Nira dan Siti teman akrab sejak awal kuliah, mereka bertemu saat ospek. Nira anak Rantau sehingga ninggal di kost putri yang lumayan ketat jam bertamunya, Mau itu cowok atau cewek hanya boleh main sampai pukul 9 malam saja. Orang tua Siti sudah tau peraturan kost itu, sehingga mereka juga tidak melarang Ketika Siti memilih berteman dekat dengan Nira. Iya, memang orang tua Siti seprotektif itu pada Siti, mungkin karena itu anak mereka satu-satunya.
“Bukannya tunggu lulus kuliah kelen baru akan ngomong nikah-nikahan Sit?” tanya Nira lagi.
“Nah, makanya itu. Kan kami berdua selama ini udah janji pacaran gak seserius itu. Tapi gimana dong mama papa yang mau cepet aku nikah?” Umpat Siti kesal lagi.
“Kolot banget sih orang tua mu. Aku aja anak lulus SMA di kasih kepercayaan tinggal di kota besar tanpa kenal siapapun.” Simpul Nira.
“Makanya Nir, kamu beruntung punya orang tua yang kasih kepercayaan penuh untukmu. Gak kayak aku.” Keluh Siti meletakan dua kakinya di dinding kamar Nira dengan badan yang masih dalam posisi rebahan di atas Kasur.
“Ya udah, bicarakan baik-baik aja sama Arka.” Saran Nira paham jika Sita sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.
“Kalo Arka gak mau gimana?”
“Ya harus terima lelaki pilihan papamu lah. Udah kek judul novel aja gak tuh?” Nira menertawai masalah Siti.
Akhirnya Siti pulang sebelum pukul 9 malam, walau tanpa mendapat Kesimpulan dan jalan keluar. Siti tetap harus pulang kerumah orang tuanya. Tidak mudah bagi Siti menjadi anak seorang petinggi dalam Kepolisian yang kemana-mana selalu terpantau walau tidak dalam jarak yang dekat. Tetapi ia tau, selalu ada yang memantau pergerakannya.
“Ka … udah tidur?” Siti mengirim chat pada Arka saat ia tidak bisa memejamkan matanya di tengah malam. Centang satu abu-abu. Artinya Arka sedang tidak online. Mungkin sungguh sudah tertidur atau memang masih berada di café dalam rangka mencari rupiah.
“Maaf Sweety, semalam aku ketiduran. Ada apa?” Pagi masih buta banget, sampe fajar aja belum menyingsing. Tetapi Arka terbangun karena ingin pipis. Iseng melihat ponselnya yang ternyata ada chat dari siti kekasihnya.
Gantian Siti yang tertidur karena setelah pukul 3 dini hari ia baru bisa terlelap.
“Sweet?” Ketik Arka lagi sebelum kembali tidur.
“Pagi sayang, gak kuliah?” sapa Sita pada Siti yang terlihat ke dapur dengan wajah masih sangat ngantuk.
“Masuk pukul 11 nanti ada janji sama dospem aja.” Jawabnya sambil duduk di meja makan. Begitulah Siti yang sangat manja. Mana pernah ia kedapur untuk masak. Yang ia tau hanya makan masakan sang ibu yang selalu enak dan terhidang tepat waktu. Ibunya memutuskan menjadi ibu rumah tangga setelah punya Siti, sebelumnya beliau seorang Polwan, kepincut pimpinan yang kini menjadi kepala rumah tangganya.
“Gimana Arka? Kapan siap melamar kamu?” tanya Sita yang terlihat mendukung jika Siti menikah dengan kekasihnya itu.
“Harus banget ya Ma kami menikah secepat ini?”
“Bukannya kalian pacaran sudah lama, ada kesempatan menikah cepat apa salahnya?” tanya Sita pada Siti yang sudah mulai mengunyah nasi goreng di atas meja itu.
“Nanti lah Mah, ku sampaikan ke Arka.” Siti menarik nafas agak berat. Jangan tanya soal rasa cintanya pada Arka, tentu saja sudah di ubun-ubun. Tetapi ia tidak yakin apakah Arka berani di ajak nikah.
BERSAMBUNG …
Mau di boom like, boleh?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
kenapalah siti gak di kostkan bareng nira aja ya? dari pada dipaksa nikah buru2.
2025-01-13
6
Queen Susan
mungkin ortunya udah tau kalo Arka GK baik buat Siti jadi dicariin suami yg lain.
2025-01-13
5
bunda n3
Arka serius ga sih sama Siti?
2025-01-13
7