Satria Kera Sakti
Maganta, Tahun 935 Kalender Raheswara.
Tepat di sebuah gubuk bambu ditengah lembah asri nan hijau, terlihat seorang pria sepuh berwajah ramah sedang duduk termenung, dapat tertebak di mata awam bahwa sang pria sepuh barulah bersantai setelah bekerja keras.
“Bu, kemana Rahendra?”
“Sedang ibu suruh mencabut singkong di kebun pak, sebentar lagi juga pulang” Sahut seorang wanita tua menyambut pria sepuh dengan segelas teh hangat ditangannya yang keriput.
Tak lama kemudian dari kejauhan, terlihat pemuda berusia 14 tahun membawa tas keranjang dari bambu yang terlihat berat bagi anak seuisanya.
“Bapak! Ibu! Lihat Rahendra pulang bawa apa?”
Sang pemuda tersenyum hangat.
“Nak.. darimana saja? Ibu suruh mencari singkong tapi kenapa pakaianmu basah semua?” Wanita tua terlihat cemas.
“Bu, Rahendra tadi sekalian dari sungai dapat ini...”
“Ya ampun Rahendra, kamu bawa udang sungai banyak sekali” Sahut pria sepuh..
“Ayo nak masuk kedalam... dari tadi bapak dan ibu sudah menunggu, khawatir kamu kenapa-napa”
“Iyah pak, maafkan Rahendra”
Hari menjelang petang, Rahendra kembali berbincang dengan bapak nya didalam gubuk, sedang ibu menanak singkong dan udang bawa'an anak semata wayang nya yang amat ia kasihi.
Obrolan dan canda'an ketiganya ketika petang mulai larut dalam kehangatan. hingga tiba tiba sang ibu menangis, bahkan rahendra hanya bisa menunduk menutupi kesedihan hatinya, sedang sang bapak berusaha tegar.
“Rahendra, hari ini kamu genap berusia 14 tahun, dan sudah waktunya kamu pergi mengikuti adat istiadat di Desa Ruhsuci, untuk menjadi anggota prajurit kerajaan Maganta. Apakah kamu benar-benar memutuskan untuk pergi nak?”
“Dunia sedang berperang pak, Rahendra tau akan nyaman untuk selamanya tinggal disini bersama ibu dan bapak, tapi Rahendra harus ikut melindungi Desa, melindungi ibu dan bapak. Tapi Rahendra janji akan kembali”
“Nak, sudah adat istiadat desa untuk tidak melarang keinginan anaknya untuk maju berperang, tapi ibu tidak ingin kehilangan kamu” Bercucuran air mata sang ibu,
Rahendra perlahan berdiri dari tempat duduknya dan memeluk sang ibu tanpa sepatah kata.
Malam sangat cepat berlalu seolah waktu sengaja memisahkan antara orang tua dan anak ini.
Pagi harinya Rahendra diantar oleh bapak dan ibu dengan langkah kaki yang lambat seolah tak ingin cepat sampai tujuan.
Desa Ruhsuci adalah desa yang terletak dipinggiran maganta, hanya tersisa anak-anak dan orang tua di desa ini, karena para pemudanya akan pergi menjadi prajurit saat cukup umur, sedang pemudi nya memilih menjadi dayang istana untuk kehidupan yang lebih layak untuk mengabdi pada kerajaan.
Rahendra bersama ibu dan bapaknya sampai dan termenung sebelum masuk kedalam sebuah kuil yang bertuliskan "Bangkit".
Setiap pemuda dari Desa Ruhsuci yang telah berusia 14 tahun dan ingin berpartisipasi sebagai prajurit harus lah melewati kuil ini sebagai penentu tanda kebangkitan seorang prajurit.
Kuil dijaga oleh 2 prajurit bersenjata tombak di kanan kiri pintu masuk, para kesatria ini adalah kesatria suci yang diutus langsung dari maganta untuk melindungi kuil Ruhsuci.
Tidak ada apapun di benak Rahendra selain pertanyaan sepenting apa kuil ini, dan apa yang ada di dalamnya, sampai sampai dijaga oleh 2 kesatria Maganta dan tidak boleh sedikitpun dimasuki oleh orang selain oleh penduduk yang bermaksud menjadi prajurit.
“Mohon maaf tuan, bisa anda Jelaskan tujuan kedatangan anda?” Prajurit bertanya dengan sopan. Yah... walaupun Rahendra dan Ayahnya terlihat seperti pengemis berpakaian lusuh sekalipun Desa Ruhsuci adalah desa yang damai Tanpa Diskriminasi berkat para pendahulu yang mengutamakan kebajikan.
“Mohon maaf apabila kedatangan kami lancang tuan, ini anak hamba Rahendra. Hari ini ia genap 14 tahun dan berkeinginan menjadi seorang prajurit, mohon tuan berkenan mengizinkan anak hamba masuk bertemu dengan Kepala Desa”.
Meskipun hanya prajurit, tapi tingkah Ayah dari Rahendra menunjukan bahwa adanya Kasta di Maganta sangatlah krusial.
Di Maganta sendiri terdapat berbagai urutan kasta , mulai dari Kasta bawah yang merupakan penduduk biasa. Kasta Darma, yang merupakan kumpulan orang yang membaktikan dirinya pada kedamaian tanpa perang, membunuh, bahkan memakan yang hidup seperti binatang dan hanya diperbolehkan meminta dan tidak boleh bekerja. kemudian Kasta Satria, yang diisi oleh para prajurit tangguh di berbagai kerajaan dan kekaisaran.
Kasta Satria sendiri terbagi 4 Yaitu Satria Bumi yang merupakan prajurit kelas Rendah, Satria langit yang merupakan Jendral prajurit yang setidaknya memiliki seribu prajurit dibawahnya, Satria Surga yang setidaknya memiliki seratus ribu prajurit, Dan yang paling Tinggi adalah Satria Kaisar yang hanya satu orang yang pernah mendapatkan gelar tersebut di masa lampau karena mampu menjadi seorang Kaisar lewat kasta Satria adalah hal yang luar biasa mustahil. Kemudian Kasta Nagari yang merupakan para bangsawan dan raja-raja. Sedangkan yang terakhir adalah Kasta yang paling memiliki kuasa di Dunia, Kasta Naga yaitu milik para kaisar dan keturunannya. Setidaknya Rahendra faham betul soal kasta dari Ayahnya.
“Baik, silahkan tunjukan tanda pengenal dan yang boleh masuk hanyalah anak Anda tuan”
“Terimakasih banyak tuan-tuan.. saya sangat berterimkasih, saya dan istri saya akan menunggu disini”
Pintu kuil Dibuka dan ternyata masih ada pintu lain didalamnya, Rahendra melangkah dengan pelannya sembari menatap ibu dan Bapak nya yang mengangguk pelan, saat Rahendra masuk pintu pertama pun ditutup. Maju ke pintu ke dua seorang prajurit bertombak emas yang telah menunggu membukakan pintu berikutnya.
Terbelalak mata Rahendra melihat keindahan yang belum pernah ia lihat sekalipun dihidupnya, belum lagi udara sejuk yang membuat sekujur tubuhnya terasa segar.
“Apa ini?” Rahendra berceloteh didalam hatinya ada rasa penasaran yang terus berkembang di benaknya.
“Sebuah gua? tidak mungkin gua memiliki keindahan seperti ini”.
Kuil Ruhsuci sebenarnya adalah Gua bawah tanah yang memiliki keindahan luar biasa. Stalaktit yang bersinar, batu di dinding gua yang beraneka warna, ukuran gua yang luar biasa besar, bahkan udara nya yang terasa sejuk bagai dialam luar, langit-langit gua yang seolah bertabur bintang, tanaman aneh namun indah berwarna-warni yang belum pernah Rahendra lihat sebelumnya.
Terlihat di kejauhan pria sepuh memakai kain Satria berwarna kecokelatan dan emas, Namun tidak memakai zirah. Rahendra menghampiri sang pria sepuh dan disambut dengan senyum hangat.
“hmm.. sudah lama tidak ada pemuda yang datang. nak perkenalkanlah dirimu dan apakah tujuanmu kemari?”
“Hormat hamba tuan, hamba Rahendra dari keluarga petani di ujung desa Ruh suci, Ayah hamba Reganda dan ibu hamba Sinambi, hamba ingin mengabdikan diri sebagai prajurit Maganta”
“hahahaha!” tawa dari Sang pria sepuh yang cukup membuat bulu kuduk Rahendra berdiri membuatnya merasa bak kerikil yang menghadapi gunung, begitu berwibawa dan penuh karisma.
“wahai anak muda, tabiat mu sunguh baik, tidak banyak anak seumuranmu yang berbicara sopan dan dewasa meski dia dari kasta Nagari sekalipun”
“Panggil kakek tua ini, Ki Reksa anak muda. Sebagai kepala Desa aku sudah terlalu tua dan hari ini merasa bahagia menemukan masih ada nya anak muda sepertimu”
“Salam hormat hamba pada ki Reksa” Rahendra bersujud tanda hormat dari kasta Bawah pada kasta Satria.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Salim X
Kau ingin mengetahui pendekarku seperti apa, silahkan bertengger di Novelku "Pendekar Sinting". Aku tunggu kedatangan kalian! 🤪🤪🤪
"Heyaaaa...!"
*Jurus Dewi Kahyangan Menari*
"Hi hi hi ... ha ha ha" 😜😜😜
2020-06-20
1
hari dulk
awal cerita yg bagus, hanya saja istilah kaisar yg terasa jd ganjalan.. sebab di nusantara ga ada kaisar, level penguasa tertinggi nusantara adalah maharaja..
2020-05-01
1
Dani
Heheheh kayaknya bagus nih
2020-02-05
0