Hopeless

Hopeless

Capture satu

"Daddy, Aku gak mau sekolah Disana!! Aku mau sekolah di Ausie aja!" suara gadis itu menggelegar di ruang kerja Mr. Smith Wilkinson di sebuah rumah megah bak istana.

Mr. Wilkinson saat ini sedang meneliti kemajuan proyek yang sedang dia kerjakan, proyek penting yang melibatkan beberapa company lain yang cukup berpengaruh di Dunia industri saat ini.

Lelaki dewasa itu menghela nafas lelah, putrinya telah berubah. Jauh menjadi lebih berisik dari terakhir kali mereka bertemu.

Meski sejak kecil putrinya senang berteriak dalam situasi apapun,tetap saja semakin tahun suaranya seakan bertambah satu oktaf, semakin melengking dan keras.

"Nona Lunetta Azura Wilkinson, Pelankan Suaramu!" tegas lelaki separuh baya itu, meski usianya sudah hampir kepala 5, namun wibawa dan ketegasannya tidak meluntur.

Walau tidak sedikit kerutan diwajahnya menandakan kerja keras yang selama ini dia lakukan.

Mr. Wilkinson atau lebih akrab dipanggil Mr. Smith adalah pengusaha yang bersaing di Industri dunia. Beberapa proyek yang dia kerjakan bahkan menjadi proyek yang paling berhasil dan diperhitungkan di Manca negara.

Wilayah perusahaannya juga tidak hanya di kawasan Indonesia, tentu beliau mencari negara yang berpotensi untuk mengembangkan usahanya, hingga usahanya dapat berkembang pesat dalam kurun waktu 20 tahun ini.

Hal itu tentu harus dibayar dengan harga yang mahal, waktu bersama keluarga yang sangat sedikit, bahkan harus melihat perkembangan anak-anaknya dari orang lain. Cukup mahal bukan?

Setiap beberapa hari setahun dia pulang ke Indonesia, saat itulah telinganya harus diperiksa ke THT. Suara nyaring nan melengking milik anaknya sangat memekakan telinga.

"Dad, kenapa Dad daftarin aku ke Sekolah laki-laki itu? Aku gak mau dad, kalau aku jadi laki-laki bagaimana?" cerca Luna dengan pertanyaan yang bertubi, membuat Mr. Wilkinson menutup sebelah matanya untuk mengurangi freukensi suara yang cukup tinggi.

Bagaimana Luna tau begitu cepat?

Siapa yang memberitahu gadis itu tentang hal ini? - Batin Mr. Smith

Mr. Wilkinson menatap wajah Luna yang berubah, dengan pipi mengembung dan wajah yang memerah, membuatnya meneguk saliva dengan tegang.

Bumi gonjang ganjing telinga saya akan pengang sebentar lagi - sambung batinnya

"DADDY!" Teriak gadis itu, membuat Mr. Smith memejamkan mata dan merasakan pengang (dengung) di telinganya.

Benar kan!!?

Bagaimana mungkin aku memiliki anak yang sangat berisik seperti ini?

"Daddy kirim kamu ke sekolah itu biar Kamu jadi mandiri dan disiplin jangan cuma bisa hambur-hamburin uang," Jelas Mr. Smith pada putrinya. Meski Lunetta adalah gadis yang manja dan berisik, tidak dipungkiri jika Mr. Smith sangat menyayanginya.

Sejak kecil Luna -panggilan Lunetta- sudah ditinggalkan oleh ibunya dan hidup tanpa kehadiran Ibu tentu tidaklah mudah.

Lunetta sering merasa iri saat teman-temannya memeluk Ibu mereka di berbagai kesempatan.

Sedangkan dia? Bahkan mengingat wajah ibunya secara jelaspun tidak, sungguh malang. Apalagi Mr. Smith yang menjadi sangat sibuk tidak pernah menemaninya bermain.

Dia tumbuh menjadi putri kecil yang segala permintaannya terpenuhi. Sebutkan benda apa yang tidak bisa dia beli, pasti tidak ada, itu adalah cara yang dipilih Mr. Wilkinson untuk mengganti waktu kebersamaan yang terbuang.

Setiap bulan Luna bersama 3 sahabatnya selalu menghabiskan waktu di luar negeri untuk berlibur, setidaknya setiap minggu mereka akan makan siang serta belanja di singapura , hal itu dinilai sudah cukup keterlaluan bagi Mr. Wilkinson.

"Sekolah di Ausie kan juga bisa dad, Luna gak mau ah," keukeuh Luna dengan tangan bersedekap dan mulut yang mengerucut, mirip seperti anak TK yang tidak dibelikan balon

"Daddy gak bilang akan memberi mu pilihan. Tapi karna kamu meminta pilihan, baiklah, daddy kasih kamu pilihan." Senyum miring mulai terlihat di sudut bibir Mr. Smith, membuat Luna sedikit khawatir dibuatnya.

"Kamu pilih bersekolah di SMK itu atau ...." Mr. Smith mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari dan melirik Luna yang gelisah, sesekali Mr. Smith ingin menggoda puterinya.

perasaan Luna mulai tak enak saat ini, hmmm sepertinya ini akan menjadi akhir bagi Luna

"Kamu sekolah di Ausie tapi 99% fasilitas kamu Daddy sita."

What The Heaven!!

bapak gue pasti bercanda. gak,gak ini gak bener. April mop, iya pasti April mop. - Luna

Meski sebenarnya ini sudah memasuki bulan Juni, entah apa yang dipikirkan gadis berparas cantik itu yang jelas dia nampak frustasi.

Mau tidak mau Luna harus setuju dengan permintaan, ah bukan, maksudnya perintah Mr. Smith untuk bersekolah teknik yang mayoritas menghuninya adalah pria.

Lunetta berjalan keluar ruangan dengan lesu dan kesal, mungkin baru kali ini permintaannya tidak terpenuhi, bahkan dia diancam untuk menuruti kemauan papanya.

Lunetta mengambil salah satu ponsel berlambang apel yang sudah dimakan separuh dari lemari kaca yang cukup besar. Di lemari itu terdapat jejeran ponsel berlambang sama dari berbagai tipe.

Yaps, jika gadis lain suka mengoleksi sepatu atau tas, Lunetta lebih suka mengoleksi ponsel, bahkan dia sering membeli tanpa memakainya dan hanya untuk pajangan saja.

Setelah mencari beberapa nomor dan memilih satu, dia mendekatkan ponsel itu ke telinganya.

"Adeeeellll, gue mau cerita ke kalian semua, dinner bareng yah sekalian liburan."

"....."

"Bosen kesana mulu, Australia aja, tiket gue aja yang urus, terima beres."

"......"

"Oke kabarin yang lain yaa sore ini kita berangkat."

Lunetta menutup kembali lemari setelah menelpon seseorang lalu memasukkan ponselnya ke dalam tas dan bergegas menuju kasurnya yang muat untuk 4 orang.

Saat masuk ke kamar dan merebahkan dirinya di atas tahtanya, ponsel yang ada di dalam tasnya berbunyi.

"Halo?"

"Oke mas, makasih." Luna tersenyum puas karena sudah membereskan persoalan tiket pesawat, dia sudah memesan 4 tiket VVIP dengan tambahan biaya karena dia ingin di prioritaskan.

Uang memang sedang berkuasa dalam kehidupan Luna.

***

"Eh nanti kita di Ausie mau ngapain aja?" tanya Adel yang memulai percakapan setelah mereka duduk nyaman didalam mobil.

"Gue cuma mau cerita sesuatu sih, setelah itu ya terserahlah mau ngapain," jawab Luna dengan enteng

"Anjir, kalau gitu mending ke kamar Lo aja lah, udah tahu gue mageran," sahut Key yang mencari earphone miliknya.

"Bosen kalik ah ke kamar gue mulu, ke Singapore juga udah sering banget, sekali kali main ke Ausie," ujar Luna sambil melirik ketiga temannya yang duduk dibelakang.

"Eh Lun, Lo belum masukin berkas ke SMA pilihan kita ya? Kita bertiga aja udah loh," sahut Lucy tiba-tiba. Memang sudah menjadi kebiasaannya menyahut perkataan orang dengan topik yang lain.

"Itu dia yang mau gue omongin, gue itu.."

Braakk

"AAWW." Suara teriakan 4 gadis dalam 1 mobil itu terdengar nyaring.

"Aduhh gimana sih pak?" teriak Luna protes, sementara 3 temannya meringis memegang jidat mereka.

"Maaf non, itu mobil depan berhenti mendadak."

Dengan decakan Luna keluar dari mobilnya dan menghampiri mobil sport mewah di depannya. Demi apapun dia akan menyemprot orang yang tidak bisa menyetir dengan benar.

Mobil boleh mahal tapi tetap saja bila tidak bisa menyetir janganlah banyak gaya, kasihan kan pengguna jalan lain.

~Tok tok tok

"HEH! Keluar Lo," Ujar gadis itu keras sambil mengetuk kaca mobil didepannya.

"Keluar Lo bocah! Lo Bisa nyetir mobil gak? Ngerem mendadak, lo pikir ini jalan om tante lo?! bikin mobil gue na.." Perkataan gadis itu terhenti saat pemilik mobil keluar.

~Deg

"Jodoh gue," gumam Luna tanpa sadar

"Eh maaf, saya gak sengaja. saya gak tahu nih mobil saya begini sendiri. Saya bakal ganti semua kerusakannya kok," Ujar lelaki berparas sangat menawan membuat Luna hanya menatapnya dengan melongo

"Kamu Pasti Jodoh aku," Ujar Luna yang belum kembali ke alam sadar

"Hah? Maksudnya?" tanya lelaki itu yang kini menatap Luna dengan aneh.

"Eh,  emmm Kamu harus gantiin kerusakan mobil Aku. Iya.. Harus. Tuh lihat mobil Aku penyok semua," Adu Luna menunjuk ke arah mobilnya. Meski kini wajah Luna memerah dan bicaranya tergagap.

"Setau saya, setau saya nih ya, mobil SUV memang bentuknya begitu." Kini lelaki itu memasang wajah kesal namun juga tersenyum sambil menunjuk mobil yang menabrak mobilnya

"Eh, Iya ya," Ujar Luna menggaruk pipinya. Luna malu.

"Hahahaha, wajah kamu merah gitu. Udah santai aja, gimanapun juga Saya yang salah."

Luna masih terdiam namun kali ini tersenyum. Nampak manis. Sungguh Luna kehabisan kata-kata saat melihat tawa lelaki di depannya.

Manis - batin lelaki itu.

Sementara itu di dalam mobil Luna terdapat 4 orang yang penasaran namun juga jengah melihat 2 orang di depan mereka malah asyik tertawa-tawa

Pak Jono pun tidak berani keluar karena tadi sudah diberi pesan oleh Luna untuk diam.

Luna yakin yang menyetir mobil mahal itu lelaki dan pastinya Luna akan menang bila berdebat, nyatanya Luna salah. Memang yang menyetir mobil itu lelaki, namun Luna tidak tau jika lelaki itu sangat manis hingga Luna kicep seketika.

"Eemm gini aja, ini kartu nama Saya. Saya bakal ganti semua kerusakan mobil Kamu, Saya tau servis mobil Kamu gak bakal murah"

"Eh gak usah kalik, gak usah Kamu gantiin. cuma lecet kan."

"Kalau papa atau mama Kamu tahu gak dimarahi tuh?" wajar saja lelaki itu khawatir. karena memperbaiki lecet di mobil ini bisa untuk membeli mobil baru.

"Mobil ini udah Hak Milik Aku. santai aja," ujar Luna masih dengan senyumnya

"Saya laki-laki bertanggung jawab. Saya bakal gantiin, ini kartu nama Saya dan Saya minta kartu nama Kamu sekalian," entah kerasukan apa lelaki itu secara naluri meminta kartu nama Luna.

Luna pun menerima kartu nama itu dan memberi lelaki itu kartu nama. Setelah itu Luna kembali ke dalam mobilnya dengan senyum merekah. Sangat berbeda saat dia keluar dari mobil

"Kerasukan nih anak," Ujar Lucy

"Nah kan tadi bilang mau bikin orang itu sujud minta maaf," ujar Key menimbali

"Elaaah kicep juga ternyata dia, whahahaha," seru Adel sembari tertawa diikuti ketiga temannya

"Jalan pak." Seolah tuli, Luna malah meminta pak Jono melanjutkan perjalanan sambil terus tersenyum. Dibalik Casing Ponselnya terdapat kartu nama lelaki tadi.

Adel, Lucy, dan Key tidak melihat dengan jelas wajah lelaki tadi. Luna bersyukur mereka tidak melihat, jika tidak mereka pasti sudah heboh dan centil. Sangat mengganggu.

Luna kan lagi sibuk. Sibuk memikirkan pangeran tampan. Ah bukan hanya pangeran, tapi jodohnya.

"Eh lo kenal sama yang nabrak?" tanya Adel seketika membuat Lucy dan Key tertarik.

Luna hanya menggeleng tanpa menghilangkan senyumnya. Membuat 3 gadis di kursi tengah bergidik ngeri.

"Lun, lo bikin gue ngeri," ujar Lucy mewaliki yang lain

"Heh! Pesawat kita berangkat 45 menit lagi! Buruan! Kita belum Boarding juga."

"WHAT!!!!" Teriak lainnya saat Key berteriak seusai melihat ke jam tangannya

Padahal sebelum mereka menabrak, mereka memiliki waktu satu jam, itu berarti Luna dan lelaki tadi sudah berbincang sekitar 15 menit.

Rekor untuk Luna yang betah berbincang dengan orang yang tidak dikenal. Luna adalah orang yang Cuek dan dingin dengan orang baru.

Dengan buru-buru mereka berlari agar tidak ketinggalan pesawat. Sambil menyelam minum air, sambil berlari mereka mengomeli Luna.

yaps, karena Luna juga kan mereka harus berlari? Mereka tidak bisa menyalahkan lelaki yang bahkan tidak diketahui namanya.

Hingga akhirnya mereka bisa duduk dengan tenang di kursi VVIP, menghela nafas karena mereka tidak tertinggal pesawat. Tidak habis pikir dengan Luna, padahal mereka bisa naik pesawat pribadi.

Key, Adel, Luna dan Lucy. Mereka dipertemukan saat SMP dan merasa cocok satu sama lain, salah satunya masalah harta dan perekonomian.

Mereka dikenal dengan The Highclass gank, bukan mereka yang membuat julukan itu, entah mengapa orang menyebut mereka begitu.

Mereka Kaya, sangat kaya. Orang tua mereka CEO di Perusahaan besar se Asia dan sekitarnya, khusus Luna lebih dari itu.

Meski jauh dari kata kekurangan, mereka tidak pernah sombong. Mereka bahkan tidak jarang menghutang di kantin karena uang saku mereka masih berbentuk kartu.

"Lo sih Lun, hilang setengah nih nafas gue," keluh Lucy yang termasuk dalam anak lemah otak, berbicara dengannya memicu serangan jantung, tekanan darah tinggi dan Stroke mendadak.

"Iya maaf."

"Mana Luna malah ngobrol lama terus kita dikacangin, dasar temen tissue." Luna hanya terkekeh mendengar celaan teman-temannya, perasaannya sedang dalam keadaan baik, tidak ingin membuat mood nya memburuk dengan meladeni mereka.

"Eh kita udah check in Hotel belum sih?" tanya Lucy setelah beberapa saat hening.

"Belum sih, kenapa?" sahut Key yang bingung melihat ekspresi bingung Lucy.

"Terus kita habis ini mau kemana? Masak habis Landing kita langsung jalan- jalan? Gak asyik dong jalan-jalan masih bawa banyak barang gini, kan.."

"Berisik deh," potong Adel yang mulai malas mendengar Lucy berbicara.

"Ih, kan gue nanya, terus emang mau gimana?" tanya Lucy tidak terima dikatai berisik.

"Kan gue ada apartemen di Ausie, terus kalau mau check in hotel pun apa susahnya? tinggal check in. Kenapa harus dipikir repot sih?" kesal Adel dengan tingkat otak Lucy yang dibawah standart.

"Oh, iya juga ya. Hehehe, ya maaf," ujar Lucy dengan menggaruk kepalanya dengan tidak enak. Sementara yang lain hanya memutar bola matanya dengan malas.

"Katanya lo mau marahin dia? Kenapa malah ketawa-tawa?" tanya Key yang memang memiliki tingkat kepo lebih tinggi dari teman-temannya. Apalagi topik tadi terputus karena Lucy yang tiba-tiba menyahut namun out of topic

"Karna dia ganteng." Pernyataan Luna membuat 3 gadis itu menegakkan tubuhnya.

Ganteng bagi Luna? tidak salah? bahkan Justin Bieber pun dikatainya tampang pas-pasan. Lantas seberapa tampan lelaki itu? pasti sangat tampan.

"Kenapa deh lo pada?" tanya Luna dengan wajah aneh dan risih.

"Gakpapa. Terus orang itu ganti rugi?" tanya Adel ikut bersuara

"Ganti kok," jawab Luna yang kembali tersenyum

"Diganti pakai apa?" tanya Key dengan raut bingung melihat wajah Luna yang tersenyum sedari tadi

"Pakai Cinta."

"HAH?"

"Lo kenal sama cowok tadi?" tanya Lucy dengan tampang aneh

"Kenal lah," sahut Luna spontan dan percaya diri

"Lah? Emang cowok tadi siapa?" tanya Lucy lagi. Sungguh gadis itu merasa aneh dengan perilaku Luna

"Jodoh Gue."

3 orang lainnya menepuk jidat bersama

"Luna gila!"

Terpopuler

Comments

scarlett Pixie

scarlett Pixie

👍

2021-07-28

0

Emylia Santi

Emylia Santi

Lucu jg ceritanya thor, tapi orang kaya jodohnya orang kaya jg, kurang menantang dong. . .
Saya lanjut deh thorr, bikin penasaran 😁

2021-03-23

0

Hahanyxyz

Hahanyxyz

Wah bagus sekali kak ceeritanya.. alurnya menarik.

Oh iya jgn lupa mampir ya kak di cerita aku.

Young mariage
Captain loreng & guru cantik.

Trims

2020-12-25

0

lihat semua
Episodes
1 Capture satu
2 Chapter Dua
3 Chapter Tiga
4 Chapter Empat
5 Capture Lima
6 Capture Enam
7 Capture Tujuh
8 Capture 8
9 Capture 9
10 Capture 10
11 Capture 11
12 Capture 12
13 Capture 13
14 Capture 14
15 Capture 15 (End)
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 chapter 75
76 chapter 76
77 chapter 77
78 chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Salam dari Author
101 Chapter 100
102 Chapter 101
103 Chapter 102
104 Chapter 103
105 Chapter 104
106 105
107 Chapt. 106
108 Chapt. 107
109 Chapt 108
110 Chapt 109
111 Chapt 110
112 Chapt 111
113 Chapt 112
114 chapt 113
115 Chapt. 114
116 Chapt 115
117 Chapt 116
118 Chapt 117
119 Chapt 118
120 Chapt 119
121 chapt 120
122 chapt 121
123 Chapt 122
124 Chapt 123
125 Chapt 124
126 chapter 125
127 Chapter 126
128 Chapter 127
129 Chapter 128
130 Chapter 129
131 Chapter 130
132 Chapter 131
133 Chapter 132
134 Chapter 133
135 Chapter 134
136 Chapter 135
137 Chapter 136
138 Chapter 137 - Spesial part Luna's PoV
139 Chapter 138 - Special Darrel's PoV
140 Chapter 139 - Special Radith's PoV
141 Chapter 140
142 Chapter 141
143 Chapter 142
144 Chapter 143
145 Chapter 144
146 Chapter 145
147 Chapter 146
148 Chapter 147
149 Chapter 148
150 Chapter 149
151 Chapter 150
152 Chapter 151
153 Chapter 152
154 Chapter 153
155 Chapter 154
156 Chapter 155
157 Chapter 156
158 Chapter 157
159 Chapter 158
160 Chapter 159
161 Chapter 160
162 Chapter 161
163 Chapter 162
164 Chapter 163
165 Chapter 164
166 Chapter 165
167 Chapter 166
168 Chapter 167
169 Annyeong
170 Chapter 168
171 Chapter 169
172 Chapter 170
173 Chapter 171
174 Chapter 172
175 Chapter 173
176 Chapter 174
177 Chapter 175
178 Chapter 176
179 Chapter 177
180 Chapter 178
181 Chapter 179
182 Chapter 180
183 Chapter 181
184 Chapter 182
185 Chapter 183
186 Chapter 184
187 Chapter 185
188 Chapter 186
189 Chapter 187
190 Chapter 188
191 Chapter 189
192 Chapter 190
193 Chapter 191
194 Chapter 192
195 Chapter 193
196 Chapter 194
197 Chapter 195
198 Just for Fun ( Visual Hopeless)
199 S2 - Bab 1
200 S2 - bab 2
201 S2 - Bab 3
202 S2 - Bab 4
203 S2 - Bab 5
204 S2 - Bab 6
205 S2 - Bab 7
206 S2 - bab 8
207 S2 - Bab 9
208 S2 - Bab 10
209 S2 - Bab 11
210 S2 - Bab 12
211 S2 - Bab 13
212 S2 - Bab 14
213 S2 - Bab 15
214 S2 - Bab 16
215 S2 - Bab 17
216 S2 - Bab 18
217 S2 - Bab 19
218 S2 - Bab 20
219 S2 - Bab 21
220 S2 - Bab 22
221 S2 - Bab 23
222 S2 - Bab 24
223 S2 - Bab 25
224 S2 - Bab 26
225 S2 - Bab 27
226 S2 - Bab 28
227 S2 - Bab 29
228 S2 - Bab 30
229 S2- Bab 31
230 S2 - Bab 32
231 S2 - Bab 33
232 S2 - Bab 34
233 S2 - Bab 35
234 S2 - Bab 36
235 S2. - Bab 37
236 S2 - Bab 38
237 S2 - Bab 39
238 S2 - Bab 40
239 S2 - Bab 41
240 S2 - Bab 42
241 S2 - Bab 43
242 S2 - Bab 44
243 S2 - Bab 45
244 S2 - Bab 46
245 S2 - Bab 47
246 S2 - Bab 48
247 S2 - Bab 49
248 S2 - Bab 50
249 S2 - Bab 51
250 S2 - Bab 52
251 S2 - Bab 53
252 S2 - Bab 54
253 S2 - Bab 55
254 S2 - Bab 56
255 S2 - Bab 57
256 S2 - Bab 58
257 S2 - Bab 59
258 S2 - Bab 60
259 S2 - Bab 61
260 S2 - Bab 62
261 S2 - Bab 63
262 S2 - Bab 64
263 S2 - Bab 65
264 S2 - Bab 66
265 S2 - Bab 67
266 S2 - Bab 68
267 S2 - Bab 69
268 S2 - Bab 70
269 S2 - Bab 71
270 S2 - Bab 72
271 S2 - Bab 73
272 S2 - Bab 74
273 S2 - Bab 75
274 S2- Bab 76
275 S2 - Bab 77
276 S2 - Bab 78
277 S2 - Bab 79
278 S2 - Bab 80
279 S2 - Bab 81
280 S2 - Bab 82
281 Kenapa Bukan Radith?
282 S2 - Bab 83
283 S2 - Bab 84
284 S2 - Bab 85
285 S2 - Bab 86
286 S2 - LAST
287 Teaser
288 Flashback Raluna
289 Novel Baru. Kehidupan Kedua
Episodes

Updated 289 Episodes

1
Capture satu
2
Chapter Dua
3
Chapter Tiga
4
Chapter Empat
5
Capture Lima
6
Capture Enam
7
Capture Tujuh
8
Capture 8
9
Capture 9
10
Capture 10
11
Capture 11
12
Capture 12
13
Capture 13
14
Capture 14
15
Capture 15 (End)
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
chapter 75
76
chapter 76
77
chapter 77
78
chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Salam dari Author
101
Chapter 100
102
Chapter 101
103
Chapter 102
104
Chapter 103
105
Chapter 104
106
105
107
Chapt. 106
108
Chapt. 107
109
Chapt 108
110
Chapt 109
111
Chapt 110
112
Chapt 111
113
Chapt 112
114
chapt 113
115
Chapt. 114
116
Chapt 115
117
Chapt 116
118
Chapt 117
119
Chapt 118
120
Chapt 119
121
chapt 120
122
chapt 121
123
Chapt 122
124
Chapt 123
125
Chapt 124
126
chapter 125
127
Chapter 126
128
Chapter 127
129
Chapter 128
130
Chapter 129
131
Chapter 130
132
Chapter 131
133
Chapter 132
134
Chapter 133
135
Chapter 134
136
Chapter 135
137
Chapter 136
138
Chapter 137 - Spesial part Luna's PoV
139
Chapter 138 - Special Darrel's PoV
140
Chapter 139 - Special Radith's PoV
141
Chapter 140
142
Chapter 141
143
Chapter 142
144
Chapter 143
145
Chapter 144
146
Chapter 145
147
Chapter 146
148
Chapter 147
149
Chapter 148
150
Chapter 149
151
Chapter 150
152
Chapter 151
153
Chapter 152
154
Chapter 153
155
Chapter 154
156
Chapter 155
157
Chapter 156
158
Chapter 157
159
Chapter 158
160
Chapter 159
161
Chapter 160
162
Chapter 161
163
Chapter 162
164
Chapter 163
165
Chapter 164
166
Chapter 165
167
Chapter 166
168
Chapter 167
169
Annyeong
170
Chapter 168
171
Chapter 169
172
Chapter 170
173
Chapter 171
174
Chapter 172
175
Chapter 173
176
Chapter 174
177
Chapter 175
178
Chapter 176
179
Chapter 177
180
Chapter 178
181
Chapter 179
182
Chapter 180
183
Chapter 181
184
Chapter 182
185
Chapter 183
186
Chapter 184
187
Chapter 185
188
Chapter 186
189
Chapter 187
190
Chapter 188
191
Chapter 189
192
Chapter 190
193
Chapter 191
194
Chapter 192
195
Chapter 193
196
Chapter 194
197
Chapter 195
198
Just for Fun ( Visual Hopeless)
199
S2 - Bab 1
200
S2 - bab 2
201
S2 - Bab 3
202
S2 - Bab 4
203
S2 - Bab 5
204
S2 - Bab 6
205
S2 - Bab 7
206
S2 - bab 8
207
S2 - Bab 9
208
S2 - Bab 10
209
S2 - Bab 11
210
S2 - Bab 12
211
S2 - Bab 13
212
S2 - Bab 14
213
S2 - Bab 15
214
S2 - Bab 16
215
S2 - Bab 17
216
S2 - Bab 18
217
S2 - Bab 19
218
S2 - Bab 20
219
S2 - Bab 21
220
S2 - Bab 22
221
S2 - Bab 23
222
S2 - Bab 24
223
S2 - Bab 25
224
S2 - Bab 26
225
S2 - Bab 27
226
S2 - Bab 28
227
S2 - Bab 29
228
S2 - Bab 30
229
S2- Bab 31
230
S2 - Bab 32
231
S2 - Bab 33
232
S2 - Bab 34
233
S2 - Bab 35
234
S2 - Bab 36
235
S2. - Bab 37
236
S2 - Bab 38
237
S2 - Bab 39
238
S2 - Bab 40
239
S2 - Bab 41
240
S2 - Bab 42
241
S2 - Bab 43
242
S2 - Bab 44
243
S2 - Bab 45
244
S2 - Bab 46
245
S2 - Bab 47
246
S2 - Bab 48
247
S2 - Bab 49
248
S2 - Bab 50
249
S2 - Bab 51
250
S2 - Bab 52
251
S2 - Bab 53
252
S2 - Bab 54
253
S2 - Bab 55
254
S2 - Bab 56
255
S2 - Bab 57
256
S2 - Bab 58
257
S2 - Bab 59
258
S2 - Bab 60
259
S2 - Bab 61
260
S2 - Bab 62
261
S2 - Bab 63
262
S2 - Bab 64
263
S2 - Bab 65
264
S2 - Bab 66
265
S2 - Bab 67
266
S2 - Bab 68
267
S2 - Bab 69
268
S2 - Bab 70
269
S2 - Bab 71
270
S2 - Bab 72
271
S2 - Bab 73
272
S2 - Bab 74
273
S2 - Bab 75
274
S2- Bab 76
275
S2 - Bab 77
276
S2 - Bab 78
277
S2 - Bab 79
278
S2 - Bab 80
279
S2 - Bab 81
280
S2 - Bab 82
281
Kenapa Bukan Radith?
282
S2 - Bab 83
283
S2 - Bab 84
284
S2 - Bab 85
285
S2 - Bab 86
286
S2 - LAST
287
Teaser
288
Flashback Raluna
289
Novel Baru. Kehidupan Kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!