Jam jam seperti ini sekolah sudah sepi. Karena sekolah bubar sekitar jam 2 siang. Mungkin nanti hampir jam 3 mulai terlihat anak anak, karena ada jadwal les sore ini. Juga ada ekskul paskibra. Lukar mempersiapkan diri untuk pernyataan cintanya.
"Mau ku temani saat kamu menyatakan cinta?" tawar Bimo dengan maksud meledek.
"Kalau Bimo di tolak aku mau jadi ajudan mu menyatakan cinta," kata Rega dengan maksud yang sama seperti Bimo.
Lukar geleng-geleng kepala. Menganggap omongan mereka angin lalu. mereka ketawa senang.
"Kalau sudah selesai menyatakan cinta jangan lupa ke 'warung hijau' ya." Ingat Rega sambil menepuk bahu Lukar pelan.
"Meski pun di tolak, kamu tetap temen kita kok." Bimo masang muka sok care, tapi kemudian ngakak. Rega jadi ikutan ketawa juga.
"Enyahlah kalian berdua!" usir Lukar sambil menghalau para perusuh itu.
"Hahahahaha ...." Mereka berdua ngakak senang.
Walaupun ini pernyataan cinta palsu, tapi persiapannya sungguh-sungguh. Semuanya benar di persiapkan dengan baik. Harus sesuai sama skenario jangan sampai luput.
Sempat cari informasi sedikit tentang target. Enggak mungkin kan menyatakan cinta tapi enggak tahu namanya orang yang di tembak. Dia bernama Reysha. Dan mengejutkan ternyata dia satu kelas sama Diko. Rega sama Bimo juga enggak tahu. Saat Diko ditanya perihal itu, dia menjawab dengan santai.
"Dia satu kelas denganmu?" tanya Lukar.
"Siapa?"
"Target. Reysha."
"Iya. kenapa?"
"Jangan bilang dia bersekongkol dengan mu ya ...," ancam Lukar.
"Kenapa? Kalau takut jangan terusin tantangannya."
Namanya juga cowok. Di tantang bukannya mundur, malah maju tak gentar. Piagam dan trofi untuk pemenang juga gak ada. Padahal bisa aja dia gak perlu dengerin soal tantangan itu. Tapi namanya anak muda lagi semangat-semangatnya dapat tantangan. Tantangan ini malah memacu adrenalinnya.
Lukar jadi sedikit merasa beban dengan persiapannya. Sebenarnya tidak banyak yang perlu di lakukan, tapi entah kenapa Lukar menjadi ribet. Terbawa suasana kali..
Sial. Seingat ku saat pertama menyatakan suka ke cewek pas smp dulu enggak seribet ini. Tinggal bilang suka, sudah deh beres. Enggak seperti ini.
Lukar tersenyum saat ingat cinta monyetnya dulu. Yang bertahan hanya dua minggu.
Saat main ke kelas Diko beberapa hari lalu, sengaja Lukar melihat jadwal piket kelas siang. Mencari nama Reysha diantara banyak nama yang terpampang pada daftar piket.
Dia ingin menjalankan pernyataan cinta saat itu. Dimana suasananya sangat mendukung. Karena sekolah sudah mulai sepi.
Jadi kalau di tolak dia enggak bakal malu banget. Gitu maksudnya. Karena walaupun nembak-nya bohong, tapi nanti malu karena di tolaknya kan beneran. Karena bila ada orang yang lihat kan dikiranya Lukar beneran menyatakan cinta. Kenapa kurang percaya diri nih Lukar.
Dan hari ini adalah jadwal Reysha piket. Lukar menunggu dengan cemas di luar kelas.
Ada yang keluar dari kelas.
"Permisi."
Mereka kaget saat lihat ada Lukar di situ. Apalagi ngomong sama mereka. Ada adegan saling dorong bahu. Mereka milih siapa yang berani ngomong sama Lukar. Terlalu gugup untuk ngobrol sama Lukar.
Sebenarnya Lukar suka bingung sama sikap yang seperti ini. Apalagi saat ada perlu begini. Karena mereka enggak segera jawab karena heboh sendiri, tapi Lukar terpaksa tanya.
"Reysha ada di dalam?"
"I-iya," jawab salah satu dari mereka terbata.
"Terima kasih ya."
Mereka berdua mengangguk. Lalu tersenyum kegirangan dan pergi. Satu persatu orang yang di dalam kelas keluar. Tak lama orang yang di tunggu muncul. Tangannya sibuk mencet mencet hape. Lagi-lagi dia sendirian. Saat itu di dalam kelas sudah gak ada orang. Lorong kelas juga sepi.
"Rey." Lukar menyebut nama dengan hati-hati. Karena ini adalah pertama kalinya dia menyebut nama itu. Juga pertama kalinya dia berhadapan dengan cewek itu. Reysha mendongak. Tangannya berhenti memainkan hape. Matanya yang bening menatap Lukar.
"Ya."
"Emm ..." Mendadak Lukar jadi gugup.
Busyet. Kenapa mendadak gugup nih. Biasa aja. Tenang ... Bersikap tenanglah. Mungkin karena ini pernyataan cinta palsu jadi bikin enggak nyaman.
"Bisa kita bicara?" tanya Lukar.
"Silahkan," jawab dia mempersilahkan dengan tenang.
"Emm ... Rey, aku menyukaimu."
Saat itu sepertinya di sekitar Lukar banyak bunga bunga bermekaran. Gedung sekolah yang hanya putih dan abu-abu menjadi nuansa pink romantis. Begitulah mungkin penggambaran betapa indah sebuah pernyataan cinta. Walaupun ini palsu ...
Reysha menatap cowok di depannya agak lama. Mungkin karena wajahnya yang cakep atau karena kalimat yang meluncur dari bibirnya. Raut wajahnya datar saat menatap Lukar. Tidak ada sama sekali ekspresi tersipu sebagaimana semestinya seorang cewek sedang di tembak cowok. Otak Lukar berpikir keras apa gerangan yang ada di dalam pikirannya. Lukar sedikit keder.
Tapi Lukar enggak peduli. Entah dia mikir apa. Pokoknya Lukar tancap gas, agar misi ini terwujud.
"Maukah kamu menjadi pacarku?"
Reysha masih diam. Dia mungkin masih terkejut dengan kalimat pertama dan sekarang malah muncul kalimat kedua.
Saat ini Lukar sedang menyatakan perasaannya kepada Reysha yang bukan siapa siapa di banding cewek cewek yang sering berkeliaran di sekitarnya. Dia bisa tahu kalau ada cewek ini juga baru waktu itu. Saat Diko menunjuknya sebagai target. Dan sepertinya dia cewek penyendiri. Mungkin hanya itu yang dia ketahui.
Lukar masih tersenyum manis saat Reysa diam saja tanpa berkomentar apa apa.
Kenapa diam?
Entah apa yang sedang ada dalam pikiran Reysha. Ekspresinya aneh. Datar dan dingin. Seperti tidak tertarik dengan tawaran Lukar, tapi juga ingin menerima. Entah dia kebingungan karena di tembak Lukar yang keren dan populer, atau dia enggak suka dengan cowok seperti Lukar. Lukar termasuk cowok cool. Ya, meskipun kadang Lukar juga bisa rese' sama sobatnya. Tapi itu sepertinya tidak mungkin. Lukar sedikit ragu karena responnya.
Sepertinya aku bakal di tolak. Payah nih kalau benar benar di tolak, pikir Lukar.
Bisa jadi bahan ledekan.
"Apakah kamu perlu waktu untuk menjawabnya?"
"Tidak," jawab Reysha singkat. Lukar tersenyum. Tentu saja tidak. Siapa yang rela menolak cowok tinggi dan keren seperti Lukar, bukan? Mungkin Reysa juga berpikiran seperti itu.
"Kalau begitu ... mulai hari ini kita jadian ya?"
"Ya."
Lukar lega. Walaupun acara pernyataan cintanya rada tersendat karena aura anehnya Reysa, semuanya berjalan lancar.
Pernyataan cinta yang padat dan jelas. Juga penerimaan cinta yang singkat. Tidak lama dan berbelit-belit.
Karena saking bahagianya dan leganya Reysha menerima pernyataan cintanya, Lukar lupa. Kalau dia belum berkenalan. Kan lucu jadian tapi enggak kenal, tapi tambah lucu juga kalau jadian dulu baru kenalan.
"Namaku Lukar," kata Lukar lucu. Aduh. Kenapa jadi sebut nama sih. Dia jadi seperti Bimo yang salting di lihatin cewek. Lukar kaget Reysha yang sudah mau jalan berhenti dan menatapnya. Matanya membulat.
"Namaku Reysha." Gadis ini jadi ikut-ikutan menyebut nama. Lukar surprise. Matanya mengerjap. "Biar impas," katanya lagi sambil meneruskan jalan. Lukar tersenyum.
🍭🍭🍭
...b.e.r.s.a.m.b.u.n.g...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sehat
2023-05-07
0
Virgo girL
reysha dingin banget 🤣🤣
2022-07-19
0
Gusty Ibunda Alwufi
wah lsng di terima ya.aneh jg hemmm😊
2022-06-14
0