Barryneald
Masa dan kisah SMA-ku tak seindah siswa-siswi lain yang memiliki jalan cerita indah. Dalam mimpiku hanya ada mereka yang pandai menggoreskan luka di hatiku, biasa dipandang sebelah mata dan direndahkan. Yang aku bisa lakukan hanya memejamkan kedua mataku dan dua tangan selalu siap menutup kedua telingaku, mengacuhkan dan berjalan tanpa mendengarkan mereka. Hanya itu yang aku bisa, saban harinya.
Membentangkan kedua bola mata selebar mungkin, menyoroti setiap semesta yang ku pijak. Melihat dedaunan diembus oleh angin begitu kencang, tidak jua jatuh sebab ranting memegangnya erat. Namun siapa yang mengira ranting juga bisa melepas bebas dedaunan rapuh itu, membiarkan dia melayang-layang tak tentu arah. Daun itu sudah terlepas dari pohon dan kemudian digantikan dengan yang baru. Entah seperti apa nasib daun yang jatuh telah diinjak khalayak yang berlalu lalang, mungkin saja juga sudah diinjak oleh roda sepeda yang baru saja melintas.
Mungkin aku sudah seperti daun yang rapuh itu, tidak berguna dan diinjak-injak oleh orang-orang. Semua orang menganggap diriku remeh, namun seseorang mengubah prinsipku menjadi terarah, bukan mengubah. Tapi aku berubah demi dia, yang pada akhirnya aku tinggalkan demi kedamaian hatiku yang sempat bergemuruh.
Tetapi, apakah bisa hal itu akan berubah dan takdir kembali mempertemukan diriku kembali dengannya suatu hari nanti...
...- Carrina Bell Ryuna -...
...****************...
Introvert: Kkt, kb: Seorang yang lebih suka memikirkan dirinya sendiri dari pada orang lain. Seseorang yang suka mengasingkan diri dari banyaknya kerumunan. Seseorang yang bersifat pasif dari dunia pergaulan maupun dalam berinteraksi.
Dalam artian lain, introvert artinya seseorang yang lebih suka menyendiri dan cenderung menjauh dari kerumunan orang. Dengan kata lain introvert lebih cenderung ke sifat seseorang yang pendiam.
Pendiam yang tak lain adalah seseorang yang jarang sekali membuka suara dan berbicara, karena dia lebih suka mengemukakan pendapatnya pada beberapa orang yang bisa membuatnya percaya.
Orang pendiam juga manusia, bisa melakukan kesalahan dan tertawa. Maka berhentilah berkomentar bahwa mereka itu tidak pantas bergabung dengan orang-orang banyak, hanya karena mereka berbeda dan terkesan sombong dan kaku.
Orang memiliki kehidupan, bisa menyelesaikan banyak masalah, punya hati dan bisa jatuh cinta pada orang tertentu. Bisa menangis dan marah, mereka bisa segalanya, jadi kenapa orang-orang selalu berkomentar buruk pada si introvert? Tidak mengganggu dan tidak merusak dunia. Mereka hanya orang biasa yang ingin dihargai.
Air adalah kehidupan, bumi adalah kehidupan begitupun semesta adalah kehidupan. Bangunan di kota-kota menjulang tinggi, kaca-kaca jendela pencakar langit tampak berkilau dan indah. Begitu juga dengan jalanan yang tak pernah sunyi, lautan kendaraan-kendaraan di aspal tersusun dengan rapi. Terkadang kemacetan membuat kegiatan mereka terhambat, sudah seperti semut yang sedang merangkak membawa makanan di punggungnya.
Di tepi-tepi jalan, pedagang kaki lima terdengar riuh, bercerita sebagai pembukaan kata di pagi ini. Melanjutkan aktivitas mereka menyediakan barang dagangannya, menjual beberapa makanan untuk sarapan pagi, menyediakan kopi dengan aroma menyebarkan dan merayu-rayu indra penciuman setiap yang menyadari ketertarikannya pada kopi segera terhanyut untuk mencicipinya langsung.
Di kota besar itu terbangun sebuah pendidikan menengah atas di tepi jalan raya, gedung yang megah sudah seperti istana jika dilihat dari sudut luar, belum lagi tekstur-tekstur di dalamnya. Orang-orang akan mengira itu bukanlah tempat pendidikan melainkan sebuah istana kerajaan seperti di film-film.
Namun begitulah kiranya, gedung pendidikan itu adalah eksklusif untuk anak remaja perempuan saja. Sekolah itu sudah dibangun lima belas tahun yang lalu, dikhususkan hanya untuk anak perempuan saja sebab para guru-guru bersepakat untuk mengembangkan prestasi para siswi di bidang mereka masing-masing. Baik di bidang akademik maupun non akademik, semuanya dikembangkan secara terarah dan teratur.
SMA Klaria 1. Itulah nama sekolah khusus perempuan, lebih dari sembilan ratus siswi yang bergabung dalam pendidikan SMA itu. Namun cenderung banyak siswa-siswi yang orang tuanya berjabatan tinggi, seperti guru, dokter, arsitek bahkan tentara. Tapi sekolah tidak terlalu mengkhususkan tentang anak siapa yang bisa bersekolah di tempat itu. Semua murid berhak mendaftarkan diri sebagai murid, tanpa terkecuali. Karena mereka akan dididik tanpa melihat ras dan harta.
Tidak ada keributan di dalam lingkungan sekolah itu, semuanya terlihat tenang dan anggun. Tidak ada suara tawa keras dan bersorak-sorai lainnya. Meskipun di jam istirahat, sekelompok cewek yang berjalan anggun menuju kantin.
Namun tak semua murid senang akan lingkungan sekolah mereka yang nyaman tanpa keributan, seseorang berperawakan kurus dan bertubuh mungil duduk sendirian di salah satu meja kantin. Di saat semua murid lain tengah asyik berkumpul namun dirinya lebih memilih mengasingkan diri di kerumunan itu.
Beberapa orang dari mereka sudah memaklumi sifatnya yang seperti itu, namun mulut mereka tak pernah lelah menceritakan karakternya yang suka bermelankolis.
Carrina Bell Ryuna. Itulah nama gadis cantik berhijab cream, orang-orang akan tahu jika dia dipanggil Ryuna, sosok gadis berpipi chubby dengan suara serak-serak basah, halus dan lembut. Namun di semua fisik cantik itu dia menyimpan luka dalam yang tak diketahui banyak orang. Sikapnya cenderung pendiam dan penyendiri banyak siswi yang tak suka bergaul dengannya, karena dirinya tipe orang yang membosankan.
Tapi Ryuna tipe orang yang bersikap apatis, tidak terlalu mau mendengarkan orang lain sebab mereka tidak akan tahu kenapa dirinya seperti itu, hanya tahu membicarakan orang lain.
"Cewek itu... hobi banget menyendiri. Nggak ada bosan-bosannya ya dia." salah satu cewek berbando pink melirik Ryuna yang tengah makan seorang diri.
Beberapa orang temannya melirik ke Ryuna dan tersenyum cemooh, bagi mereka itu adalah pemandangan biasa. Cewek aneh dan lain dengan yang lain, tidak punya teman dan asal usulnya pun tidak tahu.
“Udah lumrah itu mah, biarin aja. Lagian mana ada yang mau temenan sama dia yang pendiam gitu?” tuturnya dengan sinis. Dia lalu menyesap mocca latte-nya dengan lembut.
...***...
Di saat semua orang tengah asyik berkumpul bersama teman-teman, Ryuna malah mengucilkan dirinya dari kerumunan. Lebih tertarik untuk berimajinasi di taman sendirian, tanpa orang lain ketahui, dia menyukai sastra.
Kata dan huruf seakan-akan menari-nari di atas kepalanya jika orang bisa melihatnya berimajinasi, senyumnya bahkan hanya bisa dilihat oleh burung-burung yang beterbangan melewatinya.
Jika bisa memilih, dia lebih suka homeschooling dari pada sekolah umum. Karena pikirannya lebih terbuka hanya untuk beberapa orang saja dan nolep ketika mengutarakan isi pikirannya kepada banyak orang. Sulit rasanya ketika memintanya kepada Cleirissa, terlebih lagi mamanya sudah tak seceria dulu lagi. Dia tak ingin membuat Cleirissa bersedih hanya karena dirinya tak suka bersekolah di tempat umum.
Begitulah kehidupan, terkadang yang menjadi masalah bukan hanya kepada orang tuanya saja, tapi yang akan berdampak juga pada anaknya. Setelah mengetahui Cleirissa bercerai dengan Yudha secara sah di mata agama dan hukum, hidup Ryuna seakan-akan hancur ketika tahu papanya ternyata memiliki keluarga lain. Dan dia memilih istri pertamanya dan meninggalkan mereka berdua di rumah besar namun tanpa ada kebahagiaan.
Bertahun-tahun dia menerima sikap dingin dari Yudha yang akhirnya memutuskan untuk melupakannya dan juga Cleirissa. Ryuna tak akan melihat kesedihan itu di depan mamanya dan dalam kesendirianlah dia akan menumpahkan semua kesedihannya. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat lima menit, saatnya pelajaran ke tiga sudah di mulai. Ryuna segera menyimpan ponsel di saku bajunya dan segera masuk ke gedung sekolah, menaiki setiap anak tangga menuju kelasnya yang berada di lantai tiga.
Tepat pada waktunya, saat Ryuna baru saja duduk di bangkunya. Bu Minata masuk ke kelas mereka sembari membawa buku paket Matematika. Vintaria sebagai ketua kelas XI. 2 langsung menyiapkan kelasnya dengan berdoa agar mereka mendapatkan ilmu baik hari ini, setelah itu disiapkannya kelasnya dengan memberi salam.
“Ibu mau mengucapkan hal yang penting kepada kalian. Besok pagi sekolah kita akan digabung dengan SMA Risoson dan kemungkinan jumlah orang per kelas akan bertambah, jadi kalian tetap harus jaga kesopanan ketika mereka kemari. Ada yang ingin ditanyakan?” tanya Bu Minata mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan kelas yang senyap.
Tangan sang ketua kelas langsung mengacung tinggi membuat Bu Minata refleks menatapnya. Raut mukanya terlihat tegas dan tak terima.
“Ya Vintaria?”
“Kenapa SMA Risoson harus digabung dengan SMA Klaria Bu? Bukankah sistem sekolah ini memang sudah menetap dari 15 tahun yang lalu?” tanya Vintaria.
“Memang benar sistem sekolah kita telah menetapkan peraturannya dari 15 tahun yang lalu. Untuk itulah sekolah kembali diumumkan mengalami perubahan." jelas Bu Minata.
Lantas siswi di kelas itu berbisik dan mengeluarkan pendapat mereka pada teman di sebelahnya. Kecuali Ryuna yang tetap bergeming di bangkunya, berpangku tangan melirik ke teman-teman sekelasnya dengan tatapan kosong. Bergabung dengan sekolah Risoson atau tidaknya tidak akan mempengaruhinya.
“Harap tenang semuanya.” Bu Minata menepuk tangannya mencoba membuat mereka diam kembali.
“Ini bukanlah akhir dari tata peraturan kita, peraturan di sekolah ini tetap ada dan tidak akan diubah, hanya ada penggabungan sekolah saja. Ibu yakin mereka adalah siswa-siswa yang tahu sopan santun juga, jadi jangan takut tidak ada siswa nakal di antara mereka. Kalaupun ada, mereka akan dikeluarkan atau mendapat peringatan sampai murid itu mau berubah.” terang Bu Minata mencoba menenangkan mereka.
Di saat sedang semangat-semangatnya menjelaskan, Pak Kepala sekolah mengumumkan melalui speaker bahwa guru segera dikumpulkan di ruang rapat. Karena akan ada yang dibahas tentang sistem sekolah mengenai penggabungan dua sekolah.
“Baiklah anak-anak, kita lanjutkan pelajarannya minggu depan.” pamit Bu Minata.
Setelah siswi-siswi memberi salam kepada Bu Minata dan telah keluar dari kelas. Para perempuan langsung berkomentar dengan banyak hal, tidak setuju jika dua sekolah digabungkan apalagi kelas. Bagi mereka semua laki-laki itu hanya akan memberi masalah, mereka sangat tidak suka laki-laki apalagi mereka yang tak tahu tata krama.
Mereka menjadi gelisah, bagaimana para cowok akan merusak citra sekolah mereka? Prestasi-prestasi yang telah mereka bangun, sama halnya dengan Vintaria yang memikirkan banyak hal. Sesuatu apakah yang bisa dia lakukan agar membatalkan penggabungan dua sekolah ini?
Tapi Vintaria sedikit khawatir dengan jabatannya sebagai ketua OSIS. Bagaimana jika nanti dia diturunkan jabatannya menjadi wakil ketua OSIS? Padahal pemimpin yang sesungguhnya itu adalah seorang laki-laki.
Gue ikhlasin aja nggak ya jadi wakil?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
kasian ryuna, korban broken home
2021-06-19
0
Rian Cappuchino
kak mampir yuk ke Novel ku.Judulnya "Ray Stardust".Kutunggu kedatangan kalian.
Terima kasih
2021-01-15
0
Driva Ratnasari
semangat ya nulisnya... ceritanya seru... boomlike deh buat karya kamu ini...
Numpang promote juga ya
kalau sempat ke karya ku juga ya guys... terimakasih..
SEMANGAT... JAGA KESEHATAN KALIAN...
2020-12-21
0