Malam ini Lukar, Satya, Rega dan Diko janjian di lapangan basket alun-alun. Diko ada latihan basket di sana. Sebenarnya Lukar dan Rega bukan mau ikut latihan, mereka sekedar numpang gabung aja. Cuma mau rame-ramein suasana.
Bimo gak bisa keluar soalnya lagi bantuin bapaknya di warung. Bapaknya punya warung sate.
"Sori bro, kagak ikut. Bokap nyuruh bantuin di warung," kata Bimo tadi siang saat di ajak. Hari ini ada pesanan banyak. Jadi dia di ultimatum untuk tidak kemana-mana. Tugasnya adalah membakar sate sebanyak-banyaknya. Makanya Lukar berdua aja sama Rega.
Lukar melihat di layar hape. Enggak ada pesan atau apalah dari Reysha.
Waduh, kenapa berharap ada pesan dari dia. Aku nya aja gak pernah hubungi dia kalau gak lagi jalani misi.
Sebentar lagi selesai. Sandiwara konyol ini akan tamat. Tinggal satu lagi episode terakhir. episode dimana aku akan meninggalkannya. Adegan terakhir yaitu, putus!
"Hai, Luk," sapa Fista yang ikut Diko latihan basket malam ini. Lukar mengangguk dan tersenyum menerima sapaan. Hanya formalitas karena dia adalah pacarnya Diko. Lukar kurang begitu mengenal Fista meskipun satu sekolah. Yang dia tahu dia adalah kapten cheerleader.
Meskipun dia cewek sahabatnya, tapi Lukar enggak terlalu akrab. Dia merasa enggak perlu seperti itu. Diko juga tidak pernah menyarankan Lukar untuk akrab dengan kekasihnya. Jadi Lukar semakin tidak mau mengenal. Merasa enggak terlalu cocok.
"Dari kemaren aku pengen nanya neeh ...." Fista memulai obrolan. Lukar yang sebenarnya mau pergi, jadi berhenti.
"Ada apa?"
"Kamu jadian ya, sama Reysha?" tanya Fista. Sepertinya dia enggak hanya penasaran dan kepo. Ada tujuan lain.
"Iya. Kenapa?" tanya Lukar cepat.
"Enggak ... hanya memastikan aja. Aku lihat sih tempo hari kamu jalan berdua sama dia. Aku pikir sekedar jalan aja. Kamu kan memang di gemari banyak cewek. Aku pikir dia salah satu cewek yang ngejar-ngejar kamu. Ternyata jadian beneran ya ..."
Ada nada yang tidak menyenangkan dari caranya berbicara. Nada kecewa. Nada kesal dan sebal. Belum pasti yang mana. Lukar enggak paham. Tapi dia yakin ada maksud tertentu dengan pertanyaannya.
"Sepertinya kau sangat berharap berita ini hanya gosip." Lukar tersenyum tipis.
"Enggak juga. Cuma kaget aja kalau kamu memang beneran jadian." Fista berkata dengan nada seperti mengejek. Mulai kentara maksud pembicaraannya apa.
"Maksudmu?" tanya Lukar hanya ingin tahu kelanjutan omongan gadis ini seperti apa. Karena dia mulai bisa menerka.
"Kamu kan cakep dan keren. Yah ... se-level dengan Diko lah. Aku rasa untuk jadi cewek seperti kalian berdua, Reysha itu di bawah standar deh."
Lukar sebenarnya sudah paham. Perlahan Fista mulai menunjukkan sikap cewek yang nyebelin. Dia mulai menjelek-jelekkan Reysha.
"Jadi maksudmu karena aku dan Diko se-level, jadi pacar juga harus begitu? Berarti aku harus cari cewek kaya kamu dong." Sengaja Lukar mengikuti alur pembicaraan Fista.
"Aku enggak tahu. Mungkin seperti itu," kata Fista sambil memainkan rambutnya. Sepertinya memang itu yang di harapkan Fista. Mungkin menurutnya, level dirinya sudah tinggi. Merasa sudah pantas jadi pacarnya Diko.
"Ya ... kamu cantik, sih." Sengaja Lukar iseng godain sambil memainkan jarinya di depan muka Fista. Merujuk ke wajah gadis yang memang cantik. Fista tersenyum di bilang cantik.
Lukar ketawa dalam hati.
Enggak mungkin aku nyari cewek kaya kamu. Manja gak ketulungan. Untuk standar cantik kamu memang di atas rata-rata, tapi sikap manja mu itu ... Entah kenapa Diko milih kamu. Apalagi yang barusan. Menjelek-jelekkan Reysha? Lucu banget. Diko ngerti gak kalau kamu seperti itu, ujar Lukar di dalam hati.
"Oh ya. Reysha enggak ngejar-ngejar aku. Kebalik. Sebenarnya aku yang ngejar dia," imbuh Lukar ingin lihat respon Fista gimana. Gadis itu tertegun dengar pengakuan Lukar. Sepertinya dia sangat tidak suka dengan berita jadiannya Reysha. Apalagi ternyata Lukar yang deketin.
"Sedang apa kalian?" tanya Diko yang selesai latihan mendekat. Sambil menatap Lukar dan Fista bergantian.
"Tidak adaaa ... Hanya berbincang sedikit. Kan sudah lama aku enggak pernah ikut kalian latihan," jawab Fista imut. Lukar meringis heran melihat tingkah pacar sahabatnya itu.
"Obrolan yang gak penting, kok," imbuh Lukar menyindir. Lalu menuju anak-anak yang lain untuk mulai gabung main basket. Meskipun spesialis Lukar adalah sepak bola, dia juga bisa main basket. Karena sejak kenal Diko, Lukar juga jadi ikutan main basket.
Dari arah utara ada segerombol anak break dance berkumpul. Lagu house of pain 'jump around' mengalun. Udah jadi trade mark bila mereka latihan pasti ada lagu ini di antara lagu lainnya. Seperti theme song-nya anak break dance gitu.
Di alun-alun ini memang banyak banget anak muda ngumpul. Sejak alun-alun di sulap jadi sebagus ini hampir setiap hari di sini penuh. Ada lapangan basket. Ada lapangan voli. Ada lapangan sepak bola. Di utara ada taman bermain anak kecil yang lengkap. Trus di depan kantor pemda berjejer truck cafe yang ber macam-macam. kalau mau yang tradisional ada juga di jalan sebelah barat. Lengkap deh!
Apalagi dengan di pasangnya lampu besar di setiap sudut jadi mirip sama stadion . Terang benderang. Banyak juga klub anak-anak muda yang sengaja bikin seperti mini show case. Seperti klub anak-anak break dance itu. Mereka sengaja unjuk kebolehan.
Lukar seperti melihat seseorang. Dia Reysha! Ikut bergerombol dalam anak-anak break dance. Masa sih? Namun ketika Lukar mencoba melihat lagi, dia gak ada.
Sepertinya aku berhalusinasi. Bahaya....bahaya...
Lalu Lukar berlari ikut gabung sama Rega dan Satya yang main basket.
***
"Lukar ternyata beneran jadian sama Reysha." Fista mengawali pembicaraan soal Reysha. Dia menyodorkan air mineral ke Diko. Lalu Diko meminumnya.
"Aku gak paham." Diko menjawab dengan ambigu.
"Meski gak paham, tapi kamu pasti tahu. Kalian berdua kan sahabat. Gak mungkin enggak tahu." Fista berkata dengan tepat. Diko menghela nafas.
"Terserah."
Meskipun sebal dengan respon Diko, Fista masih tetap bersedia nungguin cowok ini.
"Aku ke sana lagi." Diko berlari menghampiri anak-anak. Fista melihat Diko dari kejauhan. Lalu termenung sendirian.
Selalu begitu...
"Hei, bukankah kamu sudah latihan. Kenapa ke sini lagi? Kamu enggak menemani dia?" tanya Lukar seraya menunjuk Fista dengan bola matanya.
"Sudah," jawab Diko singkat.
"Kalau enggak niat bareng, jangan ngajak dia kesini. Bikin pemandangan gak indah," protes Lukar.
"Sudahlah. Ayo main lagi." Diko gak mau bahas.
Aneh nih anak.
Namun Lukar enggak menanyakan lebih banyak lagi. Karena antara Diko dan Fista itu adalah urusan mereka. Meskipun sahabat, Lukar merasa enggak berhak mencampuri.
B.e.r.s.a.m.b.u.n.g
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sehat
2023-05-07
0
Virgo girL
Diko suka reysha tapi lukar yg jdi pion..
2022-07-19
0
Siti Khotimah
👍
2022-03-02
0