Mencintai Ibu Sahabatku
...***Jangan lupa untuk memberikan jejak dukungannya sebelum membaca👍...
...Terimakasih🤗***...
"Perkenalkan, beliau adalah Pak Bara Pranaja, presdir baru kita yang akan memimpin perusahaan ini," ucap seorang manajer kepada seluruh karyawan yang berkumpul di ruangan itu untuk memperkenalkan pimpinan baru mereka.
Serentak semua Karyawan yang ada di ruangan itu membungkukkan badan untuk memberi hormat kepada presdir baru mereka.
"Baikalah, kalian bisa kembali ke tempat kalian masing-masing dan melanjutkan pekerjaan kalian," perintah manajer tersebut.
Para karyawan pun kembali ke posisi mereka masing-masing. Tapi tidak dengan beberapa karyawan wanita, mereka masih berdiri disanan sambil berbisik antara sesamanya memuji ketampanan presdir baru tersebut.
Mereka masih terpesona dengan ketampanan presdir yang masih terlihat sangat muda dan gagah, dengan postur tubuh yang tinggi dan terlihat kokoh membuat kaum hawa yang melihat semakin terpesona.
"Letak kan dokumen-dokumen itu di mejaku," perintah Bara pada sekretaris yang membawa beberapa dokumen ke ruang kerjanya.
Sekretaris itu pun meletakkan dokumen tersebut di meja kerja atasannya lalu kembali ke ruangannya.
Ponsel Bara berbunyi. Lalu ia pun menggeser layar ponselnya begitu mengetahui siapa penelpon tersebut.
" Iya ma...."
"Gimana, apa kamu suka dengan ruangan kerja kamu?"
"Iya ma... Bara suka koq," Bara melemparkan pandangannya ke setiap sisi ruangan kerjanya.
"Ya sudah, bagus kalau kamu senang. selamat bekerja ya sayang...."
Ini adalah hari pertama Bara bekerja di perusahaan semenjak kepergian Almarhum papanya.
Selama ia kuliah di Amerika, kakak perempuannya lah yang memegang sementara perusahaan tersebut sampai akhirnya ia menyelesaikan pendidikannya.
Kini kakaknya telah menyerahkan tanggung jawab tersebut dengan alasan ingin fokus mengurus anak dan suaminya.
Bara merupakan anak yang sangat penurut dan menghormati orangtuanya. bahkan ia rela mengubur cita-citanya menjadi seorang Tentara demi mengabulkan permintaan keluarganya untuk mengurus perusahaan.
...-------*****-------...
"Ma, Ricky berangkat dulu," pamit Eicky seraya mencium punggung tangan mamanya. "Mama gak sekalian Ricky anterin aja?" Tanya Ricky pada ibunya.
"Nggak perlu, kamu duluan aja entar kamu telat," jawab Raisa pada putra semata wayangnya.
"Hati-hati sayang, jangan lupa pakai helm, jangan ngebut, periksa SIM dulu jangan sampai ketinggalan!"
"Iyaa ma...."
Itulah yang selalu di dengarnya setiap hari, pesan yang sama.
Entah kenapa mama selalu menganggap ku belum dewasa meskipun kini aku sudah kuliah.
Itulah yang selalu ada di dalam pikiran Ricky mengenai mamanya. Tapi ia akui memang dari dulu sampai saat ini ia masih selalu bergantung pada mamanya, baik sebagai tempat curhat maupun sekedar bertukar pendapat.
Sejak kecil ia memang selalu lebih dekat dengan mamanya di banding papanya yang selalu sibuk bekerja di luar daerah karena tuntutan pekerjaan papanya yang sebagai Abdi Negara.
Sampai akhirnya ia menerima kenyataan harus berpisah dengan Papanya untuk selamanya dua tahun yang lalu, kini hanya mamanya lah orang satu-satunya yang paling dekat dengannya.
"Woyy...! Rick buruan, bentar lagi kita ada kelas nih! Teriak Adit pada Ricky yang hampir telat.
"Iya, gue tau!" Sahut Ricky sambil merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan.
"Lemot sih loe...."
"Loe kan tau sendiri nyokap gue gimana."
"Iya sih..., nyokap loe emang perhatian banget dari dulu, gue salut deh sama nyokap loe," Adit Menepuk pundak Ricky sambil tertawa karena mengingat Ricky yang selalu di perlakukan seperti anak kecil oleh mamanya.
...---***---...
"Rina, tolong kamu cek kembali nama-nama pelanggan yang udah masuk daftar pengiriman hari ini," perintah Raisa pada salah satu pegawainya.
"Iya mbak, tadi udah saya cek apa perlu saya cek ulang?" Sahut Rina sambil membantu Raisa meletakkan barang barang bawaannya.
"Oke, terimakasih...."
"Itu udah tugas saya mbak,harusnya kami yang berterimakasih karena mbak selama ini udah baik banget mau nerima kita kerja di sini, iya gak? Seru Rina pada kedua rekannya yang lain.
"Iya, kita bersyukur banget mbak udah kasi kita pekerjaan dan kita juga betah kerja di sini," sahut Nia.
"Semua itu kan karena saya juga butuh tenaga kalian buat bantu saya disini, kalau gak ada kalian saya bakal kerepotan mengurus semuanya," jelas Raisa dengan senyum ramahnya.
"Kita semua salut sama mbak Raisa, semoga aja mbak semakin sukses."
"Terimakasih do'a nya. Ayo lanjutkan kerjanya," perintah Raisa pada ketiga pegawainya.
Sebelum suaminya meninggal, Raisa memang sudah sibuk mengurus Toko kue tersebut. awalnya ia hanya sekedar untuk mengisi waktu luangnya saja tapi makin hari perkembangan Toko kue tersebut semakin banyak kemajuan,dan para pelanggan pun semakin bertambah. bahkan kadang mereka menerima pesanan dari perusahaan.
Hingga akhirnya ia memutuskan mencari beberapa pegawai untuk membantunya.
Di rumah
"Ma...."
"Iya, kenapa Rick...?" Tanya Raisa mendengar putranya memanggil.
"Ma, boleh ya malam ini Ricky keluar?"
"Mau kemana lagi sih Rick, ini udah malam sebaiknya di rumah aja, emang kamu gak capek? Udah hampir seharian kamu berada di luar, masa malam gini kamu mau jalan lagi," ucap Raisa menasihati putranya.
"Ya beda lah ma, kalau siang kan Ricky keluar buat kuliah, kan Ricky juga pengen keluar seperti teman-teman Ricky yang lain," rengek Ricky pada ibunya.
" Ricky... kan, mama udah sering bilang gak perlu ngikutin kebiasaan teman kamu yang sering keluar malam, kenapa sih kamu gak ngikutin kebiasaan yang baik aja? Kan, masih banyak hal-hal bermanfaat yang bisa kamu lakuin tanpa harus keluar rumah."
"Kenapa sih ma, mama selalu aja nganggap Ricky anak kecil? Padahal kan Ricky udah dewasa," protes Ricky.
"Apa buktinya kalau kamu udah dewasa? Ngebenerin kerah baju kamu aja mama yang sering lakuin, bukain pintu buat teman cewek kamu aja mama juga yang lakuin terus kamu masih mau bilang kalau kamu udah dewasa?"
"Kenapa sih mama selalu aja mengungkit itu? rajuk Ricky sembari meninggalkan kamar ibunya.
* Sampai kapan pun kamu akan mama anggap putra kecil mama *
lima menit kemudian
"Ma, Ricky boleh ya ngajak Adit ke rumah? Ricky menyembulkan kepalanya di pintu kamar mamanya.
"Emang kapan mama ngelarang kamu buat ngajak teman kamu main ke rumah?" Raisa hanya tersenyum melihat tingkah putranya.
Raisa lebih memilih jika Ricky mengajak temannya main ke rumah ketimbang harus membiarkan anaknya keluyuran di luar sana.
Setidaknya ia bisa tetap mengawasi anaknya pikirnya.
**Ada beberapa cerita yang memang benar adanya di kehidupan nyata.
Terutama kasih sayang seorang Ibu yang selalu menganggap anak-anaknya masih kecil meskipun mereka sudah Dewasa.
😍😍**
Beberapa siswa perempuan berkerumun di halaman kampus siang itu. Mereka tidak ingin melewatkan kesempatan untuk menikmati ketampanan pria yang berdiri di samping mobil mewahnya.
"Siapa ya, koq ganteng banget sihh....??" Ucap salah satu mahasiswi.
..._ 👍...
..._ ❤...
..._ 🎁 Bagi yang berkenan😚...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Ita Maisaroh
he..he..aq banget...tenang rasanya kalo anak " dan temen " nya pada kumpul di rmh...bisa aq pantau.😁😁
2024-05-16
0
anan
hadir k👏👏👏
2022-12-30
0
Elsa Sabrina salahbilla
setuju sama cerita ini
2022-12-24
0