Sebenarnya orang tua Siti tidak seotoriter yang Siti pikirkan, hanya ia kaget saja tetiba dapat kabar mau di jodohkan sedangkan mereka pun tau jika Siti sudah lama berhubungan dengan Arka.
“Iya, kamu memang sudah besar. Tetapi kamu putri kami satu-satunya, rasanya berat melepasmu sendiri di kota besar ini, Nak.” Lanjut Ayah Siti sembari menyambut minuman madu dari istrinya.
“Harus banget menikah?” tanya Siti.
“Harus, bahkan papa mau kamu menikah sebelum papa pindah.” Jawab Pak Harso cepat.
“Gak sama pilihan papa boleh?” tanya Siti tidak berani melihat ayahnya.
“Boleh.” Jawab Harso tegas. Hal itu membuat Siti berani mendongakkan wajahnya menatap sang ayah, mencari kebenaran dari ucapan singkat namun mengejutkan Siti,
“Seriusan?” tanya Siti antusias.
“Suruh saja dia datang melamar kamu, atau siapapun yang kamu anggap pantas bisa sungguh membahagiakanmu. Papa juga tidak mau di sebut otoriter atau si tukang maksa.” Sindirnya. Rupanya umpatan Siti sore tadi saat emosinya meledak.
“Tapi papa janji dulu, harus terima dia yak?” tawar Siti pada sang ayah.
“Loh, kok harus terima. Kan papa belum tau profilnya, visi misinya juga.” Tanggap Harso takut anaknya salah pilih.
“Visi Misi gak tuh, mau nyaleg?” Kekeh Siti merasa lucu dengan tanggapan ayahnya.
“Loh, Celeg yang kerja untuk 5 tahun aja harus punya komitmen. Apalagi jadi suami seumur hidupmu.” Lanjut Harso melotot pada Siti.
“Iya deh iya. Ntar ku kasih tau Arka.” Siti mengalah.
“Papa kasih waktu hanya sampai akhir minggu ini ya Sit. Kalau kamu tidak berhasil membawa laki-laki pilihanmu, terpaksa kamu menikah dengan lelaki pilihan papa.” Ujar Harso lagi saat hati Siti sudah merasa tenang,
“Loh, kok gitu?
“Iya, kan bulan depan papa dan mama sudah pindah. Jadi kamu harus sudah punya suami Ketika kami pergi.” Ujar Harso lagi.
“Ih, tetep maksa ini namanya.” Umpat Siti tidak terima.
“Bukan maksa kalo masih kasih kesempatan untuk kamu memilih calon suami sendiri kan?” kali ini Sita, mama Siti yang angkat bicara, tentu membela suaminya.
“Iya, tapi gak di ancam nikah sama pilihan kalian juga. Gimana sih?” Marah Siti datang lagi.
“Pastikan saja calon pilihanmu itu bisa sesuai dengan kriteria papa.” Sita mencoba meredam amarah Siti.
“Iya sih, tapi gak secepat ini juga jeda waktunya, permisi ku ma uke kost Nira dulu.” Pamitnya.
“Jangan sampai larut malam yak.” Ijin Harso pun ia kantongi.
“Iya, makasih Pa, Ma.” Ujarnya kemudian menyalimi punggung tangan kedua orang tuanya.
“Nir, help.” Rengek Siti yang baru saja selesai menceritakan masalahnya dengan Nira.
“Apa yang bisa aku bantu, Sit.” Tanya Nira bingung.
“Ya gimana caranya biar Arka mau ketemu Papa.”
“Tinggal bilang Arka aja, susah?” bingung Nira pada Siti yang terlihat ragu.
“Tadi kami bertengkar.”
“Tengkar monyet aja kelen ah, biasa kali aku dengernya.” Nira tidak heran dengan hubungan Arka dan Sita yang emang panas dingin kayak dispenser.
“Tapi ini soalnya beda.”
“Apa bedanya?”
“Biasa kan hanya soal milih tempat makan, mau jalan kemana aja. Ini soal ku minta dia lamar aku Nir.” Jelas Siti pada Nira.
“Uwau, spektakuler. Segala bicara soal lamaran.” Ledek Nira merasa lucu tetiba Siti minta di lamar oleh Arka, bukankah selama ini keduanya saling janji setelah Siti lulus kuliah baru bahas tentang lamaran dan pernikahan. Jadi kemungkinan ini tahun depan baru di bahas, bukan minggu depan
BERSAMBUNG …
Jangan lupa likenya yaak
Makasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
gak bisa nyalahin arka, dia memang belum siap. buang keroknya itu pak kombes. kenapa maksa siti harus nikah sih? 🤔🧐
2025-01-13
6
Queen Susan
semoga Arka ntar berkhianat dan Siti bahagia sama suami dadakannya hahaaaa
2025-01-13
7
Inge
siap sudah ku kasih kopi thor
2025-01-13
7