Jam 06.40 WIB
SMA 27
Jember
Sejak tadi malam Lukar sudah punya rencana untuk mendukung pernyataan cintanya yang kemarin. Bukan, bukan pernyataan cinta, tetapi hanya pernyataan suka. Hanya suka.
Sepertinya Lukar semangat sekali soal taruhan itu. Dia ingin jalan bareng Reysha pagi ini. Sengaja ingin jalan bareng, supaya teman-temannya tahu, dia dan Reysha adalah pasangan.
"Inget ya ... Kamu harus bisa melewati 4 tahap, baru bisa di bilang kamu sukses," kata Bimo tempo hari layaknya seorang juri. "Ayo Rega sebutkan," perintah Bimo ke Rega.
"Pertama ... pernyataan cinta. Kedua ... beri tahu semua orang kalau kamu sudah jadian. Ketiga ... kencan. Lalu terakhir dan yang paling penting nih, adalah ... putus," ucap Rega menyebutkan tahap-tahap taruhan.
Maka dari itu, sengaja dia datang lebih pagi untuk menunggu kedatangannya. Soalnya Lukar enggak tahu pasti kapan tepatnya cewek itu datang. Dia juga enggak tahu apakah gadis itu tipe murid rajin yang selalu berangkat sekolah pagi, atau dia tipe murid yang santai saja meski jam udah mepet. Apa dia bawa sepeda motor atau ada yang antar? Atau mungkin juga dia jalan kaki atau naik angkot, Lukar masih belum tahu.
"Kamu bawa motorku, ya ..." kata Lukar ke Bimo, yang tadi juga ikutan berangkat pagi. Bimo mengangguk lemas. Karena biasanya, dia ikutan nebeng Lukar agak siang kalau berangkat sekolah, tetapi hari ini mau enggak mau, dia juga harus berangkat pagi seperti Lukar.
Lukar menunggu Reysha di depan gerbang sekolah. Ini membuat cewek-cewek yang melintas, menoleh dan memperhatikan dia.
Ada yang senyum seraya menyapa atau sekedar melihat saja. Keberadaan Lukar di depan gerbang saja sudah bikin mereka heboh sendiri, apalagi saat tahu jadian sama Reysha yang enggak populer. Wahh bagaimana nanti yah?
Tak lama kemudian orang yang di tunggu-tunggu muncul. Dia berjalan sendiri dari arah jalan besar. Sepertinya dia naik angkutan umum.
Segera Lukar berlari kecil menghampiri Reysha yang berjalan sendirian di depan gerbang. Gadis itu sedikit terkejut karena kedatangan Lukar.
"Hai, selamat pagi ..." sapa Lukar dengan senyum manis.
"Hai," balas Reysha dengan nada biasa.
"Kita jalan bareng sampai kelas ya ..."
Reysha mengangguk pelan.
Lalu mereka berjalan beriringan. Semua mata memandang ke arah mereka berdua. Sedikit terlihat aneh, apabila Lukar bersama seorang cewek, hanya berdua. Memang Lukar sering di kerubuti sama kaum hawa, itu karena mereka yang ingin bareng, bukan karena Lukar sengaja jalan bareng seorang cewek.
Semua agak heboh karena melihat mereka bareng. Banyak yang kasak kusuk enggak jelas melihat pemandangan tidak lazim ini.
Sesekali Lukar tersenyum ke arah beberapa cewek yang memandanginya. Mungkin yang seperti ini, bisa bikin mereka jatuh hati. Apalagi Lukar cowok yang keren.
Sepanjang lorong kelas, Reysha tidak bersuara dan diam saja tanpa obrolan. Tangannya sibuk mainan handphone. Hanya Lukar yang tampaknya sibuk menyapa semua orang yang melihat mereka dengan tatapan aneh. Reysha enggak risih sama sekali dengan tingkah Lukar. Dia seperti tidak peduli.
Mungkin Lukar mencoba melindungi Reysha dari komentar komentar jahat yang di tujukan untuknya. Yah ... mungkin seperti itu, karena sepertinya Lukar berjuang keras, atau juga tidak.
Sebenarnya Lukar penasaran, kenapa ini cewek main handphone terus. Soalnya wajahnya bukan seperti lagi chat dengan seseorang.
"Lagi main game, ya?" tanya Lukar sekedar mengisi kesunyian di antara mereka.
"Iya," jawabnya singkat. Mungkin karena Lukar mengusiknya, dia segera memasukkan handphone ke dalam tas. Suasana sunyi lagi.
***
Akhirnya mereka berdua sampai juga di depan kelas Reysha.
"Cepet juga yah, sampainya ...," ujar Lukar basa-basi. Gadis ini hanya mengangguk.
"Hai Kar!" teriak Figo yang satu kelas sama Reysha nyaring.
"Jadian neehh ...." Figo melihat ke Reysha dan Lukar secara bergantian dengan tatapan menggoda. Tak lupa jari telunjuknya ikut menunjuk ke arah mereka berdua. Lukar tersenyum dan kasih kode, iya. Reysha hanya melihat dengan datar.
"Kok bisa, kamu jadian sama Reysha yang cuek bebek dan dingin kayak kutub ini?" tanya Figo terang-terangan. Telunjuknya menunjuk ke arah Reysha. Lukar saja kaget dapat pertanyaan itu. Ini terlalu sadis men untuk cewek.
"Bukankah yang cuek dan dingin itu lebih seru," kata Lukar copas kalimat Diko. Maksudnya membela supaya Reysha enggak sakit hati dengan omongan Figo, tapi respon gadis ini biasa saja. Dia malah seperti gak peduli dikatain apa aja sama Figo. Tidak marah, muak ataupun sakit hati. Seperti sadar kalau dirinya memang seperti itu.
"Aku ... masuk," pamit Reysha ke Lukar dengan lambat.
"Oke."
"Jangan di tengah jalan. Minggir," usir Reysha dengan raut muka enggan ke Figo yang memang ada di tengah pintu. Lalu dia menggeser tubuhnya sambil nyengir.
"Tuh kan ... dia cuek banget. Kalau cewek lain bakal marah, sakit hati trus nangis. Dia enggak kan?" ujar Figo bangga. Lukar jadi semakin yakin ini anak asli cuek. Mungkin sepertinya bukan penyendiri yang di kucilkan orang, bukan yang seperti itu.
Dari arah mereka datang tadi, muncul Diko dan Rega. Kemudian Rega melingkarkan lengannya di leher Lukar.
"Bagaimana perkembangannya? Sepertinya ada kemajuan nih," bisik Rega.
"Kalian bisa lihat sendiri hasilnya," jawab Lukar yakin. Rega ketawa girang. Diko yang masih sempat melihat Reysha masuk ke kelas barusan, melihat ke dalam kelas. Lewat jendela dia bisa tahu gadis itu sedang berjalan menuju bangkunya.
Melihat ada cowok cakep bercanda, bikin gemas cewek-cewek yang melihat.
Reysha yang sudah duduk di bangkunya juga sempat melihat Lukar dan Diko lewat jendela kelas barusan.
"Beneran jadian nih, sama temannya Diko itu... Siapa?" tanya Emil teman sebangku Reysha yang melihat dua anak ini berjalan beriringan tadi.
"Lukar," jawab Reysha membantu Emil.
"Iya Lukar. Kamu jadian?"
Reysha hanya tersenyum tipis sambil mengangkat bahu. Obrolan mereka berhenti karena akhirnya Diko memasuki kelas 2c. Kemudian cowok itu melewati tempat Reysha duduk sambil menenteng tas ranselnya.
Dia meletakkan tas ranselnya di atas meja. Tempat duduk Diko tak jauh dari tempat duduk Reysha. Kalau Diko duduk di bangku paling belakang dan nomor dua dari samping kanan. Sementara tempat duduk Reysha hanya berjarak satu bangku di depannya. Sehingga Diko bisa melihat dengan jelas wajah Reysha dari samping kanan tanpa dia mengetahuinya.
Seperti saat ini Reysha tidak tahu Diko sempat melihatnya sebentar.
"Sejak kapan Lukar jadian sama Reysha?" bisik Satya penasaran. Baru beberapa hari dia enggak ngumpul bareng, tiba-tiba saja Lukar muncul dengan berita jadian. Sama Reysha pula. Cewek yang enggak punya riwayat banyak berinteraksi sama Lukar.
"Entahlah ...," jawab Diko seperti tidak tahu menahu soal jadiannya Lukar. Satya gak percaya. Dia masih merasa aneh kalau Lukar jadian sama Reysha. Berkali kali dia ngeliatin Reysha dengan banyak tanda tanya. Akhirnya dia inisiatif nanya sendiri ke orangnya.
"Rey. Kamu beneran jadian sama Lukar, ya?" tanya Satya. Reysha noleh dengan menipiskan bibir.
"Kamu juga bisa penasaran sama hal begituan, ya?" ujarnya merasa aneh Satya kepo soal hal seperti ini.
"Bukan. Ini karena kamu dan Lukar, jadi aku perlu tanya langsung ke orangnya. Lukar kan sahabatnya Diko. Kamu kan ...." Bola mata Satya melirik ke arah Diko. Cowok ini mendongak tajam ke arah Satya yang duduk di mejanya. Tangannya meraih lengan Satya.
"Duduk. Ada Bu Indah datang," kata Diko menyuruh temannya itu duduk di bangkunya, karena ada Ibu guru mata pelajaran bahasa Indonesia datang. Kalimat Satya menggantung di sana, tapi Reysha enggak penasaran. Dia tahu. Dia paham.
B.e.r.s.a.m.b.u.n.g
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus bahagia
2023-05-07
0
Gusty Ibunda Alwufi
sepertinya resya udah tau lukar pura2, jadi dia terima2 aja mau jd kekasih lukar
2022-06-15
0
Siti Khotimah
oke
2022-03-02
0