.... ...
...'Kau tidak perlu takut, tidak akan ada lagi yang akan menyakitimu atau meninggalkanmu. Ada aku yang akan menjagamu karena kau milikku, sayang!'...
.... ...
...--🌷--...
'Lezzy.....'
' Ikut dan Tetaplah di sisiku, lupakan semua hal yang membuat mu terluka. Tinggalkan dunia yang menolak kehadiran mu. Izinkan diriku menjaga dan melindungi mu, hanya aku seorang----Ratu ku.'
Suara bariton yang terdengar candu terus menarik dan menuntun langkah ku untuk menyusuri alam sadar ku. Sebuah mimpi yang terasa aneh sekaligus membingungkan----tapi terasa sangat merindukan.
Melangkah di permukaan air tanpa harus merasa takut bahwa diriku akan jatuh tenggelam ke dasar nya. Melihat semua aktivitas ibu kota yang berada tepat di dasar air nya. Terpantul dengan sangat indah layaknya permata malam. Apakah semua ini pertanda bahwa akan ada bencana tsunami? Tidak, mungkin!
Aku menepis jauh jauh pikiran bodoh tersebut. Hingga sesuatu hal yang tidak biasa menjadi hal yang menakjubkan untuk di pandang. Perhatian ku beralih pada ikan dan seluruh hewan penghuni lautan----justru berenang leluasa di angkasa tanpa air yang menjadi perantara mereka. Apa lagi terhadap aurora yang melayang indah menghiasi langit malam penuh dengan kilauan bintang rasi.
"Lezzy----"
...--,o🌷o,--...
Krink! Krink! Krink!!
Aku terbangun dengan sangat kasar karena terkejut dengan panggilan alarm yang memekik telingaku. Dengan keadaan sangat kacau. Aku mencoba menyadarkan diriku seutuhnya. Lalu melihat Hp yang masih berbunyi----yang selalu membantu membawa jiwa ku kembali dari alam mimpi yang menurutku----em, itu sangat aneh!
Apalagi mimpi itu berakhir saat suara pria yang menjadi kerinduan aneh yang begitu memabukkan pikiran. Ok! Biar ku beri tahu sesuatu hal. Suara itu terus memanggil namaku tanpa ku ketahui siapa pemilik nya apalagi tujuan dari mimpi itu sendiri.
Dan parah nya mimpi ini juga menjadi teman malam saat aku tertidur----terus berulang selama 10 tahun. Sehari setelah kepergian orangtuaku karena kecelakaan lalu lintas. Saat itu juga pertama kalinya aku mengalaminya. Dan aku sudah sangat terbiasa dengan mimpi tersebut.
Trink!
Pesan masuk dari sahabat kecil ku. Mengingatkan aku dengan pertemuan kelas di jam kuliah yang sangat padat. Belum lagi dengan alarm pemberitahuan pada kalender hari ini, bahwa setiap Kamis aku harus masuk kerja part time lebih awal dari jam hari lain nya. Huft! Hidup yang selalu berulang tanpa ada kegiatan menyenangkan lainnya, sungguh sagat melelahkan.
Aku menatap baik-baik sosok ku yang terparas sangat berbeda dan asing untuk manusia pada umumnya. Melihat pantulan diriku sendiri di cermin dengan tidak begitu berharap banyak memiliki kegiatan sosial seperti gadis-gadis di luar sana, karena aku aneh(?)
Baik, biar ku perkenalkan diriku. Nama ku Prycilia Lezzy Crownsiamoer.
Wanita berusia 23 tahun dan tanpa kekasih (seumur hidup!) jangankan pacaran dekat dan berbicara dengan pria saja tidak pernah. Orang selalu menatapku aneh. Apalagi aku memiliki fisik yang tidak biasa. Sorry maksudku, aku memiliki mata biru sebiru samudera. Rambut abu-abu keperakan dan kulit putih yang agak pucat. Meski begitu hal yang masih aku syukuri dari fisik aneh ini, aku di anugrah kan wajah cantik bak seorang dewi.
Bukan karena aku berlebihan dalam menilai diri, tapi sungguh aku memang terlihat berbeda, lalu apakah aku mendapat banyak pujian? Tidak, justru hal konyol dan perkataan tidak senonoh yang aku terima.
Dengan sosok ini. Ada banyak julukan yang aku terima sebagai penghargaan dari para gadis-gadis yang menatap benci serta pria yang menatap rendah diriku. Ada yang bilang aku albino atau makhluk aneh seperti alien, hantu? Bahkan lebih parah nya di sebut monster operasi wajah. Entahlah itu pandangan mereka mengenai ku.
Tapi aku harus tetap bersyukur dan harus selalu optimis agar tetap hidup. Tidak akan aku sia-siakan kehidupan yang kedua orangtuaku berikan kepadaku, dan itu sudah jadi hal lumrah bagiku.
Tidak perlu banyak tanggapan cukup diam dan urusi saja diriku sendiri, toh mereka juga belum bisa menilai hidup mereka.
"Hari ini, harus tetap semangat!" Ujar ku mencoba menyemangati diriku sendiri.
...---,o🌷o,---...
*Kampus
- Perpustakaan.
"Ini membosankan." Mia menjadikan buku referensi skripsi nya sebagai alas batal---penopang kemalasan dari beban pikiran nya. sembari memandang lesu Lezzy di sebelahnya.
"Jika kau terus bermalas-malasan. Aku tidak bisa menjamin, kau akan lulus di tahun yang sama seperti ku." Lezzy beranjak pergi.
"Aa! Kau mau kemana?"
"Aku harus menyerahkan laporan akhir bulan kepada Profesor. Kau tahu kan aku sedang mengajukan proposal magang di Rumah Sakit besar sebelum sidang skripsi ku?"
"Tunggu dulu, aku tahu kau murid kesayangan Profesor. Tapi tuangkan lah kejeniusan mu kepada mahluk remah ini."
Lezzy menatap curiga. "Kali ini kau mau aku bantu mengerjakan tugas yang mana?"
"Hehe, tolong carikan delapan buku mengenai bidang zat dan saraf jantung."
"Apa?! Tidak mau ah, kau dan aku di fakultas dokter dengan jurusan bidang yang berbeda."
Mia menarik sweater Lezzy sembari merengek. "Aku janji ini yang terakhir, Lezzy."
"Enggak! ah, lepas Mia. Jika Ayah mu tahu sikap mu seperti ini dia akan menyita ATM bulanan mu."
"Itu sebabnya, sebelum Ayah ku membunuh ku dan menyita segalanya---tolong aku Lezzy, kita kan sudah lama bersahabat."
Lezzy melirik bosan, "Baiklah, hanya sekali ini saja. Kau tahu kan, Aku tidak bisa membohongi Paman dan Bibi."
"Kyaa!! Lezzy memang yang terbaik. sini cium dulu my bestie!" Mia memeluk Lezzy dengan girang tapi di tahan oleh Lezzy sebelum sahabatnya ini mulai kehilangan akal.
"Oya, mengenai proposal mu. Apa tidak mau kau pikirkan? biaya magang di rumah sakit ternama juga mahal loh, apalagi jika staf ahlinya menginginkan buah tangan. Biaya Kuliah mu saja sudah cukup besar. "
"Ia sampai-sampai membengkak. Justru itu siang nanti aku harus bekerja. Jadi untuk sementara, maaf aku tidak bisa ikut makan malam di rumah mu. "
"Ibu pasti kecewa----Lezzy jika kau mau, aku bisa bilang Ayah ku mengenai biaya kuliahmu, dan kau juga bisa tinggal di rumah."
"Kau tidak perlu khawatir, terima kasih untuk semuanya selama 10 tahun ini. Aku juga tidak sedang menyewa apartemen,rumah peninggalan orangtuaku sudah sangat cukup untuk ku. "
"Lezzy sudah 5 tahun kau bekerja untuk membiayai pendidikan mu."
"Shut..., Mia kau dan keluargamu sudah banyak membantuku dari dulu dan aku tidak mau merepotkan kalian lagi, jadi aku akan membiayai kebutuhan hidupku sendiri, oke."
"Tapi---"
"Mia, aku mau kau menghargai pencapaian ku, kau tidak perlu khawatir."
"Kau yakin?"
Mendengar itu dengan cepat Lezzy mengangguk semangat. Mia tau Ia juga tidak bisa memaksa kehendak Lezzy, toh Lezzy juga tidak merasa tertekan.Baiklah lebih baik Mia diam dan tetap menyemangati Lezzy.
"Baiklah, kalau begitu aku pulang duluan. Saat ini cuaca semakin dingin. Tolong kenakan mantel hangat mu saat bekerja, jika ada waktu aku akan ke sana."
"Siap laksanakan." celetuk Lezzy meyakinkan sahabatnya.
Melihat Mia meninggalkan perpustakaan, Lezzy kembali menelusuri labirin rak buku. Mungkin saja Ia akan menemukan beberapa buku dari permintaan Mia tadi, karena ia masih punya waktu 24 menit sebelum bertemu Profesor.
Bukh!
Lezzy menoleh setelah mendengar suara buku jatuh, dan Ia juga melihat beberapa buku berserakan dilantai. Lezzy mengambil dan menyusun kembali buku yang jatuh ke dalam rak. Mata savier birunya menangkap sebuah buku yang terselip dibawah rak. Ia mencoba meraih nya walau sedikit kesusahan namun Ia berhasil mendapatkannya.
Ia usap buku yang sedikit berdebu itu, Lezzy baca judul buku yang menurutnya sedikit aneh 'Darkness World' dan melihat penulis buku itu yang bernama 'Rechard Melware'.
"Pengalaman penulis saat terjebak di dunia Darkness World, tempat yang hanya ditinggali mahluk mitologi seperti Elf, Fairy, Vampire-----Oh ayolah, apa para jurnalis ini sudah mulai kehilangan ide untuk meneliti sesuatu yang bermanfaat? Lagipula mahluk seperti itu hanya mitos! Jika ada kemungkinan ada, sudah dari dulu mereka di periksa. Lebih baik dia menjadi penulis dongeng dari pada menjadi seorang jurnalis." Ucap Lezzy sembari meletakan buku itu di rak kembali dan berjalan pergi.
Tak lama setelah Lezzy pergi seseorang datang dan mengambil buku yang tadi sempat di baca Lezzy lalu dengan cepat pergi bagaikan hembusan angin, hilang tanpa jejak ataupun suara.
...--,o🌷o,--...
*Cafe Caln'teni Wisteria
"Silahkan datang kembali tuan." Ucap Lezzy sembari tersenyum setelah memberikan pesanan coffee milik pelanggan.
Ia menatap jam dinding sudah pukul 18.32 sore, sebaiknya Ia segera mengganti part time nya sebelum gelapnya malam menguasai hari. Lezzy tidak suka gelap walau tidak mungkin tapi Ia takut jika kejadian orangtuanya terulang kembali.
"Terimakasih untuk hari ini Pak Manager."
"Pulang dan istirahatlah Lezzy, besok kau harus kuliah bukan? Mengenai uang bulanan mu akan ku transfer besok saja, berbarengan dengan karyawan yang lain. karena tanggal 14 aku akan pergi dan kembali 2 minggu lagi."
"Baiklah, sekali lagi terima kasih karena sudah mempertahankan ku untuk tetap bekerja di sini, selama 5 tahun."
Lezzy berjalan keluar Cafe. Menatap langit hitam dengan lara. Lezzy angkat tangannya membiarkan butiran salju mendarat di telapak tangan putihnya.
"Salju akan segera turun, sebaiknya aku segera kembali."
Terlihat uap putih dari hembusan napasnya. Dengan mempertahankan kehangatan pada tangan nya. Lezzy menggosok kuat kedua telapak tangannya. Karena mau bagaimana pun di bilang indah----Lezzy memiliki kebencian tersendiri terhadap musim dingin sejak usianya 11 tahun.
Lagipula apa yang harus disenangi saat musim dingin tiba? Tidak ada tanaman yang bermekaran, hewan dan manusia pun lebih baik tetap diam di rumahnya dan memilih menghangatkan diri. Lebih parah nya musim ini dapat merenggut nyawa---seperti tragedi Orangtuanya.
Sesampainya di rumah, dengan cepat Lezzy membersihkan diri membiarkan air hangat menyapanya. Ia melihat wajahnya di cermin yang mengembun akibat uap panas dari bak mandinya. Menatap intens setiap lekuk wajahnya dari mata, bibir, hingga rambut.
Jika dikatakan ia tak perduli dengan cibiran orang lain, tentu baginya itu bohong. Karena sejujurnya, ia juga terluka.
Lezzy juga selalu menangis di kamarnya saat di bangku SMP, ia juga heran kenapa ia memiliki wajah yang berbeda dengan orang lain, bahkan Ayah dan Ibunya tidak memiliki mata dan rambut yang sama seperti dirinya.
Dulu Ia pernah bertanya tapi Ibunya selalu bilang Lezzy itu istimewa dan tidak boleh benci dengan dirinya yang saat ini, dan harus bersyukur kepada sang Pencipta karena diberikan wajah yang cantik.
Tak mau terus memikirkannya segera Lezzy bangkit dan mengenakan pakaiannya, lebih baik Ia menghilangkan rasa lelahnya hari ini dengan tidur.
"Huft, semua akan baik-baik saja. Esok dan hari selanjutnya, aku----akan baik-baik saja." Lezzy menyeka air matanya dan menenangkan pikiran nya, sebelum akhirnya tidur menyambut dirinya.
...--, o🌷o, --...
'Lezzy.....'
"Siapa?"
'Kemari lah Lezzy.....'
"Siapa di sana, hentikan semua ini dan tunjukan dirimu!"
Lezzy terus berteriak mencari tahu suara yang selalu menyapanya di alam mimpi. Menatap sekelilingnya dengan sangat waspada namun tidak ada satupun orang di sana.
"Tunjukan dirimu! Jelaskan maksud dari ini semua, apa yang kau inginkan dariku?"
'............'
"Apa maksudmu, kenapa aku harus meninggalkan Bumi dan ikut denganmu, memangnya siapa diriku?"
'Karena kau adalah Mate, Ratu ku----'
Seketika tubuh Lezzy yang mendengar itu terdiam dan detik itu juga sekelilingnya langsung gelap tanpa ada cahaya. Tubuh Lezzy mulai gemetar takut akibat kegelapan, dengan hawa dingin mulai menerpanya seakan mencekam lehernya sendiri.Seakan ia terikat oleh sesuatu yang tidak bisa di lihat dengan kasat mata.
Tubuh Lezzy semakin bergetar hebat disaat Ia melihat sosok gagah berdiri di hadapan nya. Tanpa tahu wujud rupanya akibat minimnya pencahayaan, hanya saja satu hal yang ia ketahui adalah sorot matanya yang berwarna merah pekat.
Sosok itu perlahan berjalan kearah Lezzy, dengan reflek Lezzy berjalan mundur dan berlari tanpa arah karena sekelilingnya gelap.
Lezzy menyesal telah bertanya kepada suara itu. Ia takut dan berharap ada seseorang yang akan menolongnya, namun sepertinya mustahil karena memang tidak ada orang lain selain dirinya.
Dan seketika lari Lezzy terhenti ketika sosok menyeramkan itu sudah berada dihadapan Lezzy. Dengan pelan sosok itu memegang helaian rambut abu-abu Lezzy. Ia mencium wangi khas dari tubuh Lezzy lalu mengusap wajah Lezzy dengan lembut.
Bisa Lezzy rasakan saat kuku panjang dan tajam itu bergerak mengusap wajahnya. "Akh!!"
Lezzy merintih saat kuku itu berhasil menggores sedikit pipinya, membuat darah pekat Lezzy mengalir ke kukunya. Tanpa ragu,ia lalu menjilat kukunya yang terdapat darah Lezzy sembari tersenyum penuh nikmat.
'Maniss.....'
"Ku-- kumohon, lepaskan aku, hiks...," Ucap Lezzy terbata-bata. Belum lagi dengan air mata yang sudah tidak bisa ia bendung. Jatuh begitu sja. Sosok itu memeluk Lezzy dengan lembut dan menghirup aroma manis dari tubuhnya.
'Kau tidak perlu takut, tidak akan ada lagi yang akan menyakitimu atau meninggalkanmu. Ada aku yang akan menjagamu karena kau milikku, sayang!'
Detik itu juga air yang berada dibawah kaki Lezzy perlahan mulai mencoba menenggelamkannya bersama sosok misterius itu. Lezzy tidak bisa bergerak tubuhnya lemas kedua mata savier nya mulai tertutup. Membiarkan rasa dingin dari air menjalar ke tubuhnya, melahapnya.
Apa ini akan menjadi akhir hidupnya? Ayah, Ibu tunggu Lezzy mungkin aku akan menyusul kalian. Pikir Lezzy dan membiarkan mimpi ini menelan kesadaran nya.
'Tidurlah Lezzy, lalu bangunlah di kehidupan barumu bersamaku----hanya untuk diriku...'
...---o.O🌷O.o--...
.... ...
...“Lekas lah bersihkan dirimu, aku akan menunggumu di bawah untuk sarapan, Lezzy."...
.... ...
...--🌷--...
Lezzy menggeliat manja. Rasanya ia tidak berniat bangun hari ini, kenyamanan yang membungkus di waktu fajar nya sangat jarang ia rasakan. Seakan semua rasa lelahnya kemarin terbayar sudah hanya dengan tidur.
Sungguh Lezzy ingin tidur sedikit lebih lama di ranjang tidurnya. Apalagi Pagi ini rasanya sunyi, tidak ada alarm yang mengganggu tidurnya, atau dering ponsel dari Mia yang terus berbunyi juga tidak mengusiknya, biarlah untuk hari ini saja ia tidak masuk kuliah.
Lezzy bergerak mencari posisi ternyaman untuk melanjutkan tidurnya, sembari merangkak naik meraih sesuatu di sekitarnya untuk menjadi tumpuan sandaran kepalanya. Wah, ini sangat nyaman---sesuatu yang keras dengan dekapan hangat serta aroma bunga lily yang menyeruak dari aroma bantal yang sangat memabukkan.
Tunggu! Bantal nya benar-benar keras, dan yang pasti suhu tubuhnya sangat hangat padahal setahunya ruang kamarnya tidak ada mesin penghangat di musim dingin---lebih tepatnya sesuatu yang ia dekap ini benar-benar hangat dan sangat terasa asing.
Lezzy tersadar dari khayalannya dan mulai membuka kelopak mata savier nya perlahan, melihat sembari menerawang menatap sesuatu di hadapan nya yang---Oh Dewa! Dada bidang berotot yang saat ini ia jadikan sandaran hangat barusan sangat terlihat menggoda dan menawan, ada tepat di hadapan nya.
Terkejut? Bukan lagi. Lezzy sampai shock bahkan mulut ranum mungilnya terbuka tidak dapat mempercayai apa yang dia lihat di pagi hari ini!
“Tidurlah kembali, jika kau masing mengantuk.”
Lezzy menangkap suara candu---nada baritone rendahnya yang sangat ramah membuat Lezzy menoleh kearah kiri. Menatap terpesona saat manik merah sepekat darah melirik sayu kearahnya dirinya, apalagi bulu mata hitam panjang nya yang menjadi penyempurna wajah rupawan dari sesosok pria yang tertidur berbaring di bawahnya, karena saat ini Lezzy masih menyandarkan setengah tubuhnya di atas dada bidang milik mahluk cantik tersebut.
Sekejap Lezzy terbuai dengan sosok tampan yang bahkan sangat tidak wajar---terlebih untuk jantungnya. Pria itu meraih helaian rambut Lezzy yang perlahan bergerak turun dari telinganya.
"Atau, kau bisa bangun." Sosok itu menyelipkan kembai dan merapihkan rambut Lezzy. "Bagaimana, mau sarapan dulu atau mandi?" Lanjutnya.
"Mandi.... " lirihnya masih terhipnotis dari mahluk indah di hadapan nya. Pria itu pun tersenyum seakan mengatakan selamat pagi melalui wajah penuh cahaya kharisma tersebut.
Tidak! Sadarkan dirimu Lezzy.
Seakan akal sehat dan raga Lezzy telah kembali seutuhnya. Lezzy mendorong mundur dirinya untuk menjauhi pria tersebut. Bukan saat nya dia terpukau, yang jadi masalah terbesarnya adalah---Dia bangun di pagi hari bersama seorang pria di ranjang tidurnya!
Hm? Apa benar ini kasurku? Kamar ini juga bukan milik ku. Apa aku salah masuk rumah?
Lezzy memperhatikan baik-baik lingkungan nya yang sangat terasa asing apalagi ruangan ini ter desain dengan model abad pertengahan kerajaan yang sagat kasual. Apa ini hotel? Ha! Masa sih?
Lezzy berperang dengan pikiran nya yang sangat terlihat kacau. Gak mungkin kan, kalau dia memesan hotel dengan seorang pria? Lezzy tertawa kecil merutuki pikiran nya yang konyol. Meski terkadang dia memimpikan seorang kekasih---tapi jika sampai menyewa seorang pria penghibur itu tidak benar! malah tidak akan mungkin, karena gaji nya saja tidak akan sanggup memenuhi pelayanan seperti---Akh! tidak bukan itu yang harus dipikirkan.
Oh demi dewa, ini membuat ku terlihat semakin gila karena terlalu lama hidup sendiri. Aku yakin sekali semalam aku pulang ke rumah.
"Apa kau baik----"
"Aa! Jangan mendekat." Lezzy yang panik langsung memotong ucapan pria di hadapan nya, kemudian ia melirik---meraih selimut di sekitarnya guna menutupi tubuhnya yang telah mengenakan piyama dress tidur tipis berwarna putih.
"Leez-----"
"Tidak, jangan mendekatiku." Lezzy turun dari ranjang dan bersembunyi di balik gorden besar serta tinggi di dekat jendela. Ia sangat ketakutan dan juga bingung. bagaimana tidak, jika pria itu menatapnya sangat intens seperti predator yang mengincar mangsa.
Apalagi mata merahnya. Apa itu adalah warna mata yang wajar. Lezzy mencoba mengingat kembali apa yang terjadi tapi hasilnya tetap tidak membuahkan hasil. Ini sangat aneh dan membingungkan.
' Siapa pria itu sebenarnya? '
“Lekas lah bersihkan dirimu, aku akan menunggumu di bawah untuk sarapan, Lezzy."
Nada rendah yang sangat ramah itu berbisik di telinga Lezzy dari balik gorden. Dengan sigap Lezzy menyibak gorden yang membungkus dirinya mencoba menahan pergi pria tersebut.
"Tunggu sebentar----Hm, kemana dia pergi?" Lezzy yakin ia tidak mendengar pintu terbuka atau tertutup, bahkan reaksinya sangat cepat harusnya pria tersebut masih di tempat, ini saja belum ada semenit.
“Seharusnya dia menjelaskan dulu baru pergi. Oh, adakah seseorang yang bisa menjelaskan kenapa aku bisa ada di sini?!"
“Itu karena Putri dibawa oleh Yang Mulia kemari.”
"Ya ampun!" Lezzy dibuat kaget dengan kehadiran perempuan yang tiba-tiba saja ada disebelahnya. Gadis cantik berambut pink bubble gum dengan pakaian pelayan, belum lagi mata besarnya dengan warna setara dengan rambut pink-nya.
“Siapa lagi kau, dan bagaimana kau bisa masuk?”
“Maaf telah membuat anda terkejut Putri, saya diutus untuk melayani semua keperluan anda selama disini.”
“Aku, maksudmu kau akan melayaniku?”
“Benar Putri, mari ikuti saya. Persiapan mandi anda sudah selesai." Ujarnya dengan senyuman.
Lezzy diam melihat gadis tadi berjalan menuju kamar mandi, ia masih belum bisa menyimpulkan sesuatu dengan keadaannya yang sekarang dan masih menyimpan seribu pertanyaan dibenaknya.
Lezzy berjalan mengikuti gadis tadi dan matanya dibuat takjub dengan kamar mandi yang waw, ini sudah tidak bisa dikatakan kamar mandi lagi, tapi sudah jadi tempat pemandian air panas yang mungkin bisa mencakup 100 orang.
Terdapat kolam air panas luas dengan lima pilar yang mengelilingi kolam, di bagian atap ada lukisan awan belum lagi patung ikan air mancur yang berlapis emas, sebenarnya ada dimana ia saat ini?
"Biar saya bantu membuka gaun tidur anda."
Lezzy langsung berjalan menjauh dan menatap bingung, saat ia tiba-tiba membuka ikatan tali baju tidurnya.
“Apa anda perlu yang lain Putri?”
“Bukan begitu, aku---aku akan melakukan nya sendiri. Kau tidak perlu membantu ku mandi."
"Baik Putri. Tapi sebelum itu biar saya membantu mengatur persiapan terakhir air mandinya." Wanita pelayan itu berjalan mendekati kolam tersebut, ia mengulurkan tangan kanan nya dan secara ajaib---buih yang yang keluar dari dalam kolam mengeluarkan aroma bunga mawar yang sagat harum.
"Apa anda menyukai aroma mawar, Putri?"
"Hm, tidak buruk. Aku menyukainya, tapi bagaimana kau melakukan nya?"
"Iya?" Wanita pelayan itu terlihat bingung, namun dengan ramah ia menjelaskan nya. "Saya menggunakan sihir, di bangsa Mermaid hal ini sangatlah biasa di lakukan karena sudah menjadi keahlian kami."
"Sihir? Mermaid?"
"Em, apa ada yang anda perlukan lagi, Putri?"
"Ti--tidak" Lezzy terlihat menyangkal apa yang ia dengar barusan. "Ini sudah cukup, kau bisa pergi."
"Bawakan barangnya," Ujarnya entah kepada siapa.
Dan tiba-tiba saja datang mahluk mungil seukuran jengkal manusia, bersayap dan terbang menghampiri wanita pelayan tersebut, mirip seperti peri kecil yang selalu di legenda kan.
“Tolong bunyikan bel ini ketika anda telah selesai mandi, Putri. Saya akan membantu anda menganti pakaian yang akan anda kenakan.”
Lezzy terdiam melihat kepergian mahluk mitos yang baru saja terbang melewatinya setelah membungkuk hormat kepadanya.
"Putri?"
"----Oh, iya. Aku akan memanggilmu."
"Kalau begitu saya mohon undur diri, berendam lah dengan nyaman Putri." Kemudian wanita itu perjalan pergi meninggalkan Lezzy yang diam dengan wajah kebingungan seolah otaknya menyimpan banyak pertanyaan.
...--.o🌷o.--...
Lezzy menatap dirinya dengan gaun kerajaan berwarna peach, hiasan bunga putih dan pink yang ada di rambutnya menambah eksen elegan terhadap dirinya. Semua dilakukan oleh wanita pelayan tersebut seorang diri, apa dia pernah bekerja di kantor make up?
Tapi yang jadi masalah barunya sekarang adalah rasa mual yang tiba-tiba saja naik hingga rongga mulutnya. Ini karena gadis pelayan tadi menarik kuat tali pada bagian korset di pinggangnya hingga membuat perutnya terasa kencang.
Belum lagi ia terus berjalan turun menuruni tangga yang entah sampai kapan anak tangga ini akan habis, memangnya seberapa tinggi tempat ini? Lezzy hanya bisa diam sembari melihat bangunan tempat ini.
Sesekali ia berpapasan dengan berbagai pelayan yang menunduk hormat lalu setelah melewatinya mereka berbisik ria seakan membicarakan sosoknya. Yah dia sudah sering melihat kejadian ini sejak kecil. Tapi yang membuatnya keheranan adalah wujud mereka yang terkadang terlihat tidak seperti manusia sewajarnya.
“Kita sudah sampai Putri.”
Lezzy menatap dua pintu besar berwarna hitam dengan ukiran tengkorak yang sedang memegang pedang. Melihat pintu itu membuat suasana tempat ini semakin horor apalagi warna dan bentuk bangun ini yang terlihat sangat gelap dan juga beberapa miniatur patung berbentuk monster di setiap sudut dan persimpangan lorong.
Lezzy melangkah masuk, di sana terdapat meja makan panjang dengan memiliki 40 kursi yang mengitarinya. Sajian makanan yang tersusun dari ujung meja hingga ke ujung sebaliknya, menarik perhatian Lezzy.
"Anda bisa duduk di sebelah sini Putri." Wanita itu menarik kursi untuk Lezzy.
"Apa semua ini adalah menu sarapan?"
"Benar, Putri."
"Tapi ini terlalu banyak. Apa wajar jika makanan ini di sebut sarapan pagi---bahkan untuk satu orang?"
"Ah, anda tidak perlu khawatir untuk menghabiskan semua, dan juga Yang Mulia akan menemani anda juga." Wanita itu melirik kerah kursi jauh di ujung---bersebrangan dengan posisi Lezzy. "Tapi sepertinya beliau sedikit terlambat. Jadi Yang Mulia berpesan anda dapat menikmatinya duluan."
Ini tidak masuk akal----semua yang terjadi hari ini sangat sulit di cerna Lezzy. "Aku, haa..., aku ingin bertanya kepada mu."
"Silahkan, Putri."
"Pertama-tama, bolehkah aku tahu nama mu?"
“Oh, maafkan atas kelalaian saya Putri, nama saya Ariel Adulthim. Saya seorang pelayan dari istana barat, untuk saat ini tugas saya melayani anda.”
"Baik, senang berkenalan dengan mu Nona Ariel."
"Anda tidak boleh bersikap formal kepada saya. Anda bisa memanggil nama saya tanpa kasual kesopanan."
"Em,, baiklah---Ariel." Melihatnya reaksi Ariel menjadi lega, membuat Lezzy berpikir tempat ini aneh. "Kedua, aku mau tahu kenapa kau memanggil ku Putri dan siapa itu Yang Mulia?"
"Karena anda tamu terhormat Lord di Kekaisaran ini sedangkan Lord adalah Kaisar di dunia ini. " Ujarnya. Tapi keheningan terjadi diantara mereka, dan hanya saling balas membalas menatap.
"Hanya itu?" Ariel mengangguk.
Oh ayolah, penjelasan itu tidak membatu apapun justru menambah list pertanyaan dalam benaknya. Ap dia sedang bermimpi? Seprti lucid dream, memasuki dimensi berbeda dan terjebak?
Ha! Ini tidak mungkin, Lezzy mencubit pipinya dan seketika ia meringis sakit karena itu sakit! Jika terasa sakit apa ini benar-benar bukan mimpi? Ibu tolong bawa aku kembali dari mimpi aneh ini
“Maaf mengganggu anda Putri, apakah anda kurang suka dengan sajiannya atau mau saya bawakan yang lain?”
“Tidak ini sudah cukup, malah terlihat sangat banyak.” Ucap Lezzy sembari tersenyum canggung. "Em, sepertinya aku tidak begitu lapar. Apa kau bisa membawaku jalan-jalan keluar?" pinta Lezzy mencoba mencari celah dan menganalisis sendiri tempat apa ini.
"Tentu, tidak ada tempat yang tidak bisa anda datangi. Atau anda mau saya sampikan kepada yang mulia Lord agar anda dapat bertemu?"
Lezzy berpikir sejenak. Benar dia bilang yang membawanya yang mulia Lord, jika dia menemui sumber masalah itu akan membantu memecahkan masalahnya. Terlebih dimana pria yang pagi tadi ia temui? Siapa dia?
“Baiklah, bawa aku kesana.”
Mereka melewati banyak ruangan dan lorong istana yang sangat menakjubkan bagi Lezzy, apalagi pada bagian luar istana yang sangat terasa beda nuansanya. Seakan ia benar-benar masuk kedunia lain dan bukan Bumi.
Untuk Sesaat perjalanan mereka tertunda karena Ariel menerima pesan sesuatu dari seorang penjaga dengan baju berlapis baja selayaknya prajurit istana di dongeng. Kemudian kembali menghampiri Lezzy.
"Putri maaf, saya harus mengantar surat resmi ini ke penjaga pos di gerbang istana. Kediaman Lord masih sedikit jauh dan---tidak ada pelayan yang dapat menggantikan saya sebentar menemani anda."
"Kalau begitu, aku akan menunggu mu. Apa itu cukup memakan waktu?"
Ariel nampak berpikir "Tidak Putri, saya hanya akan pergi sekitar 20 menit. Bagaimana jika anda mengunjungi perpustakaan sembari menunggu saya?"
"Baiklah."
Ariel mengantarkan Lezzy kedepan pintu. "Apa anda yakin tidak masalah saya tinggal sebentar, putri?"
"Jangan khawatir aku biaa menjaga diriku dan akan menunggu mu dengan baik di perpustakaan."
"Baiklah, sekali lagi saya minta maaf Putri. Kalau begitu saya undur diri dulu."
Setelah kepergian Ariel Lezzy berjalan menelusuri perpustakaan istana yang jauh lebih indah daripada bentuk lorong istana yang memiliki ratusan lukisan. Karena sejak dulu ia sangat suka perpustakaan, ini menjadi tempat ternyaman daripada beberapa ruangan lain.
Tapi kekaguman itu hanya sesaat, saat Lezzy membaca tiap judul bahkan perhalaman dari buku yang tersusun---itu karena dia tidak dapat membaca tulisan yang tertera di sana. Dan hal ini menambah 1 poin lagi untuk menguatkan dugaan nya mengenai tempat ini.
Sudahlah, toh dia akan tahu jika bertemu dengan sososk Lord seperti kata Ariel. Lezzy kembali melihat buku dan mencoba meraih salah satu buku.
"Apa kau sudah mendengarnya?"
"Maksudmu mengenai salah satu bangsawan yang membantu penyusup pembunuhan Lord melarikan diri?"
Dari sebrang rak buku pada posisi Lezzy terdengar pelayan pengurus perpustakaan bergosip secara berbisik, dan hal itu dapat di dengar dengan jelas olehnya.
"Kau benar, Aku kasihan dengan Count Elzhar. Dia asti akan di habisi oleh Lord kali ini."
"Seperti nya Lucifer Kingdom juga tidak akan prnah tenang jika sehari saja Lord tidak membunuh."
“Lord sangat susah di temu bahkan bangsawan tinggi pun sering kesusahan jika bukan karena para Tetua yang menjadi pondasi penengah. Aku yakin Lord akan menghabisi para pngikut Count."
"Kita yang bekerja seharian di istana pun tidak pernah sekalipun melihat sosok Lord. Tapi yang ku dengar. Dari banyak mereka yang pernah bertemu dengannya, beliau tidak pernah memandang ramah bahkan tersenyum itu sesuatu yang mustahil, Yang Mulia memiliki insting kuat dalam menilai seseorang jika ia tidak menyukainya beliau akan menyingkirkannya bagaimanapun caranya."
“Ah, aku ingat terakhir kali keluarga Eral dari bangsawan Wizard. Mereka semua di gantung di kota utama. Iih, itu mengerikan!"
"---Beredar kabar juga, beliau seorang yang keji dan kejam jika ada dari bawahannya yang tidak patuh maka Ia akan menyiksa, menghukum hingga ia benar-benar puas dengan tindakannya."
"Apa kau sudah mendengar ada wanita persembahan lagi yang datang ke istana. Aku yakin wanita itu juga akan segera mati."
"Maksudmu wanita yang di bawa Lord kemarin malam? Bukankah dia Mate Lord, para pelayan dari istana Timur mengatakan hal tersebut."
"Apa kau percaya dia adalah Mate Lord? Seprtinya kau lupa, beberapa bangsawan mencoba mengirimkan putri mereka sebagai kandidat calon Mate Lord untuk mengisi posisi Permaisuri. Tapi kau mau tau kenapa para waita bangsawan itu tidak terlihat lagi atau di sebut sebagai persembahan?"
"Apa?"
"Itu karena mereka langsung di habisi di tempat oleh Lord. Ada yang bilang Lord sangat menyukai darah wanita muda untuk meningkatkan kekuatan nya, dan itu sebabnya kenapa setiap wanita yang di katakan sebagai Mate Lord akan menjadi prsembahan untuknya."
Lezzy diam, Ia gemetar ketakutan mendengar pembicaran tersebut. Sosok bernama Lord itu adalah pria keji yang hanya tahu membunuh untuk lepaskan dahaga ketamakan nya saja! itulah yang lezzy tangkap dari pembicaraan mereka.
Oh sungguh, kasihan sekali wanita yang akan menjadi mate nya itu. Sebisa mungkin aku harus menjauhinya dan pergi dari tempat menyeramkan ini, syukurlah aku tidak jadi bertemu.
"Sebaiknya kita berhenti membicarakan beliau, karena Lord punyatmata mata di istana untuk membunuh bawahan nya yang tida patuh."
"Ayo kita pergi saja."
Lezzy mencoba melihat sebrang rak tadi menatap dua pelayan yang tadi asik bergosip berajalan menjauhi tempat itu.
“Sepertinya aku perlu bertanya kepada Ariel nanti------”
“Apa yang kau lakukan disini?”
...__-o🌷o-__...
...
...
.... ...
..."Kau benar. Taman ini menanti pemelik aslinya datang, meski sudah berpuluh tahun lama nya."...
.... ...
...--🌷--...
“Apa yang kau lakukan disini?”
Bukh!!
Lezzy menjatuhkan buku ditangan nya, menoleh kebelakang----menatap terkejut pemilik suara baritone yang sama persis dengan suara pria ketika di kamarnya tadi pagi, ia tatap pria yang ada dihadapannya.
Wajah tampan berambut hitam panjang sedikit berantakan serta mata berwarna merah, apa lagi aura yang pria itu keluarkan begitu tajam dan dingin menimbulkan kesan tegang terhadap Lezzy.
“Aku tanya, apa yang kau lakukan disini?”
“Aa--aku hanya sedang membaca buku disini…” ucap Lezzy sembari menundukkan kepalanya, ia benar-benar takut dengan tatapan pria itu. Berbeda dengan suaranya yang sangat rendah---tapi auranya sangat mengerikan, apalagi ketika mata merahnya melirik sedikit sinis kearahnya.
“Kau bisa membacanya?”
Lezzy menggelengkan kepalanya, pria itu menatap buku yang yang dijatuhkan Lezzy tadi dan kembali menatapnya.
"Ekhem, dimana pelayan mu? Apa kau sudah sarapan?"
"Itu, Ariel sedang pergi sebentar. Untuk sarapan aku melewatkan nya----"
"Apa pelayan mu mengabaikan mu?" seketika Lezzy diam menegang saat aura menyeramkan terasa hingga membuat tubuhnya bergidik ngeri. Dia seperti moster yang siap melahap seseorang.
"Siapa nama pelayan mu, biar ku bereskan dia."
"Apa?"
"Akan lebih baik jika dia di hukum----"
"Sebentar! Ariel tidak melakukan kesalahan." Lezzy meraih kemeja putih pria tersebut. "Aku memang tidak sedang ingin sarapan dan memintanya untuk melihat tempat ini. Sepertinya keinginan ku terlalu egois dan sangat lancang---jadi jangan hukum Ariel." Lezzy merasa tertekan jika orang lain mendapat asalah atas dirinya. Dengan gugup Lezzy menundukkan kepalanya---jemari lentiknya tergerak cemas.
“-----Kau tidak perlu menundukkan wajahmu saat bersamaku Lezzy.”
Lezzy membulatkan kedua mata savier nya yang rupawan. Ia menatap terkejut terhadap pria yang masih setimandangnya dengan keramahan seakan wajah itu adalahreaksi yang selalu Lezzy dambakan, mengingat bagaimana semua orang menatap sinis kearah nya selama ini. Tapi yang lebih penting adalah nada panggilan namanya yang terkesan familiar. Lezzy ingat suara itu, suara yang selalu membuat Lezzy penasaran saat ia bermimpi.
“Apakah kau pria yamm------”
Lezzy diam saat pria dihadapannya mengecup singkat bibirnya, wajah porselin Lezzy berubah seketika seperti kepiting rebus, degup jantungnya semakin berdetak kencang, ini begitu mengejutkan raga dan jiwanya.
Beda lagi dengan pria itu, ia hanya tersenyum sakarstik melihat reaksi wajah Lezzy yang menurutnya itu manis.
'Ya ampun, itu ciuman pertamaku dan aku melakukannya dengan orang yang tak kukenal!!’
Pria itu tertawa kecil saat mendengar suara batin Lezzy yang berkicau menggemaskan. “Benarkah? Kalau begitu aku orang yang beruntung.”
“Ha? Kau bilang a--apa tadi?”
“Bukan apa-apa.”
“Tidak bukan seperti ini----bagaimana bisa kau melakukan hal gila seperti tadi? Apa kau tidak tahu itu tidak sopan!”
“Lalu bagaimana dengan mu yang mencoba merayuku?"
"Aku? Kapan?!"
"Apa kau lupa----kau berusaha merangkak naik ketas tubuhku."
"Itu tidak benar!! Aku tidak sedang menghodami, aku saja tidak tahu ada dirimu di sebelah----tunggu, bukan kah seharusnya kau yang paling mengganjal di sini?"
" ? "
"Maksudku, apa yang kau lakukan di kamar wanita dengan pakaian terbuka seperti itu."
"Ah, sejujurnya aku mencoba membangunkan mu tapi tiba-tiba saja kau menarik ku dan memeluk tubuhku---mungkin karena kau terlalu agresif jadi ikatan pada kemaja ku terlepas belum lagi kekuatan mu menahamm----" Lezzy buru-buru menutup mulut pria itu dengan kedua tangan nya. Tidak tahukah saat ini Lezzy sangat malu, bisa bisa orang yang mendengar menyimpulkan bahwa dia gadis mesum!
“Hentikan, kau terdengar seperti korban."
"Bukan kah seperti itu?" Ujarnya dengan senyum khassrupawan yag dapat membuat Lezzy jadi salah tingkah.
Ish, apa ku cabik-cabik saja pria ini?
"----Jadi, dapatkah kau memberitahu alasan mu datang ke istana utama?"
Oh, sepertinya pria ini tahu kalau Lezzy sengaja meminta pelayan di arahkan kesini. "Tentu saja itu karena aku ingin bertemu-----"
Lord adalah sosok yang sangat keji!
Lezzy terdiam, jika mengingat pembicaraan dua pelayan barusan itu bukanlah menjadi alasan nya mencari Lord itu. Jika dia mengatakan nya pasti Pria ini akan membawanya---dan, dan bagamana jika dia akan di bunuh olehnya ketika melihatnya dengan berani mencarinya?
"Ada apa dengan mu?"
"---itu, aku sedang mencarimu. Benar! Aku sedag memcari mu."Ujarnya ngelantur dengan raut wahah gugup.
"Aku? Kenapa?"
"Aku----aku butuh pnjelasan mengenai situasi sekarang. Maksud ku bukan kah ini aneh? Dari apa yang ku telaah, meski terdengar gila tapi aku tidak bodoh."
"Jadi apa yang ingin kau tanyakan?" Ujarnya dengan tatapan serius.
Lezzy menarik nafas sangat dalam sebelum menghembuskan nya, seakan menguatkan dirinya untuk mengatakan nya. "Aku yakin, ini bukan di bumi dan ini juga bukan sebuah mimpi khayalan ku." Lezzy menantang pria di hadapan nya dengan tatapan penuh kepercayaan diri. "Katakan kepadaku, kenapa aku di bawa ke sini."
Lezzy maupun sosok di hadapan nya yang ia yakini pasti juga bukan lah manusia---masih saling beradu tatap. Seakan mereka memasuki topik serius dalam pertemua kali ini. Pria itu menghela nafas dan dari balik bulu mata lentiknya, pancara manik merah memicing rasa arogant tinggi.
"Bagaimana jika kita berpindah tempat? Di sini terlalu sesak untuk membahasnya, Lezzy." Ujarnya penuh dengan makna tersirat.
...--.o🌷o.--...
Helaian embusan angin menerpa taman bunga luas, ilalang tinggi yang berada di pinggir sungai menari bebas mengikuti nada angin tak berwarna, air terjun yang tak jauh dari sungai menumpahkan air jernih membuat suara kesegaran mengarus bebas ke sungai.
Padang rumput hijau menggelar bagaikan permadani di taman dengan seribu jenis bunga. Lezzy diam meresapi rasa nyaman dari sambutan alam, semua rasa kewaspadaan nya hilang seketika melihat pemandangan menakjubkan dalam hidupnya.
“Kau menyukainya?”
"Iyaa," Lezzy duduk berjongkok meraih setangkai bunga berwarna oren di tepi sungai.”Aku belum pernah melihat jenis bunga ini?"
"Itu adalah bunga Gracelia, mekar 5 tahun sekali dan hanya tumbuh di wilayah ini."
"Pasti orang yang merawat taman ini sangat menantikan seseorang."
"Kenapa kau berpikir seperti itu?"
"Hm,, bukankah sudah jelas kalau taman ini di rawat dengan sangat hati-hati. Apalagi tidak ada siapa pun disini, itu berarti tida mudah bagi siapa pun mendatangi taman ini, tapi kenapa kau mengajak ku ke sini?"
Pria itu menatap sedikit terkejut mendengar penjelasan Lezzy, tapi tanpa di sadari---senyuman tipis naik dari sudut bibirnya. Pria itu melangkah mendekat, lebih tepatnya berdiri sedikit menyerong menutupi jalur sinar matahari yang langsung menerpa wajah jelita Lezzy.
"Kau benar. Taman ini menanti pemelik aslinya datang, meski sudah berpuluh tahun lama nya."
"Oh benar kah? Lalu siapa pemiliknya, apakah dia sudah muncul?" Ucapnya sembari berdiri menghadap pria itu.
"Sudah," Pria itu memetik bunga Gracelia tersebut lalu menyelipkan nya di telinga mungil Lezzy. "Dia adalah dirimu, Lezzy."
Lezzy menoleh kearah pria itu, hembusan angin menghantarkan perasaan sukma yang terasa kalbu untuk hatinya. Entah ada apa dengan dirinya, hanya saja mata pria tersebut terlihat seperti memancarkan kesepian yang terlalu dalam.
"Taman ini di buat dan di rawat hanya untuk mu."
“Untuk ku?" Pria itu tidak menjawab dan hanya tersenyum seakan ia memancarkan kelegaan setelah lama memupuk rasa khawatir yang terlalu dalam.
Lezzy menahan pria itu sebelum ia berjalan pergi. “Tunggu. Tidak kah seharusnya kita kembali membahas topik sebelumnya? Ada begitu banyak hal yang membuatku tidak mengerti saat ini.”
Dengan sedikit perasaan bimbanh, pria itu akhirnya menjelaskan nya sembari menyandarkan diri di bawah pohon pilow dengan kedua tangan saling bersilangan di depan dadanya.
“Seperti dugaan mu. Ini bukan bumi ataupun dunia yang kau ketahui sebagai tempat tinggal para manusia. Lebih tepatnya, saat ini kau sedang berada di Darkness World sebuah dunia yang sangat berbeda dengan bumi. Bahkan penghuni dunia ini bisa di katakan adalah kumpulan dari mahluk mitologi dongeng penghantar tidur.”
“Maksudnya?”
"Darkness World memiliki bangsa yang sangat bertolak belakang dengan kaum Manusia. Maksudku, terdiri dari tujuh golongan ras seperti : Elf, Fairy, Vampir, Mermaid, Werewolf, Witch/Wizard, dan Mirach. Mereka semua tinggal di dunia ini, semua bangsa ras memiliki daerah kekuasaan dengan dipimpin oleh Raja dan Ratu mereka, Tapi di dunia ini mereka masih memiliki satu penguasa yang di sebut Lord. Kedudukan Lord lebih tinggi karena hanya kaum Demon yang mampu menjadi Kaisar di tanah kegelapan ini."
“Demon?”
“Benar, Ia adalah Kaisar bagi seluruh ras dan juga pemilik dunia kegelapan. Dan saat ini kau berada di Lucifer Kingdom, kediaman milik Lord sekaligus Kerajaan utama dunia Darkness World."
Lezzy memdengarkan dengan perasaan tak terduga. “Meski aku sudah menduganya, tapi bukankah ini sungguh gila?! Terlebih semua mahluk itu hanya mitos. Oh, sebentar, aku sedang tidak di tawari bermain film fantasi bukan? Yah, akhir-akhir ini genre film seperti itu sangat di gemari." Lezzy mencoba menenangkan diri dengan berbicara semakin aneh.
Tapi ini sungguh tidak masuk akal! Apa dunia paralel itu sungguh ada----kehidupan lain selain bumi? "Oky. Itu sungguh mengejutkan, meski aku sedikit susah untuk mempercayainya. Tapi jika melihat beberapa pelayan dan prajurit serta sihir di sini, kurasa itu bukan hal aneh."
"Apa kau sungguh bisa mempercayai?"
"Apa menurutmu aku terlihat mempercayainya?!" Lezzy shock berat. "Aku perlu waktu untuk mencerna ucapan mu. Mau dikira ini adalah mimpi itu mustahil jika ini terasa sangat nyata----oh dewa cobaan hidup apalagi ini?"
Rasanya Lezzy sudah benar-benar menjadi gila. Ia sampai memijit kening kepalanya yang mulai memicing rasa sakit kepala. "Baiklah, kalau begitu apa alasan nya aku di bawa ke tempat--maksudku ke dunia ini? Atau jangan -jangan aku sebenarnya adalah bagian dari kaum kalian?"
Itu bisa saja mengingat paras wujudnya yang berbeda dengan manusia pada umumnya. Tapi pria itu terlihat sedikit cangung malu mengatakan nya, meski tidak terlihat tapi desiran warna kemerangan pada telinganya sedikit mengguncang hatinya.
“Kau bukan bagian dari kaum seperti kami, tapi sebentar lagi kau akan menjadi Ratu bagi mereka sebagai permaisuri Lord." Ucapnya dengan nada bicara kecil namun dapat di tangkap oleh pendengaran Lezzy dengan sangat baik.
"..............."
"Kau di bawa ke sini sebagai Mate Lord dan calon----Lezzy ada apa dengan mu?"
Lezzy diam dengan raut wajah ketakutan dan sangat terlihat pucat pasi. Ia kehilangan kata-katanya karena ucapan tak masuk akal ini. Sungguh, tak adakah teori yang lebih logis untuk mengatakan keadaannya sekarang? Seketika rubuhnya dapat merasakan ketakutan hebat seakan istana itu menawan jiwanya untuktidak kabur karena ia telah menjadi sasaran seorang monster kejam.
Terlebih, menjadi Mate Lord adalah bahasa lain sebagai persembahan untuk di habisi olehnya? Ia ingat pembicaraan dua pelayan sebelumnua jika ada satu wanita yang di bawa Lord untuk sebagai Mate nya. Dan Ariel bilang ia di bawa oleh Lord ke dunia ini----itu berarti dia lah wanita persembahan yang di maksud itu?!
"Lezzy----"
"Kau pasti sedang membuat lelucon kan?"
"Apa terdengar seperti itu?" Kini hiliran pria itu yang merasa cas setelah melihat reaksi Lezzy yang sangat kuat mengartikan bahwa ia keberatan dengan hal itu.
"Dengar, ini tak masuk akal. Mungkin aku masih bisa mempercayai mengenai dunia ini atupun mahluk mitos yanga ada di dunia ini. Tapi! Menjadi mate dan permaisuri Lord bukanlah hal yang dapat bisa ku terima!" Lezzy berjalan mundur sembari berteriak.
"Apa kau menolaknya?"
"Tentu saja! Menjadi pasangan monster yang hanya tahu rasa darah adalah hal yang mengerikan bagiku. Apa kalian kehabisan wanita bangsawan di dunia ini sehingga menargetkan wanita dari bumi sebagai ganti persembahan nya?!"
"Persembahan? Tidak ada hal seperti itu. Kau telah di tetapkan sebagai Mate nya dan tidak akan ada yang bisa membantahnya."
“Tidak! bawa aku kembali pulang sekarang juga!”
"Kau ingin pergi? Maka tidak akan ada jalan kembali untuk mu pulang Lezzy!"
Entah hal apa yang membuat pria itu memancing emosinya, iaengeratkan gigi rahangnya mendengar penolakan Lezzy. Rasanya ia ingin menyeret dan mengikatnya di kamar selamanya tapi ia harus menahan diri.
“Memangnya siapa kau? Apa kau utusan Lord? Dengar, aku bukan pidana atau mainan yang bisa kalian kendalikan!”
“Sebaiknya kau pikirkan kembali, pergi berarti mati dan jika kau masih ingin hidup, kau harus bersanding dengannya."
“Aku tidak mau!"
“Berhenti memberontak, Lezzy. Keputusannya sudah di tetapkan, kau tidak akan bisa pergi kemanapun."
"Tunggu, apa yang ingin kau lakukan kepada ku----"
"Aku tidak akan lagi kehilangan mu, Lezzy." Pria itu mengatur sihir perpindahan dan mengurung Lezzy untuk kembali ke kediaman nya di istana Timur.
Tepat di saat itu juga datang seorang pria dari bangsa Vampir mendekatinya, sembari membungkuk hormat keepadanya. "Count Dounty telah datang---memenuhi panggilan anda Yang Mulia."
"Buat, pengkhianat itu menghadapku!"
"Baik Yang Mulia Lord."
...--.o•°🌷°•o.--...
...
...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!