.... ...
...“Aku mungkin terkesan memaksa mu. Tapi bagiku, Mate ku hanya dirimu seorang."...
.... ...
...--🌷--...
*Istana Utama
- Ruang Singgasana Lord.
Seorang pria tampan duduk di singgasananya dengan gagah, sembari memutar perlahan cawan emas yang berisi darah yang ada di tangannya. Ia menatap tajam dan dingin pada seluruh pengawalnya hingga membuat mereka semua menahan rasa takut.
"Dounty Elzhar dari wilayah Wizard, menghadap anda Yang Mulia Lord."
Sosok yang di panggil Lord melirik sinis. Tekanan dari magis sihir kegelapan melahap ruang pertemuan tersebut sampai-sampai keringat dari pelipis Count Dounty pun enggan untuk jatuh.
“Sulit sekali untuk bertemu dengan mu Count Dounty?”
"Itu---Para Tetua berkata mereka akan, akan mengurusnya, Lord."
"Kaisar mu aku atau para orang tua remahan yang kapan pun bisa ku bunuh itu, ha?!!"
“Mohon ampun Lord." Dengan cepat Count Dounty berlutut di hadapan Lord dengan ketakutan.
Prang!!
“Dasar tidak berguna!!”
Lord berjalan setelah membanting gelasnya kearah Count Dounty yang ada di bawah lantai dasar singgasana nya.
"Beraninya kau melepaskan penyusup yang mencoba membunuhku, Dounty! Apa kau mau mengkhianati ku!!"
Setiap langkah Lord adalah nafas akhir bagi Dounty itu, ia menatap takut kepada Lord yang terus membawa hawa gelap dan secra bertahap tekanan magis itu mencekik Dounty. Ia pun di angkat setinggi mungkin dan meronta kesakitan yang amat perih dari aksi sang Lord.
“Ya---yang mulia Lo--Lord, Akh!!” Ucapnya terbata-bata saat hawa gelap itu mulai mencengkram jantungnya, saraf uratnya mulai timbul, rasa sakit yang sangat teramat pedih mulai mengikis nafas hidupnya.
"Saya---ugh! Tidak berkhia---nat."
Ia pandangi Lord yang sudah memancarkan hawa membunuh, kuku runcingnya mulai meruncing, mata merah Iblis nya mulai menderang tajam.
“Aku melihat kebohongan darimu, dia tidak melarikan diri tapi kau membantunya melepaskan diri dari pengawasan ku! Aku tidak butuh bawahan kepar*t seperti mu Dounty!”
“Ti--tidak Lo---Arrggggh!!!”
“Kau adalah kaki tangannya, beraninya kau menghadap dan mengatakan kebohongan kepadaku!"
Crashh!!!
Seketika tubuh pengawal itu terjatuh dengan luka cakaran yang berhasil menggores tubuhnya, menodai lantai di bawahnya, bahkan tanpa menyentuh tubuh pengawal itu, pria yang menyandang sebagai Lord itu mampu membuat luka fatal yang bisa membunuh lawannya.
“Kalian yang berani menentang ku, akan aku buat kalian mati tak terhormat sepertinya!!”
Ucap sosok yang menyandang Lord penuh penekanan di setiap kata-katanya, ia menyibakkan jubah kebesarannya dan berjalan menaiki tangga menuju tempat singgah sananya dengan hawa membunuh, semua pengawal yang berjaga didalam maupun di luar ruang gemetar ketakutan akibat hawa kegelapan yang dikeluarkan dari Lord mereka.
“Briant!!”
Ucapnya memanggil salah satu tangan kanan kepercayaannya, lalu pria yang bernama Briant muncul dihadapan singgah sana Lord besar, ia bertekuk lutut memberi hormat.
“Briant Stone Ware, menghadap anda Yang Mulia Lord.”
“Kembalilah ke Castle Vodmorld dan beri tahu King Vampire itu, jika Ia ingin menjadi penguasa besar datang dan hadapilah aku sendiri!!”
“Akan saya laksanakan Lord.”
Dengan kecepatan angin Briant hilang untuk melaksanakan tugasnya, Lord berjalan keluar dari ruangan singgahnya, semua pengawal dan pelayan yang melihat kehadiran Lord bertekuk lutut memberi hormat dengan rasa gugup dan penuh gemetar.
“Salam Lord, para tahanan Witch mulai memberontak di penjara bawah tanah.”
“Gantung kepala mereka di depan gerbang istana!"
“Baik Lord.”
“Alberd.”
“Ada yang bisa saya bantu lagi, Lord ?”
“Suruh Styvn untuk mengawasi Lezzy saat dia tidak berada dalam pengawasanku!”
“Akan saya sampaikan pesan anda Yang Mulia Lord.”
Alberd undur diri dan Lord pun berjalan menelusuri lorong kerajaan kebanggaannya kemudian berhenti disalah satu pintu.
Ia menghilang kan sihir penahan pada pintu emas itu dan membukanya dengan perlahan, takut seseorang yang ada di dalamnya terganggu, namun sepertinya suara decitan pintu tidak membuat sosok gadis yang tangah tertidur itu terbangun.
Ia duduk di sebelah ranjang Lezzy, membelai lembut helaian rambut yang menutupi wajah porselin Lezzy dan menyelipkannya di kuping mungilnya.
Terlihat bekas air mata di pipinya dan sedikit sembab pada kedua kelopak matanya, Pria itu menatap sendu seolah merasakan kesedihan dari Lezzy.
“Aku tidak ingin melihat air matamu lagi Lezzy, itu cukup membuatku terluka, aku ingin kau tetap disini, aku menunggumu selama 230 tahun lamanya dan tidak akan pernah melepas mu lagi.” Ucapnya penuh dengan nada lirih.
Pria itu berbaring disebelah Lezzy mengecup lembut kening Lezzy, ia tarik selimut tebal menutupi seluruh tubuh Lezzy agar merasa hangat, terlihat kerutan ketakutan pada wajah Lezzy sepertinya Ia sedang mimpi buruk.
Melihat itu pria yang masih mengenakan pakaian kebesarannya sebagai Lord memeluknya dengan kasih dan lembut.
“----Aku mungkin terkesan memaksa mu. Tapi bagiku, Mate ku hanya dirimu seorang."
...--_o🌷o_--...
Lezzy diam menatap pemandangan kerajaan Lucifer dari balik jendela besar kamarnya. Sudah satu minggu Ia terjebak di dunia Darkness World. Dan selama itu juga ia hanya menghabiskan waktunya berdiam diri di kamar, apapun kemauan nya akan di turuti kecuali kembali pulang.
Selama seminggu ia mulai terbiasa dengan berbagai wujud ras dari para pelayan yang datang berganti melayani nya tapi karena ia tidak suka tatapan mereka, ia meminta Ariel untuk menjadi pelayan nya selain dia Lezzy akan mendiamkan mereka. Hasilnya Ariel menjadi pelayan pribadinya.
Lezzy juga pernah bertanya pada salah satu pelayan mengenai denah dunia ini, dan sepertinya memang Bumi tidak bisa dijangkau hanya dengan berjalan tapi menggunakan sesuatu sihir seperti berteleportasi.
Lezzy sudah lelah mencari tahu jalan pulang dan sepertinya ia memang harus menerima takdirnya bahwa disini lah tempatnya.
Tok..Tok…Tok.
Lezzy menoleh kearah pintu yang sudah terdapat seorang pelayan, tapi sepertinya ada yang beda dari pelayannya kali ini. yang berdiri di depan pintu bukan lah Ariel, melainkan orang lain. Namun, Lezzy merasa tidak asing dengan wajah itu, wajah yang sama persis seperti Ariel hanya saja berbeda warna rambut dan matanya.
“Apakah kau Ariel?”
“Saya bukan Ariel. Tetapi saya Adik nya,” Wanita itu berjalan mendekat sembari merendahkan sedikit tubuhnya. "Nama saya Auriel Adulthim, untuk sementara waktu saya yang akan melayani anda. Kakak, sedang di tugaskan ke istana utama Putri."
Auriel yang tidak mendengar respon Lezzy bergegas berlutut, sontak hal itu mengejutkan Lezzy. "Maaf atas ketidaknyamanan ini. Saya tahu Putri lebih senang jika di layani oleh kakak, tapi saya di minta kakak untuk menggantikan nya---atau jika Putri kurang berkenan saya akan memangil pelayan lain."
"Kau tidak perlu sampai berlutut, apa aku semenyeramkan itu? Jika Ariel yang merekomendasikan mu, itu artinya aku harus mempercayaimu. Bangun lah dan lihat wajah lawan bicaramu, bukan kah kau tidak nyaman menunduk terus."
“Saya tidak berani Putri. Pelayan tidak di perkenan kan melihat atasan nya secara terang-terangan, hal itu melanggar tatakrama.”
“Kau ini terlalu patuh. Aku ini tidak sedang membeli seorang budak, pelayan juga memiliki hak harga dirinya sendiri---" Lezzy mengulurkan tangan membantu Auriel untuk bangun. "----Kau juga berharga, meski aku tidak tahu seperti apa peraturan kasta di dunia ini. Tapi di tempatku, semua mahluk itu sama, jadi jangan memandang rendah dirimu. Sekarang Lihat aku,"
Auriel terlihat ragu-ragu, pada dasarnya bangsawan tidak akan pernah mengulurkan tangan kepada pelayan. Memang sejak Lord sekarang berjaya sistem perbudakan telah di hapus tetapi bangsawan tetap tidak akan bisa merubah pandangan mereka terhadap kaum kecil.
Jika dia akan menjadi Mate Lord tentu dia punya kedudukan lebih tinggi daripada bangsawan bukan? Namun lihatlah caranya mendang dan memperlakukan nya, ini sama seperti dengan ucapan Ariel ketikamenceritakan Putri asing yang di bawa Lord sangat bersahabat dan bijaksana.
"Oh, lihat dirimu. Kau bahkan jauh lebih cantik daripada aku, Rambut mu yang semanis gulali awan kapas sangat indah. Jika kau adik Ariel apa mungkin kau juga bangsa Mermaid?"
"Iya? ah, saya memang berasal dari wilayah Neptuna." Auriel terlihat malu dengan pujian Lezzy.
"Yah, Mermaid memang di ceritakan sebagai mahluk cantik dari samudra."
"Aa--anda terlalu memuji, Putri. Justru wajah anda yang jauh lebih cantik daripada mutiara laut, sebenarnya banyak pelayan yang memuji kecantikan anda terlebih pada mata anda yang sangat memawan."
Lezzy tersenyum, "Ku ucapkan terimakasih. Tidak banyak orang yang memujiku cantik di dunia ku."
"Em,, apa anda mau pergi ke hutan yang ada di belakang castle, Putri. Hari ini para Fairy sedang menari dan biasanya kuncup bunga Menopolish akan mekar di pagi hari."
"Pergi keluar ya," Lezzy masih takut untuk berkeliaran di dunia asing ini. Bagaimana jika dia langsung di lihat Lord, bukan kah dia akan langsung mati?
"Anda tidak perlu khawatir, istana Timur sangat jauh dari kediaman Lord."
Seakan Auriel mengetahui kegelisahan Lezzy, imembantunyaenenangkan diri. Meski ia tidak yakin tapi Auriel juga akan gugup dan takut bisa berpaspasan dengan Lord, jangan kan dia seluruh mahluk Darkness World pun pasti takut. Apalagi dia yang akan menjadi Mate nya.
"---Hem, baiklah. Ayo kita pergi."
...-🌷-...
Lezzy berjalan sembari memejamkan mata. Ah~ini baru yang dinamakan ketenangan, lihatlah bagaimana hutan ini menghiburnya dengan sapaan anila dan gemerisik dedaunan yang saling bersentuhan akibat angin.
Sepanjang jalan bunga menopolis yang dikatakan Auriel memanjakan matanya. Rasanya semua rasa kecemasan nya selama ini cukup terbayarkan. Dia sangat berterimakasih atas saran Auriel yang membujuknya untuk keluar istana.
Lezzy duduk di salah satu patang pohon yang tumbang ia memetik bunga biru langit di sekitarnya untuk ia rangkaienjadi mahkota bunga. Kalau di pikir dulu Ibu nya selalu mengajatkan nya mengingat keluarganya pernah menjalankan bisnis toko bunga.
Meski ia cukup terhibur tapi kecemasan tetap tak bisa sepenuhnya hilang. Lezzy masih penasaran dengan wajah Lord yang akan menjadi pasangan nya nanti, bahkan sudah satu minggu ini dia tidak menunjukan sosoknya dihadapan Lezzy walau dia juga tidak berharap bertemu sih.
"Putri bagaimana jika kita menggelar tea time di hutan ini? Saya akan mengambilkan beberapa disert untuk cemilan tambahan, pasti akan sangat menyenangkan."
"Jika menurut mu itu menyenangkan, lakukanlah. Aku akan menunggu di sini."
Auriel terlihat antusias dalam melayani Lezzy dia pun bergegas pergi menyediakan hal yang akan membuat Tuan nya merasa lebih baik. Sedangkan Lezzy tetap duduk disana menunggu, mungkin lebih tepatnya merenungkan nasib nya yang terlalu mendadak berubah.
“Alice……”
Lezzy tersadar dari lamunan nya, ia menatap sekelilingnya, sepertinya tadi ada suara tapi ia tidak melihat ada seseorang. Auriel baru saja pergi, jadi tidak mungkin dia secepat itu tiba---atau bisa saja?
"Auriel?" Lezzy berjalan kecil sembari mencarinya kembali.
“Siapa yang kau cari Alice, lihat lah baik-baik aku ada di bawahmu..”
Mendengar suara kecil itu, membuat Lezzy melihat kebawah dan Ia melihat sosok kecil yang tingginya hanya sejengkal dari jarinya. Dua makhluk kecil cantik dengan sayap perinya yang berkilau emas, sedang duduk di atas bunga monopilis.
“Si-- siapa kalian?”
“Maaf membuatmu terkejut Alice, namaku Olyfia Krisian.”
“Dan namaku Lisza Fanessya, kami datang untuk memberi hormat kepada Putri Lezzy yang akan menjadi Ratu pengusa di Darkness World.”
Lezzy masih diam, ia masih terkejut dengan dua sosok peri kecil yang ada di hadapannya yang menurutnya meraka sangat lucu.
“Sepertinya, kau jauh lebih tertarik dengan sosok kami dari pada sambutan kami.” Ucap Olyfia.
“Ah, maaf aku tak bermaksud seperti itu---”
“Kau tidak perlu merasa bersalah Alice.”
“Alice, maksudmu itu aku?”
“Benar Lezzy kau adalah Alice kami.” Ujar Lisza sembari terbang membawa karangan bunga Lezzy untuk di letakan di atas kepala nya.
"Apa kalian pelayan yang menjaga kebun dan taman di istana ini?"
“Ras kami memang yang menjaga kebun dan taman di Lucifer Kingdom, tapi kami berdua bukan pelayan di istana Kekaisaran.”
“Lalu?"
"Kami hanya tamu yang tak diundang, hehehe."
"Benar, jika Lord tahu dia pasti akan mencabut sayap kami."
"Bukankah itu akan berbahaya untuk kalian? Mumpung tidak ada yang melihat, kalian bisa pergi."
"Tidak Alice, justru lebih baik kau ikut dengan kami."
“Kemana?”
“Tentu saja Pixifly Castle, daerah Fairy jauh lebih menyenangkan dibanding di sini, di sana ada banyak tumbuhan bunga yang jauh lebih indah lalu aku akan membantumu kembali ke Bumi---”
Stup!
“Akh!!”
Olyfia terbang menjauh dari Lezzy saat anak panah melesat jatuh di depannya ia menatap tajam, sedangkan Lezzy terkejut melihat itu.
“Siapa yang telah berani melakukan ini kepada Olyfia!” ucap Lisza.
“Menjauh lah dari Putri Lezzy, Olyfia!!”
Mereka bertiga melihat arah suara itu, Olyfia dan Lisza menatap terkejut dengan kehadiran sosok pria dengan mata abu-abu dari kaum Elf.
“Styvn? Hemm, sepertinya kau diutus untuk menjaganya.”
“Pergilah sebelum aku melaporkan sikap ketidaksopan mu kepada Lord!”
“Cih! Jika dia di sini dia akan semakin berbahaya, tidak seharusnya Lord membawa Alice kembali ke Darkness World.”
“Lord selalu berada disisinya, dan Ia tidak akan membuat calon Ratu terluka. Meski aku tidak mengerti yang kau maksud, akan lebih baik kau tidak melewati batasan itu Olyfia.” Styvn membalas ucapn Olyfia melalui komunikasi pikiran.
Sepertinya ini bukan waktu yang pas untuk membawa Alice pergi dari wilayah Demon. Sebelum pergi Olyfia terbangendekati Lezzy. “Sampai bertemu lagi Alice.”
“Apa anda terluka Putri?” tanya Styvn, saat Olyfia telah pergi.
“Tidak, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kau memanahnya?”
“Maaf atas ketidak nyamanan ini semua, Putri. Olyfia adalah pemimpin di kaum Fairy mereka suka dengan sesuatu hal yang baru atau sesuatu yang menurut mereka menarik, mereka bukan musuh walau sulit diperintah tetapi mereka masih menghormati Lord di dunia ini. Dan Panah itu hanya peringatan agar dia tidak melewati batas kesopan."
Dengan memanahnya? Bawahan dan atasan sama sama gila
“Be--begitu rupanya. Em, maaf kalau boleh tahu kau siapa?”
“Maafkan saya putri, nama saya Styvn More Lawier. Saya diutus Lord untuk mengawal anda selama anda tinggal di Darkness World.”
“Mengawalku, apa-----"
"Putri!" Auriel terlihat berlari sekuat tenaga menuju lokasi Lezzy dengan membawa banyak peralatan piknik. "Putri---huft.Maaf membuat anda menunggu lama."
"Aku tidak lama menunggumu, kau pasti kelelahan. Bernafaslah dengan pelan."
"Aku mem---ha! Saya memberi salam kepada Tuan Styvn."
"Apa kau pelayan Putri?"
"Benar, Tuan. Untuk beberapa saat saya akan melayani Putri."
"Lain kali, jangan biarkan Putri sendirian di luar. Jika Putri terluka, Lord tidak akan mentoleransi apapun alasan mu. Kau harus tahu siapa dirimu di hadapan Putri."
Auriel terlihat kecewa dan sangat bersalah, ia kemudian membungkuk kearah mereka. "Maaf Tuan. Maaf Putri, saya telah lalai---".
" Oh, kenapa kau memarahinya. Dia hanya mengambil makanan ringan untuk ku, aku tadi yang memerintahkan nya untuk pergi. Auriel dan Kakak nya justru lebih sangat menjaga ku, sedangkan kau datang dan langsung memanah seseorang tepat di hadapn ku."
"Bukankah secara logika kau adalah potensi ancaman ku untuk terluka. Walau kau mahir, tapi bisa saja panah itu mengenaiku dan juga hal itu dapat menyinggung pimpinan Ras lain. Dalam arti lain itu akan berdampak bagi diplomasi untuk Lord. Jadi perhatikan sikap mu dan meminta maaf kepada Auriel karena ketidak sopanan mu."
Styvn dan Auriel sangat terkejut terlebih Styvn yang sangat tidak menebak sikap Lezzy. Pasalnya ia tahu kalau Mate Lord adalah wanita dari dunia lain dan sangat buta mengenai kehidupan Darkness World. Tapi melihat caranya menanggapi persoalan ini dengan sangat cerdas dan menyekanya dengan membawa dalih diplomasi antar bangsawan---bukankah itu berarti dia sosok yang sangat bijak dan trampil dalam menghadapi situasi tanpa memandang kasta.
Styvn mungkin sedikit mengerti bagian mana yang sangat di pujai sosoknya oleh Lord meski tanpa memandang Mate kepadanya. Dengan lapang dada Styvn memberikan permintaan secara formal kepada Auriel.
"Maaf atas ketidak sopanan ku, Nona Auriel. Harusnya saya tidak terburu-buru dalam menilai seseorang."
"Tidak, anda tidak perlu sampai meminta maaf seperti itu, Tuan. Saya akan lebih berhati-hati kedepan nya jika memiliki kesempatan untuk melayani Putri." Auriel terlihat tersanjung dengan sikap prmintaan maaf dari seorang bangsawan terhormat apalagi dia salah satu orang keprcayaan Lord.
"Baiklah, sekarang mari kita tentukan tempat---dimana lokasi pas kita harus piknik hari ini?"
"Bagaimana jika di tepi danau? tak jauh dari sini ada danau." Styvn mencoba memberikan pendapat.
"Bukan ide yang buruk. Daptkah anda memimpin jalan?" Ujar Lezzy seakan ia menerima kehadiran Styvn tanpa harus merasa waspada.
"Mari lewat sini Putri."
...--_o•°🌷°•o_--...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Dhie
👍
2021-08-18
3
Risda II
luv
2021-05-09
1
Kim taehyung
kasih cuplikan gambar dong thor biar seru 1/2 gtu disetiap cerita gg usah bnyak2
2020-10-08
22