Bab 17: Menghadapi Takdir

Keheningan yang sempat menyelimuti gua mulai pecah, digantikan oleh suara langkah kaki mereka yang berdesakan di lantai berbatu. Elarya, Kael, dan Lysander, meskipun lelah dan terperangkap dalam bayang-bayang pertempuran batin, melangkah maju dengan semangat yang lebih kuat dari sebelumnya. Kegelapan yang sempat menelan mereka telah pudar, digantikan oleh cahaya yang kini memancar dengan penuh kekuatan dari dalam diri Elarya.

Sosok bayangan yang menyerupai dirinya kini hilang. Meskipun bayangan itu sempat menakutkan, memberi ancaman akan kegelapan dalam diri Elarya, kini ia merasa lebih kuat, lebih sadar akan kekuatan yang ada dalam dirinya. Ia telah belajar untuk menerima takdirnya, tetapi juga untuk menentangnya jika itu berarti ia bisa mengendalikan hidupnya sendiri.

Setelah perjalanan panjang yang penuh dengan ujian, mereka akhirnya tiba di ujung gua. Pintu keluar yang sebelumnya tersembunyi oleh kegelapan kini terbuka, membiarkan cahaya matahari menyinari mereka. Ketiganya berdiri di sana, memandang dunia luar dengan perasaan campur aduk. Keberhasilan mereka telah mengusir ancaman besar, tetapi Elarya tahu ini bukan akhir dari perjalanan mereka.

Elarya menatap langit yang terbentang luas di atasnya, merasa angin segar menyentuh wajahnya. Ia mengangkat tangannya, membiarkan cahaya itu mengalir dalam tubuhnya, meresap ke dalam setiap sel. Kekuatan itu kini terasa lebih mengalir bebas—tetapi kali ini, ia tahu bagaimana cara mengendalikannya.

"Elarya," suara Kael memecah keheningan, membuatnya menoleh ke arah kekasihnya yang berdiri beberapa langkah di sampingnya. Kael memandangnya dengan tatapan lembut, tetapi penuh keyakinan. "Kita telah melewati banyak hal. Tapi perjalanan kita belum berakhir, kan? Masih ada banyak yang harus kita lakukan."

Elarya mengangguk, senyum tipis mengembang di bibirnya. "Aku tahu," jawabnya, suaranya terdengar lebih tegas dari sebelumnya. "Tetapi setidaknya, aku tahu sekarang siapa aku sebenarnya. Aku tidak takut lagi pada takdirku. Aku tidak takut pada kegelapan yang pernah mengintai."

Lysander yang berdiri di belakang mereka tersenyum dengan bangga. "Itulah yang harus kalian pelajari. Kekuatan bukan hanya tentang bagaimana kalian bertarung. Tapi bagaimana kalian bisa mengendalikan diri, bagaimana kalian bisa menjadi yang terbaik dari diri kalian sendiri."

Mereka berjalan keluar dari gua bersama, matahari semakin terbenam di horizon. Di kejauhan, mereka bisa melihat sebuah desa kecil yang tampaknya tenang. Elarya tahu bahwa perjalanan mereka menuju desa itu bukan sekadar perjalanan biasa. Itu adalah langkah terakhir menuju titik yang akan menentukan masa depan mereka. Tak hanya mengenai Elarya, tetapi juga mengenai Kael—dan masa depan yang sudah ditunggu-tunggu.

Malam telah datang ketika mereka akhirnya tiba di desa itu. Cahaya bulan memantulkan kilau lembut pada permukaan tanah, dan angin malam terasa sejuk menyapu wajah mereka. Kael memegang tangan Elarya dengan lembut, sementara Lysander berjalan di depan mereka, memberi sedikit ruang bagi pasangan itu untuk menikmati momen kebersamaan mereka.

"Besok adalah hari yang sangat penting bagi kita semua," kata Kael sambil menatap Elarya, wajahnya dipenuhi dengan kehangatan. "Lamaranmu. Itu akan menjadi simbol bahwa perjalanan kita ini tidak hanya soal pertempuran, tetapi juga tentang ikatan yang lebih dalam. Kamu sudah siap?"

Elarya memandangnya dengan mata penuh keyakinan. "Aku sudah siap, Kael. Kita telah melalui begitu banyak, dan sekarang waktunya untuk memulai bab baru dalam hidup kita. Bab yang lebih tenang, penuh dengan cinta dan harapan."

Di dalam hati Elarya, ada perasaan damai yang luar biasa. Selama ini, ia merasa takut akan takdirnya, takut akan kekuatan yang diberikan padanya. Tetapi kini, dengan Kael di sisinya, dan dukungan dari Lysander, ia merasa bahwa ia bisa menghadapi apapun yang akan datang. Ia tahu bahwa kekuatannya tidak hanya untuk menghancurkan kegelapan, tetapi juga untuk melindungi mereka yang ia cintai.

Pagi harinya, suasana di desa itu terasa lebih cerah. Penduduk setempat bergegas untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk acara besar yang telah lama ditunggu-tunggu—sebuah lamaran yang akan mengubah hidup Elarya selamanya. Kael, yang sudah mempersiapkan segalanya dengan hati-hati, menatap Elarya dengan penuh kebanggaan. Mereka berdiri di tengah desa, di depan sebuah altar kecil yang dihiasi dengan bunga-bunga indah.

Lysander berdiri di samping mereka, menjadi saksi dalam peristiwa penting ini. Tidak ada kata-kata yang lebih tepat untuk menggambarkan perasaan Elarya saat ini—ia merasa seolah-olah segala kekuatan yang ada dalam dirinya bersatu dengan kekuatan cinta yang tumbuh di hatinya untuk Kael. Semua yang telah mereka lewati—kegelapan, ancaman, ketakutan—sekarang terasa jauh, terkubur oleh cahaya yang lebih besar.

“Kael,” suara Elarya terdengar lembut, namun tegas. “Aku memilihmu. Tidak ada lagi ketakutan, tidak ada lagi bayangan yang mengintai. Aku berjanji akan bersamamu, dalam suka dan duka.”

Kael menggenggam tangan Elarya dengan erat, mata mereka saling bertaut. “Aku berjanji akan melindungimu, Elarya. Dengan segala kekuatan yang aku miliki, aku akan selalu ada di sisimu.”

Di hadapan semua orang yang hadir, Kael berlutut, mengeluarkan cincin kecil yang telah disiapkan. Elarya, dengan hati yang penuh cinta, menatapnya dan mengangguk. “Aku menerima,” jawabnya, suaranya hampir tak terdengar karena haru.

Cincin itu melambangkan sebuah janji—janji untuk saling menjaga, untuk tidak pernah meninggalkan satu sama lain. Dan ketika mereka saling menatap, Elarya tahu bahwa ini bukan hanya tentang cinta mereka, tetapi juga tentang kemenangan atas ketakutan, tentang menemukan kekuatan dalam diri mereka sendiri, dan tentang perjalanan yang akan mereka jalani bersama.

Desa itu bergema dengan tepuk tangan dan sorak sorai, tetapi bagi Elarya, hanya ada satu hal yang terasa nyata—ini adalah permulaan dari kehidupan baru, kehidupan yang penuh dengan harapan dan kebahagiaan. Dan bersama Kael, dia siap menjalani perjalanan baru yang menanti di depan mereka.

Pagi hari di desa itu begitu cerah, seolah menyambut dengan hangat perjalanan baru yang akan dimulai. Angin pagi berhembus pelan, membawa aroma bunga yang sedang mekar di sepanjang jalan setapak. Langit biru tanpa awan menciptakan suasana yang sempurna untuk momen besar yang sudah lama dinanti—lamaran Elarya dan Kael.

Elarya berdiri di depan rumah tua yang telah dihias dengan indah, dihiasi bunga-bunga berwarna cerah yang melambangkan cinta dan harapan. Jantungnya berdegup kencang, meskipun ia merasa tenang. Semua yang telah dilaluinya—perjuangan, pertarungan batin, dan perjalanan bersama Kael—membawanya pada titik ini. Ini bukan hanya tentang pernikahan atau lamaran semata, tetapi tentang pengertian yang lebih dalam mengenai siapa dirinya, dan apa yang akan ia lakukan selanjutnya.

Kael berdiri di sampingnya, matanya penuh dengan kebanggaan dan cinta. Ia memandang Elarya dengan penuh kasih sayang, meskipun ia tahu bahwa hari ini adalah ujian terakhir bagi mereka berdua. Sebuah janji akan dibuat, sebuah pernyataan yang mengikat mereka dalam takdir yang lebih besar.

"Elarya," suara Kael terdengar lembut namun penuh dengan tekad. "Aku tidak pernah tahu sebelumnya bahwa jalan kita akan semenyakitkan ini. Tetapi hari ini, aku tahu aku memilih dengan benar. Aku memilihmu, karena tidak ada satu pun yang lebih penting daripada berada di sisimu."

Elarya menatapnya, dan meskipun ia merasakan kehangatan dalam hati, ia juga bisa merasakan ketegangan yang menyelimuti mereka berdua. Perasaan itu bukan sekadar kebahagiaan, tetapi lebih kepada kedalaman emosional yang hanya bisa dipahami oleh mereka yang telah melewati banyak cobaan bersama.

"Kael," suara Elarya bergetar, namun ia tidak takut lagi. "Aku merasa seperti aku sudah mengenalmu sepanjang hidupku, meskipun aku tahu kita baru bersama untuk waktu yang singkat. Tapi aku yakin, kita sudah melalui begitu banyak untuk sampai ke sini, dan aku tahu aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu."

Kael menggenggam tangan Elarya lebih erat, seolah memberi janji tanpa kata. Mereka saling tersenyum, dan meskipun kata-kata tak lagi diperlukan, keduanya tahu bahwa ini adalah titik awal dari sebuah babak baru. Sebuah perjalanan yang penuh dengan janji dan komitmen, yang tidak hanya datang dari kata-kata, tetapi dari setiap tindakan dan perasaan yang telah mereka bagikan.

Sementara itu, di sisi lain desa, Lysander mempersiapkan diri dengan penuh perhatian. Ia selalu berada di sana untuk mereka, meskipun ia tahu bahwa ia akan segera melepaskan Elarya untuk berjalan ke jalan yang lebih besar—jalan yang akan membawa pasangan itu jauh darinya. Ia telah menjadi bagian penting dari perjalanan mereka, tetapi saat ini, ia tahu bahwa langkah berikutnya adalah untuk Kael dan Elarya.

"Semoga kau bahagia, Elarya," bisik Lysander kepada dirinya sendiri. “Kau telah tumbuh menjadi seseorang yang lebih kuat dari yang pernah kubayangkan."

Di altar kecil yang telah dipersiapkan dengan sangat indah, penduduk desa mulai berkumpul. Wajah mereka dipenuhi dengan harapan dan kebahagiaan, menyaksikan momen penting yang membawa harapan baru ke dalam desa mereka. Semua orang tahu, kisah ini adalah kisah yang luar biasa—kisah tentang seorang wanita yang tak hanya menemukan cinta, tetapi juga menemukan kekuatan dalam dirinya sendiri untuk menghadapi takdir yang lebih besar.

Elarya dan Kael melangkah bersama menuju altar, tangan mereka saling menggenggam erat. Keduanya bisa merasakan degup jantung mereka yang semakin cepat, tetapi rasa percaya diri mereka jauh lebih besar daripada ketegangan yang menyelimuti mereka. Mereka tahu bahwa bersama, mereka bisa mengatasi apapun.

Di depan altar, seorang pendeta tua berdiri, memandang pasangan itu dengan mata yang penuh kebijaksanaan. "Hari ini adalah hari yang istimewa," katanya dengan suara yang dalam dan penuh makna. "Kalian berdua telah melalui perjalanan panjang. Dan kini, kalian berdiri di sini, siap untuk melangkah bersama sebagai satu. Apakah kalian siap untuk saling berjanji?"

Kael mengangguk, matanya tetap terfokus pada Elarya. “Aku siap,” jawabnya, suaranya penuh dengan tekad.

Elarya menatap Kael dengan penuh cinta, menyadari bahwa ia telah siap untuk semua yang akan datang. “Aku siap,” jawabnya dengan suara yang lembut namun penuh keyakinan.

Pendeta itu tersenyum, kemudian melanjutkan. “Lalu, mari kita mulai dengan janji yang akan mengikat kalian. Janji untuk saling menjaga, saling mencintai, dan berjalan bersama dalam suka dan duka. Elarya, Kael, ambillah tangan masing-masing, dan ungkapkan janji yang ada dalam hati kalian.”

Kael mengambil tangan Elarya dengan lembut, matanya penuh dengan kasih. “Elarya, sejak pertama kali kita bertemu, aku tahu hidupku tidak akan pernah sama lagi. Aku berjanji akan selalu berada di sisimu, dalam keadaan apapun. Aku akan melindungimu, mendukungmu, dan mencintaimu dengan sepenuh hati, selama-lamanya.”

Elarya merasa hatinya berdegup lebih kencang. "Kael," ia berkata, matanya berbinar. "Aku pernah merasa kehilangan arah, merasa seperti aku tidak tahu siapa diriku. Tetapi sejak kita bertemu, aku merasa seperti aku menemukan rumahku kembali. Aku berjanji akan selalu mencintaimu, mendukungmu, dan berjalan bersamamu, tidak peduli apa yang akan terjadi."

Sebuah tepuk tangan meriah memenuhi udara, dan dalam momen itu, semuanya terasa sempurna. Mereka berdua berdiri di sana, bersatu dalam janji yang telah lama mereka buat, melalui perjuangan dan pengorbanan yang tidak mudah. Tetapi di atas segalanya, mereka tahu bahwa ini adalah awal dari perjalanan yang lebih indah bersama.

Akhirnya, pendeta itu memberikan restu dan menyatakan mereka sebagai pasangan yang sah. Elarya dan Kael saling memandang satu sama lain, senyum kebahagiaan mengembang di wajah mereka. Inilah saat yang telah mereka tunggu-tunggu, dan meskipun perjalanan mereka belum sepenuhnya selesai, mereka tahu bahwa apa yang terpenting sekarang adalah bersama-sama—menjalani hidup yang penuh dengan cinta, cahaya, dan janji yang mereka buat di hadapan dunia.

Saat hari mulai gelap, dan perayaan dimulai dengan penuh kegembiraan, Elarya dan Kael berdansa bersama di tengah keramaian. Musik lembut mengalun, dan semuanya terasa magis, seperti dunia ini adalah milik mereka berdua. Dalam pelukan Kael, Elarya merasa damai. Dia tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang, tetapi bersama-sama, mereka akan menghadapinya dengan penuh cinta dan keberanian.

Malam itu, di bawah langit yang berbintang, mereka berjanji untuk selalu berada di sisi satu sama lain—hingga akhir waktu.

Episodes
1 Bab 1: Cahaya dan Bayangan
2 Bab 2: Pencarian Dimulai
3 Bab 3: Penjaga Kekuatan
4 Bab 4: Pengujian Cahaya
5 Bab 5: Jalan yang Terbuka
6 Bab 6: Cahaya yang Terhalang
7 Bab 7: Jejak Kegelapan
8 Bab 8: Bayangan yang Kembali
9 Bab 9: Pertempuran Tak Terhindarkan
10 Bab 10: Jejak Kegelapan yang Menyusup
11 Bab 11: Cahaya yang Menyentuh Hati
12 Bab 12: Menghadapi Takdir
13 Bab 13: Mencari Petunjuk
14 Bab 14: Keputusan di Ujung Cahaya
15 Bab 15: Cahaya yang Menuntun
16 Bab 16: Bayangan yang Mengintai
17 Bab 17: Menghadapi Takdir
18 Bab 18: Malam yang Tak Terlupakan
19 Bab 19: Kegelapan yang Mengguncang
20 Bab 20: Pengkhianatan dalam Kegelapan
21 Bab 21: Tanda Awal Kehancuran
22 Bab 22: Cahaya yang Tertinggal
23 Bab 23: Penjagakuil
24 Bab 24: Warisan Terakhir
25 Bab 25: Cahaya dan Bayangan
26 Bab 26: Bayang-Bayang Harapan
27 Bab 27: Pengorbanan yang Terpendam
28 Bab 28: Kegelapan yang Mengintai
29 Bab 29: Cahaya di Tengah Kegelapan
30 Bab 30: Cahaya di Tengah Kegelapan
31 Bab 31: Awal dari Cahaya Baru
32 Bab 32: Di Antara Cahaya dan Kegelapan
33 Bab 33: Kekuatan Baru, Awal yang Rapuh
34 Bab 34: Warisan Takdir
35 Bab 35: Bayang-Bayang yang Kembali
36 Bab 36: Jejak Takdir
37 Bab 37: Cahaya Baru di Tengah Kegelapan
38 Bab 38: Sang Pewaris Takdir
39 Bab 39: Titik Balik
40 Bab 40: Bayangan di Balik Kedamaian
41 Bab 41: Sang Penerus Cahaya
42 Bab 42: Warisan yang Dibangunkan
43 Bab 43: Kelahiran dalam Kekacauan
44 Bab 44: Hati yang Teruji
45 Bab 45: Membangun Kembali Dunia yang Hancur
46 Bab 46: Titik Balik
47 Bab 47: Awal dari Sebuah Kehidupan Baru
48 Bab 48: Awal yang Baru, Bahaya yang Mengintai
49 Bab 49: Fajar Baru
50 Bab 50: Awal Baru yang Penuh Tantangan
51 Bab 51: Fajar Baru, Bayangan Lama
52 Bab 52: Bayangan dari Masa Lalu
53 Bab 53: Pertarungan Terakhir
54 Bab 54: Perang yang Tak Terelakkan
55 Bab 55: Harapan yang Terbit
56 Bab 56: Cahaya Baru di Ufuk Timur
57 Bab 57: Fajar Perlawanan Terakhir
58 Bab 58: Langkah yang Berat
59 Bab 59: Pertempuran Tak Terelakkan
60 Bab 60: Bayangan yang Mengikuti
61 Bab 61: Kegelapan yang Meninggi
62 Bab 62: Cahaya di Tengah Kegelapan
63 Bab 63: Bayangan di Puncak Bukit
64 Bab 64: Menyongsong Awan Gelap
65 Bab 65: Cahaya yang Tersisa
66 Bab 66: Bayangan yang Mengintai
67 Bab 67: Cahaya yang Tak Pernah Padam
68 Bab 68: Cahaya yang Terus Menyala
69 Bab 69: Kesatuan Cahaya dan Kegelapan
70 Bab 70: Pengorbanan dan Harapan Baru
71 Bab 71: Bisikan dari Kegelapan
72 Bab 72: Mata yang Mengintai
73 Bab 73: Lembah Bayangan dan Bisikan Gelap
74 Bab 74: Perjalanan yang Tak Pernah Berakhir
75 Bab 75: Perjalanan Tak Terduga
76 Bab 76: Ancaman yang Lebih Besar
77 Bab 77: Harapan Baru
78 Bab 78: Pertempuran yang Tak Terelakkan
79 Bab 79: Keputusan Baru
80 Bab 80: Kekuatan dalam Kehilangan
81 Bab 81: Menghadap Bayangan Kegelapan
82 Bab 82: Cahaya Baru di Bawah Langit
83 Bab 83: Kebenaran yang Tersembunyi
84 Bab 84: Bayang-Bayang yang Menyusul
85 Bab 85: Jejak di Tengah Bayangan
86 Bab 86: Bayangan di Ambang Takdir
87 Bab 87: Perjalanan yang Meningkat
88 Bab 88: Serangan Terakhir dan Ketenangan Setelah Badai
89 Bab 89: Pertempuran dalam Kegelapan
90 Bab 90: Pertempuran di Lembah Kegelapan
91 Bab 91: Rahasia di Balik Lembah Kabut
92 Bab 92: Mencari Cahaya dalam Kegelapan
93 bab 93 :Ujian di Kegelapan
94 Bab 94: Ujian Pengetahuan
95 Bab 95: Heartstone
96 Bab 96 :Jalinan Takdir
97 Bab 97 : Dunia yang Tenang
98 Bab 98: Fajar di Tengah Kegelapan
99 Bab 99 : "Cahaya dalam Kegelapan: Perjalanan Menuju Heartstone"
100 Bab 100: Puncak Pertempuran
101 Bab 101: Cahaya di Tengah Badai
102 Bab 102: Jantung Kegelapan
103 Bab 103: Harmoni di Antara Cahaya dan Bayangan
104 Bab 104 : Kembali ke Dunia yang Dikenal
105 Bab 105: Cahaya dalam Kegelapan
106 bab 106 : Menuju Perbatasan Menuju Lembah Baru
107 Bab 107: Mencari Heartstone
108 Bab 108: Cahaya yang Menghidupkan
109 Bab 109: Menyambut Hari Esok
110 Bab 110: Menjaga Cahaya
111 Bab 111 Pertarungan di Balik Pintu Dimensi
112 Bab 112: Jejak di Antara Dua Dunia
113 Bab 113: Cahaya di Tengah Kegelapan
114 Bab 114 Hati dari Kegelapan
115 Bab 115: Pengorbanan Baru
116 Bab 116 :Persiapan untuk Ujian Selanjutnya”.
117 bab 117: persiapan menuju ujian besar
118 Bab 118: Bayangan Keraguan
119 Bab 119: Jalan Menuju Kebenaran
120 Bab 120: Rahasia Takhta Kosong
121 Bab 121: Mimpi yang Terpecah
122 Bab 122: Bayangan di Balik Kabut
123 Bab 123: Bayangan di Antara Cahaya
124 Bab 124: Bayangan yang Tertinggal
125 Bab 125: Jejak Menuju Velarion
126 Bab 126: Bayangan yang Mengintai
127 Bab 127: Jejak Menuju Kuil Keseimbangan
128 Bab 128; harmoni yang baru
129 Bab 129 : "Membangun Masa Depan"
130 Bab 130: Pelajaran yang Didapatkan
131 Bab 131: Kegelapan yang Terbangkitkan
132 Bab 132: Awan Kegelapan yang Menyebar
133 Bab 133: Jalan Kebenaran yang Terjal
134 Bab 134: Menyentuh Batas
135 Bab 135: Langkah Selanjutnya
136 Bab 136: Nyala yang Tak Padam
137 Bab 137: Nyanyian Kegelapan
138 Bab 138: Rahasia yang Terkubur
139 Bab 139: Misteri Pegunungan Avarin
140 Bab 140: Menuju Puncak Takdir
141 Bab 141: Cahaya yang Tak Pernah Padam
142 Bab 142: Dalam Jerat Kegelapan
143 Bab 143: Langkah di Antara Dua Dunia
144 Bab 144: Menggenggam Takdir
145 Bab 145: Ujian Kegelapan Terakhir
146 Bab 146: Cermin Takdir
147 Bab 147: Pusaran Takdir
148 Bab 148: Kunci dari Masa Lalu
149 Bab 149: Bisikan Lembah Kegelapan
150 Bab 150: Jejak Terakhir Menuju Kebenaran
151 Bab 151: Nyala Cahaya yang Tak Pernah Padam
152 Bab 152: Bayangan di Balik Jejak
153 Bab 153: Harapan yang Retak
154 Bab 154 : gerbang yang terbuka
155 Bab 155: Kegelapan yang Menunggu
156 Bab 156 : Bayangan yang Tak Pernah Hilang
157 Bab 157: Jejak yang Tak Terhapuskan
158 Bab 158 : Dalam Cengkeraman Takdir
159 Bab 159: Bayangan yang Menghantui
160 Bab 160: Pengorbanan yang Tak Terelakkan
161 Bab 161: Bayang-bayang Tak Terlihat
162 Bab 162: Bayang-Bayang Tak Terlihat
163 Bab 163: Titik Balik di Inti Cahaya
164 Bab 164: Menuju Perpustakaan Terakhir
165 Bab 165: Cahaya di Ujung Bayangan
166 Bab 166: Bayangan yang Memandu
167 Bab 167: Gerbang Keabadian
168 Bab 168: Pengorbanan yang Terlupakan
169 Bab 169: Bayangan Masa Depan
170 Bab 170: Cahaya dalam Kegelapan
171 Bab 171: Cahaya yang Membimbing
172 Bab 172: Gerbang Takdir
173 Bab 173: Menyusuri Kegelapan
174 Bab 174: Langkah di Antara Bayangan
175 Bab 175: Pengejaran Takdir
176 Bab 176: Di Ambang Keabadian
177 Bab 177: Jejak Bintang Menuju Arcadia
178 Bab 178: Cahaya dan Bayangan yang Berbincang
179 Bab 179: Bisikan Takdir
180 Bab 180: Pilihan yang Mengubah Segalanya
Episodes

Updated 180 Episodes

1
Bab 1: Cahaya dan Bayangan
2
Bab 2: Pencarian Dimulai
3
Bab 3: Penjaga Kekuatan
4
Bab 4: Pengujian Cahaya
5
Bab 5: Jalan yang Terbuka
6
Bab 6: Cahaya yang Terhalang
7
Bab 7: Jejak Kegelapan
8
Bab 8: Bayangan yang Kembali
9
Bab 9: Pertempuran Tak Terhindarkan
10
Bab 10: Jejak Kegelapan yang Menyusup
11
Bab 11: Cahaya yang Menyentuh Hati
12
Bab 12: Menghadapi Takdir
13
Bab 13: Mencari Petunjuk
14
Bab 14: Keputusan di Ujung Cahaya
15
Bab 15: Cahaya yang Menuntun
16
Bab 16: Bayangan yang Mengintai
17
Bab 17: Menghadapi Takdir
18
Bab 18: Malam yang Tak Terlupakan
19
Bab 19: Kegelapan yang Mengguncang
20
Bab 20: Pengkhianatan dalam Kegelapan
21
Bab 21: Tanda Awal Kehancuran
22
Bab 22: Cahaya yang Tertinggal
23
Bab 23: Penjagakuil
24
Bab 24: Warisan Terakhir
25
Bab 25: Cahaya dan Bayangan
26
Bab 26: Bayang-Bayang Harapan
27
Bab 27: Pengorbanan yang Terpendam
28
Bab 28: Kegelapan yang Mengintai
29
Bab 29: Cahaya di Tengah Kegelapan
30
Bab 30: Cahaya di Tengah Kegelapan
31
Bab 31: Awal dari Cahaya Baru
32
Bab 32: Di Antara Cahaya dan Kegelapan
33
Bab 33: Kekuatan Baru, Awal yang Rapuh
34
Bab 34: Warisan Takdir
35
Bab 35: Bayang-Bayang yang Kembali
36
Bab 36: Jejak Takdir
37
Bab 37: Cahaya Baru di Tengah Kegelapan
38
Bab 38: Sang Pewaris Takdir
39
Bab 39: Titik Balik
40
Bab 40: Bayangan di Balik Kedamaian
41
Bab 41: Sang Penerus Cahaya
42
Bab 42: Warisan yang Dibangunkan
43
Bab 43: Kelahiran dalam Kekacauan
44
Bab 44: Hati yang Teruji
45
Bab 45: Membangun Kembali Dunia yang Hancur
46
Bab 46: Titik Balik
47
Bab 47: Awal dari Sebuah Kehidupan Baru
48
Bab 48: Awal yang Baru, Bahaya yang Mengintai
49
Bab 49: Fajar Baru
50
Bab 50: Awal Baru yang Penuh Tantangan
51
Bab 51: Fajar Baru, Bayangan Lama
52
Bab 52: Bayangan dari Masa Lalu
53
Bab 53: Pertarungan Terakhir
54
Bab 54: Perang yang Tak Terelakkan
55
Bab 55: Harapan yang Terbit
56
Bab 56: Cahaya Baru di Ufuk Timur
57
Bab 57: Fajar Perlawanan Terakhir
58
Bab 58: Langkah yang Berat
59
Bab 59: Pertempuran Tak Terelakkan
60
Bab 60: Bayangan yang Mengikuti
61
Bab 61: Kegelapan yang Meninggi
62
Bab 62: Cahaya di Tengah Kegelapan
63
Bab 63: Bayangan di Puncak Bukit
64
Bab 64: Menyongsong Awan Gelap
65
Bab 65: Cahaya yang Tersisa
66
Bab 66: Bayangan yang Mengintai
67
Bab 67: Cahaya yang Tak Pernah Padam
68
Bab 68: Cahaya yang Terus Menyala
69
Bab 69: Kesatuan Cahaya dan Kegelapan
70
Bab 70: Pengorbanan dan Harapan Baru
71
Bab 71: Bisikan dari Kegelapan
72
Bab 72: Mata yang Mengintai
73
Bab 73: Lembah Bayangan dan Bisikan Gelap
74
Bab 74: Perjalanan yang Tak Pernah Berakhir
75
Bab 75: Perjalanan Tak Terduga
76
Bab 76: Ancaman yang Lebih Besar
77
Bab 77: Harapan Baru
78
Bab 78: Pertempuran yang Tak Terelakkan
79
Bab 79: Keputusan Baru
80
Bab 80: Kekuatan dalam Kehilangan
81
Bab 81: Menghadap Bayangan Kegelapan
82
Bab 82: Cahaya Baru di Bawah Langit
83
Bab 83: Kebenaran yang Tersembunyi
84
Bab 84: Bayang-Bayang yang Menyusul
85
Bab 85: Jejak di Tengah Bayangan
86
Bab 86: Bayangan di Ambang Takdir
87
Bab 87: Perjalanan yang Meningkat
88
Bab 88: Serangan Terakhir dan Ketenangan Setelah Badai
89
Bab 89: Pertempuran dalam Kegelapan
90
Bab 90: Pertempuran di Lembah Kegelapan
91
Bab 91: Rahasia di Balik Lembah Kabut
92
Bab 92: Mencari Cahaya dalam Kegelapan
93
bab 93 :Ujian di Kegelapan
94
Bab 94: Ujian Pengetahuan
95
Bab 95: Heartstone
96
Bab 96 :Jalinan Takdir
97
Bab 97 : Dunia yang Tenang
98
Bab 98: Fajar di Tengah Kegelapan
99
Bab 99 : "Cahaya dalam Kegelapan: Perjalanan Menuju Heartstone"
100
Bab 100: Puncak Pertempuran
101
Bab 101: Cahaya di Tengah Badai
102
Bab 102: Jantung Kegelapan
103
Bab 103: Harmoni di Antara Cahaya dan Bayangan
104
Bab 104 : Kembali ke Dunia yang Dikenal
105
Bab 105: Cahaya dalam Kegelapan
106
bab 106 : Menuju Perbatasan Menuju Lembah Baru
107
Bab 107: Mencari Heartstone
108
Bab 108: Cahaya yang Menghidupkan
109
Bab 109: Menyambut Hari Esok
110
Bab 110: Menjaga Cahaya
111
Bab 111 Pertarungan di Balik Pintu Dimensi
112
Bab 112: Jejak di Antara Dua Dunia
113
Bab 113: Cahaya di Tengah Kegelapan
114
Bab 114 Hati dari Kegelapan
115
Bab 115: Pengorbanan Baru
116
Bab 116 :Persiapan untuk Ujian Selanjutnya”.
117
bab 117: persiapan menuju ujian besar
118
Bab 118: Bayangan Keraguan
119
Bab 119: Jalan Menuju Kebenaran
120
Bab 120: Rahasia Takhta Kosong
121
Bab 121: Mimpi yang Terpecah
122
Bab 122: Bayangan di Balik Kabut
123
Bab 123: Bayangan di Antara Cahaya
124
Bab 124: Bayangan yang Tertinggal
125
Bab 125: Jejak Menuju Velarion
126
Bab 126: Bayangan yang Mengintai
127
Bab 127: Jejak Menuju Kuil Keseimbangan
128
Bab 128; harmoni yang baru
129
Bab 129 : "Membangun Masa Depan"
130
Bab 130: Pelajaran yang Didapatkan
131
Bab 131: Kegelapan yang Terbangkitkan
132
Bab 132: Awan Kegelapan yang Menyebar
133
Bab 133: Jalan Kebenaran yang Terjal
134
Bab 134: Menyentuh Batas
135
Bab 135: Langkah Selanjutnya
136
Bab 136: Nyala yang Tak Padam
137
Bab 137: Nyanyian Kegelapan
138
Bab 138: Rahasia yang Terkubur
139
Bab 139: Misteri Pegunungan Avarin
140
Bab 140: Menuju Puncak Takdir
141
Bab 141: Cahaya yang Tak Pernah Padam
142
Bab 142: Dalam Jerat Kegelapan
143
Bab 143: Langkah di Antara Dua Dunia
144
Bab 144: Menggenggam Takdir
145
Bab 145: Ujian Kegelapan Terakhir
146
Bab 146: Cermin Takdir
147
Bab 147: Pusaran Takdir
148
Bab 148: Kunci dari Masa Lalu
149
Bab 149: Bisikan Lembah Kegelapan
150
Bab 150: Jejak Terakhir Menuju Kebenaran
151
Bab 151: Nyala Cahaya yang Tak Pernah Padam
152
Bab 152: Bayangan di Balik Jejak
153
Bab 153: Harapan yang Retak
154
Bab 154 : gerbang yang terbuka
155
Bab 155: Kegelapan yang Menunggu
156
Bab 156 : Bayangan yang Tak Pernah Hilang
157
Bab 157: Jejak yang Tak Terhapuskan
158
Bab 158 : Dalam Cengkeraman Takdir
159
Bab 159: Bayangan yang Menghantui
160
Bab 160: Pengorbanan yang Tak Terelakkan
161
Bab 161: Bayang-bayang Tak Terlihat
162
Bab 162: Bayang-Bayang Tak Terlihat
163
Bab 163: Titik Balik di Inti Cahaya
164
Bab 164: Menuju Perpustakaan Terakhir
165
Bab 165: Cahaya di Ujung Bayangan
166
Bab 166: Bayangan yang Memandu
167
Bab 167: Gerbang Keabadian
168
Bab 168: Pengorbanan yang Terlupakan
169
Bab 169: Bayangan Masa Depan
170
Bab 170: Cahaya dalam Kegelapan
171
Bab 171: Cahaya yang Membimbing
172
Bab 172: Gerbang Takdir
173
Bab 173: Menyusuri Kegelapan
174
Bab 174: Langkah di Antara Bayangan
175
Bab 175: Pengejaran Takdir
176
Bab 176: Di Ambang Keabadian
177
Bab 177: Jejak Bintang Menuju Arcadia
178
Bab 178: Cahaya dan Bayangan yang Berbincang
179
Bab 179: Bisikan Takdir
180
Bab 180: Pilihan yang Mengubah Segalanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!