Chapter 2. Gabungan Dua Sekolah

“Ryu, gimana pendapat lo soal sekolah yang digabungkan? Kalau gue sih nggak mau, buat apa SMA Risoson bergabung dengan SMA khusus cewek? Mau pakai rok juga mereka?” tanya Viona dengan kesal.

Setelah pulang dari sekolah, Ryuna tak langsung pulang ke rumah tapi segera merilekskan pikiran di cafe persimpangan jalan. Dia tak sendiri, tapi bersama Viona.

Viona adalah salah satu cewek yang mau berteman dengan Ryuna. Viona adalah cewek yang pengertian, menurutnya Ryuna memiliki alasan tertentu kenapa dirinya memilih untuk mengasingkan diri dari teman-temannya yang lain.

Dia memilih berteman dengan Ryuna satu tahun yang lalu, dia tahu penyebab berubahnya Ryuna. Semuanya itu pun dijelaskan oleh Cleirissa, ibunya saat tak sengaja iseng-iseng saja bertanya kenapa Ryuna begitu pendiam.

Setelah tahu penyebab semua itu karena Ryuna memiliki ayah yang tak pernah peduli padanya, dia merasa kasihan akan Ryuna yang sepenuhnya tak salah apa-apa. Untuk itulah Viona tetap menjadi teman baik satu-satunya Ryuna.

Namun tanpa sadar, Ryuna pun percaya pada Viona yang mau menjadi temannya. Dia lebih membutuhkan teman yang setia daripada memiliki banyak teman tapi tak satupun ada di saat dia kesusahan. Tentu saja Ryuna akan lebih terbuka pada Viona yang secara tak langsung menemukan sisi lain dari seorang Ryuna yang pendiam. Gadis itu memiliki senyum yang indah.

“Gue nggak suka. Mereka itu pasti jahat,” komentarnya.

Viona bergeming ketika melihat sorot mata cewek itu menjadi sendu. Dia tahu kata yang ditujukan kepada siapa.

“Ah udahlah lupain aja Ryu, pertanyaan gue itu emang nggak berfaedah banget sih.” Viona melambaikan tangannya. Diliriknya jarum arlojinya yang menunjukkan pukul lima sore.

“Oke, kita udah banyak ngabisin waktu di sini. Ayo kita pulang.” ajak Viona yang sudah beranjak berdiri dari tempat duduknya.

Ryuna hanya mengikuti saja, kemudian mereka berjalan ke kasir untuk membayar minuman mereka. Setelah itu beriringan untuk keluar dari cafe, namun saat hendak mendorong pintu kaca yang rupanya sudah terbuka lebih dulu oleh seorang pria jangkung yang tampak terburu-buru lantas menyelonong masuk hingga Ryuna yang dekat dengan gagang pintu kafe jadi kehilangan keseimbangan membuat tubuhnya ingin terjatuh, tapi dengan cepat pria berwajah kalem berhasil merengkuhnya. Alhasil mereka malah saling bertatapan dengan situasi yang mengharuskan seorang sahabat Ryuna menahan senyumnya.

"Heem..." Viona berdehem saat posisi mereka begitu sangat dekat, membuat kedua lawan jenis itu langsung tersadar dan melepaskan diri dengan perasaan canggung.

“Maaf, gue buru-buru.” katanya lantas masuk ke dalam kafe dan diikuti seorang temannya yang sedari tadi hanya diam. Viona tidak terlalu memperhatikan laki-laki itu dan hanya terfokus ke Ryuna masih tercenung dengan yang baru saja terjadi.

“Viona menepuk pundaknya dan mengajaknya pulang, dia hanya mengangguk pelan dan mengikuti langkah sahabatnya itu.

...***...

"Dasar ceroboh, untung aja dia nggak jatuh beneran kan?” omel seorang cowok berjas warna cream dengan dalaman kemeja hitam, memakai celana panjang kotak-kotak kecil berwarna cream dan putih.

Wajah cowok itu tampak bersih dan tegas, dia murid yang rapi dibandingkan dengan teman di sebelahnya yang penampilannya jauh dari kata anak sekolah. Lihat saja dia tidak memakai jas dan hanya memakai kemeja hitam yang terlihat jelas, lengan baju digulungnya sampai ke siku.

“Barryneald Haris, gue lagi ngomong sama lo,” ucapnya. Dia tak suka jika dirinya berbicara justru diabaikan.

Barry berdesis sebal ketika Rafan menyebutkan nama panjangnya. Dasar teman yang kaku. Gerutunya dalam hati.

“Terus? Gue kan udah minta maaf. Gue juga udah nolongin dia biar nggak jatuh, apa lagi yang salah?” protesnya dengan mulut belepotan. Dia benar-benar tidak bisa menahan rasa laparnya.

Barry tak sempat makan di asrama karena stok makanan sudah habis, dia belum sempat berbelanja. Rafan yang merupakan teman sekamarnya tidak pula menyisakan makanan untuknya walau sedikit. Dasar teman nggak berguna. Lagi-lagi Barry menggerutu dalam hati, lama-lama batinnya jadi tersiksa.

“Mulut lo itu bersihin, Barry.” Rafan melempar tisu ke arahnya. “Bersikap sopan itu perlu, ini tempat umum."

Ini yang membuat sebal seorang Barry. Tujuannya pindah sekolah ke SMA Risoson adalah mengembangkan bakat non akademiknya di bidang basketball. Namun ternyata peraturan di sana lebih ketat dari sekolahnya yang lama. Setelah menerima rapor kelas sepuluh dan naik di kelas sebelas, Barry meminta izin kepada keluarganya untuk pindah sekolah dengan alasan untuk fokus pada ahlinya dalam bermain basket, awalnya Haris dan Vina tidak setuju dengan alasan itu dan bisa bermain di sekolah lamanya saja.

Barry tetap bersikukuh mempertahankan keinginannya itu dan memegang janji akan meraih nilai yang bagus di kelas barunya nanti, membuktikan jika dirinya benar-benar fokus belajar di bidang akademik maupun non akademik. Melihat kesungguhan Barry dalam berbicara, akhirnya kedua orang tuanya pun mengizinkan anak bungsunya pindah sekolah. Karena kegiatan SMA Risoson bisa dikatakan full day, dia meminta agar tinggal di asrama saja.

Barry membersihkan sisa-sisa makanan di sudut bibirnya kemudian berdehem pelan. “Serasa jadi anak konglomerat aja.”

Barry jadi heran sendiri, peraturan sekolah Risoson seperti diajarkan untuk bersikap seperti pangeran kerajaan. Berjalan dengan dagu yang sedikit diangkat, jangan tertawa terbahak-bahak karena itu terkesan tidak sopan dan terlalu buruk jika dilihat. Dia juga penasaran apakah akan ada peraturan dilarang tersenyum di sekolah barunya itu?

Satu lagi hal yang membuat Barry bingung, dia sudah senang karena mengetahui SMA Risoson adalah sekolah khusus cowok. Hanya bertahan satu minggu lamanya sudah ada kabar jika sekolah itu akan digabungkan dengan SMA Klaria 1 yang sempat didengarnya itu adalah sekolah khusus cewek. Dua SMA ini memiliki satu kepala sekolah yang sama, hanya saja gendernya dibedakan entah apa alasannya dan tentu seluruh muridnya heran dengan kabar yang menggemparkan ini.

Rafan hanya menyikapinya dengan senyuman kecil, lalu meneguk minuman dinginnya dengan pelan. Barry hanya tercenung melihat sikap dan cara lelaki itu minum, dia mengangguk kecil. Mungkin karena sudah terbiasa dengan peraturan sekolah itu, disantapnya kembali makanannya yang tinggal setengah, kali ini dengan sikap dan cara makan anak Risoson.

Terkadang lama-lama Barry bisa gila jika terus mengikuti peraturan-peraturan sekolah ini, mungkin setelah alumni di sana Barry akan menjadi bangsawan yang disegani rakyatnya.

Aamiin. batinnya. Barry akhirnya dapat tersenyum damai.

...***...

“Selamat bergabung di SMA Klaria 1, perkenalkan saya Vintaria ketua OSIS SMA Klaria 1 berharap bisa bekerja sama dalam membangun sekolah yang penuh prestasi di bidang akademik maupun non akademik, serta tetaplah menjaga sekolah tetap tersohor namanya.” pidato Vintaria pun dimulai, dia yang sekaligus ketua OSIS SMA Klaria 1 pemegang tanggung jawab sekolah khusus perempuan itu. Seluruh siswa siswi yang telah berkumpul di lapangan luas.

Dengan tersenyum kecil namun tegasnya seorang laki-laki berparas tampan dan rapi berjalan mendekati mimbar. Vintaria segera mundur beberapa langkah membiarkannya sekarang memakai mic.

“Perkenalkan saya Rafan Airlangga Deas, ketua OSIS Risoson sebagai perwakilan dari SMA Risoson berterima kasih karena sudah menerima kami dengan baik, kami mohon bantuannya dalam kerja sama membangun sekolah ini dengan baik dan berprestasi.” Rafan menyampaikan pembuka kepada seluruhnya.

Dia terlihat berkarisma ketika berdiri di mimbar dan menyampaikan dengan kalimat-kalimat formal. Di barisan tengah, Barry hanya memerhatikan saja, juga sedikit terkagum dengan Rafan yang ternyata sangat pintar dalam berbicara.

Di sekolah ini rupanya tidak perlu dibimbing oleh guru atau seorang pelatih yang melakukan kegiatan di pagi ini menyambut penggabungan dua sekolah adalah ide dari pihak perempuan dan mau tak mau pihak laki-laki hanya bisa mengikuti dan bersikap sopan dan wibawa.

Terpopuler

Comments

Om Rudi

Om Rudi

lanjut

2021-01-08

0

Driva Ratnasari

Driva Ratnasari

semangat ya nulisnya... ceritanya seru... boomlike deh buat karya kamu ini...
Numpang promote juga ya
kalau sempat ke karya ku juga ya guys... terimakasih..
SEMANGAT... JAGA KESEHATAN KALIAN...

2020-12-21

0

Manhattan Queen

Manhattan Queen

Akhhh, bakal ada kisah kasih di sekolah nih ❤️

2020-11-23

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Tentang Seorang Gadis Introvert
2 Chapter 2. Gabungan Dua Sekolah
3 Chapter 3. Pertemuan Mereka
4 Chapter 4. Barryneald Haris
5 Chapter 5. Eunoia Si Introvert
6 Chapter 6. B-A-R-R-Y
7 Chapter 7.Sebuah Keinginan
8 Chapter 8. Oi, Pacar!
9 Chapter 9. Hanya Mengagumi, Bukan Cinta
10 Chapter 10. Pembalasan
11 Chapter 11. Bumi Berputar zaman beredar
12 Chapter 12. Sebuah Cerita Lama
13 Chapter 13. Seseorang Yang Tak Pernah Ryuna Pikirkan
14 Chapter 14. Seorang Pemikat Hati
15 Chapter 15. Lelaki Yang Asing
16 Chapter 16. Bertemu
17 Chapter 17. Ungkapan Yang Salah
18 Chapter 18. Harus Bagaimana?
19 Chapter 19. Membatasi Rasa Suka
20 Chapter 20. Menjauh
21 Chapter 21. One Day
22 Chapter 22. Jika Cinta....
23 Chapter 23. Keinginan Viona
24 Chapter 24. Perubahan
25 Chapter 25. Penjelasan
26 Chapter 26. Kemarahan Ryuna
27 Chapter 27. Jalan-jalan
28 Chapter 28. Perempuan Dewasa
29 Chapter 29. Bertemu Teman
30 Chapter 30. Sakit
31 Chapter 31. Perubahan Ryuna
32 Chapter 32. Laki-laki Itu Lagi ...
33 Chapter 33. Jadi Temannya
34 Chapter 34. Rencana Berkemah
35 Chapter 35. Pergi Berkemah
36 Chapter 36. Orang Ketiga
37 Chapter 37. Kecewa
38 Chapter 38. Bertengkar
39 Chapter 39. Pertolongan
40 Chapter 40. Sikap Menyebalkan
41 Chapter 41. Pengungkapan Hati Dan Kecelakaan
42 Chapter 42. Harapan
43 Chapter 43. Perdebatan Orang tua
44 Chapter 44. Kepergian Rissa
45 Chapter 45. Amnesia
46 Chapter 46. Penolakan
47 Chapter 47. Merasakan Kehadirannya
48 Chapter 48. Redup
49 Chapter 49. Nama Itu...
50 Chapter 50. Barryun1A
51 Chapter 51. Sesuatu Yang Tersembunyi
52 Chapter 52. Gadis Tomboi
53 Chapter 53. Sungguh Menyukainya?
54 Chapter 54. Perkelahian
55 Chapter 55. Bertinju
56 Chapter 56. Kejengkelan Ryuna
57 Chapter 57. Main Hujan-hujanan
58 Chapter 58. Mendekat Lagi
59 Chapter 59. Keyakinannya
60 Chapter 60. Baper
61 Chapter 61. Sesuatu Itu...
62 Chapter 62. Menutup Hati
63 Chapter 63. Playboy
64 Chapter 64. Sepucuk Surat
65 Chapter 65. Kesempatan
66 Chapter 66. Monokrom
67 Chapter 67. Menunggu
68 Chapter 68. Datang Ke Rumah
69 Chapter 69. Dihukum
70 Chapter 70. Putus
71 Chapter 71. Kerinduan
72 Chapter 72. Orang Sabar Disayang Tuhan
73 Chapter 73. Mana Padinya?
74 Chapter 74. Kata Hati Ryuna
75 Chapter 75. Perubahan Ryuna
76 Chapter 76. Hal Yang Sebenarnya
77 Chapter 77. Keputusan Ryuna
78 Chapter 78. Kebimbangan
79 Chapter 79. Keinginan (End)
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Chapter 1. Tentang Seorang Gadis Introvert
2
Chapter 2. Gabungan Dua Sekolah
3
Chapter 3. Pertemuan Mereka
4
Chapter 4. Barryneald Haris
5
Chapter 5. Eunoia Si Introvert
6
Chapter 6. B-A-R-R-Y
7
Chapter 7.Sebuah Keinginan
8
Chapter 8. Oi, Pacar!
9
Chapter 9. Hanya Mengagumi, Bukan Cinta
10
Chapter 10. Pembalasan
11
Chapter 11. Bumi Berputar zaman beredar
12
Chapter 12. Sebuah Cerita Lama
13
Chapter 13. Seseorang Yang Tak Pernah Ryuna Pikirkan
14
Chapter 14. Seorang Pemikat Hati
15
Chapter 15. Lelaki Yang Asing
16
Chapter 16. Bertemu
17
Chapter 17. Ungkapan Yang Salah
18
Chapter 18. Harus Bagaimana?
19
Chapter 19. Membatasi Rasa Suka
20
Chapter 20. Menjauh
21
Chapter 21. One Day
22
Chapter 22. Jika Cinta....
23
Chapter 23. Keinginan Viona
24
Chapter 24. Perubahan
25
Chapter 25. Penjelasan
26
Chapter 26. Kemarahan Ryuna
27
Chapter 27. Jalan-jalan
28
Chapter 28. Perempuan Dewasa
29
Chapter 29. Bertemu Teman
30
Chapter 30. Sakit
31
Chapter 31. Perubahan Ryuna
32
Chapter 32. Laki-laki Itu Lagi ...
33
Chapter 33. Jadi Temannya
34
Chapter 34. Rencana Berkemah
35
Chapter 35. Pergi Berkemah
36
Chapter 36. Orang Ketiga
37
Chapter 37. Kecewa
38
Chapter 38. Bertengkar
39
Chapter 39. Pertolongan
40
Chapter 40. Sikap Menyebalkan
41
Chapter 41. Pengungkapan Hati Dan Kecelakaan
42
Chapter 42. Harapan
43
Chapter 43. Perdebatan Orang tua
44
Chapter 44. Kepergian Rissa
45
Chapter 45. Amnesia
46
Chapter 46. Penolakan
47
Chapter 47. Merasakan Kehadirannya
48
Chapter 48. Redup
49
Chapter 49. Nama Itu...
50
Chapter 50. Barryun1A
51
Chapter 51. Sesuatu Yang Tersembunyi
52
Chapter 52. Gadis Tomboi
53
Chapter 53. Sungguh Menyukainya?
54
Chapter 54. Perkelahian
55
Chapter 55. Bertinju
56
Chapter 56. Kejengkelan Ryuna
57
Chapter 57. Main Hujan-hujanan
58
Chapter 58. Mendekat Lagi
59
Chapter 59. Keyakinannya
60
Chapter 60. Baper
61
Chapter 61. Sesuatu Itu...
62
Chapter 62. Menutup Hati
63
Chapter 63. Playboy
64
Chapter 64. Sepucuk Surat
65
Chapter 65. Kesempatan
66
Chapter 66. Monokrom
67
Chapter 67. Menunggu
68
Chapter 68. Datang Ke Rumah
69
Chapter 69. Dihukum
70
Chapter 70. Putus
71
Chapter 71. Kerinduan
72
Chapter 72. Orang Sabar Disayang Tuhan
73
Chapter 73. Mana Padinya?
74
Chapter 74. Kata Hati Ryuna
75
Chapter 75. Perubahan Ryuna
76
Chapter 76. Hal Yang Sebenarnya
77
Chapter 77. Keputusan Ryuna
78
Chapter 78. Kebimbangan
79
Chapter 79. Keinginan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!