“Ryu, gimana pendapat lo soal sekolah yang digabungkan? Kalau gue sih nggak mau, buat apa SMA Risoson bergabung dengan SMA khusus cewek? Mau pakai rok juga mereka?” tanya Viona dengan kesal.
Setelah pulang dari sekolah, Ryuna tak langsung pulang ke rumah tapi segera merilekskan pikiran di cafe persimpangan jalan. Dia tak sendiri, tapi bersama Viona.
Viona adalah salah satu cewek yang mau berteman dengan Ryuna. Viona adalah cewek yang pengertian, menurutnya Ryuna memiliki alasan tertentu kenapa dirinya memilih untuk mengasingkan diri dari teman-temannya yang lain.
Dia memilih berteman dengan Ryuna satu tahun yang lalu, dia tahu penyebab berubahnya Ryuna. Semuanya itu pun dijelaskan oleh Cleirissa, ibunya saat tak sengaja iseng-iseng saja bertanya kenapa Ryuna begitu pendiam.
Setelah tahu penyebab semua itu karena Ryuna memiliki ayah yang tak pernah peduli padanya, dia merasa kasihan akan Ryuna yang sepenuhnya tak salah apa-apa. Untuk itulah Viona tetap menjadi teman baik satu-satunya Ryuna.
Namun tanpa sadar, Ryuna pun percaya pada Viona yang mau menjadi temannya. Dia lebih membutuhkan teman yang setia daripada memiliki banyak teman tapi tak satupun ada di saat dia kesusahan. Tentu saja Ryuna akan lebih terbuka pada Viona yang secara tak langsung menemukan sisi lain dari seorang Ryuna yang pendiam. Gadis itu memiliki senyum yang indah.
“Gue nggak suka. Mereka itu pasti jahat,” komentarnya.
Viona bergeming ketika melihat sorot mata cewek itu menjadi sendu. Dia tahu kata yang ditujukan kepada siapa.
“Ah udahlah lupain aja Ryu, pertanyaan gue itu emang nggak berfaedah banget sih.” Viona melambaikan tangannya. Diliriknya jarum arlojinya yang menunjukkan pukul lima sore.
“Oke, kita udah banyak ngabisin waktu di sini. Ayo kita pulang.” ajak Viona yang sudah beranjak berdiri dari tempat duduknya.
Ryuna hanya mengikuti saja, kemudian mereka berjalan ke kasir untuk membayar minuman mereka. Setelah itu beriringan untuk keluar dari cafe, namun saat hendak mendorong pintu kaca yang rupanya sudah terbuka lebih dulu oleh seorang pria jangkung yang tampak terburu-buru lantas menyelonong masuk hingga Ryuna yang dekat dengan gagang pintu kafe jadi kehilangan keseimbangan membuat tubuhnya ingin terjatuh, tapi dengan cepat pria berwajah kalem berhasil merengkuhnya. Alhasil mereka malah saling bertatapan dengan situasi yang mengharuskan seorang sahabat Ryuna menahan senyumnya.
"Heem..." Viona berdehem saat posisi mereka begitu sangat dekat, membuat kedua lawan jenis itu langsung tersadar dan melepaskan diri dengan perasaan canggung.
“Maaf, gue buru-buru.” katanya lantas masuk ke dalam kafe dan diikuti seorang temannya yang sedari tadi hanya diam. Viona tidak terlalu memperhatikan laki-laki itu dan hanya terfokus ke Ryuna masih tercenung dengan yang baru saja terjadi.
“Viona menepuk pundaknya dan mengajaknya pulang, dia hanya mengangguk pelan dan mengikuti langkah sahabatnya itu.
...***...
"Dasar ceroboh, untung aja dia nggak jatuh beneran kan?” omel seorang cowok berjas warna cream dengan dalaman kemeja hitam, memakai celana panjang kotak-kotak kecil berwarna cream dan putih.
Wajah cowok itu tampak bersih dan tegas, dia murid yang rapi dibandingkan dengan teman di sebelahnya yang penampilannya jauh dari kata anak sekolah. Lihat saja dia tidak memakai jas dan hanya memakai kemeja hitam yang terlihat jelas, lengan baju digulungnya sampai ke siku.
“Barryneald Haris, gue lagi ngomong sama lo,” ucapnya. Dia tak suka jika dirinya berbicara justru diabaikan.
Barry berdesis sebal ketika Rafan menyebutkan nama panjangnya. Dasar teman yang kaku. Gerutunya dalam hati.
“Terus? Gue kan udah minta maaf. Gue juga udah nolongin dia biar nggak jatuh, apa lagi yang salah?” protesnya dengan mulut belepotan. Dia benar-benar tidak bisa menahan rasa laparnya.
Barry tak sempat makan di asrama karena stok makanan sudah habis, dia belum sempat berbelanja. Rafan yang merupakan teman sekamarnya tidak pula menyisakan makanan untuknya walau sedikit. Dasar teman nggak berguna. Lagi-lagi Barry menggerutu dalam hati, lama-lama batinnya jadi tersiksa.
“Mulut lo itu bersihin, Barry.” Rafan melempar tisu ke arahnya. “Bersikap sopan itu perlu, ini tempat umum."
Ini yang membuat sebal seorang Barry. Tujuannya pindah sekolah ke SMA Risoson adalah mengembangkan bakat non akademiknya di bidang basketball. Namun ternyata peraturan di sana lebih ketat dari sekolahnya yang lama. Setelah menerima rapor kelas sepuluh dan naik di kelas sebelas, Barry meminta izin kepada keluarganya untuk pindah sekolah dengan alasan untuk fokus pada ahlinya dalam bermain basket, awalnya Haris dan Vina tidak setuju dengan alasan itu dan bisa bermain di sekolah lamanya saja.
Barry tetap bersikukuh mempertahankan keinginannya itu dan memegang janji akan meraih nilai yang bagus di kelas barunya nanti, membuktikan jika dirinya benar-benar fokus belajar di bidang akademik maupun non akademik. Melihat kesungguhan Barry dalam berbicara, akhirnya kedua orang tuanya pun mengizinkan anak bungsunya pindah sekolah. Karena kegiatan SMA Risoson bisa dikatakan full day, dia meminta agar tinggal di asrama saja.
Barry membersihkan sisa-sisa makanan di sudut bibirnya kemudian berdehem pelan. “Serasa jadi anak konglomerat aja.”
Barry jadi heran sendiri, peraturan sekolah Risoson seperti diajarkan untuk bersikap seperti pangeran kerajaan. Berjalan dengan dagu yang sedikit diangkat, jangan tertawa terbahak-bahak karena itu terkesan tidak sopan dan terlalu buruk jika dilihat. Dia juga penasaran apakah akan ada peraturan dilarang tersenyum di sekolah barunya itu?
Satu lagi hal yang membuat Barry bingung, dia sudah senang karena mengetahui SMA Risoson adalah sekolah khusus cowok. Hanya bertahan satu minggu lamanya sudah ada kabar jika sekolah itu akan digabungkan dengan SMA Klaria 1 yang sempat didengarnya itu adalah sekolah khusus cewek. Dua SMA ini memiliki satu kepala sekolah yang sama, hanya saja gendernya dibedakan entah apa alasannya dan tentu seluruh muridnya heran dengan kabar yang menggemparkan ini.
Rafan hanya menyikapinya dengan senyuman kecil, lalu meneguk minuman dinginnya dengan pelan. Barry hanya tercenung melihat sikap dan cara lelaki itu minum, dia mengangguk kecil. Mungkin karena sudah terbiasa dengan peraturan sekolah itu, disantapnya kembali makanannya yang tinggal setengah, kali ini dengan sikap dan cara makan anak Risoson.
Terkadang lama-lama Barry bisa gila jika terus mengikuti peraturan-peraturan sekolah ini, mungkin setelah alumni di sana Barry akan menjadi bangsawan yang disegani rakyatnya.
Aamiin. batinnya. Barry akhirnya dapat tersenyum damai.
...***...
“Selamat bergabung di SMA Klaria 1, perkenalkan saya Vintaria ketua OSIS SMA Klaria 1 berharap bisa bekerja sama dalam membangun sekolah yang penuh prestasi di bidang akademik maupun non akademik, serta tetaplah menjaga sekolah tetap tersohor namanya.” pidato Vintaria pun dimulai, dia yang sekaligus ketua OSIS SMA Klaria 1 pemegang tanggung jawab sekolah khusus perempuan itu. Seluruh siswa siswi yang telah berkumpul di lapangan luas.
Dengan tersenyum kecil namun tegasnya seorang laki-laki berparas tampan dan rapi berjalan mendekati mimbar. Vintaria segera mundur beberapa langkah membiarkannya sekarang memakai mic.
“Perkenalkan saya Rafan Airlangga Deas, ketua OSIS Risoson sebagai perwakilan dari SMA Risoson berterima kasih karena sudah menerima kami dengan baik, kami mohon bantuannya dalam kerja sama membangun sekolah ini dengan baik dan berprestasi.” Rafan menyampaikan pembuka kepada seluruhnya.
Dia terlihat berkarisma ketika berdiri di mimbar dan menyampaikan dengan kalimat-kalimat formal. Di barisan tengah, Barry hanya memerhatikan saja, juga sedikit terkagum dengan Rafan yang ternyata sangat pintar dalam berbicara.
Di sekolah ini rupanya tidak perlu dibimbing oleh guru atau seorang pelatih yang melakukan kegiatan di pagi ini menyambut penggabungan dua sekolah adalah ide dari pihak perempuan dan mau tak mau pihak laki-laki hanya bisa mengikuti dan bersikap sopan dan wibawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Om Rudi
lanjut
2021-01-08
0
Driva Ratnasari
semangat ya nulisnya... ceritanya seru... boomlike deh buat karya kamu ini...
Numpang promote juga ya
kalau sempat ke karya ku juga ya guys... terimakasih..
SEMANGAT... JAGA KESEHATAN KALIAN...
2020-12-21
0
Manhattan Queen
Akhhh, bakal ada kisah kasih di sekolah nih ❤️
2020-11-23
1