahlinya menginginkan buah tangan. Biaya Kuliah mu saja sudah cukup besar. "
"Ia sampai-sampai membengkak. Justru itu siang nanti aku harus bekerja. Jadi untuk sementara, maaf aku tidak bisa ikut makan malam di rumah mu. "
"Ibu pasti kecewa----Lezzy jika kau mau, aku bisa bilang Ayah ku mengenai biaya kuliahmu, dan kau juga bisa tinggal di rumah."
"Kau tidak perlu khawatir, terima kasih untuk semuanya selama 10 tahun ini. Aku juga tidak sedang menyewa apartemen,rumah peninggalan orangtuaku sudah sangat cukup untuk ku. "
"Lezzy sudah 5 tahun kau bekerja untuk membiayai pendidikan mu."
"Shut..., Mia kau dan keluargamu sudah banyak membantuku dari dulu dan aku tidak mau merepotkan kalian lagi, jadi aku akan membiayai kebutuhan hidupku sendiri, oke."
"Tapi---"
"Mia, aku mau kau menghargai pencapaian ku, kau tidak perlu khawatir."
"Kau yakin?"
Mendengar itu dengan cepat Lezzy mengangguk semangat. Mia tau Ia juga tidak bisa memaksa kehendak Lezzy, toh Lezzy juga tidak merasa tertekan.Baiklah lebih baik Mia diam dan tetap menyemangati Lezzy.
"Baiklah, kalau begitu aku pulang duluan. Saat ini cuaca semakin dingin. Tolong kenakan mantel hangat mu saat bekerja, jika ada waktu aku akan ke sana."
"Siap laksanakan." celetuk Lezzy meyakinkan sahabatnya.
Melihat Mia meninggalkan perpustakaan, Lezzy kembali menelusuri labirin rak buku. Mungkin saja Ia akan menemukan beberapa buku dari permintaan Mia tadi, karena ia masih punya waktu 24 menit sebelum bertemu Profesor.
Bukh!
Lezzy menoleh setelah mendengar suara buku jatuh, dan Ia juga melihat beberapa buku berserakan dilantai. Lezzy mengambil dan menyusun kembali buku yang jatuh ke dalam rak. Mata savier birunya menangkap sebuah buku yang terselip dibawah rak. Ia mencoba meraih nya walau sedikit kesusahan namun Ia berhasil mendapatkannya.
Ia usap buku yang sedikit berdebu itu, Lezzy baca judul buku yang menurutnya sedikit aneh 'Darkness World' dan melihat penulis buku itu yang bernama 'Rechard Melware'.
"Pengalaman penulis saat terjebak di dunia Darkness World, tempat yang hanya ditinggali mahluk mitologi seperti Elf, Fairy, Vampire-----Oh ayolah, apa para jurnalis ini sudah mulai kehilangan ide untuk meneliti sesuatu yang bermanfaat? Lagipula mahluk seperti itu hanya mitos! Jika ada kemungkinan ada, sudah dari dulu mereka di periksa. Lebih baik dia menjadi penulis dongeng dari pada menjadi seorang jurnalis." Ucap Lezzy sembari meletakan buku itu di rak kembali dan berjalan pergi.
Tak lama setelah Lezzy pergi seseorang datang dan mengambil buku yang tadi sempat di baca Lezzy lalu dengan cepat pergi bagaikan hembusan angin, hilang tanpa jejak ataupun suara.
...--,o🌷o,--...
*Cafe Caln'teni Wisteria
"Silahkan datang kembali tuan." Ucap Lezzy sembari tersenyum setelah memberikan pesanan coffee milik pelanggan.
Ia menatap jam dinding sudah pukul 18.32 sore, sebaiknya Ia segera mengganti part time nya sebelum gelapnya malam menguasai hari. Lezzy tidak suka gelap walau tidak mungkin tapi Ia takut jika kejadian orangtuanya terulang kembali.
"Terimakasih untuk hari ini Pak Manager."
"Pulang dan istirahatlah Lezzy, besok kau harus kuliah bukan? Mengenai uang bulanan mu akan ku transfer besok saja, berbarengan dengan karyawan yang lain. karena tanggal 14 aku akan pergi dan kembali 2 minggu lagi."
"Baiklah, sekali lagi terima kasih karena sudah mempertahankan ku untuk tetap bekerja di sini, selama 5 tahun."
Lezzy berjalan keluar Cafe. Menatap langit hitam dengan lara. Lezzy angkat tangannya membiarkan butiran salju mendarat di telapak tangan putihnya.
"Salju akan segera turun, sebaiknya aku segera kembali."
Terlihat uap putih dari hembusan napasnya. Dengan mempertahankan kehangatan pada tangan nya. Lezzy menggosok kuat kedua telapak tangannya. Karena mau bagaimana pun di bilang indah----Lezzy memiliki kebencian tersendiri terhadap musim dingin sejak usianya 11 tahun.
Lagipula apa yang harus disenangi saat musim dingin tiba? Tidak ada tanaman yang bermekaran, hewan dan manusia pun lebih baik tetap diam di rumahnya dan memilih menghangatkan diri. Lebih parah nya musim ini dapat merenggut nyawa---seperti tragedi Orangtuanya.
Sesampainya di rumah, dengan cepat Lezzy membersihkan diri membiarkan air hangat menyapanya. Ia melihat wajahnya di cermin yang mengembun akibat uap panas dari bak mandinya. Menatap intens setiap lekuk wajahnya dari mata, bibir, hingga rambut.
Jika dikatakan ia tak perduli dengan cibiran orang lain, tentu baginya itu bohong. Karena sejujurnya, ia juga terluka.
Lezzy juga selalu menangis di kamarnya saat di bangku SMP, ia juga heran kenapa ia memiliki wajah yang berbeda dengan orang lain, bahkan Ayah dan Ibunya tidak memiliki mata dan rambut yang sama seperti dirinya.
Dulu Ia pernah bertanya tapi Ibunya selalu bilang Lezzy itu istimewa dan tidak boleh benci dengan dirinya yang saat ini, dan harus bersyukur kepada sang Pencipta karena diberikan wajah yang cantik.
Tak mau terus memikirkannya segera Lezzy bangkit dan mengenakan pakaiannya, lebih baik Ia menghilangkan rasa lelahnya hari ini dengan tidur.
"Huft, semua akan baik-baik saja. Esok dan hari selanjutnya, aku----akan baik-baik saja." Lezzy menyeka air matanya dan menenangkan pikiran nya, sebelum akhirnya tidur menyambut dirinya.
...--, o🌷o, --...
'Lezzy.....'
"Siapa?"
'Kemari lah Lezzy.....'
"Siapa di sana, hentikan semua ini dan tunjukan dirimu!"
Lezzy terus berteriak mencari tahu suara yang selalu menyapanya di alam mimpi. Menatap sekelilingnya dengan sangat waspada namun tidak ada satupun orang di sana.
"Tunjukan dirimu! Jelaskan maksud dari ini semua, apa yang kau inginkan dariku?"
'............'
"Apa maksudmu, kenapa aku harus meninggalkan Bumi dan ikut denganmu, memangnya siapa diriku?"
'Karena kau adalah Mate, Ratu ku----'
Seketika tubuh Lezzy yang mendengar itu terdiam dan detik itu juga sekelilingnya langsung gelap tanpa ada cahaya. Tubuh Lezzy mulai gemetar takut akibat kegelapan, dengan hawa dingin mulai menerpanya seakan mencekam lehernya sendiri.Seakan ia terikat oleh sesuatu yang tidak bisa di lihat dengan kasat mata.
Tubuh Lezzy semakin bergetar hebat disaat Ia melihat sosok gagah berdiri di hadapan nya. Tanpa tahu wujud rupanya akibat minimnya pencahayaan, hanya saja satu hal yang ia ketahui adalah sorot matanya yang berwarna merah pekat.
Sosok itu perlahan berjalan kearah Lezzy, dengan reflek Lezzy berjalan mundur dan berlari tanpa arah karena sekelilingnya gelap.
Lezzy menyesal telah bertanya kepada suara itu. Ia takut dan berharap ada seseorang yang akan menolongnya, namun sepertinya mustahil karena memang tidak ada orang lain selain dirinya.
Dan seketika lari Lezzy terhenti ketika sosok menyeramkan itu sudah berada dihadapan Lezzy. Dengan pelan sosok itu memegang helaian rambut abu-abu Lezzy. Ia mencium wangi khas dari tubuh Lezzy lalu mengusap wajah Lezzy dengan lembut.
Bisa Lezzy rasakan saat kuku panjang dan tajam itu bergerak mengusap wajahnya. "Akh!!"
Lezzy merintih saat kuku itu berhasil menggores sedikit pipinya, membuat darah pekat Lezzy mengalir ke kukunya. Tanpa ragu,ia lalu menjilat kukunya yang terdapat darah Lezzy sembari tersenyum penuh nikmat.
'Maniss.....'
"Ku-- kumohon, lepaskan aku, hiks...," Ucap Lezzy terbata-bata. Belum lagi dengan air mata yang sudah tidak bisa ia bendung. Jatuh begitu sja. Sosok itu memeluk Lezzy dengan lembut dan menghirup aroma manis dari tubuhnya.
'Kau tidak perlu takut, tidak akan ada lagi yang akan menyakitimu atau meninggalkanmu. Ada aku yang akan menjagamu karena kau milikku, sayang!'
Detik itu juga air yang berada dibawah kaki Lezzy perlahan mulai mencoba menenggelamkannya bersama sosok misterius itu. Lezzy tidak bisa bergerak tubuhnya lemas kedua mata savier nya mulai tertutup. Membiarkan rasa dingin dari air menjalar ke tubuhnya, melahapnya.
Apa ini akan menjadi akhir hidupnya? Ayah, Ibu tunggu Lezzy mungkin aku akan menyusul kalian. Pikir Lezzy dan membiarkan mimpi ini menelan kesadaran nya.
'Tidurlah Lezzy, lalu bangunlah di kehidupan barumu bersamaku----hanya untuk diriku...'
...---o.O🌷O.o--...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
💖 sweet love 🌺
mungkin kata hp bisa diganti dgn ponsel thor agar lebih perfect lg..
2024-05-16
1
Dede Mila
baca
2024-05-05
1
Susan Elga Pontoh
boleh juga
2022-07-05
1