Ilmu Tongkat Naga

Rahendra berangkat kembali menuju Kuil Ruhsuci dengan hati yang telah mantap. melewati pusat desa yang penuh lalu lalang penduduk yang seolah menatap nya dengan kagum karena mata biru kristal yang dimiliki Rahendra begitu menawan.

"Hmmm apa tongkat ini terlalu mencolok?" Gumam Rahendra yang bingung dengan keadaan sekitar.

"Tuan... tuan satria... apakah tuan akan bertemu dengan Kepala Desa?" seorang anak lelaki berusia 7 tahun mendekati Rahendra dengan pandangan penuh kagum.

"hmm aku?"

"Tentu saja kakak, memangnya siapa lagih satria yang ada disini?"

"hmm.. Bagaimana Adik bisa tahu aku adalah seorang Satria?"

"Tuan... semua orang di Desa juga tahu kalau Satria yang akan menjadi prajurit baru akan pergi ke kuil Ruhsuci, dan bukannya tuan kemarin dari sana? dan lagipula tuan berusia 14 tahun kan?"

"Heheh... memang adik ada perlu apa denganku?" Rahendra mennggaruk kepala.

"Kak kenalkan aku Raga suatu hari aku akan melampauimu!"

"ehh??" Rahendra bertambah kebingungan, dan tersenyum masam.

"Raga!! sedang apa kamu?!" seorang ibu ibu keluar dari toko yang berada di dekat balai desa.

"I.. ibu.."

"Mohon maaf Tuan Satria, Anak hamba ini selalu mengoceh ingin menjadi seorang satria, dan berkata begitu pada semua Satria yang baru" sang ibu menundukan kepala anaknya.

"Ohh baik aku tidak apa-apa bu... santai saja"

"Terimakasih tuan Satria"

"Adik... aku akan tunggu saat dimana kau mengalahkan aku... heheh.."

Rahendra tidak mengetahui bahwa senyumnya dan perkataanny, benar-benar menghangatkan hati dari ibu dan anak itu. kemudian Rahendra pun melanjutkan perjalannya sampai ke kuil Ruhsuci.

"Kenapa kau lama sekali nak?"

"Maaf ki, aku salah"

"Sudahlah... sekarang kamu harus tinggal disini beberapa saat sebelum menuju Hutan larangan"

"Baik ki..."

"Rahendra aku sudah menyiapkan pakaian untuk mu, mulai hari ini atas perintah ki Anturi kamu akan menjadi muridku"

"Hormat kepada guru..." Rahendra bersujud kepada Ki Reksa.

"Rahendra... tahukah bahwa tidak semua orang lulus dalam ujian Satria"

"Aku tahu guru.. mereka yang tidak lulus biasanya tidak kembali ke desa karena malu dan lebih memilih menjadi pelayan istana Maganta"

"Betul nak... kemudian ini adalah hal yang langka ketika Ki Anturi bertelepati denganku, memintaku menjadikanmu muridku, bahkan memberikan mu pusaka bagian dari pohon kebangkitan"

"Aku telah lancang Guru..."

"hahahah... apa maksudmu? ini lah takdirmu, takdir kita"

"Baik Guru aku mengerti..."

"Aku sudah menyiapkan pakaian untukmu, pakailah"

Rahendra menanggalkan pakaian lamanya yang sudah usang yang telah dipakainya beberapa tahun ini. Pakaian baru nya membuat Rahendra terpukau, sebuah kain berwarna Coklat keemasan dengan motif harimau perlambang pasukan Ki Reksa.

"Guru... aku tidak layak menerima.."

"hahahah.. Rahendra kau adalah muridku satu-satunya dimasa pensiunku dari medan perang ini, apa kau ingin mempermalukan gurumu dengan pakaian usang itu?"

"Baik Guru..."

"Rahendra... guru mu ini juga merupakan kepala Desa Ruhsuci, akan sedikit sulit untuk ku membagi waktu. untuk itu Rajin-rajinlah berlatih meskipun ketika guru sedang tidak bersamamu"

"Aku mengerti Guru.."

"Baik.. mari kita mulai pelajaran pertama.."

Ki Reksa kemudian menjelaskan kepada Rahendra tentang penguasaan terhadap kekuatan Batin yang harus Didalami karena berbagai tingkatan.

Untuk Kekuatan Batin Penunduk sendiri seperti yang dimiliki Rahendra, dikatakan bahwa Batin Penunduk biasanya memiliki seekor hewan mistis yang ditakdirkan untuk dirinya, tapi tak jarang seseorang yang memiliki batin penunduk memiliki lebih dari satu ekor hewan mistis itu dikarenakan tingaktan Batin penunduk yang telah diasah melalui meditasi.

Untuk semua kekuatan Batin sebenarnya melalui tahapan yang sama yaitu pengumpulan Energi dan pelepasan energi.

kuil Ruhsuci bukan sekedar gua kosong, tapi memiliki berbagai macam perpustakaan dan gulungan kuno didalamnya, ki reksa mengatakan bahwa untuk menjadi Satria yang hebat tidak melulu dengan latihan fisik, melainkan juga membaca adalah elemen yang penting untuk seorang Satria.

Selama Beberapa minggu berikutnya Ki Reksa terus melatih kemampuan bela diri dari Rahendra, siang dan malam. Dan ketika Ki Reksa pergi Rahendra akan bermeditasi sesuai arahan ki Reksa untuk lebih mendalami kekuatan Batinnya dan mengikat jalinan dengan hewan mistis yang Ditakdirkan dengan Rahendra.

Ki Reksa menjelaskan Seseorang dengan Batin Penunduk akan mendapatkan Hewan Mistis pertamanya sebagai bagian dari Takdir hidupnya, Konon Hewan mistis pertama yang memiliki takdir dengan Sang pemilik Batin penunduk akan mampu dirasakan kehadirannya meski berada diujung Dunia sekali pun.

"Rahendra.. sudah 2 Minggu berlalu kekuatan bela Diri mu sudah mencapai Dasar seorang Satria Bumi, selanjutnya akan Ku turunkan ilmu Tongkat Naga. meskipun kamu bukan pemilik kekuatan Batin Senjata sepertiku, setidak nya guru berharap kamu bisa membela diri di pertempuran dengan kelincahanmu"

Ki Reksa mengajarkan Rahendra dengan sabar dan penuh perhatian, setiap waktu dari matahari terbit sampai matahari terbenam Jatuh dan bangun Rahendra lewati di dalam Kuil Ruhsuci.

Satu tahun berlalu, Ki Reksa membagikan semua pengetahuan nya pada murid satu satunya yang paling ia banggakan, berharap muridnya mampu menjadi seseorang yang lebih hebat darinya kelak.

"Rahendra... Tunjukan kemampuanmu padaku"

"Baik guru"

"Prajurit!"

10 orang prajurit dari kasta Satria Bumi berkekuatan Batin Senjata mengelilingi Rahendra sekarang saat ini.

"Ini adalah prajurit milik ku yang terlemah tapi jangan salah Rahendra, mereka seorang Satria Bumi sama sepertimu, mereka telah melewati banyak pertempuran. jangan lengah!"

"Baik guru... aku mengerti"

*Bamm!!

Seorang Pengguna Gada besi meretakan sedikit Tanah mengarah pada tubuh Rahendra, tapi mampu Rahendra hindari dengan lincah.

*Trangg!!

Suara Pedang yang beradu dengan Tongkat pusaka milik Rahendra. sungguh luar biasa Rahendra kini berputar putar dengan tongkatnya menari-nari kesana kemari memukul mundur semua prajurit yang menyerangnya. Dan sekali lagi maji ke kerumunan prajurit.

*Brakkk!

seorang prajurit terpukul dibagian kaki belakanh dan terjatuh. suara senjata yang beradu di udara nampak tak ada hentinya dalam beberapa menit kedepan, namun Rahendra seolah lincah menari kesana kemari seperti seekor naga yang meliak liuk di awan.

*Brakkk! bssstt!

Tongkat pusaka Rahendra mulai mengenai Prajurit satu persatu hingga dalam 15 menit kedepan para prajurit pun tumbang berjatuhan.

"kau bertambah kuat saja Rahendra!" ujar salah tau prajurit.

"heheh maaf kalau aku keterlaluan" Rahendra meraih tangan para prajurit satu persatu dan membangunkan prajurit yang masih bisa untuk bangun.

"Medis! Obati mereka" Ki reksa berujar pada tim medis pribadinya yang memiliki cabang dari kekuatan Batin Alam air & tanaman yaitu penyembuhan.

"Bagus Rahendra, Guru bangga denganmu"

ki Reksa memeluk Rahendra.

"Uhukk... Guru.. aku tidak bisa bernafas"

"Ohh heheh maafkan Guru terlalu bersemangat"

"Guru..."

"Ada apa nak? mengapa begitu murung?"

"Guru... aku masih belum menjalin ikatan Batin dengan Hewan Mistis yang ditakdirkan untuk ku, bahkan dalam meditasi ku selama ini aku belum mampu menemukan petunjuk keberadan nya"

Terpopuler

Comments

pasker rantau

pasker rantau

awal yg baik

2021-01-01

0

Dani

Dani

Mulai seru

2020-02-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!