“Anak muda.. sekarang dirimu telah genap 14 tahun, sudah waktu nya untuk mu mengetahui kekuatan batin mu”
“Mohon ampun Ki Reksa, hamba tidak mengetahui soal apa yang Ki Reksa maksud dengan Kekuatan Batin”
“Hahaha! sudah sepantasnya kamu tidak mengetahui apapun soal ini anak muda, sudah rahasia bahwa hanya kasta satria yang mengetahui soal kekuatan batin”
“Mohon petunjuk ki...” Rahendra berlutut dan memberi hormat dengan kedua tangan yang mengepal pada ki Reksa.
“Di Dunia ini Kekuatan Batin adalah bawa'an sejak lahir, tapi hanya ada satu cara untuk mengetahui dan membangkitkan kekuatan batin manusia biasa seperti kita nak”
Ki Reksa kemudian menjelaskan pada Rahendra perihal Kekuatan Batin yang terbagi menjadi beberapa jenis.
Mulai dari Batin Senjata yang memiliki kemampuan untuk menggunakan senjata Satria, mampu menguatkan senjata dan juga menempa senjata, umumnya orang dengan Batin senjata memiliki indra dan bakat yang lebih mahir dalam penggunaaan senjata.
Kemudian Batin Alam yang mampu menggunakan dan meminjam kekuatan Alam seperti Guntur, Api, Air, Tanah dan sebagainya, biasanya orang dengan kekuatan Batin Alam hanya mampu mengendalikan satu Elemen yang ia kuasai, tapi ada beberapa yang mampu menguasi lebih dari satu elemen.
Dan Terakhir, Batin Penunduk yaitu kekuatan yang mampu menjinakan hewan mistis yang mudah di temui di seluruh dataran Raheswara ini, umumnya orang dengan kekuatan ini hanya mampu memiliki ikatan batin dengan 1 ekor binatang mistis yang memiliki ikatan takdir dengan nya.
“Di maganta sendiri ada 3 kuil yang mampu membangkitkan kekuatan Batin, salah satunya adalah kuil Ruhsuci ini sendiri”
“Hamba mengerti ki”
“Nak, ada banyak jalan selain pembangkitan kekuatan batin untuk menjadi Satria sejati tapi ini belum saat nya untuk mu, kamu harus melalui begitu banyak petualangan dan pengalaman untuk mampu menjadi seorang Satria yabg hebat”
“Baik Ki, Hamba akan selalu ingat nasehat ki Reksa”
“Nak, sekarang ikutlah dengan ku” Ki Reksa menuntun Rahendra masuk lebih dalam ke gua.
Semakin dalam mereka berjalan, semakin gelap dan redup cahaya Dinding gua Ruhsuci ini, hingga Rahendra kesulitan melihat. Tapi Rahendra tetap tenang melangkah, mengikuti Ki Reksa yang seolah memberi cahaya untuk Rahendra. Hingga mereka berhenti setelah berjalan selama 5 menit.
“Apakah ini sudah diujung gua? aku tidak mampu melihat melainkan hanya pakaian Ki Reksa yang sedikit bersinar dikegelapan” Gumam Rahendra dalam hati.
Tapi lamunan rahendra seketika lenyap setelah melihat ki reksa kini berganti posisi berlutut dengan sebelah kaki.
“Wahai bumi, langit, kahyangan, surga, dan neraka. aku Satria langit Reksa Diwangga dari Maganta, datang untuk meminta hak yang fitrah bagi manusia. tunjukanlah jalan bagi Satria muda!!”
Seketika semuanya menjadi terang berwarna kebiruan, ada sebuah mata air dalam gua yang lebih mirip sebuah danau kecil dengan dasarnya yang terlihat terang benderang dengan wara kebiruan, dan air yang sangat jernih.
“Nak, majulah... tanggalkan semua pakaianmu dan kemudian masuk kedalam air perlahan hingga mencapai tengah danau, jangan berenang sedikitpun, jagalah kaki mu berada di dasar danau, jangan khawatir tenggelam” Ki reksa berpesan.
“Baik ki, hamba mengerti” Rahendra menanggalkan semua pakaiannya kemudian maju perlahan. Dalam hatinya tiada lain selain bertanya-tanya apakah diriinya ini sedang melakukan bunuh diri, tapi disisi lain hati nya begitu mantap melalui jalan satria, lagipula Rahendra terbisa mencari udang dan ikan di sungai sehingga dirinya yakin tidak akan tenggelam.
Awalnya bagi Rahendra danau nya terasa tidaklah dalam, tapi perlahan semakin ia pergi ke tengah danau maka semakin dalam juga kedalaman dari danau yang ia selami, hingga kedalaman danau hampir mencapai hidungnya.
“Tunggu nak, jangan sekalipun mencoba untuk menahan nafas, atau kau akan gagal!”
Bak disambar petir, Rahendra hanya mampu berkata kasar didalam hatinya. Bagaimana mungkin dia mampu menghirup air yang bahkan terasa sedingin es ini bagi tubuhnya yang mulai menggigil, bahkan ikan pun nampak tidak mampu hidup di Danau itu.
Dalam hirupan pertama membuat Rahendra kesakitan, seketika paru-parunya tertusuk ribuan jarum, namun ia tak gentar, maju selangkah demi selangkah hingga akhirnya semakin dalam ia telah melaju bahkan kini seluruh tubuhnya telah terendam air. tak dapat dibayangkan olehnya apabila seluruh prajurit Maganta harus menjalani ritual mematikan nan menyiksa ini.
Rahendra seolah menahan tangis, bahkan hampir menyerah karena tak mampu menahan sakit yang amat sangat, tapi tekadnya untuk melindungi tanah airnya membuatnya tetap melaju, hingga rasa sakit di paru-parunya terasa sirnah.
Ajaib! kini Rahendra seolah mampu bernafas dalam air, kini hanya rasa kagum yang tersisa dibenak nya. Semakin dalam ia menapakan kaki di dasar danau semakin tenang pula batin nya.
Semakin dalam ke permukaan danau pandangannya seolah semakin terang, ia mampu melihat seolah terang didalam danau yang gelap.
Mengherankan bagi Rahendra, tubuhnya tidak mengambang meski didalam danau, bahkan mampu bernafas di dalam nya.
“Apa itu? sebuah pohon berdaun emas di bawah air?” Rahendra mendekat ke sebuah pohon yang terlihat sangat besar di tengah permukaan danau.
Di pohon itu bertuliskan "Bangkit" dalam tulisan Maganta kuno. Hawa yang dihadirkan oleh pohon tua misterius itu rasanya membuat Rahendra nyaman dan mengantuk, begitu menghangatkan di air yang sedingin itu.
Rasa kantuk yang sangat amat menggelayuti Rahendra kini, ia berusaha kuat untuk tidak tertidur, langkahnya tegap perlahan menuju ke arah pohon tua itu.
*srrrkkkk!!
Tiba-tiba akar pohon itu memanjang menggapai tubuh Rahendra, melilitnya dengan lembut. Normalnya orang awam akan ketakutan dengan lilitan itu, tapi yang dirasakan Rahendra saat ini hanyalah kenyamanan hingga tak sadar tubuhnya sedikit demi sedikit masuk kedalam pohon tua itu dan tertidur didalamnya.
“Hah? dimana aku?” Rahendra tersadar dari tidurnya dan berada di ruangan hampa berwarna putih sejauh mata memandang.
“Rahendra...” Suara pria tua menggema disekeliling ruang hampa itu.
“Rahendra...” Sekali lagi membuat Rahendra semakin waspada.
“Siapa??”
“hahahah... siapa aku? siapa kamu?”
Rahendra terdiam, teringat dirinya yang berniat menjadi seorang Satria dan tersadar akan apa yang sudah dilaluinya hingga terserap kedalam pohon misterius.
“Apa aku berada didalam pohon itu?” Rahendra bergumam dalam hati.
“Benar Rahendra, aku lah sang pembangkit Batin, penjaga pohon Kebangkitan, hmm... Aku fikir nak Reksa membawakan aku pemuda yang lancang”
“Mohon ampun ki, hamba telah lancang”
Rahendra segera berlutut memberi hormat.
“Rahendra... aku telah melihat masa lalu mu, sungguh tragis kamu bahkan tidak mengetahui siapa dirimu.”
“Mohon ampun ki, hamba tidak mengerti”
”Bangunlah nak, kamu bukanlah seorang dari kasta bawah lagi. mulai hari ini akan ku anugerahkan Kasta Satria padamu, jangan terlalu merendah lagi, lupakan masa lalu mu sebagai orang dari Kasta bawah”
Seketika itu juga tubuh Rahendra terasa sakit, seluruh tubuhnya bergetar hebat, Tumbang dan terus menggigil merasakan sakitnya yang tak kunjung henti, hingga menggeliat kesana kemari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Meli_Melati
hallo kakak yang ganteng and cantik jangan lupa y buat mampir di karya aku yang judulnya " Bersama Denganmu menuju pelaminan "
2020-05-01
1