Hopeless
"Daddy, Aku gak mau sekolah Disana!! Aku mau sekolah di Ausie aja!" suara gadis itu menggelegar di ruang kerja Mr. Smith Wilkinson di sebuah rumah megah bak istana.
Mr. Wilkinson saat ini sedang meneliti kemajuan proyek yang sedang dia kerjakan, proyek penting yang melibatkan beberapa company lain yang cukup berpengaruh di Dunia industri saat ini.
Lelaki dewasa itu menghela nafas lelah, putrinya telah berubah. Jauh menjadi lebih berisik dari terakhir kali mereka bertemu.
Meski sejak kecil putrinya senang berteriak dalam situasi apapun,tetap saja semakin tahun suaranya seakan bertambah satu oktaf, semakin melengking dan keras.
"Nona Lunetta Azura Wilkinson, Pelankan Suaramu!" tegas lelaki separuh baya itu, meski usianya sudah hampir kepala 5, namun wibawa dan ketegasannya tidak meluntur.
Walau tidak sedikit kerutan diwajahnya menandakan kerja keras yang selama ini dia lakukan.
Mr. Wilkinson atau lebih akrab dipanggil Mr. Smith adalah pengusaha yang bersaing di Industri dunia. Beberapa proyek yang dia kerjakan bahkan menjadi proyek yang paling berhasil dan diperhitungkan di Manca negara.
Wilayah perusahaannya juga tidak hanya di kawasan Indonesia, tentu beliau mencari negara yang berpotensi untuk mengembangkan usahanya, hingga usahanya dapat berkembang pesat dalam kurun waktu 20 tahun ini.
Hal itu tentu harus dibayar dengan harga yang mahal, waktu bersama keluarga yang sangat sedikit, bahkan harus melihat perkembangan anak-anaknya dari orang lain. Cukup mahal bukan?
Setiap beberapa hari setahun dia pulang ke Indonesia, saat itulah telinganya harus diperiksa ke THT. Suara nyaring nan melengking milik anaknya sangat memekakan telinga.
"Dad, kenapa Dad daftarin aku ke Sekolah laki-laki itu? Aku gak mau dad, kalau aku jadi laki-laki bagaimana?" cerca Luna dengan pertanyaan yang bertubi, membuat Mr. Wilkinson menutup sebelah matanya untuk mengurangi freukensi suara yang cukup tinggi.
Bagaimana Luna tau begitu cepat?
Siapa yang memberitahu gadis itu tentang hal ini? - Batin Mr. Smith
Mr. Wilkinson menatap wajah Luna yang berubah, dengan pipi mengembung dan wajah yang memerah, membuatnya meneguk saliva dengan tegang.
Bumi gonjang ganjing telinga saya akan pengang sebentar lagi - sambung batinnya
"DADDY!" Teriak gadis itu, membuat Mr. Smith memejamkan mata dan merasakan pengang (dengung) di telinganya.
Benar kan!!?
Bagaimana mungkin aku memiliki anak yang sangat berisik seperti ini?
"Daddy kirim kamu ke sekolah itu biar Kamu jadi mandiri dan disiplin jangan cuma bisa hambur-hamburin uang," Jelas Mr. Smith pada putrinya. Meski Lunetta adalah gadis yang manja dan berisik, tidak dipungkiri jika Mr. Smith sangat menyayanginya.
Sejak kecil Luna -panggilan Lunetta- sudah ditinggalkan oleh ibunya dan hidup tanpa kehadiran Ibu tentu tidaklah mudah.
Lunetta sering merasa iri saat teman-temannya memeluk Ibu mereka di berbagai kesempatan.
Sedangkan dia? Bahkan mengingat wajah ibunya secara jelaspun tidak, sungguh malang. Apalagi Mr. Smith yang menjadi sangat sibuk tidak pernah menemaninya bermain.
Dia tumbuh menjadi putri kecil yang segala permintaannya terpenuhi. Sebutkan benda apa yang tidak bisa dia beli, pasti tidak ada, itu adalah cara yang dipilih Mr. Wilkinson untuk mengganti waktu kebersamaan yang terbuang.
Setiap bulan Luna bersama 3 sahabatnya selalu menghabiskan waktu di luar negeri untuk berlibur, setidaknya setiap minggu mereka akan makan siang serta belanja di singapura , hal itu dinilai sudah cukup keterlaluan bagi Mr. Wilkinson.
"Sekolah di Ausie kan juga bisa dad, Luna gak mau ah," keukeuh Luna dengan tangan bersedekap dan mulut yang mengerucut, mirip seperti anak TK yang tidak dibelikan balon
"Daddy gak bilang akan memberi mu pilihan. Tapi karna kamu meminta pilihan, baiklah, daddy kasih kamu pilihan." Senyum miring mulai terlihat di sudut bibir Mr. Smith, membuat Luna sedikit khawatir dibuatnya.
"Kamu pilih bersekolah di SMK itu atau ...." Mr. Smith mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari dan melirik Luna yang gelisah, sesekali Mr. Smith ingin menggoda puterinya.
perasaan Luna mulai tak enak saat ini, hmmm sepertinya ini akan menjadi akhir bagi Luna
"Kamu sekolah di Ausie tapi 99% fasilitas kamu Daddy sita."
What The Heaven!!
bapak gue pasti bercanda. gak,gak ini gak bener. April mop, iya pasti April mop. - Luna
Meski sebenarnya ini sudah memasuki bulan Juni, entah apa yang dipikirkan gadis berparas cantik itu yang jelas dia nampak frustasi.
Mau tidak mau Luna harus setuju dengan permintaan, ah bukan, maksudnya perintah Mr. Smith untuk bersekolah teknik yang mayoritas menghuninya adalah pria.
Lunetta berjalan keluar ruangan dengan lesu dan kesal, mungkin baru kali ini permintaannya tidak terpenuhi, bahkan dia diancam untuk menuruti kemauan papanya.
Lunetta mengambil salah satu ponsel berlambang apel yang sudah dimakan separuh dari lemari kaca yang cukup besar. Di lemari itu terdapat jejeran ponsel berlambang sama dari berbagai tipe.
Yaps, jika gadis lain suka mengoleksi sepatu atau tas, Lunetta lebih suka mengoleksi ponsel, bahkan dia sering membeli tanpa memakainya dan hanya untuk pajangan saja.
Setelah mencari beberapa nomor dan memilih satu, dia mendekatkan ponsel itu ke telinganya.
"Adeeeellll, gue mau cerita ke kalian semua, dinner bareng yah sekalian liburan."
"....."
"Bosen kesana mulu, Australia aja, tiket gue aja yang urus, terima beres."
"......"
"Oke kabarin yang lain yaa sore ini kita berangkat."
Lunetta menutup kembali lemari setelah menelpon seseorang lalu memasukkan ponselnya ke dalam tas dan bergegas menuju kasurnya yang muat untuk 4 orang.
Saat masuk ke kamar dan merebahkan dirinya di atas tahtanya, ponsel yang ada di dalam tasnya berbunyi.
"Halo?"
"Oke mas, makasih." Luna tersenyum puas karena sudah membereskan persoalan tiket pesawat, dia sudah memesan 4 tiket VVIP dengan tambahan biaya karena dia ingin di prioritaskan.
Uang memang sedang berkuasa dalam kehidupan Luna.
***
"Eh nanti kita di Ausie mau ngapain aja?" tanya Adel yang memulai percakapan setelah mereka duduk nyaman didalam mobil.
"Gue cuma mau cerita sesuatu sih, setelah itu ya terserahlah mau ngapain," jawab Luna dengan enteng
"Anjir, kalau gitu mending ke kamar Lo aja lah, udah tahu gue mageran," sahut Key yang mencari earphone miliknya.
"Bosen kalik ah ke kamar gue mulu, ke Singapore juga udah sering banget, sekali kali main ke Ausie," ujar Luna sambil melirik ketiga temannya yang duduk dibelakang.
"Eh Lun, Lo belum masukin berkas ke SMA pilihan kita ya? Kita bertiga aja udah loh," sahut Lucy tiba-tiba. Memang sudah menjadi kebiasaannya menyahut perkataan orang dengan topik yang lain.
"Itu dia yang mau gue omongin, gue itu.."
Braakk
"AAWW." Suara teriakan 4 gadis dalam 1 mobil itu terdengar nyaring.
"Aduhh gimana sih pak?" teriak Luna protes, sementara 3 temannya meringis memegang jidat mereka.
"Maaf non, itu mobil depan berhenti mendadak."
Dengan decakan Luna keluar dari mobilnya dan menghampiri mobil sport mewah di depannya. Demi apapun dia akan menyemprot orang yang tidak bisa menyetir dengan benar.
Mobil boleh mahal tapi tetap saja bila tidak bisa menyetir janganlah banyak gaya, kasihan kan pengguna jalan lain.
~Tok tok tok
"HEH! Keluar Lo," Ujar gadis itu keras sambil mengetuk kaca mobil didepannya.
"Keluar Lo bocah! Lo Bisa nyetir mobil gak? Ngerem mendadak, lo pikir ini jalan om tante lo?! bikin mobil gue na.." Perkataan gadis itu terhenti saat pemilik mobil keluar.
~Deg
"Jodoh gue," gumam Luna tanpa sadar
"Eh maaf, saya gak sengaja. saya gak tahu nih mobil saya begini sendiri. Saya bakal ganti semua kerusakannya kok," Ujar lelaki berparas sangat menawan membuat Luna hanya menatapnya dengan melongo
"Kamu Pasti Jodoh aku," Ujar Luna yang belum kembali ke alam sadar
"Hah? Maksudnya?" tanya lelaki itu yang kini menatap Luna dengan aneh.
"Eh, emmm Kamu harus gantiin kerusakan mobil Aku. Iya.. Harus. Tuh lihat mobil Aku penyok semua," Adu Luna menunjuk ke arah mobilnya. Meski kini wajah Luna memerah dan bicaranya tergagap.
"Setau saya, setau saya nih ya, mobil SUV memang bentuknya begitu." Kini lelaki itu memasang wajah kesal namun juga tersenyum sambil menunjuk mobil yang menabrak mobilnya
"Eh, Iya ya," Ujar Luna menggaruk pipinya. Luna malu.
"Hahahaha, wajah kamu merah gitu. Udah santai aja, gimanapun juga Saya yang salah."
Luna masih terdiam namun kali ini tersenyum. Nampak manis. Sungguh Luna kehabisan kata-kata saat melihat tawa lelaki di depannya.
Manis - batin lelaki itu.
Sementara itu di dalam mobil Luna terdapat 4 orang yang penasaran namun juga jengah melihat 2 orang di depan mereka malah asyik tertawa-tawa
Pak Jono pun tidak berani keluar karena tadi sudah diberi pesan oleh Luna untuk diam.
Luna yakin yang menyetir mobil mahal itu lelaki dan pastinya Luna akan menang bila berdebat, nyatanya Luna salah. Memang yang menyetir mobil itu lelaki, namun Luna tidak tau jika lelaki itu sangat manis hingga Luna kicep seketika.
"Eemm gini aja, ini kartu nama Saya. Saya bakal ganti semua kerusakan mobil Kamu, Saya tau servis mobil Kamu gak bakal murah"
"Eh gak usah kalik, gak usah Kamu gantiin. cuma lecet kan."
"Kalau papa atau mama Kamu tahu gak dimarahi tuh?" wajar saja lelaki itu khawatir. karena memperbaiki lecet di mobil ini bisa untuk membeli mobil baru.
"Mobil ini udah Hak Milik Aku. santai aja," ujar Luna masih dengan senyumnya
"Saya laki-laki bertanggung jawab. Saya bakal gantiin, ini kartu nama Saya dan Saya minta kartu nama Kamu sekalian," entah kerasukan apa lelaki itu secara naluri meminta kartu nama Luna.
Luna pun menerima kartu nama itu dan memberi lelaki itu kartu nama. Setelah itu Luna kembali ke dalam mobilnya dengan senyum merekah. Sangat berbeda saat dia keluar dari mobil
"Kerasukan nih anak," Ujar Lucy
"Nah kan tadi bilang mau bikin orang itu sujud minta maaf," ujar Key menimbali
"Elaaah kicep juga ternyata dia, whahahaha," seru Adel sembari tertawa diikuti ketiga temannya
"Jalan pak." Seolah tuli, Luna malah meminta pak Jono melanjutkan perjalanan sambil terus tersenyum. Dibalik Casing Ponselnya terdapat kartu nama lelaki tadi.
Adel, Lucy, dan Key tidak melihat dengan jelas wajah lelaki tadi. Luna bersyukur mereka tidak melihat, jika tidak mereka pasti sudah heboh dan centil. Sangat mengganggu.
Luna kan lagi sibuk. Sibuk memikirkan pangeran tampan. Ah bukan hanya pangeran, tapi jodohnya.
"Eh lo kenal sama yang nabrak?" tanya Adel seketika membuat Lucy dan Key tertarik.
Luna hanya menggeleng tanpa menghilangkan senyumnya. Membuat 3 gadis di kursi tengah bergidik ngeri.
"Lun, lo bikin gue ngeri," ujar Lucy mewaliki yang lain
"Heh! Pesawat kita berangkat 45 menit lagi! Buruan! Kita belum Boarding juga."
"WHAT!!!!" Teriak lainnya saat Key berteriak seusai melihat ke jam tangannya
Padahal sebelum mereka menabrak, mereka memiliki waktu satu jam, itu berarti Luna dan lelaki tadi sudah berbincang sekitar 15 menit.
Rekor untuk Luna yang betah berbincang dengan orang yang tidak dikenal. Luna adalah orang yang Cuek dan dingin dengan orang baru.
Dengan buru-buru mereka berlari agar tidak ketinggalan pesawat. Sambil menyelam minum air, sambil berlari mereka mengomeli Luna.
yaps, karena Luna juga kan mereka harus berlari? Mereka tidak bisa menyalahkan lelaki yang bahkan tidak diketahui namanya.
Hingga akhirnya mereka bisa duduk dengan tenang di kursi VVIP, menghela nafas karena mereka tidak tertinggal pesawat. Tidak habis pikir dengan Luna, padahal mereka bisa naik pesawat pribadi.
Key, Adel, Luna dan Lucy. Mereka dipertemukan saat SMP dan merasa cocok satu sama lain, salah satunya masalah harta dan perekonomian.
Mereka dikenal dengan The Highclass gank, bukan mereka yang membuat julukan itu, entah mengapa orang menyebut mereka begitu.
Mereka Kaya, sangat kaya. Orang tua mereka CEO di Perusahaan besar se Asia dan sekitarnya, khusus Luna lebih dari itu.
Meski jauh dari kata kekurangan, mereka tidak pernah sombong. Mereka bahkan tidak jarang menghutang di kantin karena uang saku mereka masih berbentuk kartu.
"Lo sih Lun, hilang setengah nih nafas gue," keluh Lucy yang termasuk dalam anak lemah otak, berbicara dengannya memicu serangan jantung, tekanan darah tinggi dan Stroke mendadak.
"Iya maaf."
"Mana Luna malah ngobrol lama terus kita dikacangin, dasar temen tissue." Luna hanya terkekeh mendengar celaan teman-temannya, perasaannya sedang dalam keadaan baik, tidak ingin membuat mood nya memburuk dengan meladeni mereka.
"Eh kita udah check in Hotel belum sih?" tanya Lucy setelah beberapa saat hening.
"Belum sih, kenapa?" sahut Key yang bingung melihat ekspresi bingung Lucy.
"Terus kita habis ini mau kemana? Masak habis Landing kita langsung jalan- jalan? Gak asyik dong jalan-jalan masih bawa banyak barang gini, kan.."
"Berisik deh," potong Adel yang mulai malas mendengar Lucy berbicara.
"Ih, kan gue nanya, terus emang mau gimana?" tanya Lucy tidak terima dikatai berisik.
"Kan gue ada apartemen di Ausie, terus kalau mau check in hotel pun apa susahnya? tinggal check in. Kenapa harus dipikir repot sih?" kesal Adel dengan tingkat otak Lucy yang dibawah standart.
"Oh, iya juga ya. Hehehe, ya maaf," ujar Lucy dengan menggaruk kepalanya dengan tidak enak. Sementara yang lain hanya memutar bola matanya dengan malas.
"Katanya lo mau marahin dia? Kenapa malah ketawa-tawa?" tanya Key yang memang memiliki tingkat kepo lebih tinggi dari teman-temannya. Apalagi topik tadi terputus karena Lucy yang tiba-tiba menyahut namun out of topic
"Karna dia ganteng." Pernyataan Luna membuat 3 gadis itu menegakkan tubuhnya.
Ganteng bagi Luna? tidak salah? bahkan Justin Bieber pun dikatainya tampang pas-pasan. Lantas seberapa tampan lelaki itu? pasti sangat tampan.
"Kenapa deh lo pada?" tanya Luna dengan wajah aneh dan risih.
"Gakpapa. Terus orang itu ganti rugi?" tanya Adel ikut bersuara
"Ganti kok," jawab Luna yang kembali tersenyum
"Diganti pakai apa?" tanya Key dengan raut bingung melihat wajah Luna yang tersenyum sedari tadi
"Pakai Cinta."
"HAH?"
"Lo kenal sama cowok tadi?" tanya Lucy dengan tampang aneh
"Kenal lah," sahut Luna spontan dan percaya diri
"Lah? Emang cowok tadi siapa?" tanya Lucy lagi. Sungguh gadis itu merasa aneh dengan perilaku Luna
"Jodoh Gue."
3 orang lainnya menepuk jidat bersama
"Luna gila!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 289 Episodes
Comments
scarlett Pixie
👍
2021-07-28
0
Emylia Santi
Lucu jg ceritanya thor, tapi orang kaya jodohnya orang kaya jg, kurang menantang dong. . .
Saya lanjut deh thorr, bikin penasaran 😁
2021-03-23
0
Hahanyxyz
Wah bagus sekali kak ceeritanya.. alurnya menarik.
Oh iya jgn lupa mampir ya kak di cerita aku.
Young mariage
Captain loreng & guru cantik.
Trims
2020-12-25
0