Segel Cahaya: Putri Yang Terlupakan

Segel Cahaya: Putri Yang Terlupakan

Bab 1: Cahaya dan Bayangan

Lembah tempat Eglarya dilahirkan selalu dipenuhi keheningan yang menenangkan. Pohon-pohon bercahaya berjejer, memancarkan warna keemasan yang lembut, seperti ribuan lentera kecil yang menjaga perdamaian. Namun, malam itu keheningan terasa lebih dalam, seakan bumi menahan napas untuk menyambut sesuatu yang besar.

Erydan berdiri di balkon istana, memandang lembah dari ketinggian. Jubah putihnya berkibar diterpa angin, dan di tangannya tergenggam sebuah pedang yang bersinar dengan intensitas memukau. Cahaya itu bukan hanya dari pedang; itu adalah bagian dari dirinya, Segel Cahaya yang diwarisinya sejak lahir.

Langkah kaki lembut terdengar di belakangnya. Lyanna menghampiri dengan membawa bayi kecil di dalam selimut sutra. Wajahnya yang tenang menyembunyikan rasa khawatir. “Dia tertidur,” katanya, menyerahkan bayi itu ke dalam pelukan Erydan.

Erydan menyentuh lembut pipi putrinya. “Elarya,” ujarnya pelan, seolah nama itu adalah mantra pelindung. “Aku harap dia akan memahami betapa pentingnya warisan ini suatu hari nanti.”

Lyanna menggenggam tangannya. “Warisan ini adalah beban. Dia tidak pernah memilihnya, Erydan.”

“Aku tahu,” jawabnya, suaranya penuh rasa bersalah. “Tapi dunia ini tidak memberi kita pilihan. Kegelapan yang kita segel berabad-abad lalu mulai bergerak. Aku bisa merasakannya. Jika Segel Cahaya tidak diteruskan, dunia akan jatuh ke dalam kehancuran.”

“Lalu, apa rencanamu?” tanya Lyanna, matanya menatap dalam-dalam suaminya.

Erydan terdiam sesaat sebelum menjawab. “Kita akan melatihnya, melindunginya, dan memastikan dia siap menghadapi takdirnya. Tapi untuk sekarang, dia hanyalah seorang bayi. Kita punya waktu.”

Namun, di dalam hati kecilnya, Erydan tahu waktu itu tidak akan lama.

 

Beberapa tahun kemudian...

Elarya tumbuh menjadi anak yang ceria. Dia suka berlarian di taman istana, mengejar kupu-kupu bercahaya yang hanya hidup di lembah itu. Rambut pirangnya yang panjang selalu memantulkan cahaya matahari, membuatnya terlihat seperti bagian dari sinar itu sendiri.

Pada suatu pagi, saat embun masih menggantung di daun-daun, Elarya bermain di taman bersama ibunya. Lyanna duduk di sebuah kursi batu, menjahit baju kecil, sementara Elarya melompat-lompat mengejar seekor kelinci putih yang lincah.

“Ibu, lihat aku!” teriak Elarya sambil berlari ke arah Lyanna dengan segenggam bunga kecil. “Ini untukmu!”

Lyanna tersenyum, menerima bunga itu. “Kau selalu tahu cara membuat ibu bahagia.”

Elarya tersenyum lebar, tetapi pandangannya tertarik ke sebuah pedang besar yang tertancap di tengah taman, bersinar dengan intensitas yang memikat. “Ibu, apa itu?” tanyanya, menunjuk pedang itu.

“Itu pedang milik ayahmu,” jawab Lyanna, nada suaranya tiba-tiba serius. “Itu adalah bagian dari Segel Cahaya. Suatu hari nanti, pedang itu akan menjadi milikmu.”

“Milikku?” Elarya memiringkan kepalanya, bingung. “Kenapa?”

Lyanna terdiam, mencoba mencari kata-kata yang tepat. “Karena kau istimewa, sayang. Di dalam dirimu ada cahaya yang bisa melindungi dunia.”

Elarya tidak benar-benar mengerti, tetapi dia mengangguk. “Kalau begitu, aku akan menjaga pedangnya nanti!”

Lyanna tertawa kecil, meski ada kesedihan di balik tawanya.

 

Hari itu, Erydan kembali dari perjalanannya ke desa-desa terdekat. Wajahnya tampak lebih gelap dari biasanya, seolah ada beban berat yang baru saja ditambahkan ke pundaknya.

“Erydan, ada apa?” tanya Lyanna ketika mereka bertemu di ruang makan.

“Aku menemukan sesuatu,” jawabnya singkat. “Kegelapan yang selama ini kita takutkan mulai muncul kembali. Desa-desa di perbatasan melaporkan adanya makhluk bayangan yang menyerang penduduk.”

Lyanna menahan napas. “Jadi, waktunya lebih cepat dari yang kita duga?”

Erydan mengangguk. “Kita harus bersiap. Elarya tidak boleh tahu, tapi kita perlu mempercepat persiapannya. Aku akan mulai melatihnya dalam beberapa tahun ke depan.”

“Dia masih terlalu kecil,” protes Lyanna.

“Jika kita menunggu terlalu lama, kita mungkin kehilangan kesempatan. Aku tidak akan membiarkan kegelapan itu mendekati putri kita.”

 

Malam itu, Elarya terbangun dari tidurnya. Dia mendengar sesuatu, suara berbisik dari luar jendelanya. Rasa penasaran mendorongnya untuk bangun dan mengintip ke luar.

Di sana, di bawah pohon besar di taman, dia melihat sosok anak laki-laki dengan rambut hitam. Anak itu duduk bersila, memegang sesuatu yang tampak seperti bola bayangan di tangannya.

“Siapa kau?” tanya Elarya, membuka jendelanya.

Anak itu mendongak, mata abu-abunya bersinar samar dalam gelap. “Aku Kael,” jawabnya singkat. “Siapa kau?”

“Elarya,” jawabnya ceria. “Kau dari mana? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya.”

Kael tidak langsung menjawab. Dia hanya menatap Elarya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. “Aku datang ke sini untuk melindungimu.”

“Melindungiku? Dari apa?”

“Dari kegelapan,” jawab Kael, suaranya datar namun serius.

Elarya memiringkan kepalanya, bingung. Tapi sebelum dia bisa bertanya lebih jauh, suara langkah kaki terdengar. Erydan muncul di balik pintu kamar Elarya.

“Elarya, dengan siapa kau bicara?” tanyanya sambil memandang ke luar jendela. Tapi tidak ada siapa-siapa di sana. Kael sudah menghilang.

“Ada anak laki-laki di taman,” jawab Elarya polos. “Namanya Kael.”

Erydan terdiam, matanya menyipit. “Kau pasti bermimpi. Kembali tidur, sayang.”

Namun, di dalam hatinya, Erydan tahu bahwa kehadiran anak itu bukan kebetulan. Kegelapan sudah mulai bergerak, dan dunia di sekitar mereka perlahan berubah.

Esok paginya, suasana istana terasa lebih tenang, tetapi ketegangan masih tersisa di udara. Erydan mengawasi taman dari balkon, pikirannya melayang pada cerita Elarya tentang anak laki-laki bernama Kael. Baginya, itu bukan sekadar khayalan. Kehadiran seorang anak asing di lembah suci seperti ini bukan sesuatu yang biasa.

Sementara itu, di ruang latihan bawah tanah istana, Lyanna sedang mempersiapkan ruang yang dipenuhi simbol-simbol kuno. Suara langkah kaki kecil bergema di tangga, dan tak lama kemudian, Elarya muncul di ambang pintu.

"Ibu, apa yang Ibu lakukan di sini?" tanyanya sambil menatap simbol-simbol bercahaya di dinding.

Lyanna tersenyum lembut, meski sedikit terkejut dengan kehadiran putrinya. "Aku sedang mempersiapkan sesuatu untukmu, sayang. Sebuah pelindung."

"Pelindung?" Elarya memiringkan kepalanya dengan rasa ingin tahu.

Lyanna mendekati Elarya, berlutut di hadapannya, dan mengusap rambut keemasan putrinya. "Kau tahu, Elarya, kau adalah anak yang sangat istimewa. Di dalam dirimu ada kekuatan besar, tapi kekuatan itu juga bisa membuatmu menjadi target."

"Target? Siapa yang ingin menyakitiku, Ibu?"

Lyanna menarik napas dalam. "Ada kegelapan di luar sana. Makhluk-makhluk yang ingin menghancurkan Segel Cahaya. Tapi jangan khawatir, Ayah dan Ibu ada di sini untuk melindungimu."

Elarya mengangguk, meski tidak sepenuhnya mengerti. "Kalau begitu, aku juga ingin belajar menjadi kuat seperti Ayah dan Ibu!"

Lyanna tersenyum kecil. "Kau akan belajar, sayang. Tapi tidak sekarang. Kau masih punya waktu untuk menikmati masa kecilmu."

Namun, Elarya merasa ada sesuatu yang lebih besar di balik kata-kata ibunya. Dia tahu ada rahasia yang belum diungkapkan.

 

Beberapa hari kemudian, Elarya kembali bermain di taman. Namun kali ini, rasa penasarannya tentang anak laki-laki misterius itu semakin besar. Dia berjalan ke pohon tempat dia melihat Kael sebelumnya dan berhenti di bawah bayangannya.

"Kael? Kau ada di sini?" bisiknya.

Tak ada jawaban. Namun, angin tiba-tiba berhembus kencang, dan Elarya merasa seperti ada seseorang yang mengawasinya.

"Kenapa kau memanggilku?" sebuah suara terdengar dari balik pepohonan.

Elarya berbalik dan melihat Kael berdiri di sana, tangannya dimasukkan ke saku, wajahnya dingin seperti sebelumnya.

"Aku ingin tahu siapa kau sebenarnya," kata Elarya, menatapnya dengan berani.

Kael mengangkat bahu. "Aku sudah bilang, aku ada di sini untuk melindungimu."

"Tapi kenapa? Siapa kau sebenarnya?"

Kael mendekat, matanya yang abu-abu tampak menyelidik. "Aku adalah bagian dari bayangan, sama seperti kau adalah bagian dari cahaya. Kita saling terhubung."

Elarya mengerutkan kening, bingung. "Apa maksudmu? Aku tidak punya bayangan sepertimu."

Kael menghela napas. "Kau akan mengerti nanti. Tapi untuk sekarang, dengarkan aku. Jangan pernah mendekati tempat di luar lembah ini. Di sana, kegelapan sedang menunggu."

Sebelum Elarya bisa menjawab, suara langkah kaki berat terdengar mendekat. Itu adalah Erydan, dan kali ini dia tampak murka.

"Siapa kau?" Erydan bertanya dengan suara yang tegas.

Kael mundur selangkah, tatapannya tetap tenang. "Aku bukan musuhmu, Erydan. Aku hanya melakukan tugasku."

"Tugasmu?" Erydan mendekat, tangan kanannya menyentuh gagang pedang di pinggangnya. "Apa yang kau inginkan dari putriku?"

"Aku ingin memastikan dia siap," jawab Kael singkat. "Kegelapan semakin dekat, dan kau tahu itu."

Erydan terdiam, tetapi matanya tetap waspada. "Jika kau mencoba mendekatinya tanpa seizinku lagi, aku tidak akan ragu menghentikanmu."

Kael menatap Erydan beberapa detik sebelum menghilang dalam bayangan.

 

Malam itu, Erydan dan Lyanna berdiskusi di ruang kerja mereka.

"Kau melihatnya?" tanya Lyanna, nadanya cemas.

Erydan mengangguk. "Anak itu adalah pengguna bayangan, sama seperti klanmu. Tapi dia berbeda. Dia tidak memancarkan ancaman, meskipun aku masih belum percaya sepenuhnya."

"Mungkin dia bagian dari takdir Elarya," ujar Lyanna pelan. "Bayangan dan cahaya selalu saling melengkapi, Erydan."

Erydan menggeleng. "Tak peduli apa pun itu, aku tidak akan membiarkan siapa pun membahayakan putri kita."

Namun, di dalam hatinya, dia tahu bahwa Kael mungkin adalah bagian dari teka-teki yang lebih besar. Segel Cahaya yang diwariskan kepada Elarya tidak hanya membawa kekuatan, tetapi juga takdir yang mengikat cahaya dan bayangan dalam sebuah pertempuran yang telah berlangsung selama berabad-abad.

Dan malam itu, di bawah langit berbintang, Erydan memutuskan untuk mempercepat persiapan Elarya. Takdir tak akan menunggu mereka lebih lama.

Terpopuler

Comments

Sean71

Sean71

👣 ..

2024-12-10

2

Murni Dewita

Murni Dewita

👣

2024-11-25

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Cahaya dan Bayangan
2 Bab 2: Pencarian Dimulai
3 Bab 3: Penjaga Kekuatan
4 Bab 4: Pengujian Cahaya
5 Bab 5: Jalan yang Terbuka
6 Bab 6: Cahaya yang Terhalang
7 Bab 7: Jejak Kegelapan
8 Bab 8: Bayangan yang Kembali
9 Bab 9: Pertempuran Tak Terhindarkan
10 Bab 10: Jejak Kegelapan yang Menyusup
11 Bab 11: Cahaya yang Menyentuh Hati
12 Bab 12: Menghadapi Takdir
13 Bab 13: Mencari Petunjuk
14 Bab 14: Keputusan di Ujung Cahaya
15 Bab 15: Cahaya yang Menuntun
16 Bab 16: Bayangan yang Mengintai
17 Bab 17: Menghadapi Takdir
18 Bab 18: Malam yang Tak Terlupakan
19 Bab 19: Kegelapan yang Mengguncang
20 Bab 20: Pengkhianatan dalam Kegelapan
21 Bab 21: Tanda Awal Kehancuran
22 Bab 22: Cahaya yang Tertinggal
23 Bab 23: Penjagakuil
24 Bab 24: Warisan Terakhir
25 Bab 25: Cahaya dan Bayangan
26 Bab 26: Bayang-Bayang Harapan
27 Bab 27: Pengorbanan yang Terpendam
28 Bab 28: Kegelapan yang Mengintai
29 Bab 29: Cahaya di Tengah Kegelapan
30 Bab 30: Cahaya di Tengah Kegelapan
31 Bab 31: Awal dari Cahaya Baru
32 Bab 32: Di Antara Cahaya dan Kegelapan
33 Bab 33: Kekuatan Baru, Awal yang Rapuh
34 Bab 34: Warisan Takdir
35 Bab 35: Bayang-Bayang yang Kembali
36 Bab 36: Jejak Takdir
37 Bab 37: Cahaya Baru di Tengah Kegelapan
38 Bab 38: Sang Pewaris Takdir
39 Bab 39: Titik Balik
40 Bab 40: Bayangan di Balik Kedamaian
41 Bab 41: Sang Penerus Cahaya
42 Bab 42: Warisan yang Dibangunkan
43 Bab 43: Kelahiran dalam Kekacauan
44 Bab 44: Hati yang Teruji
45 Bab 45: Membangun Kembali Dunia yang Hancur
46 Bab 46: Titik Balik
47 Bab 47: Awal dari Sebuah Kehidupan Baru
48 Bab 48: Awal yang Baru, Bahaya yang Mengintai
49 Bab 49: Fajar Baru
50 Bab 50: Awal Baru yang Penuh Tantangan
51 Bab 51: Fajar Baru, Bayangan Lama
52 Bab 52: Bayangan dari Masa Lalu
53 Bab 53: Pertarungan Terakhir
54 Bab 54: Perang yang Tak Terelakkan
55 Bab 55: Harapan yang Terbit
56 Bab 56: Cahaya Baru di Ufuk Timur
57 Bab 57: Fajar Perlawanan Terakhir
58 Bab 58: Langkah yang Berat
59 Bab 59: Pertempuran Tak Terelakkan
60 Bab 60: Bayangan yang Mengikuti
61 Bab 61: Kegelapan yang Meninggi
62 Bab 62: Cahaya di Tengah Kegelapan
63 Bab 63: Bayangan di Puncak Bukit
64 Bab 64: Menyongsong Awan Gelap
65 Bab 65: Cahaya yang Tersisa
66 Bab 66: Bayangan yang Mengintai
67 Bab 67: Cahaya yang Tak Pernah Padam
68 Bab 68: Cahaya yang Terus Menyala
69 Bab 69: Kesatuan Cahaya dan Kegelapan
70 Bab 70: Pengorbanan dan Harapan Baru
71 Bab 71: Bisikan dari Kegelapan
72 Bab 72: Mata yang Mengintai
73 Bab 73: Lembah Bayangan dan Bisikan Gelap
74 Bab 74: Perjalanan yang Tak Pernah Berakhir
75 Bab 75: Perjalanan Tak Terduga
76 Bab 76: Ancaman yang Lebih Besar
77 Bab 77: Harapan Baru
78 Bab 78: Pertempuran yang Tak Terelakkan
79 Bab 79: Keputusan Baru
80 Bab 80: Kekuatan dalam Kehilangan
81 Bab 81: Menghadap Bayangan Kegelapan
82 Bab 82: Cahaya Baru di Bawah Langit
83 Bab 83: Kebenaran yang Tersembunyi
84 Bab 84: Bayang-Bayang yang Menyusul
85 Bab 85: Jejak di Tengah Bayangan
86 Bab 86: Bayangan di Ambang Takdir
87 Bab 87: Perjalanan yang Meningkat
88 Bab 88: Serangan Terakhir dan Ketenangan Setelah Badai
89 Bab 89: Pertempuran dalam Kegelapan
90 Bab 90: Pertempuran di Lembah Kegelapan
91 Bab 91: Rahasia di Balik Lembah Kabut
92 Bab 92: Mencari Cahaya dalam Kegelapan
93 bab 93 :Ujian di Kegelapan
94 Bab 94: Ujian Pengetahuan
95 Bab 95: Heartstone
96 Bab 96 :Jalinan Takdir
97 Bab 97 : Dunia yang Tenang
98 Bab 98: Fajar di Tengah Kegelapan
99 Bab 99 : "Cahaya dalam Kegelapan: Perjalanan Menuju Heartstone"
100 Bab 100: Puncak Pertempuran
101 Bab 101: Cahaya di Tengah Badai
102 Bab 102: Jantung Kegelapan
103 Bab 103: Harmoni di Antara Cahaya dan Bayangan
104 Bab 104 : Kembali ke Dunia yang Dikenal
105 Bab 105: Cahaya dalam Kegelapan
106 bab 106 : Menuju Perbatasan Menuju Lembah Baru
107 Bab 107: Mencari Heartstone
108 Bab 108: Cahaya yang Menghidupkan
109 Bab 109: Menyambut Hari Esok
110 Bab 110: Menjaga Cahaya
111 Bab 111 Pertarungan di Balik Pintu Dimensi
112 Bab 112: Jejak di Antara Dua Dunia
113 Bab 113: Cahaya di Tengah Kegelapan
114 Bab 114 Hati dari Kegelapan
115 Bab 115: Pengorbanan Baru
116 Bab 116 :Persiapan untuk Ujian Selanjutnya”.
117 bab 117: persiapan menuju ujian besar
118 Bab 118: Bayangan Keraguan
119 Bab 119: Jalan Menuju Kebenaran
120 Bab 120: Rahasia Takhta Kosong
121 Bab 121: Mimpi yang Terpecah
122 Bab 122: Bayangan di Balik Kabut
123 Bab 123: Bayangan di Antara Cahaya
124 Bab 124: Bayangan yang Tertinggal
125 Bab 125: Jejak Menuju Velarion
126 Bab 126: Bayangan yang Mengintai
127 Bab 127: Jejak Menuju Kuil Keseimbangan
128 Bab 128; harmoni yang baru
129 Bab 129 : "Membangun Masa Depan"
130 Bab 130: Pelajaran yang Didapatkan
131 Bab 131: Kegelapan yang Terbangkitkan
132 Bab 132: Awan Kegelapan yang Menyebar
133 Bab 133: Jalan Kebenaran yang Terjal
134 Bab 134: Menyentuh Batas
135 Bab 135: Langkah Selanjutnya
136 Bab 136: Nyala yang Tak Padam
137 Bab 137: Nyanyian Kegelapan
138 Bab 138: Rahasia yang Terkubur
139 Bab 139: Misteri Pegunungan Avarin
140 Bab 140: Menuju Puncak Takdir
141 Bab 141: Cahaya yang Tak Pernah Padam
142 Bab 142: Dalam Jerat Kegelapan
143 Bab 143: Langkah di Antara Dua Dunia
144 Bab 144: Menggenggam Takdir
145 Bab 145: Ujian Kegelapan Terakhir
146 Bab 146: Cermin Takdir
147 Bab 147: Pusaran Takdir
148 Bab 148: Kunci dari Masa Lalu
149 Bab 149: Bisikan Lembah Kegelapan
150 Bab 150: Jejak Terakhir Menuju Kebenaran
151 Bab 151: Nyala Cahaya yang Tak Pernah Padam
152 Bab 152: Bayangan di Balik Jejak
153 Bab 153: Harapan yang Retak
154 Bab 154 : gerbang yang terbuka
155 Bab 155: Kegelapan yang Menunggu
156 Bab 156 : Bayangan yang Tak Pernah Hilang
157 Bab 157: Jejak yang Tak Terhapuskan
158 Bab 158 : Dalam Cengkeraman Takdir
159 Bab 159: Bayangan yang Menghantui
160 Bab 160: Pengorbanan yang Tak Terelakkan
161 Bab 161: Bayang-bayang Tak Terlihat
162 Bab 162: Bayang-Bayang Tak Terlihat
163 Bab 163: Titik Balik di Inti Cahaya
164 Bab 164: Menuju Perpustakaan Terakhir
165 Bab 165: Cahaya di Ujung Bayangan
166 Bab 166: Bayangan yang Memandu
167 Bab 167: Gerbang Keabadian
168 Bab 168: Pengorbanan yang Terlupakan
169 Bab 169: Bayangan Masa Depan
170 Bab 170: Cahaya dalam Kegelapan
171 Bab 171: Cahaya yang Membimbing
172 Bab 172: Gerbang Takdir
173 Bab 173: Menyusuri Kegelapan
174 Bab 174: Langkah di Antara Bayangan
175 Bab 175: Pengejaran Takdir
176 Bab 176: Di Ambang Keabadian
177 Bab 177: Jejak Bintang Menuju Arcadia
178 Bab 178: Cahaya dan Bayangan yang Berbincang
Episodes

Updated 178 Episodes

1
Bab 1: Cahaya dan Bayangan
2
Bab 2: Pencarian Dimulai
3
Bab 3: Penjaga Kekuatan
4
Bab 4: Pengujian Cahaya
5
Bab 5: Jalan yang Terbuka
6
Bab 6: Cahaya yang Terhalang
7
Bab 7: Jejak Kegelapan
8
Bab 8: Bayangan yang Kembali
9
Bab 9: Pertempuran Tak Terhindarkan
10
Bab 10: Jejak Kegelapan yang Menyusup
11
Bab 11: Cahaya yang Menyentuh Hati
12
Bab 12: Menghadapi Takdir
13
Bab 13: Mencari Petunjuk
14
Bab 14: Keputusan di Ujung Cahaya
15
Bab 15: Cahaya yang Menuntun
16
Bab 16: Bayangan yang Mengintai
17
Bab 17: Menghadapi Takdir
18
Bab 18: Malam yang Tak Terlupakan
19
Bab 19: Kegelapan yang Mengguncang
20
Bab 20: Pengkhianatan dalam Kegelapan
21
Bab 21: Tanda Awal Kehancuran
22
Bab 22: Cahaya yang Tertinggal
23
Bab 23: Penjagakuil
24
Bab 24: Warisan Terakhir
25
Bab 25: Cahaya dan Bayangan
26
Bab 26: Bayang-Bayang Harapan
27
Bab 27: Pengorbanan yang Terpendam
28
Bab 28: Kegelapan yang Mengintai
29
Bab 29: Cahaya di Tengah Kegelapan
30
Bab 30: Cahaya di Tengah Kegelapan
31
Bab 31: Awal dari Cahaya Baru
32
Bab 32: Di Antara Cahaya dan Kegelapan
33
Bab 33: Kekuatan Baru, Awal yang Rapuh
34
Bab 34: Warisan Takdir
35
Bab 35: Bayang-Bayang yang Kembali
36
Bab 36: Jejak Takdir
37
Bab 37: Cahaya Baru di Tengah Kegelapan
38
Bab 38: Sang Pewaris Takdir
39
Bab 39: Titik Balik
40
Bab 40: Bayangan di Balik Kedamaian
41
Bab 41: Sang Penerus Cahaya
42
Bab 42: Warisan yang Dibangunkan
43
Bab 43: Kelahiran dalam Kekacauan
44
Bab 44: Hati yang Teruji
45
Bab 45: Membangun Kembali Dunia yang Hancur
46
Bab 46: Titik Balik
47
Bab 47: Awal dari Sebuah Kehidupan Baru
48
Bab 48: Awal yang Baru, Bahaya yang Mengintai
49
Bab 49: Fajar Baru
50
Bab 50: Awal Baru yang Penuh Tantangan
51
Bab 51: Fajar Baru, Bayangan Lama
52
Bab 52: Bayangan dari Masa Lalu
53
Bab 53: Pertarungan Terakhir
54
Bab 54: Perang yang Tak Terelakkan
55
Bab 55: Harapan yang Terbit
56
Bab 56: Cahaya Baru di Ufuk Timur
57
Bab 57: Fajar Perlawanan Terakhir
58
Bab 58: Langkah yang Berat
59
Bab 59: Pertempuran Tak Terelakkan
60
Bab 60: Bayangan yang Mengikuti
61
Bab 61: Kegelapan yang Meninggi
62
Bab 62: Cahaya di Tengah Kegelapan
63
Bab 63: Bayangan di Puncak Bukit
64
Bab 64: Menyongsong Awan Gelap
65
Bab 65: Cahaya yang Tersisa
66
Bab 66: Bayangan yang Mengintai
67
Bab 67: Cahaya yang Tak Pernah Padam
68
Bab 68: Cahaya yang Terus Menyala
69
Bab 69: Kesatuan Cahaya dan Kegelapan
70
Bab 70: Pengorbanan dan Harapan Baru
71
Bab 71: Bisikan dari Kegelapan
72
Bab 72: Mata yang Mengintai
73
Bab 73: Lembah Bayangan dan Bisikan Gelap
74
Bab 74: Perjalanan yang Tak Pernah Berakhir
75
Bab 75: Perjalanan Tak Terduga
76
Bab 76: Ancaman yang Lebih Besar
77
Bab 77: Harapan Baru
78
Bab 78: Pertempuran yang Tak Terelakkan
79
Bab 79: Keputusan Baru
80
Bab 80: Kekuatan dalam Kehilangan
81
Bab 81: Menghadap Bayangan Kegelapan
82
Bab 82: Cahaya Baru di Bawah Langit
83
Bab 83: Kebenaran yang Tersembunyi
84
Bab 84: Bayang-Bayang yang Menyusul
85
Bab 85: Jejak di Tengah Bayangan
86
Bab 86: Bayangan di Ambang Takdir
87
Bab 87: Perjalanan yang Meningkat
88
Bab 88: Serangan Terakhir dan Ketenangan Setelah Badai
89
Bab 89: Pertempuran dalam Kegelapan
90
Bab 90: Pertempuran di Lembah Kegelapan
91
Bab 91: Rahasia di Balik Lembah Kabut
92
Bab 92: Mencari Cahaya dalam Kegelapan
93
bab 93 :Ujian di Kegelapan
94
Bab 94: Ujian Pengetahuan
95
Bab 95: Heartstone
96
Bab 96 :Jalinan Takdir
97
Bab 97 : Dunia yang Tenang
98
Bab 98: Fajar di Tengah Kegelapan
99
Bab 99 : "Cahaya dalam Kegelapan: Perjalanan Menuju Heartstone"
100
Bab 100: Puncak Pertempuran
101
Bab 101: Cahaya di Tengah Badai
102
Bab 102: Jantung Kegelapan
103
Bab 103: Harmoni di Antara Cahaya dan Bayangan
104
Bab 104 : Kembali ke Dunia yang Dikenal
105
Bab 105: Cahaya dalam Kegelapan
106
bab 106 : Menuju Perbatasan Menuju Lembah Baru
107
Bab 107: Mencari Heartstone
108
Bab 108: Cahaya yang Menghidupkan
109
Bab 109: Menyambut Hari Esok
110
Bab 110: Menjaga Cahaya
111
Bab 111 Pertarungan di Balik Pintu Dimensi
112
Bab 112: Jejak di Antara Dua Dunia
113
Bab 113: Cahaya di Tengah Kegelapan
114
Bab 114 Hati dari Kegelapan
115
Bab 115: Pengorbanan Baru
116
Bab 116 :Persiapan untuk Ujian Selanjutnya”.
117
bab 117: persiapan menuju ujian besar
118
Bab 118: Bayangan Keraguan
119
Bab 119: Jalan Menuju Kebenaran
120
Bab 120: Rahasia Takhta Kosong
121
Bab 121: Mimpi yang Terpecah
122
Bab 122: Bayangan di Balik Kabut
123
Bab 123: Bayangan di Antara Cahaya
124
Bab 124: Bayangan yang Tertinggal
125
Bab 125: Jejak Menuju Velarion
126
Bab 126: Bayangan yang Mengintai
127
Bab 127: Jejak Menuju Kuil Keseimbangan
128
Bab 128; harmoni yang baru
129
Bab 129 : "Membangun Masa Depan"
130
Bab 130: Pelajaran yang Didapatkan
131
Bab 131: Kegelapan yang Terbangkitkan
132
Bab 132: Awan Kegelapan yang Menyebar
133
Bab 133: Jalan Kebenaran yang Terjal
134
Bab 134: Menyentuh Batas
135
Bab 135: Langkah Selanjutnya
136
Bab 136: Nyala yang Tak Padam
137
Bab 137: Nyanyian Kegelapan
138
Bab 138: Rahasia yang Terkubur
139
Bab 139: Misteri Pegunungan Avarin
140
Bab 140: Menuju Puncak Takdir
141
Bab 141: Cahaya yang Tak Pernah Padam
142
Bab 142: Dalam Jerat Kegelapan
143
Bab 143: Langkah di Antara Dua Dunia
144
Bab 144: Menggenggam Takdir
145
Bab 145: Ujian Kegelapan Terakhir
146
Bab 146: Cermin Takdir
147
Bab 147: Pusaran Takdir
148
Bab 148: Kunci dari Masa Lalu
149
Bab 149: Bisikan Lembah Kegelapan
150
Bab 150: Jejak Terakhir Menuju Kebenaran
151
Bab 151: Nyala Cahaya yang Tak Pernah Padam
152
Bab 152: Bayangan di Balik Jejak
153
Bab 153: Harapan yang Retak
154
Bab 154 : gerbang yang terbuka
155
Bab 155: Kegelapan yang Menunggu
156
Bab 156 : Bayangan yang Tak Pernah Hilang
157
Bab 157: Jejak yang Tak Terhapuskan
158
Bab 158 : Dalam Cengkeraman Takdir
159
Bab 159: Bayangan yang Menghantui
160
Bab 160: Pengorbanan yang Tak Terelakkan
161
Bab 161: Bayang-bayang Tak Terlihat
162
Bab 162: Bayang-Bayang Tak Terlihat
163
Bab 163: Titik Balik di Inti Cahaya
164
Bab 164: Menuju Perpustakaan Terakhir
165
Bab 165: Cahaya di Ujung Bayangan
166
Bab 166: Bayangan yang Memandu
167
Bab 167: Gerbang Keabadian
168
Bab 168: Pengorbanan yang Terlupakan
169
Bab 169: Bayangan Masa Depan
170
Bab 170: Cahaya dalam Kegelapan
171
Bab 171: Cahaya yang Membimbing
172
Bab 172: Gerbang Takdir
173
Bab 173: Menyusuri Kegelapan
174
Bab 174: Langkah di Antara Bayangan
175
Bab 175: Pengejaran Takdir
176
Bab 176: Di Ambang Keabadian
177
Bab 177: Jejak Bintang Menuju Arcadia
178
Bab 178: Cahaya dan Bayangan yang Berbincang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!