Chapter Dua

" Lo serius disuruh ke Sekolah cowok itu?" tanya Lucy sambil meminum Kopinya. Saat ini mereka tengah berada di Cafe.

Mereka memutuskan untuk menginap 3 hari 2 malam di apartemen milik Key, karena milik Key paling dekat dengan bandara.

"Hmmm, gue juga kesel dan bahkan gue udah nego biar bisa sekolah disini dan lo tahu jawaban bokap?"

"Emang apaan?" tanya Adel

"Fasilitas gue disita 99%! Gila gak tuh?" seru Luna dengan heboh

"Berisik anjir!" tegur Key dengan pelan karena kini mereka menjadi pusat perhatian. Mereka yang memperhatikan tentu tak paham apa yang diserukan Luna

"Serius 99%?" tanya Lucy memastikan

"Iya njir. Sedih gue," ujar Luna sambil menumpukan dagunya di kedua tangannya

"Bukannya uang saku harian lo banyak banget ya? Kalau dipotong juga pasti masih banyak itu," ujar Key setelah berpikir sejenak.

"Lo pikir fasilitas gue cuma uang? Ponsel gue? Debit Card gue? Mobil gue? semua disita. Trus gue harus ngegembel di Negeri orang? Gilak! Ogah gue," protes Luna sambil bergidik.

" Berarti Lo lebih milih buat sekolah di STM? Lo kepanasan dikit aja ngeluh! Apalagi tuh sekolah semi militer dan 3 tahun Lo harus sekolah, gak yakin gue, Lo kan manja," ujar Lucy dengan nada meremehkan dan bergidik membayangkan sekolah di tempat seperti itu.

"Mulut lo minta diyasinin!" seru Luna kesal, membuat ketiga temannya tertawa. Luna lucu saat marah dan kesal.

"Kalian temenin gue ke sekolah itu ya," ujar Luna dengan Puppy eyes dan tangan yang mengatup.

"Skip," ujar mereka bebarengan

"Sial. Kalian temen busuk banget," seru Luna dengan kesal, memang percuma saja meminta mereka Korsa, tidak ada untungnya untuk mereka.

"Makasih," ujar mereka bebarengan -lagi-

Kini Luna mendengus kesal, sungguh teman-temannya tidak akan berkorban untuk menemaninya karena temannya itu sebelas dua belas dengannya.

Jalan dari kelas ke kantin melewati lapangan saja mereka mengeluh sepanjang jalan kenangan -lah?- Bagaimana dengan bersekolah di Sekolah yang mayoritas Pria dan konon sekolah itu semi militer.

Mendengarnya saja membuat mereka merinding.

"Lo semangat ya, kalau ada apa-apa atau butuh apa apa jangan sungkan kabarin Adel," ujar Key tanpa dosa

"Lah gue, lo tu udah manis-manis di awal tapi akhirnya ngeselin juga," ujar Adel dengan nada tak terima.

"Hahaha, ya kalau yang repot-repot mah Lo aja kalik Del, gue mah gak mau repot," sahut Key enteng sambil terkekeh

"Halah, udah ngapain juga bantuin Luna, dia pasti bisa lah hadapin masalah di depannya sendiri, Luna kan kuat, ya kan Lun?" Tanya Adel dengan nada menggemaskan namun justru menjengkelkan bagi Luna.

"Kuat kuat palamu! Kalau gue bisa nolak juga udah nolak dari awal," ujar Luna malas sambil mengesap sedikit Cappuccino yang dia pesan.

"Eh Guys, Nilai UN gue bagus gak ya?" tanya Lucy tiba-tiba, membuat teman-temannya mengernyit heran.

"Apaan sih Luc? Kok tiba-tiba ngomongin nilai UN, kita kan lagi ngomongin Luna," jawab Adel dengan bingung.

"Oohh, yakan sama aja ada hubungannya sama Sekolah, kali ini gak out of topic kan gue?" ujar Lucy membela diri.

"Hanya terserah Lo aja deh Luc, gak mau jawab gue," ujar Adel menyerah dan memilih sibuk dengan ponselnya.

"Yang mau jawab Lucy silakan angkat tangan terus jawab," sambungnya santai, namun tidak satupun yang bersedia bahkan langsung membuang muka sehingga Lucy merengut sebal karena dia selalu terabaikan. Dia dan pertanyaannya yang sering tidak sesuai topik.

"Bosen gue lihat Australia, kuy lah Eropa," ujar Lucy membuat topik pembicaraan baru, karena keheningan cukup lama sudah mulai terasa.

"Kuy kuy, kapan?" tanya Key antusias, padahal biasanya saat hari H dialah yang paling mager. Selalu seperti itu.

"Liburan ini, gue udah pasti masuk SMA Trisakti, jadi santai."

"Gue juga," ujar Key dan Adel bebarengan. Sementara Luna hanya menghela nafas

"Gue harus tes masuk ke STM itu, dan gue harus keterima jadi gak main-main," ujar Luna tidak semangat.

"Lo yang sabar ya, padahal rencananya kita berempat 1 sekolah, eh ternyata malah Lo yang gak ikutan," ujar Lucy dengan wajah yang sedih dan serius

"Tapi liburan tetap Liburan, ada atau tidaknya Lo, Lun. Kita bertiga mau pamit sama lo," sambungnya, sontak membuat Luna menyorot kearahnya dengan kesal. Demi apa Lucy sangat menyebalkan!

"Serah lo pada," ujar nya akhirnya, toh dia bisa ikut di liburan selanjutnya.

"Tapi," ujar Adel sambil memandang bergantian ke teman-temannya

"Kita pinjam pesawat lo," ujar Key menyambung perkataan Adel.

Luna membuka mata dan mulutnya dengan sempurna. Temannya sangat baik, sungguh. Sudah liburan tanpanya, meminjam pesawat pribadinya pula.

"Bawa aja, tapi bensinnya habis jadi isiin dulu di pom bensin di angkasa!" ketus Luna sambil memandang ke arah lain.

"Huaahahahahhaa," Tawa mereka sambil teriak, mereka tentu hanya bergurau. Tidak perlu meminjam pesawat Luna, mereka bahkan juga memiliki pesawat pribadi.

"Udah sih Lun, bukan kita gak setia kawan. Kan lo tahu sendiri kita gak bisa sekolah di sekolah begituan."

"Iya gue tau, makanya gue frustasi. Ngebayangin kalo semuanya cowok dan gue cewek sendirian. Pengen ngutuk bokap tapi nanti dosa."

"Eh tapi bukannya sebagai reward bang Jordan bakal balik ke Indonesia?" Tanya Adel dengan wajah sumringah, Bang Jordan adalah cinta pertama Adel. Hanya Adel, Jordan tidak.

"Iya balik, tambah runyam hidup gue," keluh Luna terlihat sangat lesu

"Elaaahh nikmatin aja sih Lun, pasti bisa kok," ujar Key menyemangati

"Iyaa, nanti kita sering-sering main ke rumah lo," ujar Adel semangat

"Ketemu bang Jordan tapi," sahut Luna sambil meringis geli.

"Waahh pinternya calon adek ipar gue," ujar Adel sambil bertepuk tangan

"Najis." Singkat, padat dan menikam, itulah yang dirasakan Adel

"Ayolah Have Fun guys , bentar lagi kita bakal sibuk. Apalagi lo tuh Lun, harus tes juga kan?" ujar Key menengahi dan membubarkan perseteruan tidak penting antara kedua sahabatnya

"Pengen kayak di novel novel gitu gue, kita Clubbing sampe pagi!" seru Lucy seketika.

"Clubbing palalo kejepit! ke pasar malam aja pusing lo!" cerca Adel dengan spontan. Membuat Lucy mengerucutkan bibirnya

"Abang lo sampe ke Indonesia kapan?" tanya Key, entah mengapa pertanyaan itu keluar dari mulutnya

"Malam Ini," ujar Luna sambil memainkan ponselnya.

"ASTAGA! Kita harus pulang sekarang!" Serunya membuat yang lain tersentak.

***

"Abang udah kasih tau kan kalo abang pulang?" ujar pria itu menatap tajam ke arah adiknya yang tertunduk. Gadis itu hanya mengangguk

"Kenapa kamu malah main? Sampe Ausie pula! Bukannya sambut abang. Fix sih ini bakal abang laporin ke papa!" ancam lelaki itu dengan sorot mata serius

"Yah bang, jangan dong, jangan laporin Daddy," rengek gadis itu sambil memohon.

"yaudah sini peluk abang dulu! gak kangen apa ditinggal 6 tahun buat ngejar S2 abang." Pernyataan Jordan membuat Luna mendongak dan Dengan senang hati Luna memeluk abangnya, Luna sangat merindukan Jordan.

Terhitung sudah 6 tahun Jordan kuliah di Oxford untuk mengejar S1 dan S2 nya, sembari mengelola perusahaan ayahnya yang ada disana.

"Kak Jordan, terus perusahaan yang disana gimana?" tanya Luna yang menengok kearah Jordan yang jauh lebih tinggi darinya tanpa melepas pelukannya

"Gaktau, kata papa aku harus jagain kamu disini. Makanya aku nunda S3 aku."

"S3 di Indonesia aja lah bang."

"Nanti lah abang pikir lagi, lagian abang disuruh ngurus perusahaan yang di Indonesia, lagi ada masalah."

Luna hanya mengangguk-angguk dan tidak ingin memperpanjang pembahasan yang dia tidak mengerti.

"Jalan yuk!" seru Jordan sembari bangkit dari duduknya dan mengangkat paksa adiknya yang sedang mager.

Luna baru sampai di Indonesia 1 jam lalu, sesudah memaksa teman-temannya untuk segera pulang dan syukurlah teman-temannya mengerti.

Meski mereka tetap ngedumel di sepanjang perjalanan. Siapa yang tidak kesal saat masih beberapa jam liburan namun dipaksa untuk pulang?

"Mager bang," rengek Luna yang masih duduk di sofa

"Telpon papa biar lemari kaca kamu disita!" seru Jordan mengancam. Masih ingat isi lemari kaca milik Luna?

Sekedar informasi, Mr. Smith selalu menuruti apapun perkataan Jordan karena menurutnya pasti hal yang terbaik. Termasuk bila Jordan menyita seluruh aset milik Luna, pasti Mr. Smith langsung berkata 'ya'.

"Ngancem aja mulu! pantes Jomblo tua!" seru Luna dengan kesal, namun tetap melangkah menuju kamarnya di lantai 3 untuk berganti pakaian.

Luna menuju ke arah Lift dan menekan tombol yang menuju kamarnya. Sesudah itu dia segera berganti pakaian.

Luna memakai Kaos santai berwarna putih polos dengan Celana Jeans diatas lutut ditambah dengan sepatu sneakers putih serta tas selempang warna hitam.

Luna menggulung rambutnya asal, membuat rambut Coklat-pirang nya nampak menawan meski berpakaian santai. Setelah dirasa siap, Luna segera menuju pintu utama dan menemani Jordan.

Luna berdecak kagum melihat ketampanan Jordan, kini Jordan memakai kaos polos berwarna Hitam, Jam tangan berwarna hitam dan emas, Celana pendek warna putih serta sandal jepit kesayangannya, Sandal 'sejuta umat' dengan karet jepit warna hitam.

Penampilan Jordan memang sederhana, namun harga kaos dan celana pendeknya sudah bernilai jutaan.

Mereka yang tidak tahu pasti menganggap jam tangan yang dipakai Jordan adalah KW, padahal itu 100% Asli, harganya pun bisa dipakai untuk DP motor Sport.

" Kalau bukan abang gue pasti udah gue pacarin," ujar Luna pelan sambil berjalan ke arah Jordan.

Jordan dan Luna langsung berangkat menggunakan Mobil Sport milik Jordan yang sudah 6 tahun ini tidak dinaikinya. Hanya dipanasi mesinnya oleh supir yang ada disini.

Mereka sudah sampai di salah satu mall ternama di salah satu kota di Indonesia, sepanjang mereka berjalan, banyak yang memandang mereka iri, dan tentu saja para lelaki.

Kalian tau sendiri lah sebagaimana 'tampannya' Jordan dengan sandal jepitnya. Tentu Luna tidak mempermasalahkan, toh mereka hanya jalan-jalan, bukan untuk rapat penting atau kondangan.

Mereka memasuki salah satu toko jam tangan Branded, Jordan merangkul Luna dan memilih jam tangan yang akan menjadi koleksinya, siapapun yang melihat pasti menganggap Jordan adalah pacar Luna.

"Mba mau lihat yang ini," ujar Jordan pada siapapun yang menjaga Etalase, Jordan masih menunggu dengan sabar, menunggu orang yang dipanggilnya datang kepadanya, namun orang itu nampaknya tuli.

Orang itu malah berjalan menjauh dan melayani pria tua berjas dan bercincin Giok di 5 jarinya.

- Sabar

"Mba tolong ambilkan yang ini, saya mau lihat," ulangnya pada penjaga yang lain, Luna sudah merasakan atmostir yang tidak enak dari Jordan.

"Sebentar mas, saya layani Ibunya dulu." Kali ini penjaga itu berjalan menuju Ibu-ibu dengan baju warna hijau, celana merah, sepatu boot kuning dan Emas yang bergelantungan di leher dan tangannya, sungguh malah terlihat kampungan. Mungkin dia orang kaya baru kemarin sore.

Untuk Jordan, Sabar Kuadrat.

"Kenapa Abang gak dilayanin?" tanya Jordan pada Luna, Jordan bertanya dengan Lucu dan kesal, seperti anak kecil. Membuat Luna terkekeh geli melihat kakaknya.

"Abang kayak gembel kalik," ujar Luna, sambil memainkan ponselnya, meski akhirnya dia juga geram harus berlama-lama berdiri di toko ini.

"Mba saya mau beli yang ini," ujar Jordan jengah dengan penjaga disana, penjaga itu langsung berhenti dan menengok kaget ke arah Jordan.

Penjaga itu bahkan melihat tampilan Jordan dari atas kebawah, membuat Jordan dan Luna mendesis kesal dan menatap tajam orang itu.

"Mas yakin mau beli? Dilihat gakpapa sih mas, tapi kalo rusak harus membeli. Ini jam merk mahal mas, saya sarankan mas beli yang ini. Harganya masih standart."

Oke kesabaran Jordan langsung habis.

"Berapa sih harganya? berapa?" tanya Jordan dengan pongah, sementara pegawai itu hanya tersenyum miring, meremehkan.

"30 Juta mas," ujar penjaga itu dengan senyum yang makin miring, yakin Jordan tidak akan sanggup membayar Jam tangan tersebut, bahkan pegawai itu hendak berbalik dan meninggalkan Jordan yang merogoh tas yang dia bawa.

"Cuma 30 Juta? Lo pikir dandanan Gue kayak gini gue gak sanggup beli? Nih cek asli, Lo tulis aja angka yang Lo mau. 50 juta, 100 juta, 150 juta, 200 juta, 300 juta. Nih tulis nominal yang lo minta!!" Seru Jordan sambil mengeluarkan berlembar cek kosong yang siap dicairkan. Jordan bahkan mengeluarkan Debit card berwarna emas dari dompetnya

Pegawai tadi hanya bisa melongo tak menyangka Jordan adalah pria kaya, pakaian dan perawakan Jordan sama sekali tidak menunjukkan dia adalah pria berada, meski wajah Jordan putih bersih, tetap aja rasanya tidak mungkin.

"Lo pikir gue gak punya duit? Lo Pikir Gue pakai sandal jepit itu  berarti gue gak bawa duit? Gue beli toko ini juga mampu! Lo pikir sekarang lo berdiri di mall punya siapa!!?" seru Jordan emosi

"Ada apa ini?" Tanya pria berjas rapi dari balik pintu Toko. Orang itu berjalan cepat saat mengetahui ada keributan di Tokonya.

"Oh Mas Jordan, ada perlu apa kemari?" tanya Pria itu, dia merasakan hawa tak enak di wajah Jordan, sementara petugas tadi mulai gugup dan berkeringat.

"Lo gimana bisa Punya pegawai kayak gini? Pecat nih orang atau gue gusur nih toko!" seru Jordan sambil menunjuk petugas tadi. Jordan sungguh arogan bahkan tidak sopan.

Meski pemilik toko itu sedikit lebih muda dari Jordan, namun tetaplah tidak sopan berkata seperti itu di tempat ini. Jordan sendiri sebenarnya tidak sengaja melakukannya

"Udah sih bang, biarin aja, udah," ujar Luna menenangkan kakaknya, diapun tak menyalahkan sikap kakaknya.

Siapapun akan marah bila direndahkan dan diremehkan bukan? Apalagi sikap seorang pegawai tersebut cukup keterlaluan.

Seorang Pegawai seharusnya melayani setiap pembeli tanpa memandang penampilan konsumen serta bersikap sopan terhadap konsumen tersebut.

"Gue emang kelihatan gembel! Tapi Lo gak berhak ngehina gue! Beli hidup lo aja gue mampu!" Ujar Jordan dengan Arogan, Kini petugas tadi sudah menangis, sungguh dia ketakutan.

"Pecat dia! atau gue pastikan besok Toko ini udah pindah tempat bahkan rata dengan lantai," ujar Jordan dengan garang dan Arogan

Terpopuler

Comments

Riska Cikok

Riska Cikok

peljaran buat pelyan toko yang liat orang dari cover nya aja... suka kesel bnget,cuma plyan toko aja songong bnget sih. huhh 😤

2021-01-04

1

pembaca dalam hati

pembaca dalam hati

galak bener si abangny wkwkwkw

2020-11-28

0

Masaria Hia

Masaria Hia

peringatan tu utk pelayan toko mana saja ...

2020-06-17

1

lihat semua
Episodes
1 Capture satu
2 Chapter Dua
3 Chapter Tiga
4 Chapter Empat
5 Capture Lima
6 Capture Enam
7 Capture Tujuh
8 Capture 8
9 Capture 9
10 Capture 10
11 Capture 11
12 Capture 12
13 Capture 13
14 Capture 14
15 Capture 15 (End)
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 chapter 75
76 chapter 76
77 chapter 77
78 chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Salam dari Author
101 Chapter 100
102 Chapter 101
103 Chapter 102
104 Chapter 103
105 Chapter 104
106 105
107 Chapt. 106
108 Chapt. 107
109 Chapt 108
110 Chapt 109
111 Chapt 110
112 Chapt 111
113 Chapt 112
114 chapt 113
115 Chapt. 114
116 Chapt 115
117 Chapt 116
118 Chapt 117
119 Chapt 118
120 Chapt 119
121 chapt 120
122 chapt 121
123 Chapt 122
124 Chapt 123
125 Chapt 124
126 chapter 125
127 Chapter 126
128 Chapter 127
129 Chapter 128
130 Chapter 129
131 Chapter 130
132 Chapter 131
133 Chapter 132
134 Chapter 133
135 Chapter 134
136 Chapter 135
137 Chapter 136
138 Chapter 137 - Spesial part Luna's PoV
139 Chapter 138 - Special Darrel's PoV
140 Chapter 139 - Special Radith's PoV
141 Chapter 140
142 Chapter 141
143 Chapter 142
144 Chapter 143
145 Chapter 144
146 Chapter 145
147 Chapter 146
148 Chapter 147
149 Chapter 148
150 Chapter 149
151 Chapter 150
152 Chapter 151
153 Chapter 152
154 Chapter 153
155 Chapter 154
156 Chapter 155
157 Chapter 156
158 Chapter 157
159 Chapter 158
160 Chapter 159
161 Chapter 160
162 Chapter 161
163 Chapter 162
164 Chapter 163
165 Chapter 164
166 Chapter 165
167 Chapter 166
168 Chapter 167
169 Annyeong
170 Chapter 168
171 Chapter 169
172 Chapter 170
173 Chapter 171
174 Chapter 172
175 Chapter 173
176 Chapter 174
177 Chapter 175
178 Chapter 176
179 Chapter 177
180 Chapter 178
181 Chapter 179
182 Chapter 180
183 Chapter 181
184 Chapter 182
185 Chapter 183
186 Chapter 184
187 Chapter 185
188 Chapter 186
189 Chapter 187
190 Chapter 188
191 Chapter 189
192 Chapter 190
193 Chapter 191
194 Chapter 192
195 Chapter 193
196 Chapter 194
197 Chapter 195
198 Just for Fun ( Visual Hopeless)
199 S2 - Bab 1
200 S2 - bab 2
201 S2 - Bab 3
202 S2 - Bab 4
203 S2 - Bab 5
204 S2 - Bab 6
205 S2 - Bab 7
206 S2 - bab 8
207 S2 - Bab 9
208 S2 - Bab 10
209 S2 - Bab 11
210 S2 - Bab 12
211 S2 - Bab 13
212 S2 - Bab 14
213 S2 - Bab 15
214 S2 - Bab 16
215 S2 - Bab 17
216 S2 - Bab 18
217 S2 - Bab 19
218 S2 - Bab 20
219 S2 - Bab 21
220 S2 - Bab 22
221 S2 - Bab 23
222 S2 - Bab 24
223 S2 - Bab 25
224 S2 - Bab 26
225 S2 - Bab 27
226 S2 - Bab 28
227 S2 - Bab 29
228 S2 - Bab 30
229 S2- Bab 31
230 S2 - Bab 32
231 S2 - Bab 33
232 S2 - Bab 34
233 S2 - Bab 35
234 S2 - Bab 36
235 S2. - Bab 37
236 S2 - Bab 38
237 S2 - Bab 39
238 S2 - Bab 40
239 S2 - Bab 41
240 S2 - Bab 42
241 S2 - Bab 43
242 S2 - Bab 44
243 S2 - Bab 45
244 S2 - Bab 46
245 S2 - Bab 47
246 S2 - Bab 48
247 S2 - Bab 49
248 S2 - Bab 50
249 S2 - Bab 51
250 S2 - Bab 52
251 S2 - Bab 53
252 S2 - Bab 54
253 S2 - Bab 55
254 S2 - Bab 56
255 S2 - Bab 57
256 S2 - Bab 58
257 S2 - Bab 59
258 S2 - Bab 60
259 S2 - Bab 61
260 S2 - Bab 62
261 S2 - Bab 63
262 S2 - Bab 64
263 S2 - Bab 65
264 S2 - Bab 66
265 S2 - Bab 67
266 S2 - Bab 68
267 S2 - Bab 69
268 S2 - Bab 70
269 S2 - Bab 71
270 S2 - Bab 72
271 S2 - Bab 73
272 S2 - Bab 74
273 S2 - Bab 75
274 S2- Bab 76
275 S2 - Bab 77
276 S2 - Bab 78
277 S2 - Bab 79
278 S2 - Bab 80
279 S2 - Bab 81
280 S2 - Bab 82
281 Kenapa Bukan Radith?
282 S2 - Bab 83
283 S2 - Bab 84
284 S2 - Bab 85
285 S2 - Bab 86
286 S2 - LAST
287 Teaser
288 Flashback Raluna
289 Novel Baru. Kehidupan Kedua
Episodes

Updated 289 Episodes

1
Capture satu
2
Chapter Dua
3
Chapter Tiga
4
Chapter Empat
5
Capture Lima
6
Capture Enam
7
Capture Tujuh
8
Capture 8
9
Capture 9
10
Capture 10
11
Capture 11
12
Capture 12
13
Capture 13
14
Capture 14
15
Capture 15 (End)
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
chapter 75
76
chapter 76
77
chapter 77
78
chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Salam dari Author
101
Chapter 100
102
Chapter 101
103
Chapter 102
104
Chapter 103
105
Chapter 104
106
105
107
Chapt. 106
108
Chapt. 107
109
Chapt 108
110
Chapt 109
111
Chapt 110
112
Chapt 111
113
Chapt 112
114
chapt 113
115
Chapt. 114
116
Chapt 115
117
Chapt 116
118
Chapt 117
119
Chapt 118
120
Chapt 119
121
chapt 120
122
chapt 121
123
Chapt 122
124
Chapt 123
125
Chapt 124
126
chapter 125
127
Chapter 126
128
Chapter 127
129
Chapter 128
130
Chapter 129
131
Chapter 130
132
Chapter 131
133
Chapter 132
134
Chapter 133
135
Chapter 134
136
Chapter 135
137
Chapter 136
138
Chapter 137 - Spesial part Luna's PoV
139
Chapter 138 - Special Darrel's PoV
140
Chapter 139 - Special Radith's PoV
141
Chapter 140
142
Chapter 141
143
Chapter 142
144
Chapter 143
145
Chapter 144
146
Chapter 145
147
Chapter 146
148
Chapter 147
149
Chapter 148
150
Chapter 149
151
Chapter 150
152
Chapter 151
153
Chapter 152
154
Chapter 153
155
Chapter 154
156
Chapter 155
157
Chapter 156
158
Chapter 157
159
Chapter 158
160
Chapter 159
161
Chapter 160
162
Chapter 161
163
Chapter 162
164
Chapter 163
165
Chapter 164
166
Chapter 165
167
Chapter 166
168
Chapter 167
169
Annyeong
170
Chapter 168
171
Chapter 169
172
Chapter 170
173
Chapter 171
174
Chapter 172
175
Chapter 173
176
Chapter 174
177
Chapter 175
178
Chapter 176
179
Chapter 177
180
Chapter 178
181
Chapter 179
182
Chapter 180
183
Chapter 181
184
Chapter 182
185
Chapter 183
186
Chapter 184
187
Chapter 185
188
Chapter 186
189
Chapter 187
190
Chapter 188
191
Chapter 189
192
Chapter 190
193
Chapter 191
194
Chapter 192
195
Chapter 193
196
Chapter 194
197
Chapter 195
198
Just for Fun ( Visual Hopeless)
199
S2 - Bab 1
200
S2 - bab 2
201
S2 - Bab 3
202
S2 - Bab 4
203
S2 - Bab 5
204
S2 - Bab 6
205
S2 - Bab 7
206
S2 - bab 8
207
S2 - Bab 9
208
S2 - Bab 10
209
S2 - Bab 11
210
S2 - Bab 12
211
S2 - Bab 13
212
S2 - Bab 14
213
S2 - Bab 15
214
S2 - Bab 16
215
S2 - Bab 17
216
S2 - Bab 18
217
S2 - Bab 19
218
S2 - Bab 20
219
S2 - Bab 21
220
S2 - Bab 22
221
S2 - Bab 23
222
S2 - Bab 24
223
S2 - Bab 25
224
S2 - Bab 26
225
S2 - Bab 27
226
S2 - Bab 28
227
S2 - Bab 29
228
S2 - Bab 30
229
S2- Bab 31
230
S2 - Bab 32
231
S2 - Bab 33
232
S2 - Bab 34
233
S2 - Bab 35
234
S2 - Bab 36
235
S2. - Bab 37
236
S2 - Bab 38
237
S2 - Bab 39
238
S2 - Bab 40
239
S2 - Bab 41
240
S2 - Bab 42
241
S2 - Bab 43
242
S2 - Bab 44
243
S2 - Bab 45
244
S2 - Bab 46
245
S2 - Bab 47
246
S2 - Bab 48
247
S2 - Bab 49
248
S2 - Bab 50
249
S2 - Bab 51
250
S2 - Bab 52
251
S2 - Bab 53
252
S2 - Bab 54
253
S2 - Bab 55
254
S2 - Bab 56
255
S2 - Bab 57
256
S2 - Bab 58
257
S2 - Bab 59
258
S2 - Bab 60
259
S2 - Bab 61
260
S2 - Bab 62
261
S2 - Bab 63
262
S2 - Bab 64
263
S2 - Bab 65
264
S2 - Bab 66
265
S2 - Bab 67
266
S2 - Bab 68
267
S2 - Bab 69
268
S2 - Bab 70
269
S2 - Bab 71
270
S2 - Bab 72
271
S2 - Bab 73
272
S2 - Bab 74
273
S2 - Bab 75
274
S2- Bab 76
275
S2 - Bab 77
276
S2 - Bab 78
277
S2 - Bab 79
278
S2 - Bab 80
279
S2 - Bab 81
280
S2 - Bab 82
281
Kenapa Bukan Radith?
282
S2 - Bab 83
283
S2 - Bab 84
284
S2 - Bab 85
285
S2 - Bab 86
286
S2 - LAST
287
Teaser
288
Flashback Raluna
289
Novel Baru. Kehidupan Kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!