Chapter Tiga

"Baang, Kasihan," pekik Luna yang cukup kaget mendengar pernyataan Jordan bahkan kini wajah Jordan terlihat merah padam dan tidak peduli Wanita di hadapannya menangis.

"Lo bikin malu tau gak!" Seru Luna sudah terpancing emosi yang kemudian meninggalkan Jordan yang masih marah.

Jordan langsung tersadar dan tercekat, Jordan tidak boleh membuat Luna marah atau gadis itu akan membuat masalah, Jordan segera bergegas menyusul Luna, namun saat Jordan berbalik, wanita tadi berlari dan memeluk Kaki Jordan.

"Maaf mas, maaf atas kesalahan saya. Tapi tolong jangan buat saya dipecat, saya harus mencukupi kebutuhan keluarga saya mas, saya mohon," Ujar wanita itu sambil masih menangis dan terus memohon pada Jordan

"Etika kamu yang buruk akhirnya yang menghancurkan kamu, orang seperti kamu ini nantinya akan membuat kualitas toko menurun!" ujar Jordan ketus dan tidak peduli, tidak berniat untuk memaafkan wanita itu.

Jordan berusaha melepaskan tautan tangan wanita itu, sebelum Luna pergi terlalu jauh, namun wanita itu tetap teguh berlutut di kaki Jordan.

"Saya mohon mas, saya perlu banyak uang untuk operasi Ibu saya yang sedang sakit parah. Adek saya juga perlu saya untuk biaya hidup dan biaya sekolah, saya mohon mas, hanya saya tulang punggung yang diharapkan oleh keluarga saya," ujar Wanita itu sambil tetap menangis.

Mendengar itu Jordan tentu melunak, siapa yang tega mendengar hal itu? Jordan menghela Nafas dan melepaskan kakinya dari tangan wanita itu

"Berdiri," perintah Jordan dengan tampang dinginnya. Wanita itu berdiri dengan gemetar menuruti perkataan Jordan, ia masih sesenggukan dan lelehan air mata masih membanjiri pipinya.

Meski wanita itu sadar sudah menjadi tontonan gratis bagi pengunjung Mall yang melihat, dia tidak peduli, karena nasibnya sedang dipertaruhkan.

Tidak mudah untuk diterima kerja ditempat yang cukup bergengsi ini, gaji yang ditawarkan pun cukup besar meski belum menutup untuk kebutuhan hidupnya.

"Perbaiki sikapmu! Ini yang terakhir kali." Setelah mengatakan itu Jordan langsung melenggang pergi, karena keberadaan Luna jauh lebih penting dibanding masalah disini.

Wanita tadi melemas dan terduduk di lantai, dia bersyukur nasibnya selamat, bahkan tangannya masih bergetar dan kakinya tidak kuat menopang tubuhnya. Kesombongannya bekerja di toko barang mahal membuatnya hampir kehilangan sumber pencaharian keluarganya.

"Pak, tunggu!" panggil wanita tadi sambil kembali bangkit dan menahan Pemilik toko tempat dia bekerja.

"Ada apa lagi?" Tanya Sang pemilik toko tadi dengan jengah, masih untung wanita ini tidak dipecat, Pemilik ini pun merasa pasti pegawainya bertindak keterlaluan jika sampai membuat Jordan marah.

"Orang tadi siapa?" tanya wanita itu hati-hati, tangannya masih gemetar bila membayangkan aura hitam Jordan saat sedang marah.

"Pemilik Toko pusat sekaligus pemilik Mall ini," ujar pemilik Toko santai sambil menatap sedikit remeh ke Pegawainya, ingin melihat bagaimana reaksi pegawai itu.

~glep

Pemilik toko tertawa sinis saat melihat wajah cengo dan tidak percaya yang ditunjukkan oleh pegawainya, ekspresi yang sudah diduga olehnya.

" Masih baik nasib kamu hari ini, Jangan ulangi lagi!" ujar Pemilik toko itu sambil berlalu kembali ke ruang kerjanya.

.

.

"Cari Info tentang wanita kurang ajar di toko milik Anwar, segera," Titah lelaki itu saat keluar dari toko.

Sesudah memasukkan ponsel ke dalam Kantongnya, Jordan mencari keberadaan Luna, dan dia yakin Luna pasti berada di food court yang menjual Dessert, Es krim misalnya.

"Kamu tadi panggil abang apa?" Tanya Jordan dingin pada Luna yang menunggunya di kedai Es krim dekat toko itu.

"Daritadi Luna gak panggil abang," ujar Luna cuek, Luna masih kesal! Jordan membuatnya malu. Baru kali ini Luna menjadi pusat perhatian di Toko orang, di sebuah Mall pula.

"Abang gak suka ya kamu Lo-Gue an sama abang, mending kalau aku-kamu! Gaksopan itu namanya," Tegur Jordan dengan lunak namun tetap saja membuat Luna semakin kesal.

"Abang juga harusnya jaga sikap! Gak sopan bilang gitu ke Pemilik toko itu, walau dia kelihatan lebih muda dari abang, gak sopan juga ngebentak perempuan," ketus Luna namun dengan nada pelan, takut memancing keributan yang akhirnya membuat malu abangnya -lagi-.

"Abang udah tanggung jawab dan beresin semua Luna," ujar Jordan santai sambil berjalan

"Maksudnya?" tanya Luna sambil mencomot Eskrim Cone nya.

"Abang udah suruh orang cari Info tentang dia, tadi dia bilang Ibunya operasi, adeknya butuh biaya hidup. Abang udah nyuruh orang menelusuri dia dan kalau yang dikatakannya benar, Abang bakal segera urus semunya," Melihat Luna yang masih tak paham membuat Jordan menghela nafas.

"Abang bakal biayain 100% pengobatan Ibu orang itu apapun penyakitnya dan biayain Sekolah Adeknya sampai S1. Cukup kan?" tanya Jordan dengan sombong

"Abang gak suka kamu panggil abang pake Lo Lo an, Paham nona Lunetta?" tanya Jordan merangkul Luna

Orang yang melewati mereka semua melirik sekilas ke arah mereka, kini mereka seperti Goals , yang Lelaki sangat tampan meski dengan pakaian super santainya, yang Perempuan nampak menawan dengan gaya santainya

"Dih, ogah! Luna laporin Daddy kalo abang tadi bikin rusuh di toko orang," seru Luna berlari saat berhasil melepas rangkulan Jordan. Mereka tidak peduli dengan tatapan iri orang-orang di Mall ini.

Ada pula mereka yang menatap jijik dan merasa sikap Luna sangat kampungan, berlarian di Mall seakan Mall tersebut miliknya. *Memang milik keluarga mereka sih

Luna menatap ke belakang sambil terus berlari, tertawa keras saat Jordan dengan wajah kesal mengikutinya.

Namun Jordan hanya berjalan, langkahnya yang lebar sanggup menyamai langkah lari Luna dengan mudah, apalagi Luna berlari sambil melihat ke belakang tentu kecepatannya tidak seberapa.

~Brukkk

"Ups."

Wajah itu menatap Luna dan bajunya bergantian secara tajam, bajunya yang berwarna putih kini terkena noda eskrim berwarna coklat.

Sementara Luna langsung membuka mulut dan melihat eskrimnya yang terjatuh di lantai, Luna baru memakan es krim tersebut sedikit, sayang kan bila harus dibuang.

"Heh! Lari-larian tu di taman jangan di Mall! Lo kira Mall ini punya bapak lo?!" Seru Pria itu dengan kesal sambil menarik bajunya kedepan.

"Lah memang Mall ini punya..."

"Luna, Kamu gakpapa?" Luna tidak menyelesaikan perkataannya dan melihat ke arah Jordan dengan wajah linglung, Jordan mendekat dan melihat ke arah lelaki itu sambil membantu Luna berdiri.

"Mas, pacarnya tolong dikondisikan. Kalau mau main kejar-kejaran di lapangan jangan di mall," ujar lelaki tadi kesal sambil semakin menarik maju bajunya kedepan agar tidak mengenai kulitnya.

Luna dan Jordan saling memandang, Pacar? Oke baiklah ini bukan yang pertama mereka dikira orang lain berpacaran, jadi tidak perlu kaget.

"Iya mas, Maafin pacar saya," ujar Jordan dengan sopan, membuat Luna melotot saat mendengarnya. Jordan buru-buru memberi Kode agar Luna diam, toh tidak ada gunanya menjelaskan bahwa mereka saudara, mereka juga tidak akan bertemu lagi nantinya.

Lelaki itu pergi dengan wajah kesalnya sambil sesekali melihat kebelakang dengan mulut komat-kamitnya. Jangan lupakan gadis yang berada disamping lelaki itu yang kini tertawa ringan dan pelan.

"Abang apaan deh," ujar Luna kesal.

"Percuma dijelasin, gak bakal ketemu mereka lagi juga," ujar Jordan saat Luna hendak bertanya, membuat Luna menutup lagi mulutnya.

Mereka memutuskan untuk melanjutkan jalannya. Bosan dengan suasana Mall, mereka berjalan ke pintu keluar menuju tempat parkir dimana banyak mobil terparkir.

Belum sampai kakinya melangkah di Pintu keluar yang berjarak 5 meter lagi, kaki kanan Luna menginjak tali sepatu kaki kirinya

~Brukkk

"Aiiisshhhh." Luna memegang lututnya yang menghantam lantai tidak beralas, cukup menyakitkan bagi Luna.

"Huahahaha, Makanya kalo pergi-pergi pake sandal jepit! Dijamin aman." Suara yang cukup keras itu tentu membuat Luna bertambah malu, namun Luna tetap meraih uluran tangan di depannya.

Luna menunduk dan berjalan cepat setelah menali ulang sepatunya, ia dapat mendengar beberapa orang menertawainya karena memang mereka belum jauh dari pintu Mall.

Jalannya terus menunduk dan dia berusaha menutup kupingnya rapat-rapat, ingin segera sampai ke mobilnya.

~Dugh

"Awww," ringisnya memegangi jidatnya yang bertubrukan dengan tiang beton untuk penyangga.

"Nabrak mulu neng, abang gendong mau?" ujar Jordan sambil terkekeh, kali ini dia tidak menertawakan Luna karena nampak jidat putihnya jadi memerah sekarang

"Sakit bang, Pusing," ujar Luna melemah yang terus memegangi bahkan meremas kepalanya

"Eh? Eh? Kamu kenapa? Sakit banget ya? Tahan dulu tahan, kita kerumah sakit aja sekarang." tegas Jordan sambil menggendong Luna menuju mobilnya. Memang Luna cukup keras menabrak tiang itu, tentu rasanya sakit bukan?

"Tahan Lun, terus berenang, terus berenang, terus berenang, berenang terus," kicau Jordan menirukan suara Ikan biru dalam Kartun mencari anak ikan yang hilang sambil menyetir. (Okay, It's out of the topic, Maafkan Jordan ya teman-teman)

Luna yang ingin mengumpat mengurungkan niatnya karena kepalanya terasa nyut-nyutan, saat ditekan bahkan semakin sakit.

Mereka sudah sampai dan menemui Dokter pribadi mereka di Rumah Sakit Wilkinson, tak perlu dijelaskan siapa pemilik Rumah sakit ini kan?

"Luna kenapa?" tanya dokter tersebut saat Jordan menidurkan Luna di kasur yang disediakan

"Kejedot tiang dok, tapi tiangnya gakpapa kok." karena perkataannya, Jordan dihadiahi tonjokan ringan dari Luna

"Coba saya Periksa dulu," ujar dokter menengahi kakak beradik yang selalu aneh baginya.

"Astaga!! Ini harus operasi otak! Jika tidak Luna akan mengalami hal serius!" Seru dokter itu terkejut dan menatap Jordan dengan tatapan serius.

What The? Kejedot Tiang, Operasi? Kepalanya akan dibedah-bedah karena tiang? Yang Benar saja!

Wajah Jordan dan Luna menegang, tidak disangka kejedot tiang berefek sedalam ini. Harapan Luna hidup panjang memiliki 7 anak dan merajut sweeter saat rambutnya memutih kini sirna.

Hopeless , itulah yang dirasakan Luna.

.

.

.

.

"Tapi bohong, whauahahahahha." tawa renyah Dokter itu membuat Luna mengubah raut wajahnya dari tegang menjadi cemberut

Usia dokter yang berjarak 1 tahun dari kakaknya membuat Dokter tersebut biasa berperilaku santai, apalagi Dokter tersebut tahu bahwa Jordan adalah anak dari pemilik seluruh yayasan Wilkinson.

"Sa ae kutil kuda," ujar Jordan dengan malas, Dokter Andi adalah Dokter paling santai namun kerjanya sangat baik. S2 kedokteran yang dia raih dalam waktu singkat mungkin bukti nyatanya.

Dokter Andi adalah kakak kelas Jordan sewaktu SMA, teman bolos dan nakal bersama, sehingga mereka cukup dekat.

"Wajah kalian tegang sekali, Kepala Luna hanya memar sedikit dan tadi Luna malah menekan memarnya sehingga menyebabkan pusing. Tidak perlu khawatir, cukup di kompres dengan handuk."

"Serius nih cuma gitu? gak pake obat-obat segala?" tanya Jordan memastikan

"Hmmm, Luna baik-baik saja kok, tapi saya tetap bakal menulis resep salep sebagai obat luar agar cepat sembuh, tidak baik juga mengkonsumsi Obat dalam terlalu sering jika bukan dalam keadaan darurat." Kini mereka melega mendengar perkataan dokter Andi.

"Yaudah kalo gitu makasih ya," ujar Jordan sambil menuntun Luna turun dari kasur dan berjalan keluar setelah berpamitan.

Luna menunggu sementara Jordan menebus obat untuk Luna, sesudah itu mereka segera bergegas menuju mobil milik Jordan.

"Bang ke taman dulu ya," rengek Luna yang sudah duduk nyaman di Mobil mahal milik Jordan.

"Kepala kamu masih sakit, langsung pulang aja sih," ujar Jordan tak setuju dengan Luna, namun Luna tetaplah Luna yang selalu ngotot agar permintaannya terpenuhi

"Yaudah aku kesana sendiri aja, biar nanti aku diculik." Kini Luna sudah bersedekap dan mulutnya maju beberapa senti.

"Rugi yang nyulik atuh neng," ujar Jordan sambil terkekeh

"Abang gak kangen suasana Taman? Abang gak mau nostalgia dulu sering main sama Luna sama kak Nesya juga, sama kak Nayshila juga." Jordan terdiam, tangannya mencengkram kuat stir mobilnya

Luna yang menyadari ucapannya langsung membungkam mulutnya, tidak bermaksud menyinggung dan membuat Jordan terluka.

"Abang maaf," ujar Luna merasa bersalah. Jordan masih meremas stir mobilnya sementara matanya memerah, nafasnya menjadi berat.

tiba-tiba Jordan menambah kecepatan pedal gasnya, membuat mobil melaju dengan kecepatan di atas rata-rata.

"Abang, Luna takut," ujar Luna mencengkram sabuk pengamannya karena Jordan melajukan mobil dengan sangat kencang dalam waktu singkat

Mendengar seruan ketakutan Luna membuat Jordan kembali ke dunianya. Tangannya melemas dan Pijakan gasnya menurun, Jordan mengatur nafasnya beberapa kali lalu menatap ke arah adiknya yang memejamkan matanya rapat-rapat. Tangannya terulur untuk mengusap lembut kepala adiknya.

"Kita ke taman," ujar Jordan sambil tersenyum tulus. Menyadari dia sudah membuat adiknya ketakutan sampai seperti ini.

Luna meneguk ludahnya, dia sangat takut dengan perilaku Jordan. Dulu dia pernah mengalami kecelakaan hebat karena Jordan kalap saat mengendarai mobil.

Jordan yang kala itu menerobos lampu merah dengan beraninya sehingga harus mengorbankan badan dan Mobilnya untuk tertabrak truck yang juga melaju kencang.

Luna memang tidak terluka parah, namun Jordan sempat kritis dan dirawat di Inggris, hingga saat Jordan membaik, dia memutuskan meninggalkan Luna untuk berkuliah di Oxford.

Yah, Jordan seperti itu karna suatu peristiwa. Peristiwa yang membuat Nayshila pergi selamanya, peristiwa itu juga membuat cinta pertama Jordan pergi selamanya. Shila yang pergi meninggalkan Jordan untuk selamanya. Jordan yang saat itu masih labil tentu tidak bisa menerima kenyataan sehingga nyaris mengorbankan nyawanya dalam kecelakaan itu.

Jordan sangat menyayangi Cinta pertamanya, itu pula alasan Jordan tidak menikah meski usianya sudah 25 tahun, Jordan belum menemukan sosok wanita yang memang pantas untuk menggantikan Shila di hidupnya.

~Tok tok tok

"Selamat siang, bisa tunjukan surat-suratnya?"

Jordan terkaget dan melihat ke arah Jendela. Dilihatnya seorang pria gemuk dengan kumis tebal dan wajah yang cubby melihat ke arah dalam jendela dengan kaca mata hitam yang bertengger di matanya.

Jordan dan Luna langsung mengeluarkan pandangan tajam lalu saling menatap beberapa saat sebelum Jordan memilih untuk keluar dari mobilnya.

"Maaf tapi kesalahan saya apa ya pak?" tanya Jordan yang bingung karena di hampiri oleh pria berseragam polisi tersebut, pria tersebut menatap tidak percaya mendengar perkataan Jordan. Dia menghela nafas sebelum akhirnya menjawab.

"Anda berhenti di atas Marka larangan untuk parkir, bahkan dibawah tanda dilarang berhenti," ujar Polisi itu sambil menunjuk kearah bawah yang terdapat gadis zig-zag berwarna kuning dan kearah atas yang terdapat tanda S yang dicoret merah.

Jordan malu dan masuk kembali untuk mengambil surat-suratnya sementara Luna yang tadi mendengar penjelasan polisi seketika tertawa keras sampai menunjuk Jordan yang wajahnya nampak kesal bercampur bingung

Mungkin hari ini Hari sial untuk mereka, sudah Es krim Luna yang raib dimakan baju pria asing tadi, Luna yang terjatuh dan menabrak tiang hingga benjol serta Jordan yang harus menyerahkan SIM dan STNK miliknya karena ditilang.

Hari ini akan dicatat Luna dalam sejarah sebagai Hari paling tidak beruntungnya.

Terpopuler

Comments

Alyssa Kevin

Alyssa Kevin

tapi boong 🤣

2020-06-19

1

MyCaa

MyCaa

di situ ada nama aku gaess😊😊😊 Nesya 😀😊

2020-04-27

1

Keysa

Keysa

mantap....

2019-12-26

0

lihat semua
Episodes
1 Capture satu
2 Chapter Dua
3 Chapter Tiga
4 Chapter Empat
5 Capture Lima
6 Capture Enam
7 Capture Tujuh
8 Capture 8
9 Capture 9
10 Capture 10
11 Capture 11
12 Capture 12
13 Capture 13
14 Capture 14
15 Capture 15 (End)
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 chapter 75
76 chapter 76
77 chapter 77
78 chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Salam dari Author
101 Chapter 100
102 Chapter 101
103 Chapter 102
104 Chapter 103
105 Chapter 104
106 105
107 Chapt. 106
108 Chapt. 107
109 Chapt 108
110 Chapt 109
111 Chapt 110
112 Chapt 111
113 Chapt 112
114 chapt 113
115 Chapt. 114
116 Chapt 115
117 Chapt 116
118 Chapt 117
119 Chapt 118
120 Chapt 119
121 chapt 120
122 chapt 121
123 Chapt 122
124 Chapt 123
125 Chapt 124
126 chapter 125
127 Chapter 126
128 Chapter 127
129 Chapter 128
130 Chapter 129
131 Chapter 130
132 Chapter 131
133 Chapter 132
134 Chapter 133
135 Chapter 134
136 Chapter 135
137 Chapter 136
138 Chapter 137 - Spesial part Luna's PoV
139 Chapter 138 - Special Darrel's PoV
140 Chapter 139 - Special Radith's PoV
141 Chapter 140
142 Chapter 141
143 Chapter 142
144 Chapter 143
145 Chapter 144
146 Chapter 145
147 Chapter 146
148 Chapter 147
149 Chapter 148
150 Chapter 149
151 Chapter 150
152 Chapter 151
153 Chapter 152
154 Chapter 153
155 Chapter 154
156 Chapter 155
157 Chapter 156
158 Chapter 157
159 Chapter 158
160 Chapter 159
161 Chapter 160
162 Chapter 161
163 Chapter 162
164 Chapter 163
165 Chapter 164
166 Chapter 165
167 Chapter 166
168 Chapter 167
169 Annyeong
170 Chapter 168
171 Chapter 169
172 Chapter 170
173 Chapter 171
174 Chapter 172
175 Chapter 173
176 Chapter 174
177 Chapter 175
178 Chapter 176
179 Chapter 177
180 Chapter 178
181 Chapter 179
182 Chapter 180
183 Chapter 181
184 Chapter 182
185 Chapter 183
186 Chapter 184
187 Chapter 185
188 Chapter 186
189 Chapter 187
190 Chapter 188
191 Chapter 189
192 Chapter 190
193 Chapter 191
194 Chapter 192
195 Chapter 193
196 Chapter 194
197 Chapter 195
198 Just for Fun ( Visual Hopeless)
199 S2 - Bab 1
200 S2 - bab 2
201 S2 - Bab 3
202 S2 - Bab 4
203 S2 - Bab 5
204 S2 - Bab 6
205 S2 - Bab 7
206 S2 - bab 8
207 S2 - Bab 9
208 S2 - Bab 10
209 S2 - Bab 11
210 S2 - Bab 12
211 S2 - Bab 13
212 S2 - Bab 14
213 S2 - Bab 15
214 S2 - Bab 16
215 S2 - Bab 17
216 S2 - Bab 18
217 S2 - Bab 19
218 S2 - Bab 20
219 S2 - Bab 21
220 S2 - Bab 22
221 S2 - Bab 23
222 S2 - Bab 24
223 S2 - Bab 25
224 S2 - Bab 26
225 S2 - Bab 27
226 S2 - Bab 28
227 S2 - Bab 29
228 S2 - Bab 30
229 S2- Bab 31
230 S2 - Bab 32
231 S2 - Bab 33
232 S2 - Bab 34
233 S2 - Bab 35
234 S2 - Bab 36
235 S2. - Bab 37
236 S2 - Bab 38
237 S2 - Bab 39
238 S2 - Bab 40
239 S2 - Bab 41
240 S2 - Bab 42
241 S2 - Bab 43
242 S2 - Bab 44
243 S2 - Bab 45
244 S2 - Bab 46
245 S2 - Bab 47
246 S2 - Bab 48
247 S2 - Bab 49
248 S2 - Bab 50
249 S2 - Bab 51
250 S2 - Bab 52
251 S2 - Bab 53
252 S2 - Bab 54
253 S2 - Bab 55
254 S2 - Bab 56
255 S2 - Bab 57
256 S2 - Bab 58
257 S2 - Bab 59
258 S2 - Bab 60
259 S2 - Bab 61
260 S2 - Bab 62
261 S2 - Bab 63
262 S2 - Bab 64
263 S2 - Bab 65
264 S2 - Bab 66
265 S2 - Bab 67
266 S2 - Bab 68
267 S2 - Bab 69
268 S2 - Bab 70
269 S2 - Bab 71
270 S2 - Bab 72
271 S2 - Bab 73
272 S2 - Bab 74
273 S2 - Bab 75
274 S2- Bab 76
275 S2 - Bab 77
276 S2 - Bab 78
277 S2 - Bab 79
278 S2 - Bab 80
279 S2 - Bab 81
280 S2 - Bab 82
281 Kenapa Bukan Radith?
282 S2 - Bab 83
283 S2 - Bab 84
284 S2 - Bab 85
285 S2 - Bab 86
286 S2 - LAST
287 Teaser
288 Flashback Raluna
289 Novel Baru. Kehidupan Kedua
Episodes

Updated 289 Episodes

1
Capture satu
2
Chapter Dua
3
Chapter Tiga
4
Chapter Empat
5
Capture Lima
6
Capture Enam
7
Capture Tujuh
8
Capture 8
9
Capture 9
10
Capture 10
11
Capture 11
12
Capture 12
13
Capture 13
14
Capture 14
15
Capture 15 (End)
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
chapter 75
76
chapter 76
77
chapter 77
78
chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Salam dari Author
101
Chapter 100
102
Chapter 101
103
Chapter 102
104
Chapter 103
105
Chapter 104
106
105
107
Chapt. 106
108
Chapt. 107
109
Chapt 108
110
Chapt 109
111
Chapt 110
112
Chapt 111
113
Chapt 112
114
chapt 113
115
Chapt. 114
116
Chapt 115
117
Chapt 116
118
Chapt 117
119
Chapt 118
120
Chapt 119
121
chapt 120
122
chapt 121
123
Chapt 122
124
Chapt 123
125
Chapt 124
126
chapter 125
127
Chapter 126
128
Chapter 127
129
Chapter 128
130
Chapter 129
131
Chapter 130
132
Chapter 131
133
Chapter 132
134
Chapter 133
135
Chapter 134
136
Chapter 135
137
Chapter 136
138
Chapter 137 - Spesial part Luna's PoV
139
Chapter 138 - Special Darrel's PoV
140
Chapter 139 - Special Radith's PoV
141
Chapter 140
142
Chapter 141
143
Chapter 142
144
Chapter 143
145
Chapter 144
146
Chapter 145
147
Chapter 146
148
Chapter 147
149
Chapter 148
150
Chapter 149
151
Chapter 150
152
Chapter 151
153
Chapter 152
154
Chapter 153
155
Chapter 154
156
Chapter 155
157
Chapter 156
158
Chapter 157
159
Chapter 158
160
Chapter 159
161
Chapter 160
162
Chapter 161
163
Chapter 162
164
Chapter 163
165
Chapter 164
166
Chapter 165
167
Chapter 166
168
Chapter 167
169
Annyeong
170
Chapter 168
171
Chapter 169
172
Chapter 170
173
Chapter 171
174
Chapter 172
175
Chapter 173
176
Chapter 174
177
Chapter 175
178
Chapter 176
179
Chapter 177
180
Chapter 178
181
Chapter 179
182
Chapter 180
183
Chapter 181
184
Chapter 182
185
Chapter 183
186
Chapter 184
187
Chapter 185
188
Chapter 186
189
Chapter 187
190
Chapter 188
191
Chapter 189
192
Chapter 190
193
Chapter 191
194
Chapter 192
195
Chapter 193
196
Chapter 194
197
Chapter 195
198
Just for Fun ( Visual Hopeless)
199
S2 - Bab 1
200
S2 - bab 2
201
S2 - Bab 3
202
S2 - Bab 4
203
S2 - Bab 5
204
S2 - Bab 6
205
S2 - Bab 7
206
S2 - bab 8
207
S2 - Bab 9
208
S2 - Bab 10
209
S2 - Bab 11
210
S2 - Bab 12
211
S2 - Bab 13
212
S2 - Bab 14
213
S2 - Bab 15
214
S2 - Bab 16
215
S2 - Bab 17
216
S2 - Bab 18
217
S2 - Bab 19
218
S2 - Bab 20
219
S2 - Bab 21
220
S2 - Bab 22
221
S2 - Bab 23
222
S2 - Bab 24
223
S2 - Bab 25
224
S2 - Bab 26
225
S2 - Bab 27
226
S2 - Bab 28
227
S2 - Bab 29
228
S2 - Bab 30
229
S2- Bab 31
230
S2 - Bab 32
231
S2 - Bab 33
232
S2 - Bab 34
233
S2 - Bab 35
234
S2 - Bab 36
235
S2. - Bab 37
236
S2 - Bab 38
237
S2 - Bab 39
238
S2 - Bab 40
239
S2 - Bab 41
240
S2 - Bab 42
241
S2 - Bab 43
242
S2 - Bab 44
243
S2 - Bab 45
244
S2 - Bab 46
245
S2 - Bab 47
246
S2 - Bab 48
247
S2 - Bab 49
248
S2 - Bab 50
249
S2 - Bab 51
250
S2 - Bab 52
251
S2 - Bab 53
252
S2 - Bab 54
253
S2 - Bab 55
254
S2 - Bab 56
255
S2 - Bab 57
256
S2 - Bab 58
257
S2 - Bab 59
258
S2 - Bab 60
259
S2 - Bab 61
260
S2 - Bab 62
261
S2 - Bab 63
262
S2 - Bab 64
263
S2 - Bab 65
264
S2 - Bab 66
265
S2 - Bab 67
266
S2 - Bab 68
267
S2 - Bab 69
268
S2 - Bab 70
269
S2 - Bab 71
270
S2 - Bab 72
271
S2 - Bab 73
272
S2 - Bab 74
273
S2 - Bab 75
274
S2- Bab 76
275
S2 - Bab 77
276
S2 - Bab 78
277
S2 - Bab 79
278
S2 - Bab 80
279
S2 - Bab 81
280
S2 - Bab 82
281
Kenapa Bukan Radith?
282
S2 - Bab 83
283
S2 - Bab 84
284
S2 - Bab 85
285
S2 - Bab 86
286
S2 - LAST
287
Teaser
288
Flashback Raluna
289
Novel Baru. Kehidupan Kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!