Di sinilah kini Arka dan Siti berjumpa, pada sebuah Café, tempat dimana Arka dan bandnya perform. Siti berhasil membuat janji temu dengan kekasihnya, yang mengaku selalu memiliki jadwal manggung yang padat.
“Ayank, dalam minggu ini harus ketemu papa ya.”
“Ngapain?”
“Lamaran.”
“Bercandanya gak lucu, Sweet.” Arka merasa ini bagai sebuah lelucon.
“Ku gak bercanda Ka. Kita harus segera menikah. Bulan depan papa dan mama akan pindah ke Kalimantan. Aku tidak di percaya hidup sendiri di kota ini. Jadi harus cepet punya suami.”
“Lu anak SMP yang baru gede?” Kekeh Arka menertawai alasan Siti.
“Iya, aku tau mereka norak. Tapi aku gimana ngelawannya?” jawab Siti tidak suka melihat tanggapan Arka begitu padanya.
“Udah Syukur aku boleh pilih sendiri cowoknya dan aku mau hanya kamu yang jadi suamiku, Ka.” Ujar Siti manyun-manyun pada Arka.
“Kita udah pernah janji bahas soal nikah setelah kamu lulus kuliah ya Sweet. Jadi selama kamu masih jadi mahasiswa aktif, jangan mimpi jadi pengantin.” Arka menolak dengan sangat jelas sekali.
“Tapi ini urgent Ka.”
“Gak ada urgent-urgent an. Kamu tau kan, aku sarjana gagal. Penghasilanku hanya dari café satu ke café yang lain untuk cukupi kebutuhanku sehari-hari. Ku juga udah gak punya orang tua yang lengkap. Ku gak pantas jadi pendampingmu, paham?” Arka jelas sangat menolak Siti, lalu di mana arti kata cinta yang sering di gadang-gadangkan mereka selama ini.
“Bisa gak sih, kita gak usah bahas soal kuliah gagal dan penghasilanmu yang pas-pasan. Kita punya rasa cinta untuk tetap hidup, Ka.” Rengek Siti memelas.
“Cinta, makan itu cinta. Pake otak Sit, mikir dikit. Ku lamar kamu modal apa?” agak naik nada suara Arka menghadapi Siti yang ngebet minta di lamar.
“Modal nekat aja, apapun keadaanmu aku terima. Ka.”
“Iya kamu terima, bapak mu?” Arka bertanya balik.
“Ya kamu temui dulu aja, usaha dulu gitu.”
“Untuk apa? Untuk mempermalukan diri sendiri?” tanya Arka kian meradang.
“Kamu gak akan tau hasilnya kalo gak mencoba terlebih dahulu, Ka?” paksa Siti.
“Udah Sit. Aku capek kamu paksa. Kita putus aja.” Segampang itu Arka memutuskan hubungan yang bahkan sudah lewat dari tiga tahun itu.
“Gak, Ka. Aku mau kita menikah bukan putus.”
“Maaf aku bukan lelaki yang tepat untuk kamu, permisi.” Arka sudah tidak perduli dengan wajah Siti, hatinya atau apapun tentang Siti. Baginya memutuskan hubungan dengan anak petinggi Polisi itu lebih baik dari pada di paksa kawin cepat. Bukankah dia pria yang tidak mapan, tidak mungkin juga ia mendapat restu dari ayah Siti. Arka juga tidak perduli dengan perasaannya sendiri yang mungkin juga saki tatas Keputusan yang ia ambil demi menjaga kewarasan otaknya di kemudian hari, kalau saja ia di tolak mentah-mentah oleh Pak Harso yang memang pernah memberi peringatan padanya perihal kedekatannya dengan Siti si anak semata wayangnya tersebut.
“Hwuaaaaa … aaa.” Siti berteriak sendiri di atas sebuah balkon bangunan di pinggiran kota. Kini ia berada di tempat paling tinggi dekat dengan awan yang tentu sangat jauh dari dasar bumi.
Siti kesal dengan Arka yang ia minta melamarnya tetapi justru memutuskan hubungan mereka. Baginya Arka adalah seorang pecundang, pengecut yang bahkan pergi sebelum bertanding. Lalu haruskah ia menerima lelaki pilihan ayahnya untuk menjadi suaminya.
BERSAMBUNG …
Jempol nya stabil nih,
Boleh minta bintang lima gak Sih?
Terimakasih udah mampir, semoga betah yaak
😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Eka Burjo
ku menunggu kondangan dirumah Aluna ko belom ada nyak,
huwaaaaaaaa
2025-01-14
5
Queen Susan
arka pecundang udah tinggal aja.... nyak ditunggu bang ay yaaaaa
2025-01-14
4
Esti Sofia
gk mau nyak sakit hati aye nyak gk up d bang ay sm Luna ... tuh begimane lanjutanye nyakkk aye sedih d gantung gini sama nyak emelby huhuhuhuhu
2025-01-14
5