Bab. 3 Jadian

Jam 06.40 WIB

SMA 27

Jember

Sejak tadi malam Lukar sudah punya rencana untuk mendukung pernyataan cintanya yang kemarin. Bukan, bukan pernyataan cinta, tetapi hanya pernyataan suka. Hanya suka.

Sepertinya Lukar semangat sekali soal taruhan itu. Dia ingin jalan bareng Reysha pagi ini. Sengaja ingin jalan bareng, supaya teman-temannya tahu, dia dan Reysha adalah pasangan.

"Inget ya ... Kamu harus bisa melewati 4 tahap, baru bisa di bilang kamu sukses," kata Bimo tempo hari layaknya seorang juri. "Ayo Rega sebutkan," perintah Bimo ke Rega.

"Pertama ... pernyataan cinta. Kedua ... beri tahu semua orang kalau kamu sudah jadian. Ketiga ... kencan. Lalu terakhir dan yang paling penting nih, adalah ... putus," ucap Rega menyebutkan tahap-tahap taruhan.

Maka dari itu, sengaja dia datang lebih pagi untuk menunggu kedatangannya. Soalnya Lukar enggak tahu pasti kapan tepatnya cewek itu datang. Dia juga enggak tahu apakah gadis itu tipe murid rajin yang selalu berangkat sekolah pagi, atau dia tipe murid yang santai saja meski jam udah mepet. Apa dia bawa sepeda motor atau ada yang antar? Atau mungkin juga dia jalan kaki atau naik angkot, Lukar masih belum tahu.

"Kamu bawa motorku, ya ..." kata Lukar ke Bimo, yang tadi juga ikutan berangkat pagi. Bimo mengangguk lemas. Karena biasanya, dia ikutan nebeng Lukar agak siang kalau berangkat sekolah, tetapi hari ini mau enggak mau, dia juga harus berangkat pagi seperti Lukar.

Lukar menunggu Reysha di depan gerbang sekolah. Ini membuat cewek-cewek yang melintas, menoleh dan memperhatikan dia.

Ada yang senyum seraya menyapa atau sekedar melihat saja. Keberadaan Lukar di depan gerbang saja sudah bikin mereka heboh sendiri, apalagi saat tahu jadian sama Reysha yang enggak populer. Wahh bagaimana nanti yah?

Tak lama kemudian orang yang di tunggu-tunggu muncul. Dia berjalan sendiri dari arah jalan besar. Sepertinya dia naik angkutan umum.

Segera Lukar berlari kecil menghampiri Reysha yang berjalan sendirian di depan gerbang. Gadis itu sedikit terkejut karena kedatangan Lukar.

"Hai, selamat pagi ..." sapa Lukar dengan senyum manis.

"Hai," balas Reysha dengan nada biasa.

"Kita jalan bareng sampai kelas ya ..."

Reysha mengangguk pelan.

Lalu mereka berjalan beriringan. Semua mata memandang ke arah mereka berdua. Sedikit terlihat aneh, apabila Lukar bersama seorang cewek, hanya berdua. Memang Lukar sering di kerubuti sama kaum hawa, itu karena mereka yang ingin bareng, bukan karena Lukar sengaja jalan bareng seorang cewek.

Semua agak heboh karena melihat mereka bareng. Banyak yang kasak kusuk enggak jelas melihat pemandangan tidak lazim ini.

Sesekali Lukar tersenyum ke arah beberapa cewek yang memandanginya. Mungkin yang seperti ini, bisa bikin mereka jatuh hati. Apalagi Lukar cowok yang keren.

Sepanjang lorong kelas, Reysha tidak bersuara dan diam saja tanpa obrolan. Tangannya sibuk mainan handphone. Hanya Lukar yang tampaknya sibuk menyapa semua orang yang melihat mereka dengan tatapan aneh. Reysha enggak risih sama sekali dengan tingkah Lukar. Dia seperti tidak peduli.

Mungkin Lukar mencoba melindungi Reysha dari komentar komentar jahat yang di tujukan untuknya. Yah ... mungkin seperti itu, karena sepertinya Lukar berjuang keras, atau juga tidak.

Sebenarnya Lukar penasaran, kenapa ini cewek main handphone terus. Soalnya wajahnya bukan seperti lagi chat dengan seseorang.

"Lagi main game, ya?" tanya Lukar sekedar mengisi kesunyian di antara mereka.

"Iya," jawabnya singkat. Mungkin karena Lukar mengusiknya, dia segera memasukkan handphone ke dalam tas. Suasana sunyi lagi.

***

Akhirnya mereka berdua sampai juga di depan kelas Reysha.

"Cepet juga yah, sampainya ...," ujar Lukar basa-basi. Gadis ini hanya mengangguk.

"Hai Kar!" teriak Figo yang satu kelas sama Reysha nyaring.

"Jadian neehh ...." Figo melihat ke Reysha dan Lukar secara bergantian dengan tatapan menggoda. Tak lupa jari telunjuknya ikut menunjuk ke arah mereka berdua. Lukar tersenyum dan kasih kode, iya. Reysha hanya melihat dengan datar.

"Kok bisa, kamu jadian sama Reysha yang cuek bebek dan dingin kayak kutub ini?" tanya Figo terang-terangan. Telunjuknya menunjuk ke arah Reysha. Lukar saja kaget dapat pertanyaan itu. Ini terlalu sadis men untuk cewek.

"Bukankah yang cuek dan dingin itu lebih seru," kata Lukar copas kalimat Diko. Maksudnya membela supaya Reysha enggak sakit hati dengan omongan Figo, tapi respon gadis ini biasa saja. Dia malah seperti gak peduli dikatain apa aja sama Figo. Tidak marah, muak ataupun sakit hati. Seperti sadar kalau dirinya memang seperti itu.

"Aku ... masuk," pamit Reysha ke Lukar dengan lambat.

"Oke."

"Jangan di tengah jalan. Minggir," usir Reysha dengan raut muka enggan ke Figo yang memang ada di tengah pintu. Lalu dia menggeser tubuhnya sambil nyengir.

"Tuh kan ... dia cuek banget. Kalau cewek lain bakal marah, sakit hati trus nangis. Dia enggak kan?" ujar Figo bangga. Lukar jadi semakin yakin ini anak asli cuek. Mungkin sepertinya bukan penyendiri yang di kucilkan orang, bukan yang seperti itu.

Dari arah mereka datang tadi, muncul Diko dan Rega. Kemudian Rega melingkarkan lengannya di leher Lukar.

"Bagaimana perkembangannya? Sepertinya ada kemajuan nih," bisik Rega.

"Kalian bisa lihat sendiri hasilnya," jawab Lukar yakin. Rega ketawa girang. Diko yang masih sempat melihat Reysha masuk ke kelas barusan, melihat ke dalam kelas. Lewat jendela dia bisa tahu gadis itu sedang berjalan menuju bangkunya.

Melihat ada cowok cakep bercanda, bikin gemas cewek-cewek yang melihat.

Reysha yang sudah duduk di bangkunya juga sempat melihat Lukar dan Diko lewat jendela kelas barusan.

"Beneran jadian nih, sama temannya Diko itu... Siapa?" tanya Emil teman sebangku Reysha yang melihat dua anak ini berjalan beriringan tadi.

"Lukar," jawab Reysha membantu Emil.

"Iya Lukar. Kamu jadian?"

Reysha hanya tersenyum tipis sambil mengangkat bahu. Obrolan mereka berhenti karena akhirnya Diko memasuki kelas 2c. Kemudian cowok itu melewati tempat Reysha duduk sambil menenteng tas ranselnya.

Dia meletakkan tas ranselnya di atas meja. Tempat duduk Diko tak jauh dari tempat duduk Reysha. Kalau Diko duduk di bangku paling belakang dan nomor dua dari samping kanan. Sementara tempat duduk Reysha hanya berjarak satu bangku di depannya. Sehingga Diko bisa melihat dengan jelas wajah Reysha dari samping kanan tanpa dia mengetahuinya.

Seperti saat ini Reysha tidak tahu Diko sempat melihatnya sebentar.

"Sejak kapan Lukar jadian sama Reysha?" bisik Satya penasaran. Baru beberapa hari dia enggak ngumpul bareng, tiba-tiba saja Lukar muncul dengan berita jadian. Sama Reysha pula. Cewek yang enggak punya riwayat banyak berinteraksi sama Lukar.

"Entahlah ...," jawab Diko seperti tidak tahu menahu soal jadiannya Lukar. Satya gak percaya. Dia masih merasa aneh kalau Lukar jadian sama Reysha. Berkali kali dia ngeliatin Reysha dengan banyak tanda tanya. Akhirnya dia inisiatif nanya sendiri ke orangnya.

"Rey. Kamu beneran jadian sama Lukar, ya?" tanya Satya. Reysha noleh dengan menipiskan bibir.

"Kamu juga bisa penasaran sama hal begituan, ya?" ujarnya merasa aneh Satya kepo soal hal seperti ini.

"Bukan. Ini karena kamu dan Lukar, jadi aku perlu tanya langsung ke orangnya. Lukar kan sahabatnya Diko. Kamu kan ...." Bola mata Satya melirik ke arah Diko. Cowok ini mendongak tajam ke arah Satya yang duduk di mejanya. Tangannya meraih lengan Satya.

"Duduk. Ada Bu Indah datang," kata Diko menyuruh temannya itu duduk di bangkunya, karena ada Ibu guru mata pelajaran bahasa Indonesia datang. Kalimat Satya menggantung di sana, tapi Reysha enggak penasaran. Dia tahu. Dia paham.

B.e.r.s.a.m.b.u.n.g

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus bahagia

2023-05-07

0

Gusty Ibunda Alwufi

Gusty Ibunda Alwufi

sepertinya resya udah tau lukar pura2, jadi dia terima2 aja mau jd kekasih lukar

2022-06-15

0

Siti Khotimah

Siti Khotimah

oke

2022-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Rencana
2 Bab. 2 Pernyataan cinta
3 Bab. 3 Jadian
4 ini bisa juga di sebut kencan
5 Berhalusinasi
6 Bab. 6 Kenyataan
7 Bab. 7 Dramanya mana?
8 Bab. 7 Cafe Akasia
9 Tertekan
10 Cerita Kita
11 Bab. 11 Marah
12 Bab. 12 Lebam
13 Bab. 13 Lempar Bola
14 Bab. 14 Maaf
15 Sebuah nama
16 Instruktur
17 Sesuatu yang berharga
18 Happy Huppy
19 Putus
20 Umpan
21 Pesta ulang tahun
22 Memanfaatkan
23 Kalian berdua, bodoh!
24 Tolong simpan nomorku
25 Waktunya latihan
26 Cerita Kita_1
27 Tamu tak di undang
28 Bersembunyi
29 Imajinasi
30 Makan
31 Merdeka dan Bebas
32 Mengurai Benang Yang Kusut
33 Aku Menyayangimu, Diko
34 Mengakui
35 All of Me
36 Upacara
37 Idenya Pak Saiful
38 Anak cheer, anak basket dan anak break dance
39 Kemunculan Diko
40 Hambatan
41 Rasa ingin dimengerti
42 Sepatu kita sama
43 Diko dan Fista
44 FINAL
45 Rasa yang kurindukan
46 Luka kecil
47 Rasa bersalah atau....
48 Lukar panik
49 Hey, penipu!
50 Teman terbaik juga lawan terbaik
51 Tangisan Reysha
52 Lukar vs Diko
53 Traktiran
54 Salah toilet
55 Ugi jadi aneh
56 Egois nih
57 Satya cemburu
58 Teguran Lukar
59 Alasan Reysha
60 Permintaan tolong
61 Pikiran Ugi
62 Keliru
63 Meminta penjelasan Ugi
64 Awal baru
65 Mencari informasi
66 Terguncang
67 Kebiasaan baru
68 Terungkap
69 Ugi tahu
70 Akhirnya bertemu
71 Aku pergi
72 Lebih baik
73 (Bonus Chapter) Dia jelas tidak sama
74 (Bonus Chapter) Kemunculan Ugi
75 (Bonus chapter) Waktunya membuka hati
76 (Bonus Chapter) Pasar Malam
77 (Bonus Chapter) Jadi sandera
78 (Bonus Chapter) Aku mirip?
79 (Bonus Chapter) Siapa dia?
80 (Bonus Chapter) Lubuk Hati
81 (Bonus Chapter) Aku dan dia
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab. 1 Rencana
2
Bab. 2 Pernyataan cinta
3
Bab. 3 Jadian
4
ini bisa juga di sebut kencan
5
Berhalusinasi
6
Bab. 6 Kenyataan
7
Bab. 7 Dramanya mana?
8
Bab. 7 Cafe Akasia
9
Tertekan
10
Cerita Kita
11
Bab. 11 Marah
12
Bab. 12 Lebam
13
Bab. 13 Lempar Bola
14
Bab. 14 Maaf
15
Sebuah nama
16
Instruktur
17
Sesuatu yang berharga
18
Happy Huppy
19
Putus
20
Umpan
21
Pesta ulang tahun
22
Memanfaatkan
23
Kalian berdua, bodoh!
24
Tolong simpan nomorku
25
Waktunya latihan
26
Cerita Kita_1
27
Tamu tak di undang
28
Bersembunyi
29
Imajinasi
30
Makan
31
Merdeka dan Bebas
32
Mengurai Benang Yang Kusut
33
Aku Menyayangimu, Diko
34
Mengakui
35
All of Me
36
Upacara
37
Idenya Pak Saiful
38
Anak cheer, anak basket dan anak break dance
39
Kemunculan Diko
40
Hambatan
41
Rasa ingin dimengerti
42
Sepatu kita sama
43
Diko dan Fista
44
FINAL
45
Rasa yang kurindukan
46
Luka kecil
47
Rasa bersalah atau....
48
Lukar panik
49
Hey, penipu!
50
Teman terbaik juga lawan terbaik
51
Tangisan Reysha
52
Lukar vs Diko
53
Traktiran
54
Salah toilet
55
Ugi jadi aneh
56
Egois nih
57
Satya cemburu
58
Teguran Lukar
59
Alasan Reysha
60
Permintaan tolong
61
Pikiran Ugi
62
Keliru
63
Meminta penjelasan Ugi
64
Awal baru
65
Mencari informasi
66
Terguncang
67
Kebiasaan baru
68
Terungkap
69
Ugi tahu
70
Akhirnya bertemu
71
Aku pergi
72
Lebih baik
73
(Bonus Chapter) Dia jelas tidak sama
74
(Bonus Chapter) Kemunculan Ugi
75
(Bonus chapter) Waktunya membuka hati
76
(Bonus Chapter) Pasar Malam
77
(Bonus Chapter) Jadi sandera
78
(Bonus Chapter) Aku mirip?
79
(Bonus Chapter) Siapa dia?
80
(Bonus Chapter) Lubuk Hati
81
(Bonus Chapter) Aku dan dia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!