Capture Lima

(Flash back on)

"Terus sayang, terus. Kamu pasti bisa, kamu pasti kuat," suara yang menyemangati itu menambah suasana tegang dalam ruangan yang terdapat seorang wanita berusaha antara hidup dan matinya.

Erangan wanita itu semakin kuat, berusaha mendorong agar Bayi dalam perutnya dapat keluar dengan selamat. Saat dia hampir menyerah, dia menatap wajah suaminya yang membuatnya kembali bertenaga, Suaminya dapat memberi kekuatan padanya.

"aaaaarrrhhhhgggg, eeeeeeehhhh, sakiiiiiittttttttttt." rintihan dan peluh keringat seakan mendominasi ruangan ini, sang suami yang ikut menderita melihat Istrinya kesakitan, sang Suami hanya bisa memberi semangat agar Istrinya kuat.

"aaaaaahhhhhhh."

"oweeekkk, oweeeekkk, oweeekk."

Suara tangisan bayi kedua yang baru terlahir didunia membuat semua orang didalam kamar itu bernafas lega. Termasuk lelaki kecil yang memainkan kakinya di luar ruangan itu.

Saat mendengar suara bayi, dia yakin adik kecilnya sudah lahir, adik kecil yang sudah dia nanti kehadirannya sejak lama. menghempaskan rasa kesepian selama 10 tahun hidupnya.

Jordan langsung bangkit dari duduknya dan berusaha mengintip lewat pintu yang tertutup tirai, membuat Jordan berjinjit-jinjit mencari celah untuk melihat ke dalam.

Jordan mengetuk pintu itu dengan semangat dan tidak sabaran, saat pintu terbuka dan memperlihatkan ayahnya, Jordan semakin bahagia melihat wajah bahagia ayahnya. Ayahnya langsung memeluknya erat.

Ayah Jordan langsung membungkuk di depan Jordan dan mengelus kepala lelaki belia itu, menatap Puteranya yang kini menatapnya dengan sumringah dan penuh senyuman.

"Ayah harap kamu bisa jaga adik-adik kamu saat ayah Cari uang buat kalian. Kamu bisa?" tanya Lelaki tua itu namun Jordan malah memandangnya aneh

"Adik-adik? Jordan punya berapa adik?" tanya Jordan dengan raut wajah bingung.

"Jordan punya 2 adik kecil yang cantik-cantik. Jordan janji sama papa bakal ngejaga Adik-adik Jordan. Oke?" tanya Lelaki tua itu sambil menggandeng Jordan dan membawanya masuk menemui 3 malaikat cantik dalam hidupnya

"Mama, mama kenapa?" tanya Jordan melihat wajah mamanya pucat dan penuh keringat.

"Jordan, sini sayang. Peluk mama," ujar Wanita itu lalu memeluk Jordan dengan hangat, semua rasa sakitnya langsung hilang saat menatap Jordan yang sudah tumbuh lebih besar.

Jordan menatap mamanya dalam, entah mengapa perasaannya tiba-tiba sedih. Jordan memeluk mamanya lekat sambil menangis sejadi-jadinya.

Jordan sangat dekat dengan mamanya, karena sang ayah selalu bekerja setiap hari. Mamanya lah yang menemaninya dan selalu bermain dengannya hingga saking baiknya sekarang mamanya memberikan Jordan adik kecil.

"Adik Jordan namanya siapa ma?" tanya Jordan dengan wajah berbinar dan terdapat sisa air mata di wajahnya.

Wanita yang Diajak bicara malah memejamkan mata dengan nafas yang tidak berarutan, membuat Jordan kecil dan Mr. Smith bingung dan kalang kabut, Mr. Smith keluar dan memanggil dokter untuk segera menangani Istrinya.

"Pendarahan yang dialami istri bapak tidak dapat berhenti. Kita membutuhkan banyak kantong darah agar istri bapak dapat bertahan."

"Lakukan apapun yang terbaik, saya akan bayar berapapun yang penting istri saya selamat," ujar Mr. Smith tegas dengan 1 tetes air mata lolos dari tempatnya.

"Mama kenapa pa? Mama kenapa?" tanya Jordan dengan panik dan terus menangis melihat dokter membawa mamanya keluar. Mereka mengikuti Dokter itu yang membawa mamanya menuju ruang operasi, mereka menunggu dengan tidak sabar di luar ruang Operasi.

"Mama gak kenapa-napa, mama baik-baik saja Jordan," ujar Mr. Smith berusaha tenang saat melihat puteranya panik.

"Jordan sini sama papa," ujar Mr. Smith yang membuat Jordan mendekat.

"Mama gak kenapa-napa kan pa?" tanya Jordan ketakutan sambil terus menangis, Jordan tak ingin kehilangan mamanya.

Mama yang selalu ada untuk Jordan. Mama yang kuat dan selalu tersenyum, Jordan tidak rela mamanya pergi.

Mr. Smith juga tidak sanggup mengatakan apapun lagi, jujur dia juga sangat takut dan tertekan saat ini.

"Pendarahan yang dialami istri anda tetap tidak dapat dihentikan, kami akan terus berusaha. Dan kami ingin menyampaikan bahwa Istri anda ingin bertemu dengan kalian," ujar Dokter yang memakai jubah hijau dengan masker dan penutup kepala

Mr. Smith selaku pemilik rumah sakit dan Jordan langsung masuk ke ruang itu setelah memakai pakaian yang sama dengan para dokter, mereka melihat Istri dan Ibu mereka yang terbaring lemah dan wajahnya sangat pucat.

Wanita itu tersenyum dan mengusap kepala Jordan yang saat ini masih menangis, tampak wajahnya sangat kelelahan namun terdapat cinta yang sangat tulus dalam tatapannya.

"Anak laki-laki gak boleh nangis, Kalau Jordan cengeng siapa yang jagain adik-adik Jordan?" Wanita itu tersenyum sambil menguatkan Jordan

"Janji sama mama Jordan akan menjaga adik-adik Jordan," ujar wanita itu semakin melemah, Jordan hanya mengangguk sebagai jawaban membuat Wanita itu tersenyum.

Wanita tadi menghela nafas dan menutup matanya sejenak, seolah menyiratkan bahwa dia sedang menahan sakit yang luar biasa.

Sementara para dokter tetap menjalankan tugasnya, Mr. Smith mendekat ke kepala Istrinya dan mengusapnya penuh cinta, seakan tidak ingin Istrinya mengalami kesakitan yang lebih lagi, seakan Beliau mengatakan 'Tak apa, aku disini, aku tidak akan membiarkan kamu kesakitan sendirian, bertahanlah.'

"Kamu kasih nama siapa anak kita?" tanya Mr. Smith yang berusaha tegar dan masih berusaha tersenyum.

"Danesya Azura Wilkinson , Anak dari keluarga Wilkinson yang murni yang lahir dilangit biru," ujar Wanita itu sambil meneteskan air matanya, tersenyum menatap manik mata suami yang sudah cukup lama berada di hidupnya.

"yang satunya?" tanya Mr. Smith sambil mengusap kepala Istri yang sangat disayanginya, separuh dari nyawanya.

"Lunetta Azura Wilkinson, Bulan kecil keluarga Wilkinson yang lahir di langit biru." setitik air mata terjatuh lagi saat Istrinya menyebutkan arti nama puteri kecilnya.

"Nama yang cantik. Aku yakin mereka akan tumbuh jadi anak yang cantik sepertimu, terimakasih sudah memberi 2 malaikat Cantik untukku," ujar Mr. Smith mengecup lama kepala Istrinya sementara Jordan langsung memeluk tubuh mamanya dari sisi lainnya.

"Maafkan aku belum bisa jadi Istri yang terbaik, maafkan mama tidak bisa menemani Jordan sampai Jordan dewasa nanti," wanita itu semakin melirih dengan aliran air dipipinya.

"Bicara apa kamu? Kamu harus bertahan, bertahanlah sedikit lagi, dokter sedang berusaha."

"Sayang..." Pertahanan Mr. Smith runtuh, air mata yang berusaha dia tahan akhirnya meluruh. Sudah lama Istrinya tidak memanggilnya seperti itu. Mendengar suara lirih istrinya tentu membuat hatinya tersayat sangat dalam.

"Kamu adalah Istri terbaik di dunia ini, kamu Mama terbaik di dunia ini, kamu jangan bicara begitu, kamu harus terus hidup, kamu temani anak-anak kita sampai mereka menikah dan kita hidup bersama sampai rambut kita memutih," tegas Mr. Smith tak terbantahkan, wanita tadi semakin tersenyum, meski wajahnya kian memutih dan tangannya kian terasa dingin.

Mr. Smith mengusap keringat dan air mata yang memenuhi wajah Istrinya, merasakan dinginnya kulit Wanita yang mengisi hatinya untuk waktu yang lama.

"Apa kamu ingat pertama kali kita ketemu?" tanya Mr. Smith dengan sedikit bergetar, berusaha untuk tidak menitikkan air mata lagi.

"Hmmm, Aku ingat, kamu maling mangga di rumah aku."

"hahahaha," Mr. Smith langsung tertawa mengingat kelakuannya saat remaja dulu, meski kini dalam tawanya terasa hambar.

"Habisnya mangga di rumah kamu lebih manis dari yang lain, seperti kamu, wanita paling manis yang pernah aku temui."

"Tapi aku gak nyangka awal pertemuan kita yang tidak terduga itu justru membuat aku selalu ingin bertemu kamu."

"Aku jadi sering sengaja datang ke rumah kamu untuk maling mangga, padahal sebenarnya aku hanya ingin bertemu kamu."

"Hmmm, Aku tahu," jawab Ny. Smith dengan lirih.

"Hingga akhirnya kita berpacaran dan menikah, dan kamu selalu menuruti apapun yang menjadi kehendakku."

"Itu sudah menjadi tugasku sebagai istrimu."

"Yah, kau benar, itu sudah menjadi tugasmu, Dan sekarang kamu masih menjadi Istriku kan?" tanya Mr. Smith dengan serius.

"Tentu saja," jawab Ny. Smith dengan cepat, meski suaranya kian melemah.

"Itu artinya kamu harus menuruti apa yang aku kehendaki, sekarang aku minta kamu untuk bertahan. Berjanjilah padaku untuk berumur panjang, temani aku di hari tuaku, ku mohon." Mr. Smith langsung menangis setelah memohon pada Istrinya, tidak sanggup membayangkan kehilangan separuh dari hidupnya.

Ny. Smith langsung menangis, dengan gelengan singkat dan lemah yang membuat Mr. Smith semakin terjatuh dan merasakan tikaman yang menyesakkan dadanya.

"Maaf, aku pamit." Untuk pertama kali dalam hidupnya, Istrinya tidak menuruti perkataannya. Istrinya mulai menutup mata dengan wajah yang tersenyum, wajahnya damai dan seolah berkata dia tidak merasakan sakit lagi.

"Sayang, aku melepasmu, pergilah dalam damai dan tunggulah aku disana, Aku selalu mencintaimu," bisik Mr. Smith yang dibalas dengan setitik air mata yang meluruh ke pipi Ny. Smith, dikecupnya dahi wanita yang sangat dicintainya, yang kini telah pergi untuk selamanya.

"Mama, mama bangun, mama jangan tidur disini," ujar Jordan dengan sedih, Dia masih berusaha membangunkan Mamanya meski dia sudah paham dengan apa yang terjadi

Jordan menangis sejadi-jadinya karena mamanya tidak membuka mata sama sekali sekuat apapun dia membangunkannya.

Papanya sudah meluruh dan terduduk di lantai, yang kemudian berdiri dan memeluk Mamanya dengan erat, air matanya mengalir deras, meski tak bersuara, Jordan yakin papanya tertekan dan sangat merasa kehilangan

Hari itu, Dua malaikat kecil telah hadir dan seakan menjadi Gantinya, satu malaikat Harus pergi.

(Flash Back off)

"Abang gak dengerin Luna ngomong ya?" seru Luna kesal saat Jordan yang ada di sebelahnya malah terdiam

"Kamu ngomong panjang banget, males abang dengernya," Kilah Jordan memasang wajah malas menutupi rasa sedih saat mengingat kejadian itu

"Abang ih, ini gimana Luna udah beli sepatu banyak banget, mana Hitam semua. Yakalik gak kepake." Mereka memang sudah membeli perlengkapan sekolah Luna saat Luna sudah menyelesaikan Tes tahap akhir, Luna memaksa Jordan menemaninya untuk belanja dan Jordan hanya menurut saja

Hingga saat sudah membayar seragam dan semua keperluan, Luna baru tahu bahwa sepatu yang digunakan akan diberikan oleh pihak sekolah yang artinya 1 sekolah memakai sepatu bermodel sama.

Luna yang sudah membeli banyak sepatu berharga cukup mahal itu menjadi kesal dengan peraturan sekolah barunya.

"Kasihin aja ke anak Jalanan, toh gak akan kamu pakai sepatu warna hitam," ujar Jordan sembari menatap adiknya, mata Luna mirip sekali dengan mamanya. Mata berwarna campuran amber -mata berwarna tembaga- dan coklat kehitaman, sangat Cantik.

"Good Idea. Abang aja nih bawa ke anak jalanan sekalian berangkat ke kantor," ujar Luna seenak hatinya

"Lah kok abang?" tanya Jordan terkejut

"Kan abang yang usul," ujar Luna tidak mau tahu

"Lah kan sepatu juga kamu yang beli," sahut Jordan tak mau kalah

"Abang gak kasihan sama Luna? badan Luna masih sakit karna Tes fisik kemarin. Bayangin aja bang disuruh keliling lapangan 5 kali mana Lapangannya segede parkiran senayan." Luna mulai mengeluarkan jurusnya, memelas pada Jordan

"Jangan manja, kamu sekolah disana ya tujuannya itu." Jordan masih bersikukuh dengan penolakannya, kali ini dia tidak akan kalah dari adiknya.

"Abaang," Kali ini Luna bergelayut di lengan berotot milik Jordan

"Enggak, kamu sendiri," ujar Jordan dengan menatap kearah lain, Jangan sampai melihat wajah Luna yang saat ini pasti sedang memelas

"Baangg," rengek Luna yang kini berusaha menampakkan wajahnya pada Jordan, namun Jordan terus menghindar.

"Baangg." Luna masih berusaha dan kali ini dia membuat wajahnya semelas mungkin, dengan Puppy Eyes andalannya yang sedikit berkaca-kaca. Luna berhasil

Jordan menengok kearah Luna dan menghela nafasnya, Jordan tak menjawab apapun. Jordan menikmati wajah Luna yang sedang berusaha merayunya

"Abang ih," ujar Luna mengerucutkan bibirnya, membuat Jordan sangat gemas hingga mengusap kasar wajah Luna, kemudian Jordan terkekeh.

"Iya abang yang kasih. Wajahnya gak usah sok melas."

"Yesss." Sorakan Luna dengan senang dan ciuman di pipinya semakin membuat Jordan tersenyum

"Luna mau tanya deh bang," ujar Luna mendadak serius

"Tanya apa?"

"Kenapa abang selalu ngeiyain apa yang Luna minta?" tanya Luna dengan wajah yang menunjukkan rasa penasarannya

"Karna abang sayang sama kamu," Ujar Jordan terdengar asal, namun sebenarnya dia tulus

"abang ih, alasan lain. Pasti ada alasan lain," desak Luna pada lelaki disampingnya

"Dulu mama pernah pesan, Abang harus Jaga kamu. Abang gak boleh bikin kamu sedih, makanya abang gak bisa lihat kamu sedih kayak tadi," ujar Jordan dengan jujur sambil mengusap kepala Luna.

Luna memeluk badan Jordan dari samping secara tiba-tiba, Jordan sempat terkejut sebelum akhirnya membalas pelukan Lunanya.

"Luna sayang sama abang," ujar Luna tulus

"Abang tahu," ujar Jordan sambil mengusap kepala Luna

"Maafin Luna sering ngerepotin abang dengan sikap manja Luna, bahkan abang harus nunda S3 abang karna Luna," ujar Luna menjadi sedih menyadari sifat menyebalkannya

"Mulutnya jelek ya, abang gakpapa kok Luna manja sama abang, tapi Luna juga harus belajar mandiri. Luna sekarang sekolah di sekolah cowok yang semi militer loh," ujar Jordan sambil mengecup ringan pucak kepala Adiknya

Suasana yang penuh haru langsung sirna saat Jordan mengatakan bahwa Luna kini bersekolah di sekolah mayoritas lelaki, fakta itu sangat membuat Luna muak.

"Abang mah gituuuu," rengek Luna sambil mengeratkan pelukannya

"Hahahahaha, gak akan seburuk itu kok, malah kamu gampang dapet pacarnya dong," ujar Jordan tak gentar memancing emosi adiknya.

Luna merengut dan enggan menjawab pernyataan tidak bermutu dari Jordan.

"Luna itu apa bagi abang?" tanya Luna tiba-tiba, membuat Jordan tersentak dengan pertanyaan itu

"Eh?"

"Eemm Luna itu malaikat abang, malaikat yang Tuhan kasih buat abang Jaga," ujar Jordan menatap manik indah milik Luna

"Luna sayang sama Abang, Luna yakin Mama juga sayang sama Abang, Danesya juga sayang Abang, kak Nayshila juga sayang sama Abang," ujar Luna panjang lebar, Jordan tidak menjawab.

Melihat wajah Jordan yang bersedih membuat Luna merasa bersalah. Luna tahu Jordan sudah melewati hari yang sangat berat.

"Abang bilang abang bakal nurutin Luna terus kan?" tanya Luna mengalihkan pembicaraan

"Iya dong," ujar Jordan yakin dan tampak tidak berpikir

"Yess, aku bisa memanfaatkan ini," ujar Luna dengan suara Iblis yang dibuat-buat

"Hmmm, Mama memang minta abang nurutin kamu. Tapi papa juga bilang kalau kamu manja abang harus sita aset kamu," ujar Jordan tersenyum, baru Luna akan menyela, Jordan meneruskan perkataannya

"Berhubung abang anak berbakti, abang bakal turutin semua permintaan kamu. Tapi setiap abang nurutin kamu, abang harus sita aset kamu, baik kan abang." Mendengar itu Luna melongo parah, tidak percaya dengan apa yang diucapkan Jordan

"Kakak Durhaka."

Terpopuler

Comments

riska yuliana

riska yuliana

kembaran'a luna kmna ka..

2020-10-07

3

#siss misa

#siss misa

Kak author, aku nyesek banget bacanya saat moment kepergian ibu Luna. asli, langsung kebayang jadi langsung sedih banget. Semangat terus ya Thor 💪

2020-04-21

3

Sisilia Jho

Sisilia Jho

tapi kembaran luna mana ya..ada sih nama nya sempat di sebut di episod awal tapi gak di sebut kalau dia kembaran nya luna terus sekarang lagi di mana???

2019-11-29

4

lihat semua
Episodes
1 Capture satu
2 Chapter Dua
3 Chapter Tiga
4 Chapter Empat
5 Capture Lima
6 Capture Enam
7 Capture Tujuh
8 Capture 8
9 Capture 9
10 Capture 10
11 Capture 11
12 Capture 12
13 Capture 13
14 Capture 14
15 Capture 15 (End)
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 chapter 75
76 chapter 76
77 chapter 77
78 chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Salam dari Author
101 Chapter 100
102 Chapter 101
103 Chapter 102
104 Chapter 103
105 Chapter 104
106 105
107 Chapt. 106
108 Chapt. 107
109 Chapt 108
110 Chapt 109
111 Chapt 110
112 Chapt 111
113 Chapt 112
114 chapt 113
115 Chapt. 114
116 Chapt 115
117 Chapt 116
118 Chapt 117
119 Chapt 118
120 Chapt 119
121 chapt 120
122 chapt 121
123 Chapt 122
124 Chapt 123
125 Chapt 124
126 chapter 125
127 Chapter 126
128 Chapter 127
129 Chapter 128
130 Chapter 129
131 Chapter 130
132 Chapter 131
133 Chapter 132
134 Chapter 133
135 Chapter 134
136 Chapter 135
137 Chapter 136
138 Chapter 137 - Spesial part Luna's PoV
139 Chapter 138 - Special Darrel's PoV
140 Chapter 139 - Special Radith's PoV
141 Chapter 140
142 Chapter 141
143 Chapter 142
144 Chapter 143
145 Chapter 144
146 Chapter 145
147 Chapter 146
148 Chapter 147
149 Chapter 148
150 Chapter 149
151 Chapter 150
152 Chapter 151
153 Chapter 152
154 Chapter 153
155 Chapter 154
156 Chapter 155
157 Chapter 156
158 Chapter 157
159 Chapter 158
160 Chapter 159
161 Chapter 160
162 Chapter 161
163 Chapter 162
164 Chapter 163
165 Chapter 164
166 Chapter 165
167 Chapter 166
168 Chapter 167
169 Annyeong
170 Chapter 168
171 Chapter 169
172 Chapter 170
173 Chapter 171
174 Chapter 172
175 Chapter 173
176 Chapter 174
177 Chapter 175
178 Chapter 176
179 Chapter 177
180 Chapter 178
181 Chapter 179
182 Chapter 180
183 Chapter 181
184 Chapter 182
185 Chapter 183
186 Chapter 184
187 Chapter 185
188 Chapter 186
189 Chapter 187
190 Chapter 188
191 Chapter 189
192 Chapter 190
193 Chapter 191
194 Chapter 192
195 Chapter 193
196 Chapter 194
197 Chapter 195
198 Just for Fun ( Visual Hopeless)
199 S2 - Bab 1
200 S2 - bab 2
201 S2 - Bab 3
202 S2 - Bab 4
203 S2 - Bab 5
204 S2 - Bab 6
205 S2 - Bab 7
206 S2 - bab 8
207 S2 - Bab 9
208 S2 - Bab 10
209 S2 - Bab 11
210 S2 - Bab 12
211 S2 - Bab 13
212 S2 - Bab 14
213 S2 - Bab 15
214 S2 - Bab 16
215 S2 - Bab 17
216 S2 - Bab 18
217 S2 - Bab 19
218 S2 - Bab 20
219 S2 - Bab 21
220 S2 - Bab 22
221 S2 - Bab 23
222 S2 - Bab 24
223 S2 - Bab 25
224 S2 - Bab 26
225 S2 - Bab 27
226 S2 - Bab 28
227 S2 - Bab 29
228 S2 - Bab 30
229 S2- Bab 31
230 S2 - Bab 32
231 S2 - Bab 33
232 S2 - Bab 34
233 S2 - Bab 35
234 S2 - Bab 36
235 S2. - Bab 37
236 S2 - Bab 38
237 S2 - Bab 39
238 S2 - Bab 40
239 S2 - Bab 41
240 S2 - Bab 42
241 S2 - Bab 43
242 S2 - Bab 44
243 S2 - Bab 45
244 S2 - Bab 46
245 S2 - Bab 47
246 S2 - Bab 48
247 S2 - Bab 49
248 S2 - Bab 50
249 S2 - Bab 51
250 S2 - Bab 52
251 S2 - Bab 53
252 S2 - Bab 54
253 S2 - Bab 55
254 S2 - Bab 56
255 S2 - Bab 57
256 S2 - Bab 58
257 S2 - Bab 59
258 S2 - Bab 60
259 S2 - Bab 61
260 S2 - Bab 62
261 S2 - Bab 63
262 S2 - Bab 64
263 S2 - Bab 65
264 S2 - Bab 66
265 S2 - Bab 67
266 S2 - Bab 68
267 S2 - Bab 69
268 S2 - Bab 70
269 S2 - Bab 71
270 S2 - Bab 72
271 S2 - Bab 73
272 S2 - Bab 74
273 S2 - Bab 75
274 S2- Bab 76
275 S2 - Bab 77
276 S2 - Bab 78
277 S2 - Bab 79
278 S2 - Bab 80
279 S2 - Bab 81
280 S2 - Bab 82
281 Kenapa Bukan Radith?
282 S2 - Bab 83
283 S2 - Bab 84
284 S2 - Bab 85
285 S2 - Bab 86
286 S2 - LAST
287 Teaser
288 Flashback Raluna
289 Novel Baru. Kehidupan Kedua
Episodes

Updated 289 Episodes

1
Capture satu
2
Chapter Dua
3
Chapter Tiga
4
Chapter Empat
5
Capture Lima
6
Capture Enam
7
Capture Tujuh
8
Capture 8
9
Capture 9
10
Capture 10
11
Capture 11
12
Capture 12
13
Capture 13
14
Capture 14
15
Capture 15 (End)
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
chapter 75
76
chapter 76
77
chapter 77
78
chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Salam dari Author
101
Chapter 100
102
Chapter 101
103
Chapter 102
104
Chapter 103
105
Chapter 104
106
105
107
Chapt. 106
108
Chapt. 107
109
Chapt 108
110
Chapt 109
111
Chapt 110
112
Chapt 111
113
Chapt 112
114
chapt 113
115
Chapt. 114
116
Chapt 115
117
Chapt 116
118
Chapt 117
119
Chapt 118
120
Chapt 119
121
chapt 120
122
chapt 121
123
Chapt 122
124
Chapt 123
125
Chapt 124
126
chapter 125
127
Chapter 126
128
Chapter 127
129
Chapter 128
130
Chapter 129
131
Chapter 130
132
Chapter 131
133
Chapter 132
134
Chapter 133
135
Chapter 134
136
Chapter 135
137
Chapter 136
138
Chapter 137 - Spesial part Luna's PoV
139
Chapter 138 - Special Darrel's PoV
140
Chapter 139 - Special Radith's PoV
141
Chapter 140
142
Chapter 141
143
Chapter 142
144
Chapter 143
145
Chapter 144
146
Chapter 145
147
Chapter 146
148
Chapter 147
149
Chapter 148
150
Chapter 149
151
Chapter 150
152
Chapter 151
153
Chapter 152
154
Chapter 153
155
Chapter 154
156
Chapter 155
157
Chapter 156
158
Chapter 157
159
Chapter 158
160
Chapter 159
161
Chapter 160
162
Chapter 161
163
Chapter 162
164
Chapter 163
165
Chapter 164
166
Chapter 165
167
Chapter 166
168
Chapter 167
169
Annyeong
170
Chapter 168
171
Chapter 169
172
Chapter 170
173
Chapter 171
174
Chapter 172
175
Chapter 173
176
Chapter 174
177
Chapter 175
178
Chapter 176
179
Chapter 177
180
Chapter 178
181
Chapter 179
182
Chapter 180
183
Chapter 181
184
Chapter 182
185
Chapter 183
186
Chapter 184
187
Chapter 185
188
Chapter 186
189
Chapter 187
190
Chapter 188
191
Chapter 189
192
Chapter 190
193
Chapter 191
194
Chapter 192
195
Chapter 193
196
Chapter 194
197
Chapter 195
198
Just for Fun ( Visual Hopeless)
199
S2 - Bab 1
200
S2 - bab 2
201
S2 - Bab 3
202
S2 - Bab 4
203
S2 - Bab 5
204
S2 - Bab 6
205
S2 - Bab 7
206
S2 - bab 8
207
S2 - Bab 9
208
S2 - Bab 10
209
S2 - Bab 11
210
S2 - Bab 12
211
S2 - Bab 13
212
S2 - Bab 14
213
S2 - Bab 15
214
S2 - Bab 16
215
S2 - Bab 17
216
S2 - Bab 18
217
S2 - Bab 19
218
S2 - Bab 20
219
S2 - Bab 21
220
S2 - Bab 22
221
S2 - Bab 23
222
S2 - Bab 24
223
S2 - Bab 25
224
S2 - Bab 26
225
S2 - Bab 27
226
S2 - Bab 28
227
S2 - Bab 29
228
S2 - Bab 30
229
S2- Bab 31
230
S2 - Bab 32
231
S2 - Bab 33
232
S2 - Bab 34
233
S2 - Bab 35
234
S2 - Bab 36
235
S2. - Bab 37
236
S2 - Bab 38
237
S2 - Bab 39
238
S2 - Bab 40
239
S2 - Bab 41
240
S2 - Bab 42
241
S2 - Bab 43
242
S2 - Bab 44
243
S2 - Bab 45
244
S2 - Bab 46
245
S2 - Bab 47
246
S2 - Bab 48
247
S2 - Bab 49
248
S2 - Bab 50
249
S2 - Bab 51
250
S2 - Bab 52
251
S2 - Bab 53
252
S2 - Bab 54
253
S2 - Bab 55
254
S2 - Bab 56
255
S2 - Bab 57
256
S2 - Bab 58
257
S2 - Bab 59
258
S2 - Bab 60
259
S2 - Bab 61
260
S2 - Bab 62
261
S2 - Bab 63
262
S2 - Bab 64
263
S2 - Bab 65
264
S2 - Bab 66
265
S2 - Bab 67
266
S2 - Bab 68
267
S2 - Bab 69
268
S2 - Bab 70
269
S2 - Bab 71
270
S2 - Bab 72
271
S2 - Bab 73
272
S2 - Bab 74
273
S2 - Bab 75
274
S2- Bab 76
275
S2 - Bab 77
276
S2 - Bab 78
277
S2 - Bab 79
278
S2 - Bab 80
279
S2 - Bab 81
280
S2 - Bab 82
281
Kenapa Bukan Radith?
282
S2 - Bab 83
283
S2 - Bab 84
284
S2 - Bab 85
285
S2 - Bab 86
286
S2 - LAST
287
Teaser
288
Flashback Raluna
289
Novel Baru. Kehidupan Kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!