Bab 19: Kegelapan yang Mengguncang

Angin malam semakin menderu, membawa hawa dingin yang menembus kulit. Di sekitar mereka, hutan yang biasanya tenang kini terasa seperti sebuah dunia yang hidup, penuh dengan ancaman yang siap menerkam. Elarya dan Kael berdiri berdampingan, terengah-engah, merasakan keringat dingin mengalir di tubuh mereka. Setiap langkah mereka dipenuhi kecemasan, karena mereka tahu, kegelapan yang mendekat bukanlah sesuatu yang bisa mereka hindari.

Di hadapan mereka, sosok berjubah hitam yang muncul pertama kali mengangkat tangannya, dan suara yang dalam dan menggema terdengar, mengisi udara yang penuh dengan ketegangan.

“Kalian tidak akan bisa melarikan diri,” kata sosok itu dengan suara yang datar namun mengerikan. “Ini bukan hanya tentang kalian. Ini adalah takdir dunia ini.”

Elarya merasakan tubuhnya bergetar. Semua yang telah dia jalani, semua yang telah dia pelajari tentang segel cahaya dalam dirinya, tampaknya belum cukup untuk menghadapi ancaman yang datang ini. Di sisi lain, Kael sudah menggenggam pedangnya, siap bertarung dengan segala kekuatan yang ada, meskipun ia tahu, mereka berdua sedang berhadapan dengan sesuatu yang jauh lebih besar dari yang pernah mereka bayangkan.

"Apa yang kamu inginkan?" Kael berteriak, suaranya bergetar karena amarah yang sulit ditahan. “Kenapa kalian menyerang kami?”

Sosok itu tertawa pelan, namun tertawanya seolah menambah berat beban yang mereka rasakan. "Kalian tidak mengerti, bukan? Kalian berdua adalah kunci untuk mengubah dunia ini. Cahaya dalam diri Elarya adalah ancaman besar. Kami tidak bisa membiarkan kekuatan itu ada."

Elarya menatap Kael, merasakan gemuruh yang kuat dalam dirinya. "Aku tidak tahu apa yang mereka inginkan dariku, Kael. Tapi aku... aku tidak akan membiarkan mereka menghancurkan kita," katanya dengan tekad.

Kael melangkah maju, menghalangi Elarya yang mulai merasakan keraguan dalam hatinya. "Kita berjuang bersama, Elarya. Tidak peduli apa yang mereka coba lakukan, kita akan bertahan."

Tapi saat itu, sosok berjubah itu mengangkat tangannya lagi, dan seketika itu juga, gelombang energi gelap yang sangat kuat meluncur ke arah mereka. Kael mengangkat pedangnya, mencoba memblokir serangan itu, namun ia merasakan pedangnya hanya menyentuh udara kosong, seolah gelombang energi itu sudah lebih kuat daripada apa pun yang bisa mereka lawan.

“Kael!” Elarya berteriak, melihat Kael yang terhuyung, hampir terjatuh. Dalam hati, ia merasa tercekik oleh ketakutan yang menguasai dirinya. “Kael, kau harus bertahan!”

Dengan tangan yang gemetar, Elarya mengangkat tangannya, berusaha memusatkan cahaya yang selama ini ia sembunyikan. Cahaya itu mulai memancar, namun terasa begitu lemah, seperti nyala api yang hampir padam. Dia mencoba memfokuskan segel cahaya dalam dirinya, tetapi semakin dia berusaha, semakin kuat gelombang gelap itu menekan.

"Apa yang terjadi padamu, Elarya?" Kael berteriak, merasakan betapa beratnya keadaan ini. "Kita harus melawan!"

“Aku... aku tidak tahu,” jawab Elarya dengan napas terengah. "Kekuatan ini... tidak cukup. Mereka lebih kuat. Aku merasa—" Elarya terhenti, merasakan tubuhnya dipenuhi keputusasaan.

Tiba-tiba, di tengah kegelapan, suara itu kembali terdengar, lebih jelas dari sebelumnya. "Kalian tidak bisa mengalahkan kami. Segel cahaya yang ada pada dirimu, Elarya, adalah kunci yang harus kami ambil. Itu adalah takdir yang tidak bisa dihindari."

Dengan cepat, sosok berjubah itu melangkah maju, tangan terulur, mengarah langsung ke arah Elarya. Kael berteriak dan melompat untuk melindungi Elarya, tetapi ia hanya merasa tubuhnya diselimuti oleh bayangan gelap, membuat setiap gerakan terasa terhambat. “Kael!” Elarya teriak, matanya penuh ketakutan.

Dalam sekejap, sosok itu sudah hampir mencapai Elarya. Namun, pada saat yang paling genting itu, sesuatu dalam diri Elarya mulai bergetar. Cahaya yang semula tampak lemah kini mulai mengalir dengan kekuatan yang tak terduga. Segel cahaya yang ada pada dirinya, yang selama ini terpendam, akhirnya terbangun sepenuhnya.

Dengan segenap kekuatan yang bisa ia rasakan, Elarya mengangkat kedua tangannya, mengarahkan cahaya itu langsung ke sosok yang mendekat. Sebuah ledakan cahaya yang luar biasa melesat keluar, menyebar ke segala arah. Sosok berjubah itu terlempar mundur, tubuhnya terbakar oleh cahaya yang begitu murni, namun senyum penuh kebencian masih terlihat di wajahnya.

"Ini belum berakhir!" teriaknya, dengan suara yang menggetarkan tanah. "Kalian baru saja memulai permainan ini. Dunia kalian akan segera berubah."

Sosok itu menghilang dalam kegelapan, meninggalkan udara yang penuh ketegangan. Suasana seketika menjadi sunyi, namun ketegangan masih tetap melingkupi mereka. Elarya terhuyung, hampir jatuh, namun Kael cepat menahannya, menarik tubuhnya ke dalam pelukan.

“Kau baik-baik saja?” Kael bertanya dengan lembut, meskipun suara gentar bisa terdengar dalam nada bicaranya.

Elarya mengangguk lemah, namun matanya masih penuh kebingungan. “Aku... aku tidak tahu apa yang baru saja terjadi, Kael. Mereka... mereka tahu tentang segel cahaya ini. Mereka tahu siapa aku sebenarnya.”

Kael menggenggam tangannya lebih erat. “Kita harus terus maju. Mereka mungkin telah mengungkapkan sebagian dari rencananya, tapi kita belum kalah.”

Tapi di dalam hati Elarya, rasa takut terus merayapi. Mereka baru saja mengalahkan satu ancaman, namun dia tahu bahwa kegelapan yang datang itu jauh lebih besar dari yang mereka bayangkan. Dan sekarang, dengan segel cahaya yang terbuka sepenuhnya, dia tahu satu hal pasti: perjalanan mereka baru saja dimulai.

Kegelapan malam menyelimuti hutan yang mereka lalui. Angin berhembus kencang, membawa aroma tanah basah dan daun yang mulai gugur, menciptakan suasana yang sepi dan mencekam. Di kejauhan, suara gemericik air sungai terdengar lembut, tetapi tidak ada yang bisa menenangkan ketegangan yang meliputi Elarya dan Kael.

Elarya berdiri di depan Kael, tubuhnya gemetar, merasa cemas dengan ancaman yang datang dari sosok misterius di hadapan mereka. Sosok berjubah hitam itu berdiri tegap, dengan mata yang memancarkan kilat kebencian yang tak terucapkan. Tangan kirinya terulur, menyentuh tanah dengan cara yang penuh kuasa, sementara tangan kanannya mengangkat tinggi, seolah memanggil sesuatu yang lebih gelap dari apa pun yang pernah mereka hadapi sebelumnya.

“Apa yang kau inginkan dariku?” Elarya bertanya, suara gemetar namun penuh tekad. Cahaya dalam dirinya bergetar, merespons ketakutan yang mulai merayapi hatinya. Kekuatan yang ia simpan selama ini—kekuatan yang berasal dari segel cahaya yang ada dalam dirinya—terasa semakin sulit dikendalikan.

Sosok itu tersenyum dengan dingin, seperti mengetahui sesuatu yang tidak diketahui Elarya dan Kael. “Kau adalah kunci untuk membuka takdir dunia ini, Elarya. Segel cahaya dalam tubuhmu adalah ancaman terbesar yang pernah ada. Kau tidak bisa menyembunyikan kekuatan itu lagi.”

“Takdir dunia?” Kael melangkah maju, melindungi Elarya. Wajahnya penuh kebingungan dan amarah. “Apa yang kau maksudkan dengan itu? Jika kau ingin mengambilnya, kau harus melewati kami.”

Sosok itu mengangkat tangannya, dan sebuah gelombang energi hitam meluncur ke arah mereka. Udara tiba-tiba terasa lebih berat, seakan kekuatan yang menyertai gelombang itu mampu meruntuhkan dunia di sekeliling mereka. Kael segera menarik Elarya mundur, tetapi energi itu begitu kuat, mereka terhuyung oleh guncangannya.

"Elarya, jangan biarkan kekuatan itu menghancurkanmu!" Kael berteriak, meskipun suaranya terdengar semakin jauh, seakan tenggelam dalam keramaian yang tercipta oleh kekuatan gelap tersebut.

Elarya merasa tubuhnya terhimpit oleh energi itu. Rasanya seperti ada sesuatu yang menahan napasnya, meremasnya dengan kekuatan yang tidak bisa dijelaskan. Namun, di dalam dirinya, cahaya itu—segel yang selama ini terpendam—mulai bangkit. Perlahan, ia mengangkat tangannya, berusaha untuk mengimbangi kekuatan gelap yang datang dari sosok itu.

“Kael, aku... aku tidak bisa melakukannya sendirian!” Elarya terengah, tubuhnya semakin lelah. Cahaya yang mulai keluar dari tubuhnya itu terasa begitu lemah, seperti percikan api yang tak cukup untuk menerangi malam yang gelap ini.

Kael menggenggam tangan Elarya, tatapannya penuh keyakinan. “Kita tidak akan menyerah. Kita bertarung bersama, selalu!”

Dengan segenap kekuatan yang tersisa, Elarya mencoba mengarahkan cahaya dalam dirinya untuk bertemu dengan gelombang energi hitam yang semakin mendekat. Cahaya itu meledak dari dalam dirinya, seakan membelah malam. Namun, meskipun cahaya itu terang, gelombang energi hitam tidak terhentikan begitu saja.

Sosok berjubah hitam itu berdiri dengan tenang, senyum dingin di wajahnya. “Kalian berdua hanya menunda yang tidak bisa kalian hindari. Cahaya itu tidak bisa mengalahkan kegelapan. Dunia ini akan jatuh ke dalam tangan kami.”

Ketika energi hitam dan cahaya bertabrakan, suasana di sekitar mereka seakan berubah menjadi neraka. Bumi bergetar, pohon-pohon berderak dan roboh, dan udara terasa semakin sesak. Kael terus berusaha menjaga Elarya agar tidak terjatuh, namun gelombang energi itu mengalir begitu deras, seolah mengancam untuk memisahkan mereka.

"Elarya, kita harus lebih kuat!" Kael berteriak, memegang wajah Elarya dengan kedua tangannya, menatap matanya dengan penuh harapan. "Kau bisa melakukannya. Kekuatanmu lebih besar dari apa pun yang mereka miliki!"

Elarya menatap Kael, matanya berbinar dengan semangat yang mulai bangkit. Cahaya itu... ya, cahaya itu ada di dalam dirinya, lebih kuat dari apa pun yang bisa dihancurkan oleh gelap. Ia hanya harus memercayai dirinya sendiri.

Tiba-tiba, dalam sekejap, segel cahaya dalam tubuhnya terbuka sepenuhnya. Sebuah ledakan cahaya yang begitu besar memancar keluar, melesat menuju sosok pemimpin itu dengan kecepatan yang tak terbendung. Sosok itu terhuyung mundur, tubuhnya terbakar oleh cahaya yang murni dan tak terhentikan.

“Tidak... tidak mungkin!” sosok itu berteriak, tubuhnya semakin melemah di bawah serangan yang datang dari Elarya.

Namun, sebelum sosok itu dapat benar-benar tumbang, ia mengangkat tangannya sekali lagi. Gelombang energi hitam yang sangat besar muncul, dan dengan cepat mengelilingi Elarya dan Kael. Mereka terhimpit, tubuh mereka hampir tidak bisa bergerak. Elarya merasa pusing, cahaya dalam dirinya terasa terhambat, seakan ada kekuatan yang mencoba memadamkannya.

Kael berjuang keras, mencoba melawan dengan pedangnya, namun serangan itu semakin kuat, seolah tidak ada cara untuk menghadapinya. “Elarya!” Kael berteriak, menoleh ke arah Elarya, yang kini terjatuh di tanah, tubuhnya gemetar. “Bangkitlah! Kau bisa melawan ini!”

Dengan napas terengah-engah, Elarya merasakan cahaya itu, kekuatan itu, yang kini bersatu dalam dirinya. Dengan tangan yang gemetar, ia mengangkat kedua tangannya sekali lagi, berusaha menembus gelombang energi hitam yang semakin menekan mereka.

“Kael...” suara Elarya berbisik, penuh keteguhan. "Aku... aku akan melawan untukmu."

Dengan kekuatan terakhir yang ada dalam dirinya, Elarya meluncurkan cahaya itu sekali lagi, kali ini dengan seluruh kekuatan yang ia miliki. Cahaya itu memancar lebih terang dari sebelumnya, membelah gelombang energi hitam dan menghancurkan kekuatan yang ada di hadapan mereka.

Sosok berjubah itu terjatuh, tubuhnya terbakar oleh cahaya yang begitu murni dan kuat. Sosok itu menjerit, sebelum akhirnya menghilang dalam sekejap, seolah ditelan oleh kegelapan yang telah dia ciptakan.

Namun, kemenangan ini tidak datang tanpa harga. Elarya jatuh ke tanah, tubuhnya lemas dan terkulai. Kael segera berlari ke sisinya, menggenggam tangan Elarya dengan lembut. "Kau berhasil, Elarya," katanya, suara penuh dengan kelegaan. "Kau melawan dengan kekuatan luar biasa."

Elarya membuka matanya dengan pelan, senyum kecil muncul di wajahnya. "Kael... kita melakukannya bersama."

Namun, di dalam hati mereka berdua, kedamaian yang mereka rasakan itu hanya sementara. Mereka tahu, meskipun ancaman ini telah berlalu, kegelapan yang lebih besar masih menunggu di hadapan mereka. Tapi satu hal pasti—mereka akan terus berjuang, bersama, menghadapi apa pun yang akan datang.

Episodes
1 Bab 1: Cahaya dan Bayangan
2 Bab 2: Pencarian Dimulai
3 Bab 3: Penjaga Kekuatan
4 Bab 4: Pengujian Cahaya
5 Bab 5: Jalan yang Terbuka
6 Bab 6: Cahaya yang Terhalang
7 Bab 7: Jejak Kegelapan
8 Bab 8: Bayangan yang Kembali
9 Bab 9: Pertempuran Tak Terhindarkan
10 Bab 10: Jejak Kegelapan yang Menyusup
11 Bab 11: Cahaya yang Menyentuh Hati
12 Bab 12: Menghadapi Takdir
13 Bab 13: Mencari Petunjuk
14 Bab 14: Keputusan di Ujung Cahaya
15 Bab 15: Cahaya yang Menuntun
16 Bab 16: Bayangan yang Mengintai
17 Bab 17: Menghadapi Takdir
18 Bab 18: Malam yang Tak Terlupakan
19 Bab 19: Kegelapan yang Mengguncang
20 Bab 20: Pengkhianatan dalam Kegelapan
21 Bab 21: Tanda Awal Kehancuran
22 Bab 22: Cahaya yang Tertinggal
23 Bab 23: Penjagakuil
24 Bab 24: Warisan Terakhir
25 Bab 25: Cahaya dan Bayangan
26 Bab 26: Bayang-Bayang Harapan
27 Bab 27: Pengorbanan yang Terpendam
28 Bab 28: Kegelapan yang Mengintai
29 Bab 29: Cahaya di Tengah Kegelapan
30 Bab 30: Cahaya di Tengah Kegelapan
31 Bab 31: Awal dari Cahaya Baru
32 Bab 32: Di Antara Cahaya dan Kegelapan
33 Bab 33: Kekuatan Baru, Awal yang Rapuh
34 Bab 34: Warisan Takdir
35 Bab 35: Bayang-Bayang yang Kembali
36 Bab 36: Jejak Takdir
37 Bab 37: Cahaya Baru di Tengah Kegelapan
38 Bab 38: Sang Pewaris Takdir
39 Bab 39: Titik Balik
40 Bab 40: Bayangan di Balik Kedamaian
41 Bab 41: Sang Penerus Cahaya
42 Bab 42: Warisan yang Dibangunkan
43 Bab 43: Kelahiran dalam Kekacauan
44 Bab 44: Hati yang Teruji
45 Bab 45: Membangun Kembali Dunia yang Hancur
46 Bab 46: Titik Balik
47 Bab 47: Awal dari Sebuah Kehidupan Baru
48 Bab 48: Awal yang Baru, Bahaya yang Mengintai
49 Bab 49: Fajar Baru
50 Bab 50: Awal Baru yang Penuh Tantangan
51 Bab 51: Fajar Baru, Bayangan Lama
52 Bab 52: Bayangan dari Masa Lalu
53 Bab 53: Pertarungan Terakhir
54 Bab 54: Perang yang Tak Terelakkan
55 Bab 55: Harapan yang Terbit
56 Bab 56: Cahaya Baru di Ufuk Timur
57 Bab 57: Fajar Perlawanan Terakhir
58 Bab 58: Langkah yang Berat
59 Bab 59: Pertempuran Tak Terelakkan
60 Bab 60: Bayangan yang Mengikuti
61 Bab 61: Kegelapan yang Meninggi
62 Bab 62: Cahaya di Tengah Kegelapan
63 Bab 63: Bayangan di Puncak Bukit
64 Bab 64: Menyongsong Awan Gelap
65 Bab 65: Cahaya yang Tersisa
66 Bab 66: Bayangan yang Mengintai
67 Bab 67: Cahaya yang Tak Pernah Padam
68 Bab 68: Cahaya yang Terus Menyala
69 Bab 69: Kesatuan Cahaya dan Kegelapan
70 Bab 70: Pengorbanan dan Harapan Baru
71 Bab 71: Bisikan dari Kegelapan
72 Bab 72: Mata yang Mengintai
73 Bab 73: Lembah Bayangan dan Bisikan Gelap
74 Bab 74: Perjalanan yang Tak Pernah Berakhir
75 Bab 75: Perjalanan Tak Terduga
76 Bab 76: Ancaman yang Lebih Besar
77 Bab 77: Harapan Baru
78 Bab 78: Pertempuran yang Tak Terelakkan
79 Bab 79: Keputusan Baru
80 Bab 80: Kekuatan dalam Kehilangan
81 Bab 81: Menghadap Bayangan Kegelapan
82 Bab 82: Cahaya Baru di Bawah Langit
83 Bab 83: Kebenaran yang Tersembunyi
84 Bab 84: Bayang-Bayang yang Menyusul
85 Bab 85: Jejak di Tengah Bayangan
86 Bab 86: Bayangan di Ambang Takdir
87 Bab 87: Perjalanan yang Meningkat
88 Bab 88: Serangan Terakhir dan Ketenangan Setelah Badai
89 Bab 89: Pertempuran dalam Kegelapan
90 Bab 90: Pertempuran di Lembah Kegelapan
91 Bab 91: Rahasia di Balik Lembah Kabut
92 Bab 92: Mencari Cahaya dalam Kegelapan
93 bab 93 :Ujian di Kegelapan
94 Bab 94: Ujian Pengetahuan
95 Bab 95: Heartstone
96 Bab 96 :Jalinan Takdir
97 Bab 97 : Dunia yang Tenang
98 Bab 98: Fajar di Tengah Kegelapan
99 Bab 99 : "Cahaya dalam Kegelapan: Perjalanan Menuju Heartstone"
100 Bab 100: Puncak Pertempuran
101 Bab 101: Cahaya di Tengah Badai
102 Bab 102: Jantung Kegelapan
103 Bab 103: Harmoni di Antara Cahaya dan Bayangan
104 Bab 104 : Kembali ke Dunia yang Dikenal
105 Bab 105: Cahaya dalam Kegelapan
106 bab 106 : Menuju Perbatasan Menuju Lembah Baru
107 Bab 107: Mencari Heartstone
108 Bab 108: Cahaya yang Menghidupkan
109 Bab 109: Menyambut Hari Esok
110 Bab 110: Menjaga Cahaya
111 Bab 111 Pertarungan di Balik Pintu Dimensi
112 Bab 112: Jejak di Antara Dua Dunia
113 Bab 113: Cahaya di Tengah Kegelapan
114 Bab 114 Hati dari Kegelapan
115 Bab 115: Pengorbanan Baru
116 Bab 116 :Persiapan untuk Ujian Selanjutnya”.
117 bab 117: persiapan menuju ujian besar
118 Bab 118: Bayangan Keraguan
119 Bab 119: Jalan Menuju Kebenaran
120 Bab 120: Rahasia Takhta Kosong
121 Bab 121: Mimpi yang Terpecah
122 Bab 122: Bayangan di Balik Kabut
123 Bab 123: Bayangan di Antara Cahaya
124 Bab 124: Bayangan yang Tertinggal
125 Bab 125: Jejak Menuju Velarion
126 Bab 126: Bayangan yang Mengintai
127 Bab 127: Jejak Menuju Kuil Keseimbangan
128 Bab 128; harmoni yang baru
129 Bab 129 : "Membangun Masa Depan"
130 Bab 130: Pelajaran yang Didapatkan
131 Bab 131: Kegelapan yang Terbangkitkan
132 Bab 132: Awan Kegelapan yang Menyebar
133 Bab 133: Jalan Kebenaran yang Terjal
134 Bab 134: Menyentuh Batas
135 Bab 135: Langkah Selanjutnya
136 Bab 136: Nyala yang Tak Padam
137 Bab 137: Nyanyian Kegelapan
138 Bab 138: Rahasia yang Terkubur
139 Bab 139: Misteri Pegunungan Avarin
140 Bab 140: Menuju Puncak Takdir
141 Bab 141: Cahaya yang Tak Pernah Padam
142 Bab 142: Dalam Jerat Kegelapan
143 Bab 143: Langkah di Antara Dua Dunia
144 Bab 144: Menggenggam Takdir
145 Bab 145: Ujian Kegelapan Terakhir
146 Bab 146: Cermin Takdir
147 Bab 147: Pusaran Takdir
148 Bab 148: Kunci dari Masa Lalu
149 Bab 149: Bisikan Lembah Kegelapan
150 Bab 150: Jejak Terakhir Menuju Kebenaran
151 Bab 151: Nyala Cahaya yang Tak Pernah Padam
152 Bab 152: Bayangan di Balik Jejak
153 Bab 153: Harapan yang Retak
154 Bab 154 : gerbang yang terbuka
155 Bab 155: Kegelapan yang Menunggu
156 Bab 156 : Bayangan yang Tak Pernah Hilang
157 Bab 157: Jejak yang Tak Terhapuskan
158 Bab 158 : Dalam Cengkeraman Takdir
159 Bab 159: Bayangan yang Menghantui
160 Bab 160: Pengorbanan yang Tak Terelakkan
161 Bab 161: Bayang-bayang Tak Terlihat
162 Bab 162: Bayang-Bayang Tak Terlihat
163 Bab 163: Titik Balik di Inti Cahaya
164 Bab 164: Menuju Perpustakaan Terakhir
165 Bab 165: Cahaya di Ujung Bayangan
166 Bab 166: Bayangan yang Memandu
167 Bab 167: Gerbang Keabadian
168 Bab 168: Pengorbanan yang Terlupakan
169 Bab 169: Bayangan Masa Depan
170 Bab 170: Cahaya dalam Kegelapan
171 Bab 171: Cahaya yang Membimbing
172 Bab 172: Gerbang Takdir
173 Bab 173: Menyusuri Kegelapan
174 Bab 174: Langkah di Antara Bayangan
175 Bab 175: Pengejaran Takdir
176 Bab 176: Di Ambang Keabadian
177 Bab 177: Jejak Bintang Menuju Arcadia
178 Bab 178: Cahaya dan Bayangan yang Berbincang
179 Bab 179: Bisikan Takdir
180 Bab 180: Pilihan yang Mengubah Segalanya
Episodes

Updated 180 Episodes

1
Bab 1: Cahaya dan Bayangan
2
Bab 2: Pencarian Dimulai
3
Bab 3: Penjaga Kekuatan
4
Bab 4: Pengujian Cahaya
5
Bab 5: Jalan yang Terbuka
6
Bab 6: Cahaya yang Terhalang
7
Bab 7: Jejak Kegelapan
8
Bab 8: Bayangan yang Kembali
9
Bab 9: Pertempuran Tak Terhindarkan
10
Bab 10: Jejak Kegelapan yang Menyusup
11
Bab 11: Cahaya yang Menyentuh Hati
12
Bab 12: Menghadapi Takdir
13
Bab 13: Mencari Petunjuk
14
Bab 14: Keputusan di Ujung Cahaya
15
Bab 15: Cahaya yang Menuntun
16
Bab 16: Bayangan yang Mengintai
17
Bab 17: Menghadapi Takdir
18
Bab 18: Malam yang Tak Terlupakan
19
Bab 19: Kegelapan yang Mengguncang
20
Bab 20: Pengkhianatan dalam Kegelapan
21
Bab 21: Tanda Awal Kehancuran
22
Bab 22: Cahaya yang Tertinggal
23
Bab 23: Penjagakuil
24
Bab 24: Warisan Terakhir
25
Bab 25: Cahaya dan Bayangan
26
Bab 26: Bayang-Bayang Harapan
27
Bab 27: Pengorbanan yang Terpendam
28
Bab 28: Kegelapan yang Mengintai
29
Bab 29: Cahaya di Tengah Kegelapan
30
Bab 30: Cahaya di Tengah Kegelapan
31
Bab 31: Awal dari Cahaya Baru
32
Bab 32: Di Antara Cahaya dan Kegelapan
33
Bab 33: Kekuatan Baru, Awal yang Rapuh
34
Bab 34: Warisan Takdir
35
Bab 35: Bayang-Bayang yang Kembali
36
Bab 36: Jejak Takdir
37
Bab 37: Cahaya Baru di Tengah Kegelapan
38
Bab 38: Sang Pewaris Takdir
39
Bab 39: Titik Balik
40
Bab 40: Bayangan di Balik Kedamaian
41
Bab 41: Sang Penerus Cahaya
42
Bab 42: Warisan yang Dibangunkan
43
Bab 43: Kelahiran dalam Kekacauan
44
Bab 44: Hati yang Teruji
45
Bab 45: Membangun Kembali Dunia yang Hancur
46
Bab 46: Titik Balik
47
Bab 47: Awal dari Sebuah Kehidupan Baru
48
Bab 48: Awal yang Baru, Bahaya yang Mengintai
49
Bab 49: Fajar Baru
50
Bab 50: Awal Baru yang Penuh Tantangan
51
Bab 51: Fajar Baru, Bayangan Lama
52
Bab 52: Bayangan dari Masa Lalu
53
Bab 53: Pertarungan Terakhir
54
Bab 54: Perang yang Tak Terelakkan
55
Bab 55: Harapan yang Terbit
56
Bab 56: Cahaya Baru di Ufuk Timur
57
Bab 57: Fajar Perlawanan Terakhir
58
Bab 58: Langkah yang Berat
59
Bab 59: Pertempuran Tak Terelakkan
60
Bab 60: Bayangan yang Mengikuti
61
Bab 61: Kegelapan yang Meninggi
62
Bab 62: Cahaya di Tengah Kegelapan
63
Bab 63: Bayangan di Puncak Bukit
64
Bab 64: Menyongsong Awan Gelap
65
Bab 65: Cahaya yang Tersisa
66
Bab 66: Bayangan yang Mengintai
67
Bab 67: Cahaya yang Tak Pernah Padam
68
Bab 68: Cahaya yang Terus Menyala
69
Bab 69: Kesatuan Cahaya dan Kegelapan
70
Bab 70: Pengorbanan dan Harapan Baru
71
Bab 71: Bisikan dari Kegelapan
72
Bab 72: Mata yang Mengintai
73
Bab 73: Lembah Bayangan dan Bisikan Gelap
74
Bab 74: Perjalanan yang Tak Pernah Berakhir
75
Bab 75: Perjalanan Tak Terduga
76
Bab 76: Ancaman yang Lebih Besar
77
Bab 77: Harapan Baru
78
Bab 78: Pertempuran yang Tak Terelakkan
79
Bab 79: Keputusan Baru
80
Bab 80: Kekuatan dalam Kehilangan
81
Bab 81: Menghadap Bayangan Kegelapan
82
Bab 82: Cahaya Baru di Bawah Langit
83
Bab 83: Kebenaran yang Tersembunyi
84
Bab 84: Bayang-Bayang yang Menyusul
85
Bab 85: Jejak di Tengah Bayangan
86
Bab 86: Bayangan di Ambang Takdir
87
Bab 87: Perjalanan yang Meningkat
88
Bab 88: Serangan Terakhir dan Ketenangan Setelah Badai
89
Bab 89: Pertempuran dalam Kegelapan
90
Bab 90: Pertempuran di Lembah Kegelapan
91
Bab 91: Rahasia di Balik Lembah Kabut
92
Bab 92: Mencari Cahaya dalam Kegelapan
93
bab 93 :Ujian di Kegelapan
94
Bab 94: Ujian Pengetahuan
95
Bab 95: Heartstone
96
Bab 96 :Jalinan Takdir
97
Bab 97 : Dunia yang Tenang
98
Bab 98: Fajar di Tengah Kegelapan
99
Bab 99 : "Cahaya dalam Kegelapan: Perjalanan Menuju Heartstone"
100
Bab 100: Puncak Pertempuran
101
Bab 101: Cahaya di Tengah Badai
102
Bab 102: Jantung Kegelapan
103
Bab 103: Harmoni di Antara Cahaya dan Bayangan
104
Bab 104 : Kembali ke Dunia yang Dikenal
105
Bab 105: Cahaya dalam Kegelapan
106
bab 106 : Menuju Perbatasan Menuju Lembah Baru
107
Bab 107: Mencari Heartstone
108
Bab 108: Cahaya yang Menghidupkan
109
Bab 109: Menyambut Hari Esok
110
Bab 110: Menjaga Cahaya
111
Bab 111 Pertarungan di Balik Pintu Dimensi
112
Bab 112: Jejak di Antara Dua Dunia
113
Bab 113: Cahaya di Tengah Kegelapan
114
Bab 114 Hati dari Kegelapan
115
Bab 115: Pengorbanan Baru
116
Bab 116 :Persiapan untuk Ujian Selanjutnya”.
117
bab 117: persiapan menuju ujian besar
118
Bab 118: Bayangan Keraguan
119
Bab 119: Jalan Menuju Kebenaran
120
Bab 120: Rahasia Takhta Kosong
121
Bab 121: Mimpi yang Terpecah
122
Bab 122: Bayangan di Balik Kabut
123
Bab 123: Bayangan di Antara Cahaya
124
Bab 124: Bayangan yang Tertinggal
125
Bab 125: Jejak Menuju Velarion
126
Bab 126: Bayangan yang Mengintai
127
Bab 127: Jejak Menuju Kuil Keseimbangan
128
Bab 128; harmoni yang baru
129
Bab 129 : "Membangun Masa Depan"
130
Bab 130: Pelajaran yang Didapatkan
131
Bab 131: Kegelapan yang Terbangkitkan
132
Bab 132: Awan Kegelapan yang Menyebar
133
Bab 133: Jalan Kebenaran yang Terjal
134
Bab 134: Menyentuh Batas
135
Bab 135: Langkah Selanjutnya
136
Bab 136: Nyala yang Tak Padam
137
Bab 137: Nyanyian Kegelapan
138
Bab 138: Rahasia yang Terkubur
139
Bab 139: Misteri Pegunungan Avarin
140
Bab 140: Menuju Puncak Takdir
141
Bab 141: Cahaya yang Tak Pernah Padam
142
Bab 142: Dalam Jerat Kegelapan
143
Bab 143: Langkah di Antara Dua Dunia
144
Bab 144: Menggenggam Takdir
145
Bab 145: Ujian Kegelapan Terakhir
146
Bab 146: Cermin Takdir
147
Bab 147: Pusaran Takdir
148
Bab 148: Kunci dari Masa Lalu
149
Bab 149: Bisikan Lembah Kegelapan
150
Bab 150: Jejak Terakhir Menuju Kebenaran
151
Bab 151: Nyala Cahaya yang Tak Pernah Padam
152
Bab 152: Bayangan di Balik Jejak
153
Bab 153: Harapan yang Retak
154
Bab 154 : gerbang yang terbuka
155
Bab 155: Kegelapan yang Menunggu
156
Bab 156 : Bayangan yang Tak Pernah Hilang
157
Bab 157: Jejak yang Tak Terhapuskan
158
Bab 158 : Dalam Cengkeraman Takdir
159
Bab 159: Bayangan yang Menghantui
160
Bab 160: Pengorbanan yang Tak Terelakkan
161
Bab 161: Bayang-bayang Tak Terlihat
162
Bab 162: Bayang-Bayang Tak Terlihat
163
Bab 163: Titik Balik di Inti Cahaya
164
Bab 164: Menuju Perpustakaan Terakhir
165
Bab 165: Cahaya di Ujung Bayangan
166
Bab 166: Bayangan yang Memandu
167
Bab 167: Gerbang Keabadian
168
Bab 168: Pengorbanan yang Terlupakan
169
Bab 169: Bayangan Masa Depan
170
Bab 170: Cahaya dalam Kegelapan
171
Bab 171: Cahaya yang Membimbing
172
Bab 172: Gerbang Takdir
173
Bab 173: Menyusuri Kegelapan
174
Bab 174: Langkah di Antara Bayangan
175
Bab 175: Pengejaran Takdir
176
Bab 176: Di Ambang Keabadian
177
Bab 177: Jejak Bintang Menuju Arcadia
178
Bab 178: Cahaya dan Bayangan yang Berbincang
179
Bab 179: Bisikan Takdir
180
Bab 180: Pilihan yang Mengubah Segalanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!