...***Jangan lupa untuk memberikan jejak dukungannya sebelum membaca👍...
...Terimakasih🤗***...
Bara mengemudi kan mobilnya ke sebuah area kost-kostan dan memarkir kan nya disana.Ia berniat menemui Adit dan berharap bisa membantu nya meringankan sedikit beban di hati nya meski hanya sekedar menjadi pendengar saja.
"Tumben," sambut Adit ketika melihat Bara yang tidak biasanya datang ke kostan nya.
"Harusnya loe bersyukur gue mau dateng ke kostan loe yang sumpek kayak gini."
"Ya udah, balik sana."
"Gue mau istirahat dulu, bentar lagi gue juga pulang," Bara merebahkan badannya di kasur Adit yang tampak kusut.
"Gila, ini tempat tidur atau apaan sih, udah berapa abad loe gak cuci nih sprey butek kayak gini!?"
"Hehe sorry, gue sendiri lupa kapan terakhir gue nyuci," ucap Adit seraya nyengir. "Loe kesini cuma bawa diri loe aja nih?" Tanyanya lagi seraya mendudukkan tubuhnya di tempat tidur.
"Ya iyalah, mana mau nyokap gue di ajak kesini."
"Yaile Bar, loe gak peka ya jadi teman."
"Entar dari sini gue traktir deh."
"Serius, ok deh loe emang temen gue."
"Emang kemarin kemarin gue bukan temen loe? Giliran makanan aja...."
"Hehe...," Adit hanya membalas dengan cengirannya.
Adit memperhatikan sikap Bara. Menurutnya seperti ada sesuatu yang mengganggu pikiran sahabatnya itu.
"Loe lagi ada masalah ya? Ceritain ke gue kali aja gue bisa bantu."
"Yakin loe mau dengerin?" Loe gak bakal jadi ember bocor kan?"
"Gue akuin mulut gue emang sering keceplosan, tapi gak bocor juga. Apa lagi kalo masalahnya pribadi banget," Jelas Adit.
"Masalah gue berat Dit, gue gak tau harus ngomong ke siapa," Bara menatap kosong.
"Emang seberat apa masalah loe...? Kali aja gue bisa bantu mikir."
"Gue gak tau harus berhenti atau memperjuangkan yang gue inginkan."
"Apa perusahaan loe mau gulung tikar? Bukannya selama ini perusahaan loe baik-baik aja?"
"Ini bukan menyangkut masalah perusahaan dan gak ada hubungannya dengan perusahaan Dit. Kalau pun ada masalah di perusahaan gue gak bakal cerita ke loe."
"Hehe..., terus masalah loe apaan?"
"Gue minta pendapat ke loe nih, wajar gak sih naksir sama orang yang lebih tua dari loe?"
"Menurut gue sih gak masalah karena tante gue juga lebih tua dua tahun dari om gue dan mereka anteng-anteng aja sampe sekarang mereka udah punya empat orang anak," jelas Adit.
"Yah kalo cuma selisih dua tahun doang sih gak masalah, kalo misalkan puluhan gimana menurut loe?"
"Busheet! nenek-nenek dong!?" Adit pun tergelak.
"Gue udah yakin loe gak bakal bisa di ajak ngomong," kesal Bara.
"Iya iya sorry..., tapi kenapa tiba-tiba loe ngebahas masalah kayak gini sih?"
"Loe kan mau tau masalah gue, sekarang loe malah nanya lagi!?"
"Jadi loe beneran naksir nenek-nenek Bar!? Waduhhh gue bingung mo ngomong apa," Adit pun langsung angkat tangan.
"Lagian loe ada-ada aja, bukannya pulang bawa bule eh... malah naksir oma oma."
"Sekali lagi loe ngomong, gue bogem loe!" Ancam Bara.
"Bucin loe! Ehh, kenapa loe gak coba cerita ke Ricky aja sih, biar kata dia anak manja tapi kan otaknya lumayan tuh?" Usul Adit.
"Ya gak mungkin lah, Ricky gak akan ngerti masalah beginian."
"Iya juga sih, tapi kenapa loe ceritain ke gue?"
"Setidaknya loe udah pernah pacaran, beda sama Ricky."
M**aaf Dit, terpaksa gue muji loe
gak mungkin gue ini ceritain ke Ricky.
"Hehe...," Adit tersenyum bangga.
"Ayo buruan!" Ajak Bara seraya beranjak dari tempat tidur lalu merapikan jas dan kemejanya.
"Kemana?"
"Mau makan gak?"
"Iya iya...."
"Pura-pura lupa lagi loe, gue tunggu di mobil jangan lama-lama!?"
Bara keluar dari kostan dan menunggu di mobil. Tidak lama Adit menyusul dan mereka pun pergi ke sebuah cafe yang biasa mereka kunjungi.
Adit bingung harus memesan apa karena menurutnya hampir semua makanan disitu terlihat enak.
Mereka mengobrol sambil menunggu pesanan mereka datang.
"Dit, gue mau ke toilet bentar," ucap Bara lalu meninggalkan meja.
"Ok, tapi jangan kabur loe."
Beberapa saat menunggu Adit mulai bosan hingga akhirnya ia kepikiran buat kepoin ponsel Bara yang tergeletak di meja tersebut.
"Kali aja ada foto bule seksi," gumamnya sambil menggeser layar ponsel. Dengan mudah ia bisa membuka paswordnya. Persahabatan yang sudah terjalin cukup lama membuat mereka tidak merahasiakan apa pun termasuk pasword mereka masing masing.
"Ternyata loe emang type sahabat sejati Bar, gue jadi nyesel tadi ngeremehin selera loe" gumam Adit saat mengetahui Bara masih menyimpan foto-foto mereka. Adit pun terus menggeser layar ponsel.
"Inikan tante Raisa, koq bisa ikut ke foto juga?" Gumamnya lagi, mengingat malam acara kumpul-kumpul yang mereka adakan di rumah Ricky beberapa hari sebelum kepergian Bara ke Amerika.
"Pantes aja Ricky ganteng banget, nyokapnya aja secantik ini," ia terus bergumam.
Selanjutnya dan selanjutnya....
"Hah, koq jadi tante Raisa semua!? Masa iya Bara gak sengaja ngambil gambar tante Raisa sebanyak ini!??"
"Apa jangan-jangan...."
"Ngapain loe meriksain HP gue!?" Tanpa ia sadari Bara sudah ada di hadapannya.
"Gue cuma liat liat doang..., ternyata gak ada yang menarik untuk di liat dari ponsel loe," ucap Adit mencoba meredam rasa penasarannya.
...***...
Beberapa hari dengan rute yang sama dan alasan yang sama membuat Bara kehabisan ide untuk hari-hari selanjutnya.
"Nggak mungkin terus-terusan memakai alasan yang sama!!"
Bara uring-uringan di meja kerjanya, wajahnya tampak kusut karena hampir tiap malam harus mencari ide untuk pagi hari nya.
"Selamat pagi pak," ucap sekretarisnya.
"Selamat pagi," jawab Bara.
"Ini dokumen-dokumen yang bapak minta," sambil meletakkan dokumen tersebut di atas meja.
"Ya, terimakasih," Bara mengambil dokumen tersebut membolak-balik seakan sedang mencermati, padahal pikiran nya masih berhamburan kemana-mana.
"Ada apa?" Tanya Bara melihat sekretaris nya masih berdiri disana.
"Apa bapak mau saya buatkan kopi?"
"boleh," jawab singkat Bara.
Nina pun bergegas membuatkan kopi untuk atasannya yang terlihat kusut namun tetap tampan tersebut.
Beberapa saat kemudian ia sudah datang dengan secangkir kopi di tangannya.
"Ini kopinya pak, silahkan di minum," seraya meletakkan di atas meja sambil curi-curi pandang.
"Terimakasih," ucap Bara yang masih fokus pada dokumen yang ia pegang. "Nanti akan saya minum, pergilah! Bara kembali mengingatkan sekretaris nya yang terlihat enggan meninggalkan ruangannya.
"E iya, baik pak saya permisi," Nina pun melangkah keluar.
"Koq dia gak peka gitu ya?" Gak nyadar apa kalo dia punya sekretaris yang bohay kayak gini," sambil mendudukkan bo*ongnya yang bahenol di kursi kerjanya.
_ 👍
_ ❤
_ 🎁 Bila berkenan 😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Lanjutkan kak! Terus semangat ya... 😉
Salam dari :
" KEBUN TERONG SIGADIS NARSIS "
2022-05-22
1
Bang Adit👻ᴸᴷ
Lima
2022-01-16
0
triana 13
semangat kak
Di tunggu karya barunya
2021-08-21
0