Bab 4: Pengujian Cahaya

Elarya merasa seperti ada sesuatu yang terbangun dalam dirinya. Ketika cahaya mulai menyelimuti tubuhnya, dunia seakan berhenti berputar. Waktu menjadi kabur, dan semua yang ada di sekitar altar itu menghilang. Hanya ada dia dan cahaya yang membanjiri pikirannya, seolah mengajak dirinya untuk melangkah lebih dalam ke dalam kekuatan yang selama ini tersembunyi.

Dia bisa merasakan setiap partikel cahaya itu bergerak di dalam dirinya, mengalir seperti sungai yang tak pernah kering, menyebar ke seluruh tubuhnya. Rasa panas yang aneh muncul di dadanya, tepat di tempat hati berdebar, sementara matanya terbuka perlahan. Di sekelilingnya, bayang-bayang gelap tampak bergerak, mengintai, namun tidak bisa menyentuhnya. Cahaya itu, yang tampak begitu murni dan kuat, menghalau semuanya.

Namun, dengan kekuatan yang datang begitu cepat, Elarya juga merasakan adanya ketakutan. Semakin dalam cahaya itu mengalir, semakin jelas ia merasakan kekuatan yang terkandung di dalam segel itu. Ada rasa yang tak bisa dijelaskan, sebuah kekuatan yang mengancam, sesuatu yang terasa begitu asing—sesuatu yang membuatnya takut akan apa yang mungkin terjadi jika segel itu terlepas sepenuhnya.

Kael berdiri diam di samping altar, matanya mengamati Elarya dengan penuh perhatian. Ia tahu betul bahwa ini adalah momen yang menentukan. Para penjaga juga tak bergerak, tetapi mereka tampaknya mengamati dengan cermat, menilai bagaimana Elarya merespons kekuatan yang ada di dalam dirinya.

"Jaga dirimu, Elarya," kata Kael dengan suara rendah, seolah ia tahu perasaan yang sedang dialami oleh Elarya. "Kekuatan ini akan membuatmu terpecah. Kamu harus mengendalikannya, jangan biarkan ia menguasaimu."

Elarya menutup mata, berusaha untuk tetap tenang. Namun, cahaya yang bersinar begitu terang seakan menyentuh jiwanya. Ada perasaan yang begitu kuat, seolah ia bisa merasakan kehidupan dan kematian, cahaya dan kegelapan, semuanya bercampur dalam satu kesatuan yang menakutkan.

Pikirannya menjadi kabur, dan ia bisa mendengar suara-suara aneh berbisik di telinganya, suara yang berasal dari kedalaman dirinya sendiri. "Kekuatan ini milikmu," suara itu berbisik, "dan itu bisa menghancurkan atau menyelamatkan dunia."

Elarya berusaha untuk fokus, untuk mencari pegangan di tengah kebingungannya. Segel ini, kekuatan yang ada dalam dirinya, bukan hanya sebuah alat untuk menyelamatkan dunia. Itu juga bisa menghancurkan. Ia merasa beban yang luar biasa, seolah dunia ini bergantung padanya untuk menentukan nasibnya.

Di dalam hatinya, muncul pertanyaan yang semakin menghantui. "Apakah aku cukup kuat untuk mengendalikan semua ini? Apakah aku benar-benar bisa mengatasi kegelapan yang ada di dalamku?"

Suara berbisik itu semakin keras, seperti gema yang tak pernah berhenti, "Jika kamu takut, segel ini akan menghancurkanmu. Hanya dengan percaya pada dirimu sendiri, kamu bisa mengendalikannya."

Elarya mengerutkan kening, berusaha untuk mengatur napasnya. Ia tahu sekarang bahwa segel ini bukan sekadar kekuatan. Itu adalah bagian dari dirinya, dan ia harus memahami cara menghadapinya, bukan menghindarinya. Ia harus belajar menerima kekuatan ini, dengan segala konsekuensinya.

Dengan perlahan, ia mulai membuka matanya. Cahaya itu masih memancar dari dalam dirinya, tetapi kali ini, ia merasa sedikit lebih tenang. Segel ini adalah bagian dari dirinya, dan ia harus mempelajarinya, bukan melawannya.

"Tutup matamu, Elarya," suara penjaga wanita berambut merah itu terdengar lembut, namun penuh kekuatan. "Rasakan kekuatanmu. Jangan takut. Segel cahaya adalah milikmu, dan hanya kamu yang bisa mengendalikannya."

Dengan napas yang dalam, Elarya menutup matanya sekali lagi. Ia mulai merasakan aliran cahaya itu tidak hanya dari dalam dirinya, tetapi juga mengalir ke sekelilingnya, menyatu dengan alam. Setiap partikel cahaya itu terasa seperti bagian dari dirinya sendiri, dan ia bisa merasakan ikatan yang kuat, seolah ia dan kekuatan itu adalah satu kesatuan.

Namun, seiring dengan kedamaian yang mulai ia rasakan, muncul sebuah bayangan gelap, sesuatu yang mengintai di balik cahaya. Bayangan itu muncul perlahan, seolah mencoba menembus pelindung cahaya yang ia bangun. Hati Elarya berdegup kencang, dan ia bisa merasakan ketakutan yang dalam, seolah ada sesuatu yang sangat buruk sedang menunggu.

"Tahanlah!" suara Kael terdengar lagi, kali ini lebih tegas, dan seolah memberi kekuatan kepada Elarya. "Jangan biarkan kegelapan itu masuk!"

Elarya mengerahkan seluruh kemampuannya untuk fokus. Ia tahu bahwa apa pun yang ada di balik bayangan gelap itu adalah bagian dari ujian ini. Ia harus menghadapinya, atau segel ini tidak akan pernah sepenuhnya terkendali.

Dengan seluruh kekuatan yang ia miliki, Elarya berusaha menahan bayangan gelap itu, membiarkan cahaya yang ada dalam dirinya memancar lebih kuat. Cahaya itu mulai berkilau, dan bayangan gelap itu tampak mundur, seperti terhalang oleh kekuatan yang tidak terlihat. Perlahan, bayangan itu menghilang, dan Elarya bisa merasakan kekuatan segel itu mereda.

Ia membuka matanya perlahan, dan untuk pertama kalinya, ia merasa ada kedamaian yang mengalir di dalam dirinya. Cahaya itu sekarang terasa lebih kuat, lebih bersatu dengan dirinya.

"Baiklah," suara penjaga pria berambut perak itu terdengar, suara yang penuh kelegaan. "Kamu berhasil, Elarya. Kekuatanmu telah terbangun, tetapi perjalananmu baru dimulai."

Elarya menghela napas, merasa lega, namun di dalam hatinya, ia tahu ini baru permulaan. Ada banyak yang harus ia pelajari tentang kekuatan segel ini, dan tentang dirinya sendiri. Apa yang baru saja ia rasakan bukanlah akhir dari perjalanannya, tetapi awal dari banyak hal yang akan datang.

Elarya berdiri tegak di depan altar, matanya kini terbuka lebar. Cahaya yang semula menyilaukan kini mereda, hanya menyisakan kehangatan yang lembut di tubuhnya. Meski ketegangan yang sempat melanda hatinya mulai surut, ada perasaan yang menggantung—sebuah kesadaran baru bahwa dirinya telah mengubah sesuatu yang besar dalam dirinya. Sesuatu yang tak dapat dia kuasai sepenuhnya, tetapi yang pasti akan mempengaruhi masa depannya.

Kael mendekat, mengamati Elarya dengan tatapan penuh pertimbangan. "Bagaimana rasanya?" tanyanya, suaranya tidak lagi serupa dengan nada perintah atau pembimbing. Ada kelembutan yang menunjukkan bahwa ia benar-benar peduli dengan keadaan Elarya.

Elarya menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya setelah pengalaman yang mengguncang itu. "Itu... luar biasa," jawabnya perlahan, menyesap setiap kata yang keluar. "Tapi... aku merasa seperti ada bagian dari diriku yang hilang. Seperti ada sesuatu yang lebih besar dari diriku yang masih mengintai."

Kael mengangguk, mengerti dengan perasaan yang sedang dialami Elarya. "Itulah kekuatan segel cahaya. Ada dua sisi yang selalu berjalan berdampingan—cahaya dan kegelapan. Kekuatan ini bukan hanya untuk menyelamatkan dunia, tetapi juga untuk melindungi dirimu dari kegelapan yang bisa menguasai hatimu."

Penjaga wanita berambut merah, yang tadi diam saja, mendekat dan tersenyum dengan bijak. "Ingat, Elarya, setiap orang yang mengendalikan kekuatan besar harus menghadapi ujian yang lebih sulit daripada sekadar mengendalikan kekuatannya. Kamu tidak akan pernah bisa sepenuhnya terlepas dari kegelapan itu. Yang bisa kamu lakukan adalah menghadapinya setiap kali ia muncul."

Elarya merenung, mencoba menyerap semua kata-kata itu. Kegelapan yang mereka sebutkan—apakah itu bagian dari dirinya yang akan terus ada, terpendam di dalam? Pikirannya mulai berkecamuk, tetapi dia tahu bahwa ini adalah langkah pertama yang harus ia lewati. Bagaimanapun, segel cahaya adalah bagian dari dirinya.

"Apakah... apakah ini berarti aku harus selalu berjuang melawan kegelapan itu?" tanya Elarya, suara gemetar. "Bagaimana jika suatu saat aku kalah? Apa yang terjadi jika aku tidak bisa mengendalikannya?"

"Setiap orang punya kelemahan, Elarya," jawab pria berambut perak itu, kali ini dengan nada yang lebih lembut namun tetap tegas. "Kekuatan segel tidak menjadikanmu sempurna. Kegelapan itu mungkin akan datang lagi, dan mungkin ada saatnya ketika kamu merasa tak mampu melawannya. Tapi yang terpenting adalah keberanian untuk tetap berdiri meski dalam kegelapan. Dan dalam dirimu, ada sesuatu yang lebih kuat dari ketakutan itu—cahaya yang hanya akan bersinar ketika kamu mengizinkannya."

Sosok pria tua yang diam sejak tadi akhirnya berbicara, suaranya penuh kebijaksanaan yang dalam. "Cahaya dalam dirimu adalah jembatan menuju keselamatan, tetapi itu juga bisa menjadi ancaman bagi mereka yang tidak bisa memahami atau mengendalikan apa yang ada di dalamnya. Jangan biarkan kekuatan ini menguasaimu, Elarya. Kendalikan dia, bukan sebaliknya."

Elarya mengangguk pelan, meskipun rasa ragu masih menghantui pikirannya. Ia bisa merasakan beratnya beban yang harus ditanggung, bukan hanya sebagai penerus segel cahaya, tetapi juga sebagai seseorang yang harus belajar mengendalikan kekuatan yang sangat besar dan penuh risiko. Namun, kata-kata Kael dan para penjaga itu memberinya sedikit ketenangan. Kekuatan segel adalah bagian dari dirinya—dia tidak bisa melarikan diri darinya, dan hanya dengan memahaminya dia bisa menghadapinya.

"Jangan khawatir," Kael melanjutkan, memberikan senyum yang penuh keyakinan. "Kamu sudah melangkah jauh, Elarya. Dan kami akan selalu berada di sini untuk membimbingmu. Tetapi ingatlah, perjalananmu tidak akan mudah. Kekuatanmu hanya akan tumbuh seiring waktu. Ada banyak yang harus kau pelajari."

"Sekarang, kamu sudah siap untuk ujian berikutnya," tambah wanita berambut merah itu, dengan tatapan penuh harapan. "Hari ini, kamu baru saja membuka gerbang kekuatan dalam dirimu. Yang perlu kamu lakukan sekarang adalah memahami bagaimana menggunakan cahaya itu untuk tujuan yang benar."

Satu hal yang Elarya pahami sekarang: perjalanan ini adalah miliknya untuk ditempuh. Tidak ada jalan pintas, tidak ada yang bisa mengajarinya secara langsung bagaimana menghadapi setiap tantangan. Hanya dirinya yang bisa menentukan bagaimana dia akan menggunakan kekuatan segel itu.

"Baik," kata Elarya dengan tekad yang baru. "Aku akan menghadapinya. Aku akan belajar mengendalikannya."

"Bagus," jawab Kael, menepuk bahunya dengan penuh keyakinan. "Kamu tidak akan sendiri. Ingat, tidak ada yang pernah mengendalikan segel cahaya dengan sempurna dalam sekali langkah. Ini adalah perjalanan panjang yang akan membutuhkan waktu, pengorbanan, dan kesabaran."

Pada saat itu, suasana sekitar mereka mulai berubah. Cahaya dari batu kristal di dinding gua semakin pudar, dan ruangan itu kembali diliputi keheningan. Para penjaga mulai mundur, memberi ruang bagi Elarya untuk merenung lebih dalam tentang apa yang baru saja ia alami.

Elarya berdiri di sana, merasa lebih kuat dari sebelumnya, tetapi juga lebih sadar akan tanggung jawab yang ada di pundaknya. Cahaya itu, yang kini terhubung dengan dirinya, bukanlah sesuatu yang bisa dipandang remeh. Kekuatan besar datang dengan harga yang besar pula, dan ia belum tahu sepenuhnya apa yang harus dia bayar untuk kekuatan ini.

Namun, satu hal yang pasti—Elarya tahu bahwa perjalanan ini baru saja dimulai. Dia akan menghadapi banyak ujian dan tantangan di depan, dan hanya dengan ketekunan, keberanian, dan keyakinan pada dirinya sendiri, ia bisa menghadapinya.

"Selamat, Elarya," Kael berkata, menariknya dari lamunannya. "Sekarang, kita bisa melanjutkan perjalanan ini. Kamu sudah siap untuk lebih banyak pelajaran."

Elarya mengangguk, matanya kini penuh semangat yang baru. "Aku siap."

Namun, dalam hatinya, ia tahu bahwa ujian sejati belum dimulai.

Episodes
1 Bab 1: Cahaya dan Bayangan
2 Bab 2: Pencarian Dimulai
3 Bab 3: Penjaga Kekuatan
4 Bab 4: Pengujian Cahaya
5 Bab 5: Jalan yang Terbuka
6 Bab 6: Cahaya yang Terhalang
7 Bab 7: Jejak Kegelapan
8 Bab 8: Bayangan yang Kembali
9 Bab 9: Pertempuran Tak Terhindarkan
10 Bab 10: Jejak Kegelapan yang Menyusup
11 Bab 11: Cahaya yang Menyentuh Hati
12 Bab 12: Menghadapi Takdir
13 Bab 13: Mencari Petunjuk
14 Bab 14: Keputusan di Ujung Cahaya
15 Bab 15: Cahaya yang Menuntun
16 Bab 16: Bayangan yang Mengintai
17 Bab 17: Menghadapi Takdir
18 Bab 18: Malam yang Tak Terlupakan
19 Bab 19: Kegelapan yang Mengguncang
20 Bab 20: Pengkhianatan dalam Kegelapan
21 Bab 21: Tanda Awal Kehancuran
22 Bab 22: Cahaya yang Tertinggal
23 Bab 23: Penjagakuil
24 Bab 24: Warisan Terakhir
25 Bab 25: Cahaya dan Bayangan
26 Bab 26: Bayang-Bayang Harapan
27 Bab 27: Pengorbanan yang Terpendam
28 Bab 28: Kegelapan yang Mengintai
29 Bab 29: Cahaya di Tengah Kegelapan
30 Bab 30: Cahaya di Tengah Kegelapan
31 Bab 31: Awal dari Cahaya Baru
32 Bab 32: Di Antara Cahaya dan Kegelapan
33 Bab 33: Kekuatan Baru, Awal yang Rapuh
34 Bab 34: Warisan Takdir
35 Bab 35: Bayang-Bayang yang Kembali
36 Bab 36: Jejak Takdir
37 Bab 37: Cahaya Baru di Tengah Kegelapan
38 Bab 38: Sang Pewaris Takdir
39 Bab 39: Titik Balik
40 Bab 40: Bayangan di Balik Kedamaian
41 Bab 41: Sang Penerus Cahaya
42 Bab 42: Warisan yang Dibangunkan
43 Bab 43: Kelahiran dalam Kekacauan
44 Bab 44: Hati yang Teruji
45 Bab 45: Membangun Kembali Dunia yang Hancur
46 Bab 46: Titik Balik
47 Bab 47: Awal dari Sebuah Kehidupan Baru
48 Bab 48: Awal yang Baru, Bahaya yang Mengintai
49 Bab 49: Fajar Baru
50 Bab 50: Awal Baru yang Penuh Tantangan
51 Bab 51: Fajar Baru, Bayangan Lama
52 Bab 52: Bayangan dari Masa Lalu
53 Bab 53: Pertarungan Terakhir
54 Bab 54: Perang yang Tak Terelakkan
55 Bab 55: Harapan yang Terbit
56 Bab 56: Cahaya Baru di Ufuk Timur
57 Bab 57: Fajar Perlawanan Terakhir
58 Bab 58: Langkah yang Berat
59 Bab 59: Pertempuran Tak Terelakkan
60 Bab 60: Bayangan yang Mengikuti
61 Bab 61: Kegelapan yang Meninggi
62 Bab 62: Cahaya di Tengah Kegelapan
63 Bab 63: Bayangan di Puncak Bukit
64 Bab 64: Menyongsong Awan Gelap
65 Bab 65: Cahaya yang Tersisa
66 Bab 66: Bayangan yang Mengintai
67 Bab 67: Cahaya yang Tak Pernah Padam
68 Bab 68: Cahaya yang Terus Menyala
69 Bab 69: Kesatuan Cahaya dan Kegelapan
70 Bab 70: Pengorbanan dan Harapan Baru
71 Bab 71: Bisikan dari Kegelapan
72 Bab 72: Mata yang Mengintai
73 Bab 73: Lembah Bayangan dan Bisikan Gelap
74 Bab 74: Perjalanan yang Tak Pernah Berakhir
75 Bab 75: Perjalanan Tak Terduga
76 Bab 76: Ancaman yang Lebih Besar
77 Bab 77: Harapan Baru
78 Bab 78: Pertempuran yang Tak Terelakkan
79 Bab 79: Keputusan Baru
80 Bab 80: Kekuatan dalam Kehilangan
81 Bab 81: Menghadap Bayangan Kegelapan
82 Bab 82: Cahaya Baru di Bawah Langit
83 Bab 83: Kebenaran yang Tersembunyi
84 Bab 84: Bayang-Bayang yang Menyusul
85 Bab 85: Jejak di Tengah Bayangan
86 Bab 86: Bayangan di Ambang Takdir
87 Bab 87: Perjalanan yang Meningkat
88 Bab 88: Serangan Terakhir dan Ketenangan Setelah Badai
89 Bab 89: Pertempuran dalam Kegelapan
90 Bab 90: Pertempuran di Lembah Kegelapan
91 Bab 91: Rahasia di Balik Lembah Kabut
92 Bab 92: Mencari Cahaya dalam Kegelapan
93 bab 93 :Ujian di Kegelapan
94 Bab 94: Ujian Pengetahuan
95 Bab 95: Heartstone
96 Bab 96 :Jalinan Takdir
97 Bab 97 : Dunia yang Tenang
98 Bab 98: Fajar di Tengah Kegelapan
99 Bab 99 : "Cahaya dalam Kegelapan: Perjalanan Menuju Heartstone"
100 Bab 100: Puncak Pertempuran
101 Bab 101: Cahaya di Tengah Badai
102 Bab 102: Jantung Kegelapan
103 Bab 103: Harmoni di Antara Cahaya dan Bayangan
104 Bab 104 : Kembali ke Dunia yang Dikenal
105 Bab 105: Cahaya dalam Kegelapan
106 bab 106 : Menuju Perbatasan Menuju Lembah Baru
107 Bab 107: Mencari Heartstone
108 Bab 108: Cahaya yang Menghidupkan
109 Bab 109: Menyambut Hari Esok
110 Bab 110: Menjaga Cahaya
111 Bab 111 Pertarungan di Balik Pintu Dimensi
112 Bab 112: Jejak di Antara Dua Dunia
113 Bab 113: Cahaya di Tengah Kegelapan
114 Bab 114 Hati dari Kegelapan
115 Bab 115: Pengorbanan Baru
116 Bab 116 :Persiapan untuk Ujian Selanjutnya”.
117 bab 117: persiapan menuju ujian besar
118 Bab 118: Bayangan Keraguan
119 Bab 119: Jalan Menuju Kebenaran
120 Bab 120: Rahasia Takhta Kosong
121 Bab 121: Mimpi yang Terpecah
122 Bab 122: Bayangan di Balik Kabut
123 Bab 123: Bayangan di Antara Cahaya
124 Bab 124: Bayangan yang Tertinggal
125 Bab 125: Jejak Menuju Velarion
126 Bab 126: Bayangan yang Mengintai
127 Bab 127: Jejak Menuju Kuil Keseimbangan
128 Bab 128; harmoni yang baru
129 Bab 129 : "Membangun Masa Depan"
130 Bab 130: Pelajaran yang Didapatkan
131 Bab 131: Kegelapan yang Terbangkitkan
132 Bab 132: Awan Kegelapan yang Menyebar
133 Bab 133: Jalan Kebenaran yang Terjal
134 Bab 134: Menyentuh Batas
135 Bab 135: Langkah Selanjutnya
136 Bab 136: Nyala yang Tak Padam
137 Bab 137: Nyanyian Kegelapan
138 Bab 138: Rahasia yang Terkubur
139 Bab 139: Misteri Pegunungan Avarin
140 Bab 140: Menuju Puncak Takdir
141 Bab 141: Cahaya yang Tak Pernah Padam
142 Bab 142: Dalam Jerat Kegelapan
143 Bab 143: Langkah di Antara Dua Dunia
144 Bab 144: Menggenggam Takdir
145 Bab 145: Ujian Kegelapan Terakhir
146 Bab 146: Cermin Takdir
147 Bab 147: Pusaran Takdir
148 Bab 148: Kunci dari Masa Lalu
149 Bab 149: Bisikan Lembah Kegelapan
150 Bab 150: Jejak Terakhir Menuju Kebenaran
151 Bab 151: Nyala Cahaya yang Tak Pernah Padam
152 Bab 152: Bayangan di Balik Jejak
153 Bab 153: Harapan yang Retak
154 Bab 154 : gerbang yang terbuka
155 Bab 155: Kegelapan yang Menunggu
156 Bab 156 : Bayangan yang Tak Pernah Hilang
157 Bab 157: Jejak yang Tak Terhapuskan
158 Bab 158 : Dalam Cengkeraman Takdir
159 Bab 159: Bayangan yang Menghantui
160 Bab 160: Pengorbanan yang Tak Terelakkan
161 Bab 161: Bayang-bayang Tak Terlihat
162 Bab 162: Bayang-Bayang Tak Terlihat
163 Bab 163: Titik Balik di Inti Cahaya
164 Bab 164: Menuju Perpustakaan Terakhir
165 Bab 165: Cahaya di Ujung Bayangan
166 Bab 166: Bayangan yang Memandu
167 Bab 167: Gerbang Keabadian
168 Bab 168: Pengorbanan yang Terlupakan
169 Bab 169: Bayangan Masa Depan
170 Bab 170: Cahaya dalam Kegelapan
171 Bab 171: Cahaya yang Membimbing
172 Bab 172: Gerbang Takdir
173 Bab 173: Menyusuri Kegelapan
174 Bab 174: Langkah di Antara Bayangan
175 Bab 175: Pengejaran Takdir
176 Bab 176: Di Ambang Keabadian
177 Bab 177: Jejak Bintang Menuju Arcadia
178 Bab 178: Cahaya dan Bayangan yang Berbincang
179 Bab 179: Bisikan Takdir
180 Bab 180: Pilihan yang Mengubah Segalanya
Episodes

Updated 180 Episodes

1
Bab 1: Cahaya dan Bayangan
2
Bab 2: Pencarian Dimulai
3
Bab 3: Penjaga Kekuatan
4
Bab 4: Pengujian Cahaya
5
Bab 5: Jalan yang Terbuka
6
Bab 6: Cahaya yang Terhalang
7
Bab 7: Jejak Kegelapan
8
Bab 8: Bayangan yang Kembali
9
Bab 9: Pertempuran Tak Terhindarkan
10
Bab 10: Jejak Kegelapan yang Menyusup
11
Bab 11: Cahaya yang Menyentuh Hati
12
Bab 12: Menghadapi Takdir
13
Bab 13: Mencari Petunjuk
14
Bab 14: Keputusan di Ujung Cahaya
15
Bab 15: Cahaya yang Menuntun
16
Bab 16: Bayangan yang Mengintai
17
Bab 17: Menghadapi Takdir
18
Bab 18: Malam yang Tak Terlupakan
19
Bab 19: Kegelapan yang Mengguncang
20
Bab 20: Pengkhianatan dalam Kegelapan
21
Bab 21: Tanda Awal Kehancuran
22
Bab 22: Cahaya yang Tertinggal
23
Bab 23: Penjagakuil
24
Bab 24: Warisan Terakhir
25
Bab 25: Cahaya dan Bayangan
26
Bab 26: Bayang-Bayang Harapan
27
Bab 27: Pengorbanan yang Terpendam
28
Bab 28: Kegelapan yang Mengintai
29
Bab 29: Cahaya di Tengah Kegelapan
30
Bab 30: Cahaya di Tengah Kegelapan
31
Bab 31: Awal dari Cahaya Baru
32
Bab 32: Di Antara Cahaya dan Kegelapan
33
Bab 33: Kekuatan Baru, Awal yang Rapuh
34
Bab 34: Warisan Takdir
35
Bab 35: Bayang-Bayang yang Kembali
36
Bab 36: Jejak Takdir
37
Bab 37: Cahaya Baru di Tengah Kegelapan
38
Bab 38: Sang Pewaris Takdir
39
Bab 39: Titik Balik
40
Bab 40: Bayangan di Balik Kedamaian
41
Bab 41: Sang Penerus Cahaya
42
Bab 42: Warisan yang Dibangunkan
43
Bab 43: Kelahiran dalam Kekacauan
44
Bab 44: Hati yang Teruji
45
Bab 45: Membangun Kembali Dunia yang Hancur
46
Bab 46: Titik Balik
47
Bab 47: Awal dari Sebuah Kehidupan Baru
48
Bab 48: Awal yang Baru, Bahaya yang Mengintai
49
Bab 49: Fajar Baru
50
Bab 50: Awal Baru yang Penuh Tantangan
51
Bab 51: Fajar Baru, Bayangan Lama
52
Bab 52: Bayangan dari Masa Lalu
53
Bab 53: Pertarungan Terakhir
54
Bab 54: Perang yang Tak Terelakkan
55
Bab 55: Harapan yang Terbit
56
Bab 56: Cahaya Baru di Ufuk Timur
57
Bab 57: Fajar Perlawanan Terakhir
58
Bab 58: Langkah yang Berat
59
Bab 59: Pertempuran Tak Terelakkan
60
Bab 60: Bayangan yang Mengikuti
61
Bab 61: Kegelapan yang Meninggi
62
Bab 62: Cahaya di Tengah Kegelapan
63
Bab 63: Bayangan di Puncak Bukit
64
Bab 64: Menyongsong Awan Gelap
65
Bab 65: Cahaya yang Tersisa
66
Bab 66: Bayangan yang Mengintai
67
Bab 67: Cahaya yang Tak Pernah Padam
68
Bab 68: Cahaya yang Terus Menyala
69
Bab 69: Kesatuan Cahaya dan Kegelapan
70
Bab 70: Pengorbanan dan Harapan Baru
71
Bab 71: Bisikan dari Kegelapan
72
Bab 72: Mata yang Mengintai
73
Bab 73: Lembah Bayangan dan Bisikan Gelap
74
Bab 74: Perjalanan yang Tak Pernah Berakhir
75
Bab 75: Perjalanan Tak Terduga
76
Bab 76: Ancaman yang Lebih Besar
77
Bab 77: Harapan Baru
78
Bab 78: Pertempuran yang Tak Terelakkan
79
Bab 79: Keputusan Baru
80
Bab 80: Kekuatan dalam Kehilangan
81
Bab 81: Menghadap Bayangan Kegelapan
82
Bab 82: Cahaya Baru di Bawah Langit
83
Bab 83: Kebenaran yang Tersembunyi
84
Bab 84: Bayang-Bayang yang Menyusul
85
Bab 85: Jejak di Tengah Bayangan
86
Bab 86: Bayangan di Ambang Takdir
87
Bab 87: Perjalanan yang Meningkat
88
Bab 88: Serangan Terakhir dan Ketenangan Setelah Badai
89
Bab 89: Pertempuran dalam Kegelapan
90
Bab 90: Pertempuran di Lembah Kegelapan
91
Bab 91: Rahasia di Balik Lembah Kabut
92
Bab 92: Mencari Cahaya dalam Kegelapan
93
bab 93 :Ujian di Kegelapan
94
Bab 94: Ujian Pengetahuan
95
Bab 95: Heartstone
96
Bab 96 :Jalinan Takdir
97
Bab 97 : Dunia yang Tenang
98
Bab 98: Fajar di Tengah Kegelapan
99
Bab 99 : "Cahaya dalam Kegelapan: Perjalanan Menuju Heartstone"
100
Bab 100: Puncak Pertempuran
101
Bab 101: Cahaya di Tengah Badai
102
Bab 102: Jantung Kegelapan
103
Bab 103: Harmoni di Antara Cahaya dan Bayangan
104
Bab 104 : Kembali ke Dunia yang Dikenal
105
Bab 105: Cahaya dalam Kegelapan
106
bab 106 : Menuju Perbatasan Menuju Lembah Baru
107
Bab 107: Mencari Heartstone
108
Bab 108: Cahaya yang Menghidupkan
109
Bab 109: Menyambut Hari Esok
110
Bab 110: Menjaga Cahaya
111
Bab 111 Pertarungan di Balik Pintu Dimensi
112
Bab 112: Jejak di Antara Dua Dunia
113
Bab 113: Cahaya di Tengah Kegelapan
114
Bab 114 Hati dari Kegelapan
115
Bab 115: Pengorbanan Baru
116
Bab 116 :Persiapan untuk Ujian Selanjutnya”.
117
bab 117: persiapan menuju ujian besar
118
Bab 118: Bayangan Keraguan
119
Bab 119: Jalan Menuju Kebenaran
120
Bab 120: Rahasia Takhta Kosong
121
Bab 121: Mimpi yang Terpecah
122
Bab 122: Bayangan di Balik Kabut
123
Bab 123: Bayangan di Antara Cahaya
124
Bab 124: Bayangan yang Tertinggal
125
Bab 125: Jejak Menuju Velarion
126
Bab 126: Bayangan yang Mengintai
127
Bab 127: Jejak Menuju Kuil Keseimbangan
128
Bab 128; harmoni yang baru
129
Bab 129 : "Membangun Masa Depan"
130
Bab 130: Pelajaran yang Didapatkan
131
Bab 131: Kegelapan yang Terbangkitkan
132
Bab 132: Awan Kegelapan yang Menyebar
133
Bab 133: Jalan Kebenaran yang Terjal
134
Bab 134: Menyentuh Batas
135
Bab 135: Langkah Selanjutnya
136
Bab 136: Nyala yang Tak Padam
137
Bab 137: Nyanyian Kegelapan
138
Bab 138: Rahasia yang Terkubur
139
Bab 139: Misteri Pegunungan Avarin
140
Bab 140: Menuju Puncak Takdir
141
Bab 141: Cahaya yang Tak Pernah Padam
142
Bab 142: Dalam Jerat Kegelapan
143
Bab 143: Langkah di Antara Dua Dunia
144
Bab 144: Menggenggam Takdir
145
Bab 145: Ujian Kegelapan Terakhir
146
Bab 146: Cermin Takdir
147
Bab 147: Pusaran Takdir
148
Bab 148: Kunci dari Masa Lalu
149
Bab 149: Bisikan Lembah Kegelapan
150
Bab 150: Jejak Terakhir Menuju Kebenaran
151
Bab 151: Nyala Cahaya yang Tak Pernah Padam
152
Bab 152: Bayangan di Balik Jejak
153
Bab 153: Harapan yang Retak
154
Bab 154 : gerbang yang terbuka
155
Bab 155: Kegelapan yang Menunggu
156
Bab 156 : Bayangan yang Tak Pernah Hilang
157
Bab 157: Jejak yang Tak Terhapuskan
158
Bab 158 : Dalam Cengkeraman Takdir
159
Bab 159: Bayangan yang Menghantui
160
Bab 160: Pengorbanan yang Tak Terelakkan
161
Bab 161: Bayang-bayang Tak Terlihat
162
Bab 162: Bayang-Bayang Tak Terlihat
163
Bab 163: Titik Balik di Inti Cahaya
164
Bab 164: Menuju Perpustakaan Terakhir
165
Bab 165: Cahaya di Ujung Bayangan
166
Bab 166: Bayangan yang Memandu
167
Bab 167: Gerbang Keabadian
168
Bab 168: Pengorbanan yang Terlupakan
169
Bab 169: Bayangan Masa Depan
170
Bab 170: Cahaya dalam Kegelapan
171
Bab 171: Cahaya yang Membimbing
172
Bab 172: Gerbang Takdir
173
Bab 173: Menyusuri Kegelapan
174
Bab 174: Langkah di Antara Bayangan
175
Bab 175: Pengejaran Takdir
176
Bab 176: Di Ambang Keabadian
177
Bab 177: Jejak Bintang Menuju Arcadia
178
Bab 178: Cahaya dan Bayangan yang Berbincang
179
Bab 179: Bisikan Takdir
180
Bab 180: Pilihan yang Mengubah Segalanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!